Anda di halaman 1dari 10

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI P-ISSN: 1410 – 9875

Vol. 22, No. 1, Juni 2020, Hlm. 129-138 E-ISSN: 2656 – 9124
Akreditasi Sinta3 SK No. 23/E/KPT/2019 http://jurnaltsm.id/index.php/JBA

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN


DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

CINDY FELICYA
PAULINA SUTRISNO

Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No. 20, Jakarta, Indonesia
cindy.felicya@gmail.com, paulina@stietrisakti.ac.id

Abstract: The purpose of this research is to find out the relationship between company characteristics including
company growth, company performance, company size, company age, board size, and ownership structure in the
form of managerial ownership, institutional ownership and audit quality on earnings management in listed non-
financial companies on the Indonesia Stock Exchange. This study used a sample of 139 non-financial companies
listed on the Indonesia Stock Exchange that were selected using a purposive sampling method during the period
of 2016 to 2018 with a total of 417 observations of data. This study uses multiple linear regression analysis. The
results of this study indicate that company characteristics such as company growth and company performance
have an influence on earnings management, while other independent variables such as company size, company
age, board size, managerial ownership, institutional ownership and audit quality have no influence on corporate
earnings management.

Keywords: Earnings management, company growth, company size, managerial ownership, institutional
ownership, audit quality

Abstrak: Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perusahaan
yang meliputi pertumbuhan perusahaan, kinerja perusahaan, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ukuran
dewan komisaris, serta struktur kepemilikan berupa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kualitas
audit terhadap manajemen laba pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian
ini menggunakan sampel sebanyak 139 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling selama periode 2016 sampai 2018 dengan total
observasi sebanyak 417 data. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa karakteristik perusahaan seperti pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan variabel independen lainnya seperti ukuran perusahaan, umur
perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kualitas audit tidak
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba perusahaan.

Kata kunci: Manajemen laba, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, kualitas audit

PENDAHULUAN untuk berlomba-lomba meningkatkan kinerja


Perkembangan dunia usaha yang perusahaannya untuk dapat bertahan ditengah-
sedemikian pesat mendorong pelaku bisnis tengah ketatnya persaingan usaha. Salah satu

129
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 1 Juni 2020

upaya perusahaan untuk bertahan dan metode akuntansi yang dapat memengaruhi
mendapatkan dukungan pendanaan adalah laba jangka pendek (Omaye dan Eriki 2014).
dengan membuat laporan keuangan yang baik. Penelitian ini merupakan
Laporan keuangan menjadi salah satu informasi pengembangan dari penelitian terdahulu yang
yang dibutuhkan oleh pihak eksternal dilakukan oleh Debnath (2017). Penelitian ini
perusahaan maupun pihak internal perusahaan bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris
untuk menilai kondisi perusahaan. mengenai faktor-faktor seperti karakteristik
Laporan keuangan juga menjadi alat perusahaan, struktur kepemilikan dan kualitas
penting bagi manajemen untuk menunjukkan audit terhadap manajemen laba. Perbedaan
efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
perusahaan serta menjadi fungsi yang dilakukan oleh Debnath (2017) adalah
pertanggungjawaban manajemen terhadap menambajkan beberapa variabel independen
perusahaan. Informasi yang tersaji dalam lainnya yaitu ukuran dewan komisaris,
laporan keuangan merupakan salah satu kepemilikan manajerial, kepemilikan
informasi yang memiliki peranan penting dalam institusional (Aygun et al. 2014) dan kualitas
pengambilan keputusan ekonomi bagi pihak audit (Bassiouny 2016). Alasan penambahan
eksternal maupun internal. Pihak eksternal akan variabel kualitas audit, ukuran dewan komisaris,
menilai kinerja manajemen dalam mengelola kepemilikan manajerial, kepemilikan
dana perusahaan, sehingga laporan keuangan institusional kedalam model penelitian
haruslah berkualitas. Laporan keuangan yang dikarenakan variabel tersebut termasuk dalam
berkualitas dapat mengurangi masalah asimetri mekanisme corporate governance yang
informasi. Namun demikian, seringkali diprediksi akan dapat mengurangi keberadaan
manajemen perusahaan termotivasi untuk manajemen laba. Selain itu penelitian ini
memaksimalkan kesejahteraannya sendiri mengambil sampel pada perusahaan non
seperti melakukan manajemen laba. keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Laba menjadi salah satu informasi yang Indonesia (BEI) periode 2016 sampai dengan
menjadi objek manipulasi oleh pihak 2018. Kontribusi penelitian ini adalah untuk
manajemen perusahaan karena secara umum mendapatkan tambahan kajian literature
laba menjadi salah satu perhatian utama dalam mengenai pengaruh karakteristik perusahaan,
mengukur kinerja perusahaan maupun proyeksi struktur kepemilikan dan kualitas audit terhadap
bagi pihak eksternal untuk menilai kondisi manajemen laba.
perusahaan di masa mendatang. Manajemen
laba merupakan tindakan yang dilakukan Teori Keagenan
dengan sengaja oleh pihak manajemen dalam Teori keagenan menunjukkan
proses penentuan laba perusahaan yang hubungan kontraktual antara principal dan agen
biasanya dilakukan untuk memaksimalkan yang hubungan keduanya dapat menimbulkan
kesejahteraannya sendiri. konflik karena masing-masing pihak bertindak
Manajemen laba dapat mengakibatkan memaksimalkan keuntungan masing-masing
berkurangnya kredibilitas laporan keuangan (Jensen dan Meckling, 1976). Pada beberapa
perusahaan dengan menambah bias dalam situasi agent tidak bertindak sesuai dengan
laporan keuangan dan membuat pemakai keinginan principal, hal ini disebabkan karena
laporan keuangan mempercayai angka laba manajer memiliki informasi lebih banyak
hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba mengenai kondisi maupun prospek perusahaan
yang sesungguhnya. Salah satu contoh upaya kedepan dibandingkan dengan principal.
manajemen dalam merekayasa atau Kondisi asimetri informasi tersebut yang menjadi
memanipulasi laba, yaitu dengan melaporkan

