Anda di halaman 1dari 13

Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

Karakteristik Laba Tata Kelola Perusahaan


Manajemen dan Karakteristik Perusahaan sebagai
Moderator (Studi Empiris Manufaktur
Perusahaan yang Tercatat di Bursa Indonesia
Menukarkan)
Rr.Dian Anggraeni, Limajatini, Farid Addysumantri, Salikim, Agus Kusnawan Fakultas
Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang, Indonesia

Info Artikel Abstrak:


Jilid 83 Manajemen Laba adalah tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan untuk
Nomor Halaman: 770 - 782 menambah atau mengurangi keuntungan periode berjalan dari unit bisnis yang menjadi
Masalah Publikasi: tanggung jawabnya, tanpa menyebabkan peningkatan atau penurunan profitabilitas
Maret - April 2020 ekonomi unit tersebut dalam jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh proksi tata kelola perusahaan oleh Dewan Komisaris Independen,
Kepemilikan Komite Audit dan Kelembagaan terhadap Manajemen Laba dan Karakteristik
Perusahaan sebagai perusahaan moderating untuk perusahaan industri dasar dan kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 -2018. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari 80 sampel perusahaan industri dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2018. Sampel dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling. Manajemen laba diproksi dengan Discretionary
Accrual menggunakan Modified Jones Model. Metode pengumpulan data menggunakan
data sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan analisis statistik
deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen
laba, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dan komite
audit berpengaruh terhadap manajemen laba. . Hasil penelitian ini juga membuktikan
karakteristik perusahaan memoderasi pengaruh dewan komisaris independen terhadap
manajemen laba, karakteristik perusahaan memoderasi pengaruh kepemilikan institusional
terhadap manajemen laba, dan karakteristik perusahaan juga tidak dapat memoderasi
pengaruh komite audit terhadap manajemen laba. .
Sejarah Artikel
Artikel Diterima: 24 Juli 2019
Revisi: 12 September 2019
Diterima: 15 Februari 2020 Kata Kunci: Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Komite Audit,
Publikasi: 12 Maret 2020 Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba.

PENDAHULUAN informasi menjadi perhatian utama bagi pengguna


Sesuai dengan SAK pemilihan informasi keuangan untuk menilai kinerja manajemen
basis akrual dalam penyusunan laporan keuangan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Selain itu
dianggap lebih rasional dan wajar serta dapat mencerminkan
informasi laba dapat membantu pemilik (prinsipal) atau
kondisi keuangan perusahaan secara riil. Disisi lain pihak lain untuk mengetahui kekuatan laba perusahaan
penggunaan basis akrual ini dapat memungkinkan di masa yang akan datang.
manajemen untuk merekayasa laporan keuangan untuk Sifat oportunistik dari pihak manajemen (agent)
menghasilkan laba seperti yang diinginkan oleh yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut,
manajemen. Pemilihan metode akuntansi oleh akan mendorong terjadinya perilaku menyimpang
manajemen yang bertujuan untuk merekayasa laba (disfungsional behavior) yang salah satu bentuknya adalah
(earnings) perusahaan dikenal dengan istilah manajemen laba. Pendapatan

770
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

manajemen laba. (SFAC No.1, Herawaty, 2010). TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
Manajemen laba merupakan tindakan manajemen
dalam proses penyusunan laporan keuangan untuk Agency Theory
menambah atau mengurangi laba akuntansi sesuai Menurut Jensen & Meckling (1976)
kepentingan manajemen. Dalam proses penyajian laporan Teori keagenan adalah tentang struktur kepemilikan
keuangan sering terjadi asimetri
manajemen
informasidan
antara
pemegang perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik.
saham. Manajemen dapat memanfaatkan fleksibilitas dan Hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu
informasi yang dimiliki untuk tujuan tertentu yang bersifat orang atau lebih, pemilik (principal) yang mempekerjakan
oportunistik, misalnya untuk memperoleh bonus dan orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama
kompensasi lainnya, mempengaruhi keputusan pasar pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang
modal, menghindari pelanggaran perjanjian utang, dan pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Teori
biaya politik (Perwitasari, 2014). agensi menyatakan hubungan kontraktual antara agen
(manajemen) dan prinsipal (pemilik bisnis).
Beberapa kasus manajemen laba yang masih terjadi Tugas agen adalah menjalankan aktivitas
menggambarkan bahwa manajer masih memiliki perusahaan untuk kepentingan pemilik perusahaan,
kesempatan untuk memanipulasi laporan keuangan. Hal kebalikan dari pekerjaan yang dilakukan, dan selanjutnya
tersebut akan menimbulkan pertanyaan apakah pemilik perusahaan akan memberikan kompensasi atas
penerapan corporate governance sudah efektif untuk pengelolaan perusahaan (Hendriksen dan Breda, 1992).
meminimalisir perilaku manajer yang melakukan Hubungan keagenan yang baik adalah jika agen dapat
manajemen laba. Perilaku oportunistik manajemen akan menjalankan wewenang yang diberikan oleh prinsipal
meningkat akibat lemahnya penerapan tata kelola untuk menjalankan operasional perusahaan dan dapat
perusahaan; laba yang akhirnya dilaporkan tidak sesuai mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada prinsipal (Firdausya
dengan kondisi yang sebenarnya, sehingga akan Perbedaan kepentingan agen dan prinsipal, menyebabkan
mengurangi kepercayaan investor terhadap laporan munculnya keinginan manajemen (agen) melakukan
keuangan yang disajikan oleh manajemen (Gonzalez & ke
praktik manajemen laba (Peranasari
2014).
dan Dharmadiaksa,
Garcia Meca, 2014).
Dari hasil penelitian terdahulu yang diuji faktor-faktor Teori agensi didasarkan pada 3 asumsi dasar, yaitu
yang mempengaruhi manajemen laba masih menunjukkan asumsi sifat manusia, asumsi organisasi, dan asumsi
hasil yang berbeda (research gap). Berdasarkan hal informasi.
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
kembali dengan tujuan untuk membuktikan apakah Tata Kelola Perusahaan
corporate governance dapat meminimalisir perilaku Tata kelola perusahaan merupakan salah satu
oportunistik manajemen dalam pelaporan laba. Selain itu bentuk sistem tata kelola yang dapat mengatur dan
penelitian ini juga akan membuktikan apakah karakteristik mengendalikan tindakan yang diambil oleh manajer,
perusahaan dapat memoderasi pengaruh corporate dengan harapan dapat meningkatkan kinerja yang pada
governance terhadap manajemen laba. gilirannya diharapkan dapat meningkatkan nilai
perusahaan untuk kepentingan pemegang saham
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan (Herawati, 2008). Beberapa definisi di atas dapat
informasi penting bagi pemilik perusahaan (prinsipal) dan disimpulkan bahwa corporate governance adalah suatu
pemangku kepentingan mengenai pentingnya penerapan mekanisme yang digunakan untuk mengatur dan
tata kelola perusahaan di dalam perusahaan. mengendalikan perusahaan melalui hubungan antara
pemilik perusahaan (prinsipal), manajer perusahaan ( agent), pemb