130
P-ISSN: 1410 – 9875 Cindy Felicya
E-ISSN: 2656 – 9124 Paulina Sutrisno

peluang bagi manajemen untuk melakukan perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan
manajemen laba. akan berlomba-lomba untuk dapat
menghasilkan kinerja perusahaan yang baik
Manajemen Laba guna untuk mempertahankan investor dan
Manajemen laba adalah tindakan yang menarik calon investor untuk berinvestasi.
dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam Menurut Akram et al. (2015) pada saat
meningkatkan atau menurunkan laba yang perusahaan menunjukkan kinerja yang tinggi,
dilakukan sebelum melaporkan laporan maka seorang manajer akan berusaha untuk
keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menutupi keadaan yang buruk dari suatu
memaksimalkan kepentingan manajemen. laporan keuangan perusahan. Hal ini
Pihak manajemen perusahaan telah mengubah dikarenakan dalam penilaian kinerja suatu
dan memanipulasi besarnya laba yang perusahaan bergantung pada laba bersih yang
bertujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri ada pada laporan keuangan mereka. Apabila
dan akan merugikan perusahaan di masa yang semakin tingginya manajer termotivasi untuk
akan datang (Agustia 2013). memperoleh keuntungan dari prinsipal, maka
semakin tinggi pula motivasi perusahan untuk
Pertumbuhan Perusahaan dan Manajemen menghilangkan hal-hal yang dianggap
Laba merugikan perusahaan. Hipotesis dalam
Menurut Nahar dan Erawati (2017) penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
mengatakan bahwa perusahaan yang telah H2: Terdapat pengaruh kinerja perusahaan
memiliki pertumbuhan usaha yang tinggi, terhadap manajemen laba.
biasanya cenderung termotivasi untuk
melakukan praktik manajemen laba dengan Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba
memanipulasi labanya sebelum laporan Ukuran perusahaan adala nilai yang
keuangan perusahaan tersebut dilaporkan. dapat menunjukkan ukuran (besar/kecil)
Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang perusahaan dan ukuran perushaaan juga dapat
tinggi maka semakin besar pula kebutuhan dana diukur dengan menggunakan macam-macam
yang mereka butuhkan untuk pembiayaan proksi seperti jumlah karyawan, jumlah
ekspansi. Dengan demikian, perusahaan penjualan, total asset dan kapitalisasi pasar
dengan pertumbuhan tinggi mempunyai insetif (Daljono 2013). Pada umumnya perusahaan
untuk melakukan manajemen laba untuk yang berukuran besar biasanya memerlukan
menghindari reaksi tidak menguntungkan atas dana yang besar dibandingkan dengan
laba negatif (Matsumoto, 2002). Dengan perusahaan yang berukuran kecil. Ukuran
demikian, hipotesis dalam penelitian ini dapat perusahaan juga bisa menjadi motivasi bagi
dijabarkan sebagai berikut: para manajer untuk melakukan praktik
H1: Terdapat pengaruh pertumbuhan manajemen laba (Agustia 2013). Perusahaan
perusahaan terhadap manajemen laba. besar juga mengunakan prosedur akuntansi
untuk menurunkan laba dengan tujuan
Kinerja Perusahaan dan Manajemen Laba pengecilan pajak (Yuliana dan Trisnawati 2015).
Kinerja suatu perusahaan dapat Pihak manajemen dapat leluasa mengelola
digambarkan dari laporan keuangan aktiva di perusahaan tersebut karena jumlah
perusahaan karena laporan keuangan dapat asset yang dimiliki perusahaan besar tidak
menjadi suatu wadah informasi untuk sedikit. Hipotesis dalam penelitian ini dapat
menilainya kinerja perusahaan selama periode dijabarkan sebagai berikut:
waktu tertentu yang merupakan prestasi yang H3: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan
dipengaruhi oleh kegiatan operasional suatu terhadap manajemen laba.