771
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

dan pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal, komisaris, pengawasan laporan keuangan akan lebih
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. ketat dan obyektif, sehingga kecurangan yang dilakukan
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan oleh manajer untuk memanipulasi laba dapat diminimalisir
benar diharapkan mampu menjaga keseimbangan dan manajemen laba dapat dihindari.
antara tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dengan kepentingan masyarakat serta menjauhkan dari
pengelolaan perusahaan yang buruk yang pada akhirnya Kepemilikan Institusional
akan menimbulkan masalah bagi perusahaan (Dwitridinda Adanya tanggung jawab perusahaan kepada
dalam Hendra, 2012). pemegang saham, pemilik institusional memiliki insentif
untuk memastikan bahwa manajemen perusahaan dalam
mengambil keputusan diharapkan dapat memaksimalkan
Dewan Komisaris Independen kesejahteraan pemegang saham. Adanya kepemilikan
Komisaris independen adalah anggota dewan institusional dalam suatu perusahaan akan mendorong
komisaris yang berasal dari luar peningkatan pengawasan yang lebih optimal bagi kinerja
perusahaan dan tidak berafiliasi dengan manajemen, manajemen (Hidayat, 2016).
dewan direksi atau pemegang saham lain yang bisa
mempengaruhi kemandirian mereka (Juniarti dan Agnes, Komite Audit
2009). Tujuan pembentukan komisaris independen Komite audit adalah komite yang membantu dewan
adalah untuk menyeimbangkan pengambilan keputusan komisaris dalam memastikan konsistensi penerapan
guna melindungi kepentingan pemegang saham minoritas prinsip tata kelola perusahaan, terutama transparansi
dan pihak lain. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menuntut dan oleh eksekutif (Tjager et al, 2003: 176 dalam Fendi
jumlah komisaris independen yang memenuhi kualifikasi dan Rovila, 2011).
sekurang-kurangnya 30% dari total jumlah komisaris Keberadaan komite audit diharapkan dapat membangun
(Werner, 2009). Keberadaan dewan komisaris independen kembali kepercayaan masyarakat terhadap pelaporan
dengan persentase yang tinggi di perusahaan diindikasikan keuangan dan meningkatkan kualitas audit. Anggota
untuk mengawasi perilaku oportunistik manajemen, komite audit minimal harus 3 orang, dipimpin oleh salah
meningkatkan kualitas pengungkapan (disclosure) dalam satu komisaris independen dan anggota lainnya adalah
laporan keuangan dan mengurangi tindakan melakukan orang luar independen dan salah satunya memiliki
manajemen laba. kemampuan di bidang akuntansi (Suaryana, 2005).

Mengenai manajemen laba, komisaris independen Karakteristik Perusahaan


tidak berhubungan langsung dengan perusahaan yang Karakteristik perusahaan dan industri merupakan
ditanganinya, karena bertugas mengawasi direksi karakteristik atau karakteristik yang melekat pada suatu
perusahaan tanpa tekanan dari pihak manapun, sehingga badan usaha yang dapat dilihat dari beberapa aspek
pekerjaan yang dilakukan murni tanpa campur tangan antara lain jenis usaha atau industri, struktur kepemilikan,
pihak manapun. Susunan dewan komisaris merupakan tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas. Status Perusahaan
salah satunya (Safitri, 78: 2008). Perusahaan publik yang terdaftar di
karakteristik dewan terkait dengan informasi Bursa Efek Jakarta dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga)
konten penghasilan. Melalui perannya dalam menjalankan perusahaan manufaktur besar, kelompok: perusahaan
fungsi pengawasannya, komposisi dewan dapat Kelompok usaha
manufaktur
ini memiliki
danpengaruh
kelompok
lembaga bank non
terhadap
usaha
keuangan.
dan
mempengaruhi manajemen dalam menyusun laporan profitabilitas (Ashari et.al, 1994).
keuangan sehingga dapat diperoleh laporan laba yang
berkualitas (Boediono, 2005). Dengan bertambahnya
jumlah pengurus independen

772
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

Perusahaan besar memiliki basis pemangku pengaruh proporsi komisaris independen terhadap
kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan manajemen laba. Studi mereka melaporkan bahwa
perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap proporsi komisaris independen memiliki hubungan
kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan negatif yang signifikan dengan manajemen laba. Artinya
kecil. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan proporsi komisaris independen mampu mengurangi
berimplikasi pada prospek arus kas di masa depan manajemen laba yang terjadi di perusahaan.
(Desmiyawati et al, 2009). .
Muliati (2011) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan merupakan skala dimana ukuran perusahaan Kepemilikan institusional adalah kepemilikan
dapat diperjelas dengan berbagai cara, antara lain: log saham perusahaan yang dimiliki oleh bank dan lembaga
total aset (Maribot dan Doddy, 2007), log total penjualan keuangan non bank, seperti perusahaan asuransi,
(Nuryaman, 2008), kapitalisasi pasar (Halim, et al. 2005). perusahaan investasi, dan kepemilikan institusional
Penentuan besar kecilnya perusahaan ini didasarkan lainnya. Peran kepemilikan institusional penting untuk
pada total aset perusahaan. meningkatkan pengawasan terhadap perilaku manajerial.
Tindakan manajer untuk memanipulasi keuntungan
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis secara oportunistik dapat dipantau melalui pengawasan
Perumusan kepemilikan institusional.
Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham
karakteristik dewan terkait kandungan informasi laba. oleh institusi pemerintah.
Komite audit dengan latar belakang ahli di bidang
Melalui perannya dalam menjalankan fungsi keuangan merupakan pihak yang efektif untuk
pengawasannya, komposisi dewan dapat mempengaruhi mengurangi manajemen laba. Hal ini karena komite
manajemen dalam menyusun laporan keuangan audit ahli keuangan merupakan anggota komite audit yang
sehingga dapat diperoleh laporan laba yang berkualitas benar-benar berpengalaman untuk menganalisis masalah
(Boediono, 2005). dalam laporan keuangan, terutama mendeteksi
Mengenai manajemen laba, komisaris independen kecurangan seperti manajemen laba. Selain itu, menurut
tidak berhubungan langsung dengan perusahaan yang KNKG, untuk membangun komite audit yang efektif
ditanganinya, karena bertugas mengawasi direksi diperlukan anggota komite audit ahli keuangan sebanyak
perusahaan tanpa tekanan dari pihak manapun, 1-3 orang dari jumlah total anggota komite audit secara
sehingga pekerjaan yang dilakukan murni tanpa campur keseluruhan. Pengungkapan ini diperkuat dengan
tangan pihak manapun. Dewan komisaris yang semakin penelitian yang dilakukan oleh Anindyah (2013) yang
independen diharapkan memiliki pengawasan yang lebih menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh
ketat dan objektif terhadap laporan keuangan yang negatif terhadap manajemen laba.
dibuat oleh manajemen, sehingga kecurangan yang Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka
dilakukan oleh manajer untuk memanipulasi laba dapat penelitian ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 1
diminimalkan dan manajemen laba dapat dihindari. berikut ini.

Penelitian Chtourou (2001), Wedari (2004) dan


Nasution dan Setiawan (2007) menganalisis

773
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

Gambar 1: Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka Komisaris pada pendapatan

dapat dirumuskan hipotesis determinasi sebagai berikut: pengelolaan.


H5 : Karakteristik perusahaan sebagai pengaruh
pemoderasi laba Independen

H1: Dewan Komisaris Independen Komisaris pada

Pengaruh Manajemen Laba pengelolaan.


H2 : Kepemilikan Institusional Berpengaruh Terhadap Laba H6 : Karakteristik perusahaan sebagai pemoderasi
Pengelolaan pengaruh laba Independen
H3: Pengaruh Komite Audit Terhadap Laba Komisaris pada

Pengelolaan pengelolaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dananjaya dan METODOLOGI PENELITIAN


Ardiana (2016) memberikan bukti bahwa perusahaan yang Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam
memiliki kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan bentuk asosiatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
terhadap manajemen laba dan proporsi komisaris independen menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel
dapat memoderasi (melemahkan) pengaruh kepemilikan penelitian dengan angka dan

institusional terhadap manajemen laba sehingga perusahaan data dianalisis dengan menggunakan prosedur statistik
yang memiliki kepemilikan institusional akan meningkatkan (Indriantoro dan Supomo, 2013). Penelitian asosiatif adalah
praktik manajemen laba namun dengan adanya komisaris penelitian yang bertujuan untuk menentukan

independen praktik manajemen laba dapat diminimalkan. hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2013).

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI)


Menggambarkan itu karakteristik perusahaan dengan mengakses situs BEI www.idx.co.id. Objek penelitian
yang diproksikan dengan Size apakah mampu memoderasi tata ini adalah laporan tahunan perusahaan manufaktur yang telah
kelola perusahaan, dirumuskan hipotesis alternatif yang terdaftar dari tahun 2012-2014. Variabel dependen dalam
dinyatakan sebagai berikut: penelitian ini adalah manajemen laba. Dalam penelitian ini
manajemen laba diproksi dengan menggunakan model Jones
H4: Karakteristik perusahaan sebagai pengaruh yang dimodifikasi
moderating dari Mandiri

774
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

(Dechowet al. 1996 dalam Dian, 2013). Model ini lebih mampu hak suara yang dimiliki oleh lembaga. Menurut Joni dan
mendeteksi tingkat manajemen laba dibandingkan dengan Jogiyanto (2009) Kepemilikan institusional ÿ60% merupakan
model estimasi lainnya seperti model Jones, model Healy, dan proksi yang lebih tepat untuk investor intelligence terhadap
model De Angelo, serta memberikan hasil yang paling akurat kondisi pasar modal Indonesia. Variabel ini diukur dengan
(Wells, 2002). persentase saham yang dimiliki oleh institusi seperti perusahaan
asuransi, bank, dana pensiun, dan perbankan investasi yang
Untuk mengukur akrual diskreatif, lihat Dechow et al. membeli saham perusahaan dalam jumlah besar (Griffin dan
(1995). Ebert, 2007).