131
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 1 Juni 2020

Umur Perusahaan dan Manajemen Laba mendeteksi manajemen laba suatu perusahaan.
Umur perusahaan juga dapat Hipotesis dalam penelitian ini dapat dijabarkan
mempengaruhi adanya aktivitas manajemen sebagai berikut:
laba dalam suatu perusahaan. Umur H5: Terdapat pengaruh kualitas audit
perusahaan menjadio salah satu bukti yang terhadap manajemen laba.
menunjukkan kemampuan perusahan dalam
menjalankan operasinya dan seberapa lamanya Ukuran Dewan Komisaris dan Manajemen
perusahan dapat tetap mampu bertahan dalam Laba
persaingan industri. Semakin lama umur Menurut Undang-undang No.40 tahun
perusahan berjalan, maka perusahaan akan 2007 tentang perseroan terbatas menjelaskan
menyadari keungulan yang dimiliki dan fungsi dewan komisaris yang bertugas untuk
menemukan pengalaman maupun teknik baru memonitor dan memberikan nasihat kepada
untuk melakukan koordinasi, standarisasi dan dewan direksi. Dengan adanya peran dewan
proses produksi serta meningkatkan kualitas komisaris diharapkan praktik manajemen laba
dan memperkecil biaya (Ericson dan Pakes turun. Keefektifan dewan komisaris dalam
1995). menjalankan perannya dapat dilihat dari
Menurut Bassiouny (2016) perusahaan aktivitas, jumlah anggota, independensi serta
yang telah berdiri lama biasanya cenderung kompetensi dewan komisaris (Lestari dan
memiliki tingkat manajemen laba rendah Murtanto 2017). Menurut Agustia (2013) dewan
daripada perusahan baru. Hal ini disebabkan komisaris ditugaskan dan diberi tanggung jawab
karena semakin lamanya umur perusahaan, untuk melakukan pengawasan terhadap
maka semakin banyak perusahaan tersebut operasional perusahaan yang meliputi kualitas
memiliki pengalaman, cukup dikenal banyak informasi yang terkandung dalam laporan
orang, dan juga harus dapat menjaga reputasi keuangan. Adanya komisaris independen
yang telah ia bangun sejak awal semakin lama diharapkan dapat mengurangi tindakan
umur perusahaan maka cenderung untuk manajemen laba (Reviani dan Sudantoko 2012).
menghindari praktik manajemen laba. Hipotesis Dengan demikian, dewan komisaris
dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berperan sebagai pengawas kebijakan
berikut: perusahaan yang diharapkan dapat mengurangi
H4: Terdapat pengaruh kualitas audit masalah agensi antara manajemen dan
terhadap manajemen laba. pemegang saham. Dewan komisaris juga
ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan
Kualitas Audit dan Manajemen Laba strategi perusahaan, mengawasi manajemen
Menurut Christiani dan Nugrahanti dalam mengelola perusahaan, dan pelaksanaan
(2014) kualitas audit dipandang sebagai akuntanbilitas (Sumanto 2014). Hipotesis dalam
kemampuan untuk meningkatkan kualitas penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
pelaporan keuangan perusahaan dan H6: Terdapat pengaruh ukuran dewan
diharapkan juga agar mampu meningkatkan komisaris terhadap manajemen laba.
kepercayaan investor. Menurut Sanjaya (2016)
menyatakan bahwa auditor yang berkerja di Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba
KAP Big Four dianggap lebih berkualitas karena Kepemilikan manajemen merupakan
dibekali oleh serangkaian pelatihan dan proporsi pemegang saham dari pihak
prosedur serta memiliki program audit yang manajemen yang secara aktif ikut dalam
dianggap lebih akurat dan efektif dibandingkan pengambilan keputusan perusahaan, yang
dengan auditor dari KAP non-Big Four sehingga dimaksud dengan pihak manajemen yaitu
auditor KAP Big Four dapat mencegah dan direktur dan komisaris (Diyah dan Erman 2009).