TAC = Nit – CFOit Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi


Nilai Total Accrual (TAC) yang diestimasi dengan (memperkuat atau memperlemah) hubungan langsung antara
persamaan regresi OLS (Ordinary Least Square) adalah variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2013).
sebagai berikut:
Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini
TAit/Ait-1 = ÿ1 (1/Ait-1) + ÿ2 (ÿRevt/ Ait-1) + ÿ3 (PPEt/ adalah nilai total akrual, pendapatan kas bersih, arus kas,
Ait-1) + ÿ pendapatan, total aset, piutang, penjualan, jumlah direktur
independen. Pemegang saham, dan jumlah komite audit yang
Dengan menggunakan koefisien regresi di atas nilai non terdapat dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang
discretionary accruals (NDA) dapat dihitung dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2018 dengan
menggunakan rumus: unit terhitung atau data kualitatif yang di-leverage (Sugiyono,
2013). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
NDAit = ÿ1 (1/ Ait-1) + ÿ2 (ÿRevt/ Ait-1– ÿRect/ laporan tahunan perusahaan manufaktur subsektor makanan
Ait-1) + ÿ3 (PPEt / Ait-1) dan minuman yang terdaftar pada periode 2015 – 2018 yang
Selanjutnya DA dapat dihitung sebagai berikut: diperoleh dengan mengakses www.idx.co.id.
DAit = TAit/ Ait-1– NDAit

Variabel bebas atau variabel bebas adalah variabel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubah atau manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di
munculnya variabel terikat (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pengambilan sampel yang
ini variabel independennya adalah dewan komisaris independen, digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive
kepemilikan manajerial dan Komite Audit. Kepemilikan sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan
institusional adalah persentase menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono,
2013).

Tabel 1: Kriteria Pemilihan Sampel


Kriteria Sampel Perusahaan industri total

sektor logam dan otomotif terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
28
2015-2018.
Perusahaan industri sektor logam dan otomotif yang menerbitkan laporan
keuangan tahunan mengalami laba pada 31 Desember selama periode (2)
pengamatan.
Perusahaan industri logam dan otomotif yang menerbitkan laporan tahunan
(6)
dan laporan keuangan yang diperlukan dalam penelitian.

775
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

Jumlah ……………… 20

Jumlah sampel sesuai dengan tahun penelitian 2015-2018 (4 tahun)


80

Sumber: Pasar Direktori Modal Indonesia

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 perusahaan. sebagai pemoderasi pengaruh dewan komisaris independen
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive terhadap manajemen laba, apakah karakteristik perusahaan
sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka sebagai pemoderasi pengaruh kepemilikan dewan terhadap
diperoleh sampel sebanyak 20 perusahaan yang akan manajemen laba, dan apakah karakteristik perusahaan sebagai
digunakan dalam penelitian ini dengan pengamatan selama 4 pemoderasi pengaruh komite audit terhadap manajemen laba.
tahun sehingga diperoleh 80 perusahaan. Namun pada saat dengan ÿ = 5%. Analisis teknis penelitian ini dengan
pengolahan data terjadi outlier data. Data outlier merupakan menggunakan model 2 adalah sebagai berikut:
data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat
berbeda dengan pengamatan lainnya dan muncul dalam bentuk
nilai ekstrem baik variabel tunggal maupun kombinasi (Ghozali,
2013). Model 2: DA = ÿ0 + ÿ1 DKI + ÿ2 KepInst + ÿ3 KA + ÿ3Size +
Teknik analisis Analisis statistik deskriptif yang digunakan ÿ4 DKI*Ukuran + ÿ5KepInst*Ukuran
dalam penelitian ini secara terpisah mendeskripsikan atau + ÿ6 KA*Ukuran
mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar +ÿ

deviasi, varians, maksimum, minimum, kurtosis dan skewness


(Ghozali, 2009). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk Anotasi:

mengetahui gambaran proporsi dewan komisaris independen


terhadap kepemilikan institusional, komite audit dan manajemen DA = Discretionary Accruals ÿ0=Nilai
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek konstan ÿ1,2,3,4,5,6= Koefisien regresi
Indonesia.
DKI=Dewan Komisaris Independen
KepInst=Kepemilikan Institusi
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui, KAI=Komite Audit Independen
menguji dan memastikan kelayakan model regresi yang Ukuran = Ukuran Perusahaan
digunakan dalam penelitian ini, dimana data yang digunakan ÿ=Kesalahan standar

normal, bebas dari autokorelasi, multikolinearitas, dan


heteroskedastisitas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji pengaruh
secara parsial dewan komisaris independen terhadap manajemen Variabel yang digunakan antara lain komisaris
laba, kepemilikan institusional
pada terhadap manajemen laba),
komite audit terhadap dan independen, kepemilikan institusional, komite audit dan
manajemen laba dengan ÿ = 5%. Teknik analisis penelitian ini manajemen laba. Dari hasil pengujian statistik deskriptif keempat
dengan menggunakan model 1 adalah sebagai berikut: variabel dengan sampel (n = 80), diperoleh hasil sesuai dengan
Tabel 2 di bawah ini:

Model 1: DA = ÿ0 + ÿ1 DKI + ÿ2 KepInt + ÿ3 KA + ÿ


Pengujian hipotesis alternatif bertujuan untuk menguji
apakah karakteristik perusahaan

776
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

Tabel 2: Statistik deskriptif


N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi
DKI 80 0,1042 3.7435 1.4942 0,8574
KepInst 80 0,4055 1.6094 0,9909 0,2421
KAI 80 0,0301 2.7196 0,3399 0,8580
DA 80 0,4055 1.6094 1.1030 0,2523
N yang valid

(menurut daftar)

Sumber : Data diolah dari output SPSS


Variabel manajemen laba dewan komisaris independen.Variabel komite (DKI)
menunjukkan nilai minimal 0,1042 dan audit
independen (KAI) menunjukkan nilai minimal nilai maksimal 3,7435.
maksimum
Dari rentang
2,7196. antara
nilai minimum
0,0301 dan
dan data
maksimumnya

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa


menyimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel keberadaan komite audit pada perusahaan yang diteliti
yang diteliti memiliki porsi DKI yang kecil. Nilai rata-rata masih sedikit. Nilai rata-rata leverage selama periode
variabel kualitas auditor adalah 1,4942 dengan standar pengamatan adalah 0,3399 dengan standar deviasi 0,8580.
deviasi 0,8574. Hal ini menunjukkan bahwa sampel
perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki Nilai rata-rata KAI sebesar 0,3399 menunjukkan bahwa
komposisi rata-rata DKI sebesar 14,94%. porsi KAI pada perusahaan yang diteliti sebesar 33,99%.
Peran DKI adalah mengawasi manajemen dalam
menyusun laporan keuangan. Semakin besar komposisi Tanggung jawab komite audit meliputi; mengawasi
DKI akan meningkatkan pengawasan yang dilakukan, laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan
sehingga akan mengurangi manajemen untuk melakukan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit
manajemen laba. Sebaliknya, komposisi DKI yang sangat internal). Dari ketiga tanggung jawab tersebut, pengawasan
kecil mengakibatkan pengawasan yang tidak efektif, laporan keuangan dan pengawasan audit eksternal terkait
sehingga manajemen cenderung melakukan pengelolaan dengan aktivitas manajemen laba. Laporan pengawasan
laba lebih tinggi lagi. keuangan meliputi laporan keuangan dan kebijakan
Variabel kepemilikan institusional (KepInst) akuntansi. Semakin besar keberadaan KAI dalam
menunjukkan nilai minimal 0,4055 dan nilai maksimal perusahaan dapat mengurangi tindakan manajemen laba
1,6094, hal ini menunjukkan jumlah kepemilikan kepemilikan yang dilakukan oleh manajemen, sebaliknya jika keberadaan
institusional pada perusahaan yang diteliti cukup besar KAI dalam perusahaan cukup kecil maka memungkinkan
yaitu sebesar 99,09%. manajemen untuk melakukan manajemen laba.
Dengan rata-rata 0,9909 dan standar deviasi 0,2421, hal ini
menunjukkan mayoritas jumlah saham perusahaan yang Variabel manajemen laba yang diukur dengan DA
diteliti dimiliki oleh institusi. menunjukkan nilai minimal 0,4055 dan a
nilai maksimum 1,6094. Dari hasil data
Semakin besar komposisi kepemilikan saham Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat jarak yang
institusional akan meningkatkan pengawasan manajemen cukup jauh antara nilai minimum dan maksimum, maka
dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga akan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan yang
memperkecil manajemen untuk melakukan manajemen diteliti tidak memiliki kecenderungan untuk melakukan
laba. Sebaliknya semakin kecil komposisi kepemilikan tindakan manajemen laba. Nilai rata-rata sekitar 1,1030
saham institusional akan berdampak pada lemahnya dengan standar deviasi 0,2523. Dari nilai tersebut diketahui
pengawasan yang dilakukan, sehingga kecenderungan lebih besar dari 5%, hal ini menunjukkan bahwa
manajemen untuk melakukan pengawasan semakin tinggi.
777
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

sampel perusahaan yang diteliti tidak menunjukkan tindakan model pada penelitian ini memiliki distribusi normal, sehingga
manajemen laba (DiahFika, 2009). data tersebut layak untuk diuji pada penelitian ini.
Jika dilihat dari uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, Pada penelitian pengujian secara parsial dan simultan
autokorelasi, heterokedastisitas, dan multikolinieritas bahwa dilakukan dengan menggunakan model 1. Berdasarkan hasil
pengujian yang telah dilakukan dapat disajikan pada tabel
3 berikut ini;
Tabel 3: Hasil Pengujian Model 1
Model 1 : DA = ÿ0 + ÿ1 DKI + ÿ2 KInt + ÿ3 KA + ÿ
Model Tidak standar T Sig ÿ

Koefisien
1 (Konstan) 1,422 2.190 0,025 0,05
DKI -0,666 -1.699 0,023 0,05
KepeIns 0,077 0,682 0,297 0,05
KAI 0,599 2.234 0,021 0,05
2
disesuaikanR = 0,035
F = 1,1966
Sig. F = 0,026
Sumber : Data Olahan keluaran spss