132
P-ISSN: 1410 – 9875 Cindy Felicya
E-ISSN: 2656 – 9124 Paulina Sutrisno

Menurut Jansen dan Meckling (1976) ketika 2016 sampai dengan tahun 2018. Metode
kepemilikan saham oleh manajemen rendah pengambilan sampel yang digunakan dalam
maka terdapat kecenderungan terjadinya penelitian ini adalah menggunakan teknik
perilaku oportunistik manajemen. Masalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan
keagenan dapat berkurang apabila pemilik dalam pengambilan sampel pada penelitan
perusahaan sekaligus sebagai manajemen ini adalah:
perusahaan (Adrianto dan Anis 2014). Hipotesis 1. Perusahaan non keuangan yang secara
dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai konsisten terdaftar di Bursa Efek
berikut: Indonesia selama periode 2015-2018
H7: Terdapat pengaruh kepemilikan 2. Perusahaan yang menyajikan laporan
manajerial terhadap manajemen laba. keuangan yang berakhir pada 31
Desember.
Kepemilikan Institusional dan Manajemen 3. Perusahaan yang menyajikan laporan
Laba keuangan dalam bentuk mata uang
Kepemilikan institusional adalah Rupiah.
kepemilikan saham dalam suatu perusahaan 4. Perusahaan yang memiliki kepemilikan
yang dimiliki oleh institusi atau lembaga tertentu manajerial.
seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan 5. Perusahaan yang memiliki kepemilikan
investasi, dan kepemilikan institusi lainnya institusional.
(Arifin dan Destriana 2016). Keberadaan 6. Perusahaan yang secara konsisten
investor institusional dianggap mampu untuk menyajikan data yang dibutuhkan.
menjadi mekanisme monitoring yang efektif 7. Perusahaan yang tidak memiliki equity
dalam setiap keputusan yang diambil oleh negative.
manajemen. Hal ini disebabkan karena investor
institusional terlibat langsung dalam Manajemen laba diukur dengan
pengambilan keputusan yang strategis sehingga discretionary accruals menggunakan
investor tidak mudah percaya terhadap tindakan modified Jones model. Berikut adalah
manipulasi laba. Pengukuran discretionary accruals (DACC)
Menurut Bushee (1988), investor dihitung dengan rumus yang mengacu pada
institusi adalah sophisticated investor yang penelitian Debnath (2017):
mampu memonitor tindakan manipulasi oleh DACCit = TACC it – NDACC it
para manajemen sehingga mereka tidak mudah Keterangan:
diperdaya oleh pihak manajemen. Semakin TACC it = NIit - OCF it
banyaknya kepemilikan institusi maka TACC it / A it-1 = α1(1/A it-1) + α2(ΔREVit -
manajemen akan bertindak lebih hati-hati dalam ΔREC it) / A it-1 + α3 (PPE it / A it-1 ) + e
melaporkan labanya. Hipotesis dalam penelitian NDACC it / Ait-1 = β1 (1/A it-1 ) + β2 (ΔREV it-
ini dapat dijabarkan sebagai berikut: ΔREC it) / A it-1 + β3 (PPE it / A it-1 )
H8: Terdapat pengaruh kepemilikan A it-1: Total Asset untuk perusahaan i
institusional terhadap manajemen laba. ΔREV it: perubahan operating revenue
perusahaan i pada tahun t
METODE PENELITIAN ΔREC it: perubahan receivable untuk
Objek penelitian yang digunakan perusahaan i pada tahun t
dalam penelitian ini adalah seluruh PPEit: Property, Plant and Equipment
perusahaan non-keuangan yang telah perusahaan i pada tahun t (gross)
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) α1 -α3: regression parameters
dengan periode penelitian selama tahun e: error term