Dari tabel 3 terlihat nilai Adjusted R Square sebesar KepIns tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, maka
0,035 dan semakin mendekati 0 yang artinya menunjukkan hipotesis (H3) yang diajukan dalam penelitian ini ditolak.
lemahnya pengaruh variabel independen (DKI, KepIns dan
KAI) terhadap variabel dependen (manajemen laba). Dari Pengujian selanjutnya digunakan untuk membuktikan
tabel 3 diatas diketahui bahwa nilai p F sebesar 0,026 < apakah karakteristik perusahaan dapat memoderasi
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa DKI, KepInst dan KAI pengaruh dewan komisaris independen terhadap manajemen
secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba. laba, karakteristik perusahaan dapat memoderasi dewan
kepemilikan institusional yang berpengaruh terhadap
Selanjutnya dari tabel 3 diketahui nilai p DKI 0,023 manajemen laba, dan karakteristik perusahaan dapat
< 0,05 maka dapat disimpulkan DKI berpengaruh signifikan memoderasi audit yang berpengaruh.
terhadap manajemen laba dan KAI 0,21 < 0,05 maka dapat komite manajemen laba.
disimpulkan KAI berpengaruh signifikan terhadap manajemen Pengujian yang dilakukan untuk membuktikan
laba, hipotesis (H1 dan H3) yang diajukan dalam penelitian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model 2. Hasil
ini diterima. Sebaliknya nilai KepIns p sebesar 0,297 > 0,05 pengujian disajikan seperti pada tabel 4 berikut;
maka dapat disimpulkan bahwa

Tabel 4 Hasil Pengujian Model 2


Model 2 : DA = ÿ0 + ÿ1 DKI + ÿ2 KInst + ÿ3 KA + ÿ3Size + ÿ4 DKI*Size + ÿ5KInst*Size + ÿ6 KA*Size + ÿ
Model Unstandardize T Sig ÿ
d Koefisien
1 (Konstan) 3.835 2,180 0,024 0,05
DKI -3.107 -1,422 0,049 0,05
KInst -1.631 1,241 0,019-0,303 0,05
KA -1.994 0,063 0,05

778
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

Ukuran -2.982 -0,932 0,034 1,265 0,05


DKI*Ukuran 3.123 0,010 -1,2260,409
0,024 0,05
KIst*Ukuran -2.560 0,084 0,05
Ukuran KA* 2.509 0,05
2
disesuaikanR = 0,038
F = 3,441
Sig. F = 0,003 Sumber
Data:
diolah dari keluaran spss

Hasil pengujian hipotesis alternatif pada tabel 4 di atas Kepemilikan Institusional (KepInst) Terhadap Manajemen Laba
menunjukkan bahwa karakteristik perusahaan dapat memoderasi Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah
pengaruh terhadap kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
dewan komisaris independen terhadap manajemen laba, dan manajemen laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai p sebesar
karakteristik perusahaan dapat memoderasi pengaruh dewan 0,297 atau lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan
kepemilikan institusi terhadap manajemen laba, sedangkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
karakteristik perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh komite manajemen laba, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian
audit terhadap manajemen laba. ini ditolak.

Dewan Komisaris Independen (DKI) Terhadap Manajemen Laba Hasil penelitian menunjukkan bahwa investor institusi
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah dewan tidak menjalankan perannya dalam mengawasi manajemen untuk
komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba. meminimalisir tindakan manajemen laba. Investor hanya fokus pada
laba jangka pendek yang diharapkan, sehingga sebagian besar
Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai p value sebesar 0,023 atau kepemilikan institusi tidak terpantau secara efektif, sehingga akan
lebih kecil dari 0,05, dibuktikan dewan komisaris independen meningkatkan tindakan manajemen laba yang dilakukan manajemen.
berpengaruh terhadap manajemen laba, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen dilakukan oleh Kusumaningtyas (20120, Agustia (2013), Dewi dan
yang merupakan bagian dari komisaris perusahaan telah melakukan Khoirudin (2016), Widianingsih (2017), Aryanti, Kristanti dan
fungsi pengawasan yang baik terhadap manajemen. Sehingga Hendratno (2017), dimana hasil penelitian yang dilakukan
kemungkinan manipulasi dalam penyajian laporan keuangan oleh membuktikan bahwa kepemilikan institusi tidak berpengaruh
manajemen dapat dikendalikan dengan bertambahnya jumlah terhadap manajemen laba.
komisaris independen.

Semakin transparannya penyajian laporan keuangan akan Komite Audit Independen (KAI) Terhadap Manajemen Laba
mengurangi peluang manajemen untuk melakukan tindakan Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah Komite
manajemen laba. Audit Independen berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nabila Dari hasil penelitian ini diperoleh p value sebesar 0,021 atau lebih
dan Daljono (2013), Agustia (2013), Dewi dan Khoiruddin (2016), kecil dari 0,05, terbukti komite audit independen berpengaruh
Widyaningsih (2017). Hasil penelitian membuktikan bahwa Dewan terhadap manajemen laba, maka hipotesis yang diajukan dalam
Komisaris Independen (DKI) tidak berpengaruh terhadap manajemen penelitian ini diterima.
laba.

779
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan suatu (KAI) berpengaruh terhadap manajemen dengan p-value 0,021
komite audit independen cenderung mengurangi manajemen < 0,05. Hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa
laba yang dilakukan perusahaan. Dari hasil tersebut diketahui kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen
bahwa keberadaan anggota komite audit independen mampu laba dengan p-value 0,297 > 0,05.
mengoptimalkan fungsi pengawasan yang menjadi tanggung Hasil pengujian model 2 menunjukkan karakteristik

jawab penuh dewan komisaris. Komite audit independen perusahaan dapat memoderasi pengaruh dewan komisaris
berfungsi melakukan pengawasan dan pengendalian untuk independen terhadap manajemen laba dengan p-value 0,010 <
menciptakan kewajaran, transparansi, akuntabilitas dan 0,05, dan karakteristik perusahaan dapat memoderasi pengaruh
tanggung jawab. dewan kepemilikan institusi terhadap manajemen laba.
manajemen laba p-value sebesar 0,024 < 0,05.
Komite audit independen adalah pihak yang bertugas
membantu komisaris dalam rangka meningkatkan kualitas Sebaliknya penelitian ini membuktikan karakteristik perusahaan
laporan keuangan dan meningkatkan efektifitas internal dan tidak dapat memoderasi pengaruh komite audit terhadap
eksternal. manajemen laba p-value sebesar 0,084 > 0,05.
audit. Keberadaan komite audit independen berguna untuk
memastikan transparansi, keterbukaan laporan keuangan, dan
keadilan bagi semua pemangku kepentingan, dan pengungkapan BATASAN
semua informasi telah dilakukan oleh manajemen meskipun Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1)
ada konflik kepentingan. Perusahaan yang diambil hanya perusahaan industri dan
kelompok industri sektor logam yang terdaftar di BEI.
Hasil ini konsisten dengan hasil 2) Periode pengamatan pada penelitian ini sangat singkat yaitu
dari McMullen dan Raghunandan (1998), Dechow et al. (1995), hanya pada tahun 2015-2018. 3) Pengukuran variabel
Chtourou, Bedard dan Chtourou (2001) yang menyatakan independen yang digunakan dalam penelitian ini DKI, KepIst
bahwa keberadaan komite audit yang independen cenderung dan KAI menggunakan porsi (%), sedangkan pengukuran
dapat mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen laba menggunakan model Jones yang dimodifikasi
manajemen perusahaan. (Dechow et al. 1996).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Agustia (2013) yang membuktikan proporsi komite audit REKOMENDASI
independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya periode penelitian yang
digunakan ditambah dan sampel yang digunakan dapat
ditambah atau diperluas pada sektor perusahaan lain. Peneliti
KESIMPULAN selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel lain
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Dewan seperti kepemilikan manajerial, jumlah dewan komisaris, kualitas
Komisaris Independen (DKI), Kepemilikan Institusional (KepInst) audit. Untuk variabel manajemen laba dapat menggunakan
dan Komite Audit Independen (KAI) terhadap Manajemen Laba pengukuran yang dikembangkan oleh Dechow et al. (2011).
pada Industri Sektor Logam dan Otomotif yang

REFERENSI
tercatat di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan tujuan penelitian
Hernawati “
dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Amelia Winda, Erna,
PengaruhKomisarisIndependen, Ukuran
Perusahaan
Hasil pengujian model 1 membuktikan Dewan Komisaris
danProfitabilitasTerhadapManajemenLaba”
Independen (DKI) berpengaruh terhadap manajemen laba
NeO-Bis, Vol. 10, No.1 (2016).
dengan p-value 0,023 < 0,05 dan komite audit independen
2. Agustia Dian, Pengaruh faktor Good Corporate
Governance, Free Cash Flow dan Leverage
780
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

Terhadap ManajemenLaba”, Management in Latin American Markets”, J Bus Ethics


JurnalAkuntansidanKeuangan, Vol. 15, Tidak, 1 (2013) (2014), 121:419-440 13. Ghozali,
“AplikasiAnalisisMultivariatdenganPogram SPSS”. Imam.
3. Aryanti Inne,KristiantiTitik Farida danHendratbo,

KepemilikanInstitusional, Semarang:
KepemeilikanManajerialdanKualitas Audit BadanPenerbitanUniversitasDiponegoro. 2011 14. Ghozali,
TerhadapManajamenLaba”, JurnalRisetAkuntansiKontemporer Imam, “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
(JRAK), Vol. 21 Update PLS Regresi”
9, Tidak, 2 (2017) Semarang:
4. Boediono, Gideon, SB. “KualitasLaba: StudiPengaruhMekanisme BadanPenerbitUniversitasDiponegoro, 2013 15. Haruman,
Corporate Governance Tendi.
danDampakManajemenLabadenganMenggunaka “PengaruhStrukturKepemilikanterhadapKeputusanKeuangan
nAnalisisJalur”. Solo: Dana Nilai Perusahaan”. Pontianak: Simposium
SimposiumNasionalAkuntansi VIII, 2005 5. NasionalAkuntansi XI. 2008 16. Herawati, Vinola.
Chtourou, S. Marrakchi, Jean Bedard, and LucieCourteau, “PeranPraktek Corporate Sebagai Moderating
“Corporate Governance and Earning Management”, Pemerintahan VariabeldariPengukur
Management
Earnings
Working Paper, 2001 diaksesdari http://papers.ssrn.com. terhadapNilai Perusahaan”. Pontianak: SNA XI. 200