133
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 1 Juni 2020

Pertumbuhan perusahaan yaitu juga dapat diukur dengan menggunakan


kondisi yang menggambarkan perusahaan macam-macam proksi seperti jumlah
dengan pertumbuhan usaha yang tinggi, karyawan, jumlah penjualan, total asset dan
biasanya cenderung untuk termotivasi kapitalisasi pasar (Daljono 2013). Variabel
melakukan manajemen laba dengan ukuran perusahaan mengacu pada penelitian
memanipulasi laba tahun berjalan tersebut Debnath (2017) dengan rumus sebagai
sebelum laporan keuangannya dilaporkan berikut:
(Nahar dan Erawati 2017). Variabel Ukuran Perusahaan = Ln (Total asset)
pertumbuhan perusahaan mengacu pada Kualitas audit dapat didefinisikan
penelitian yang dilakukan oleh Debnath sebagai suatu tolak ukur untuk medeteksi
(2017) dan diukur dengan menggunakan dan melaporkan kesalahan material dalam
rumus sebagai berikut: laporan keuangan yang telah diperiksa
GROWTH=(A t-At-1 )/(A t-1 ) (DeAngelo 1981). Variabel kualitas audit
A t: Total Aset periode t megacu pada penelitian Bassiouny et al.
A t-1: Total Aset periode t-1 (2016). Variabel ini diukur dengan dummy
Kinerja perusahaan suatu kondisi nilai 1 untuk KAP big four sedangkan nilai 0
suatu perusahaan yang digambarkan laporan unutk KAP non big four.
keuangan perusahaan karena laporan Ukuran dewan komisaris dapat
keuangan suatu perusahaan dapat menjadi didefinisikan dengan jumlah para dewan
suatu wadah informasi untuk menilainya komisaris yang ada di dalam perusahaan
kinerja perusahaan selama satu periode yang yang digunakan untuk dijadikan mekanisme
merupakan nilai prestasi seorang manajer monitoring internal terhadap perilaku para
yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional manajer agar tidak melakukan manajemen
suatu perusahaan (Akram et al. 2015). laba. Peran dewan komisaris dianggap
Variabel kinerja perusahaan mengacu pada sangat penting dan dewan komisaris
penelitian yang dilakukan oleh Debnath diharapkan dapat mampu meminimalisir
(2017) dan diukur dengan menggunakan masalah agensi yang muncul antara pihak
rumus sebagai berikut: manajemen dengan pihak pemegang saham
RONW = NI/SE (Reviani dan Sudantoko 2012). Pengukuran
NI: Net Income dari ukuran dewan mengacu pada penelitian
SE: Shareholders Equity Aygun et al. (2014) dengan rumus sebagai
Umur perusahaan yaitu siklus berikut:
kehidupan suatu perusahaan, dihitung sejak Ukuran Dewan = Jumlah dewan komisaris
pertama kali perusahaan berdiri. Lamanya Kepemilikan manajerial merupakan
perusahaan berdiri dinilai dapat berpengaruh suatu kondisi seorang manajer yang memiliki
terhadap kinerja suatu perusahaan. Umur kepemilikan saham perusahaan atau dapat
perusahaan juga dapat menunjukkan bahwa dikatakan juga manajer sebagai pemegang
suatu perusahaan mampu bersaing (Savitri saham perusahaan sekaligus manajemen
2014). Variabel umur perusahaan mengacu perusahaan (Christiawan dan Tarigan 2007).
pada penelitian yang dilakukan oleh Debnath Variabel ini dapat diukur menggunakan
(2017) dan diukur dengan rumus berikut: rumus berikut:
Umur perusahaan = tahun berjalan – tahun Kepemilikan Manajerial = Saham yang
terbentuknya perusahaan dimiliki manajemen / Total saham beredar
Ukuran perusahaan adalah ukuran Kepemilikan institusional merupakan
perusahaan digunakan untuk menilai besar kepemilikan saham dalam suatu perusahaan
kecilnya perusahaan dan ukuran perushaaan yang dimiliki oleh lembaga atau insitusi

134
P-ISSN: 1410 – 9875 Cindy Felicya
E-ISSN: 2656 – 9124 Paulina Sutrisno

seperti bank, perusahaan asuransi serta Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
institusi lainnya (Mahariana dan Ramantha Std.
2014). Variabel ini menggunakan rumus Variabel N Minimum Maximum Mean Deviation
sebagai berikut: DACC 417 -0,49769 0,67472 -0,00066 0,09010
Kepemilikan Institusional = Saham yang GROWTH 417 -0,85454 3,10479 0,81301 0,21712
dimiliki institusi / Total saham beredar PERFORM 417 -544,45356 1,35849 -1,25312 26,66605
FSIZE 417 24,56831 33,47373 28,73254 1,69302
Berikut adalah model persamaan
FAGE 417 4 97 33,46 13,782
linear berganda yang digunakan dalam AUQUL 417 0 1 0,35 0,479
penelitian ini: BOARD 417 2 18 4,31 2,047
DACC it = β0 + β1GROWTH it + β2 RONWit + KM 417 0,00000 0,95158 0,08342 0,16012
β3FSIZE it+ β4 FAGE it + β5 AUQUL it + KI 417 0,01306 0,97751 0,62036 0,20662
β6BOARDit + β7KMit + β8 KI it + εit Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 25
Keterangan:
DACC it: Manajemen Laba Ukuran Perusahaan (FSIZE) memiliki
β0: Konstanta nilai rata-rata 28,73254. Umur Perusahaan
β1-8: Koefisien Variabel (FAGE) memiliki nilai rata-rata 33,46.
GROWTHit: Pertumbuhan Perusahaan Kualitas Audit (AuQul) rata-rata 0,35 dengan
PERFORMANCE it: Kinerja Perusahaan jumlah perusahaa yang diaudit KAP Big Four
FSIZE it: Ukuran Perusahaan sebesar 64.5% dan perusahaan yang
FAGE it: Umur Perusahaan menggunakan KAP non-Big Four sebanyak
AUQUL it: Kualitas Audit 35.5%. Ukuran Dewan komisaris (BOARD)
BOARD it: Ukuran Dewan Komisaris memiliki nilai rata-rata 4,31. Kepemilikan
KMit: Kepemilikan Manajerial Manajerial (KM) memiliki nilai rata-rata
KI it: Kepemilikan Institusional 0,08342. Kepemilikan Institusional (KI)
ε it: Error Term memiliki nilai rata-rata 0,62036.
Berikut merupakan table pengujian
HASIL PENELITIAN hipotesis dalam penelitian ini:
Berikut terlampir deskriptif statistik
dalam penelitian ini. Tabel 1 menunjukkan Tabel 2 Hasil Uji t
data manajemen laba (DACC) memiliki nilai Variabel Koefisien Sig. Keterangan
rata-rata -0,000668225 yang menunjukkan GROWTH 0,091 0,000 Ha diterima
secara rata-rata perusahaan melakukan PERFORMANCE 0,001 0,000 Ha diterima
manajemen laba income decreasing. FSIZE -0,006 0,062 Ha tidak diterima
Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH) FAGE 0,000 0,224 Ha tidak diterima
memiliki nilai rata-rata 0,8130. Kinerja AUQUL -0,003 0,732 Ha tidak diterima
Perusahaan (PERFORMANCE) memiliki nilai BOARD 0,001 0,814 Ha tidak diterima
rata-rata -1,25312. KM -0,026 0,477 Ha tidak diterima
KI 0,037 0,173 Ha tidak diterima
Adj. R2 = 0,128
F= 8,637, Sig.= 0,000

Hasil uji F menunjukkan nilai sig.