6. Dewa Gede Yudha Dananjaya dan Putu Agus Ardian



17. Ida AyuAgungIstriPeranasaridan Ida
a, BagusDharmadiaksa, “Prilaku Smoothing
danFaktor- Penghasilan

Faktor yang Mempengaruhinha”,


jurnalaAkuntanasi,
E- Vol.8, No.1,
2014.
ProporsiDewanKomisarisIndependenSebagaiPemerintahPengaruhKepemilikanInstitusionalpadaMa najemenLaba”, JurnalAkuntansi, Vol. 15,
7. Darmawati. “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja 18. Isgiarta, MidiastutydanTriatiarini.
Perusahaan”. ”AnalisaHubunganMekanisme Corporate
Simposium NasionalAkuntansi VII, Denpasar, 2004 Pemerintahan danIndikasiManajemenLaba”.
SimposiumNasionalAkuntansi VI. IAI. 2005 19.
8. Dewi Eva Rosa, KhoiruddinMoh. “Pengaruh Corporate Jensen, Michael C. dan WH Meckling. “Theory of The Firm:
Bagus Governance Terhadap ManajemenLaba”,
Jurnal Analisis, Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership
Vol 5 (3), 2016 9. Dechow, PM, Sloan, RG, Pengelolaan
dan Sweeney, Structure”, Jurnal Ekonomi Keuangan 3. hal. 305-360,
A, “Detecting Earnings Management”, Journal The 1976.
Accounting Review 70. No.2. hlm. 192-225, 1995. 20. Juniarti, SentosaAndriyani Agnes, “Pengaruh Good
Corporate Governance, Voluntary Disclosure
terhadapBiayaHutang (Costs of Debt)”,
10. Erni, Masdupi. JurnalAkuntansidanKeuangan, 2009 21. Jao, Robert,
“AnalisisDampakStrukturKepemilikanPadaKebij Corporate governance, Ukuran Perusahaan, Leverage
akanHutangdalamMengontrolKonflik”. dan
TerhadapManajemenLaba Perusahaan manufaktur
Indonesia,
Jurnal Keagenan EkonomidanBisnis Indonesia, Vol. 20, Auditing, Volume 8/No . 1/Nopember 2011.
No.1: 57-69. 2005 11. Firdausya, ZaneraSaroh. JurnalAkuntansi&
dkk.
“PengaruhMekanisme Corporate Bagus
Governance (GCG) 22. KusumaningtyasMetta“
PadaNilai Perusahaan (StudiPada Perusahaan Yang PengaruhIndependensiKomite Audit
MasukIndeks LQ45 Di Efek Indonesia).” danKepemilikanInstitusionalTerhadapManajeme nLaba.
Bursa JurnalPrestasi. 9 (1). ISSN: 1411-1497, 2012.
JurnalWawasanManajemen 1(3): 407–24, 2013.
12. Gonzalez, Jesus Saenz dan Emma Garcia-Meca, “Apakah 23. McMullen, DA dan K. Raghunandan.
Tata Kelola Perusahaan Mempengaruhi Laba “Meningkatkan Efektivitas Komite Audit”,

781
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.
Machine Translated by Google

Maret-April 2020
ISSN : 0193-4120 No.Halaman 770 - 782

Jurnal Akuntansi, (Agustus): 79-81,1996 24. UniversitasDiponegoro Semarang. 2007


Martina, Venti Yustianti. “Peran Tata Kelola Perusahaan 35. Sugiyono,
“MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantit
dalamMeminimalkanPraktikManajemenLaba”. atif, Kualitatif, dan R&D”, Bandung: Alfabeta, 2013.
JurnalManajemen Indonesia, Vol. 9, No.3. 2009

25. Madrasah, PP danMachfoedz, M. 36. Tjager Nyoman, dkk,
SAYA

“Analisishubunganmekanisme Corporate Governance CorporaterGavernaceTantangandanKesempatanB


danindikasiManajemenLaba”. agiKomunotasBisnis Indonesia”,
Prenhallindo,
Jakarta,2003 37.
SimposiumNasionalAkuntansi VI, Surabaya. 2003 Ujiyantho, ArifMuh. dan BA Pramuka.

26. Moh'd MA, et. Al. “Dampak Struktur Kepemilikan “Mekanisme Tata Kelola Perusahaan,
terhadap Kebijakan Utang Korporasi: Analisis Cross- ManajemenLabadanKinerjaKeuangan”.
Sectional Time Series”. Tinjauan Keuangan, 33, SimposiumNasionalAkuntansi X, Makasar. 2007.
hlm. 85-98. 1998 38. WidyaningsihHastuti“ Pengaruh Corporate
27. Nugroho, Agung. ”StrategiJituMemilihMetode Statistic Governance Terhadap ManajemenLaba”, Jurnal
Penelitiandengan SPSS”. Yogyakarta: Andi. 2005. Nominal, Vol. 1 No.2, 2017.


28. Ni Ketut Muliati,
PengaruhAsimetriInformasidanUkuran
Perusahaan padaPraktikManajemenLabapada
Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
PascaSarjanaUniversitasUdayana Denpasar, 2011.

29. Nabilah Afifa, Daljono“


PengaruhProporsiDewanKomisarisIndependen,
Komite danReputasi
Audit Auditor TerhadapManajemenLaba”
Diponogoro Journal
Accounting, Volume 2, no. 1, 2013.

30. Perwitasari Dian, “ StrukturKepemilikan, Perusahaan


karakteristika
Terhadap ManajemenLaba”, JurnaAkuntansi
Multi Paradigma, Vol. 5, No.3, 214.
31. Safitri Nurliana, “PengaruhKarakteristik Perusahaan
Terhadap Tingkat Disclosure
LaporanTahunanpadaSektor Property dan Real
Estate di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2003-2007”, FakultasEkonomiUniversitasGunadarma,
2008.
32. Santoso, Singgih. “Masterin SPSS Versi 17”.
Jakarta: PT. Elex MediaKomputindo. 2009
33. Siallagan, HamongandanMachfoeds, Mas'ud.
“Mekanisme Corporate Governance,
KualitasLabadanNilai Perusahaan”.
Simposium NasionalAkuntansi IX, Padang. 2006
34. Siswantaya, I Gede. “Mekanisme Corporate
Governance danManajemenLabaStudiPada
Perusahaan-Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”.
Tesis. FakultasEkonomi,

782
Diterbitkan oleh: The Mattingley Publishing Co., Inc.

Anda mungkin juga menyukai