0,000 dan lebih kecil dari 0,05 yang
menunjukkan bahwa model layak digunakan
dalam penelitian. Hasil uji t menunjukkan
bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki

135
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 1 Juni 2020

significant level 0,000. Hal tersebut manajemen laba karena pengalaman mereka
menunjukkan adanya pengaruh positif pada yang kurang. Sebaliknya, perusahaan baru
pertumbuhan perusahaan terhadap akan menjaga reputasi mereka sebagai
manajemen laba, sehingga H1 dapat diterima. perusahaan yang sedang bertumbuh dengan
Menurut Debnath (2016) apabila perusahaan menjaga corporate governance yang baik di
dengan pertumbuhan yang baik biasanya mata publik. Umur perusahaan dapat
memiliki kecenderungan untuk menaikkan dikatakan tidak berpengaruh terhadap
labanya yang bertujuan untuk tindakan manajemen laba.
mempertahankan dan menarik perhatian Kualitas audit memiliki nilai signifikasi
para investor agar tetap menginvestasikan yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak
dananya pada perusahaan. adanya pengaruh variabel kualitas audit
Kinerja perusahaan mempunyai terhadap variabel manajemen laba, sehingga
significant level 0,000. Hal tersebut H5 tidak dapat diterima. Hal ini menyatakan
menunjukkan adanya pengaruh positif bahwa tindakan manajemen laba tidak
variabel kinerja perusahaan terhadap dipengaruhi oleh kualitas KAP. Hal tersebut
manajemen laba sehingga H 2 dapat diterima. dikarenakan manajemen laba bukan menjadi
Pada umumnya tingginya kinerja perusahaan fokus utam auditor karena manajemen laba
akan mendorong manajemen untuk menutupi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
keadaan yang buruk dari suatu laporan tidak menyalahi standar atau aturan yang
keuangan perusahan. Hal ini dikarenakan berlaku.
dalam penilaian kinerja suatu perusahaan Ukuran dewan komisaris mempunyai
bergantung pada laba bersih yang ada pada nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05
laporan keuangan mereka. Dengan demikian yang menunjukkan adanya pengaruh dari
mendorong manajemen yntuk melakukan variabel ukuran dewan komisaris terhadap
manajemen laba untuk mempertahankan variabel manajemen laba, sehingga H 6 tidak
kinerja perusahaan. dapat diterima. Hasil penelitian ini
Hasil uji t menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa pengawasan terhadap
ukuran perusahaan mempunyai nilai manajemen laba bergantung pada peran
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yang dewan komisaris itu sendiri dan bukan
menunjukkan tidak adanya pengaruh ukuran bergantung pada jumlah dewan komisaris di
perusahaan terhadap manajemen laba, dalam perusahaan (Jennings 2005).
sehingga H3 tidak dapat diterima. Besar Kepemilikan menajerial memiliki nilai
kecilnya ukuran perusahaan tidak signifikansi lebih besar dari 0,05 yang
mempengaruhi manajemen perusahaan menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel
melakukan manajemen laba. kepemilikan manajerial terhadap manajemen
Umur perusahaan mempunyai nilai laba, sehingga H 7 tidak dapat diterima.
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 Menurut Shleifer dan Vishny (1986) apabila
menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak manajemen perusahaan sekaligus sebagai
berpengaruh terhadap manajemen laba, pemilik, maka permasalahan keagenan
sehingga H4 tidak dapat diterima. Hal ini diasumsikan akan hilang karena manajemen
dikarenakan perusahaan yang sudah lama akan bertindak sesuai keinginan pemilik dan
berdiri belum tentu terbukti melakukan mengurangi keberadaan manajemen laba.
tindakan manajemen laba karena reputasi Namun demikian kepemilikan manajerial
nama baik perusahaan mereka harus dijaga tidak terbukti menurunkan praktik
(Bassiouny et al. 2016). Perusahaan baru manajemen laba. Perlu mekanisme lain
juga belum terbukti akan melakukan

136
P-ISSN: 1410 – 9875 Cindy Felicya
E-ISSN: 2656 – 9124 Paulina Sutrisno

seperti komite audit untuk mengawasi menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan


tindakan merugikan manajemen perusahaan. perusahaan dan kinerja perusahaan
Kepemilikan institusional mempunyai berpengaruh positif terhadap manajemen
nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 laba, sedangkan variabel ukuran
menunjukkan tidak adanya pengaruh dari perusahaan, umur perusahaan, kualitas
variabel kepemilikan institusional terhadap audit, ukuran dewan komisaris, kepemilikan
manajemen laba sehingga H 8 tidak dapat manajerial, kepemilikan institusional tidak
diterima. Hal ini dikarenakan dalam memiliki pengaruh terhadap manajemen
kenyataannya, tidak semua investor laba.
institusional memiliki kemampuan dalam Penelitian ini memiliki keterbatasan
memproses informasi dan pengalaman yang yaitu (1) periode penelitian hanya 3 tahun, (2)
cukup (sophisticated investors), sehingga hanya menggunakan 8 variabel sedangkan
keberadaan mereka tidak dapat membatasi banyak variabel lain yang dapat
pihak manajemen dalam melakukan tindakan mempengaruhi manajemen laba. Penelitian
manajemen laba (Astuti 2010). selanjutnya sebaiknya: (1) menambah
periode tahun penelitian menjadi lebih lama
PENUTUP seperti 5 sampai 10 tahun, (2) mengganti
Penelitian ini menguji hubungan variabel independen lain yang diprediksi
karakteristik perusahaan, struktur memiliki pengaruh terhadap manajemen
kepemilikan dan kualitas audit terhadap laba, seperti leverage dan profitabilitas.
manajemen laba. Hasil penelitian ini

REFERENCES:

Adrianto, Rei, dan Idrianita Anis. 2014. Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kontrak Hutang Terhadap
Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Journal
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 1(2), 68-88.
Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage Terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 15(1), 27-42.
Akram, Muhammad Awais, Ahmed Imran Hunjra, Sidra Butt dan Iqra Ijaz. 2015. Earnings Management and
Organizational Performance: Pakistan vs India. Basic Research Journal of Business Management and
Accounts, 4(9), 211-220.
Arifin, Lavenia dan Niken Destriana. 2016. Pengaruh Firm Size, Corporate Gorvenance, dan Karakteristik
Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 18(1), 84-93.
Aygun, Mehmet, Suleyman Ic and Mustafa Sayim. 2014. The Effect of Corporate Ownership Structure and Board
Size on Earnings Management: Evidence from Turkey. International Journal of Business and
Management, 9(12), 123-132.
Bassiouny, Sara W. The Impact of Firm Characteristics on Earnings Management: An Empirical Study on The
Listed Firms in Egypt. Jurnal of Business and Retail Management Research (JBRMR), 1(3), 34-45.
Christiani, Ingrid danYeterina Widi Nugrahanti. 2014. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, 16(1), 52-62.
Christiawan, Yulius Jogi dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajeral: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(1), 1-8.
DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, 6(3), 183-
199.
Daljono, Sofyan Effendi. 2013. Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Auditor Terhadap Manajemen Laba.
Diponegoro Journal of Accounting, 2(3), 1-14.

137
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 22, No. 1 Juni 2020

Debnath, Pranesh. 2017. Assaying the Impact of Firm's Growth and Performance on Earnings Management: An
Empirical Observation of Indian Economy. International Journal of Research in Business Studies and
Management, 4(2), 30-40.
Diyah, Pujiati, Widanar, Erman 2009. “Pengaruh Struktur kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan
Keuangan Sebagai variabel Intervening”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Ventura, 12(1), 71-86.
Jensen, Michael C., William H Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and
Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305-360.
Mahariana, I Dewa Gede Pingga dan I Wayan Ramantha. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional pada Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 7(2), 519-528.
Nahar, Mahfudzotun dan Taguh Erawati. 2017. Pengaruh NPM, FDR, Komite Audit, Pertumbuhan Usaha,
Leverage, dan Size Terhadap Manajemen Laba. 1(1), 63-74
Savitri, Eni. 2014. Analisis Pengaruh Leverage dan Siklus Hidup terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Resl Estate danProperty yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, 3(1), 72 – 89.
Shleifer, Andrei dan Robert W. Vishny. 1986. Large Shareholders and Corporate Control. The Journal of Political
Economy, 94(1), 461-488.
Sumanto, Bowo dan Kiswanto Asori. 2014 Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Dewan Komisaris
Terhadap Manajemen Laba. Accounting Analysis Journal
Yuliana, Agustin dan Ita Trisnawati. 2015. Pengaruh Auditor dan Rasio Keuangan Terhadap Managemen Laba.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 17(1), 33-45.

138

Anda mungkin juga menyukai