Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN LABA

Farisa Mehati
Telkom University
farisamehati08@gmail.com
Abstrak
Manajemen laba adalah strategi yang digunakan perusahaan yang memanfaatkan struktur
akuntansi untuk merekayasa laporan keuangan agar mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Tujuan
dilakukannya manajemen laba adalah untuk mendapatkan nilai utilitas dan nilai pasar perusahaan yang
maksimal. Selain tujuan tersebut, manajemen laba dilakukan oleh perusahaan untuk menarik investor.
Perusahaan yang memiliki laba yang stabil akan menarik perhatian investor untuk menanmkan modalnya
diperusahaan tersebut.
Manajemen laba dilakukan oleh manajer ketika para pemegang saham ingin mengetahui kinerja
keuangan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, manajer merubah transaksi yang terjadi pada laporan
keuangan. Hal ini tentu saja merugikan pemegang saham hanya karena manajer ingin menghasilkan laporan
yang terbaik kepada para pemegang saham. Manajemen laba dilakukan manajer supaya mendapatkan
kepercayaan dari para pemegang saham.
Kata kunci: manajemen laba

I. Pendahuluan

Manajemen laba adalah cara manajer untuk mempengaruhi informasi terkait laporan
keuangan dengan tujuan memberikan hasil yang terbaik kepada para pemegang saham.
Manajemen laba juga dapat definisikan sebagai upaya perusahaan menggunakan struktur
akuntansi untuk melakukan rekayasa angka laporan keuangan (Khairunnisa, et al., 2020).
Manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan keputusan tertentu untuk mengubah
transaksi dalam laporan keuangan sehingga dapat merugikan pemegang saham yang ingin
mengetahui kinerja keuangan yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi angka-angka
akuntansi yang telah tercatat dalam laporan keuangan supaya dapat mempengaruhi hasil kontrak.
Menurut Sulistyanto (2014) dalam Panjaitan dan Muslih (2019), perusahaan melakukan
manajemen laba yaitu untuk mendapatkan kepercayaan dari para pemegang saham dan
memperbaiki hubugan dengan pihak kreditor. Dampak yang diakibatkan ketika perusahaan
menggunakan manajemen laba adalah efek rekayasa angka-angka yang terdapat pada laporan akan
bertambah dan akan membuat pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan akan merasa
dirugikan karena mereka bisa saja mempercayai angka-angka tersebut yang sebenarnya adalah
hasil dari rekayasa manajemen perusahaan. (Sihombing dan Rano, 2020).
Masalah yang akan dihadapi ketika melakukan manajemen laba adalah harus melakukan
restatement laporan keuangan. Perusahaan yang diduga melakukan manajemen laba adalah PT
Garuda Indonesia. Pada tahun 2018, PT Garuda Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar
US$809,84 ribu atau Rp11,33 miliar. Namun, dua komisaris Garuda Indonesia, Chairal Tanjung
dan Dony Oskaria, menolak untuk menandatangani laporan tahunan Garuda 2018. Jika melihat
kinerja PT Garuda Indonesia pada tahun 2016 dan 2017, terdapat penurunan laba yang cukup
signifikan. PT Garuda Indonesia hanya mampu menghasilkan US$8,06 juta pada tahun 2016 dan
2017 kembali menurun sebesar US$216,58 juta. Akhirnya, OJK/Kemenkeu memberikan perintah
kepada PT Garuda Indonesia untuk memperbaiki laporan keuangannya. Hasil dari restatement
tersebut adalah PT Garuda mencatatkan rugi sebesar US$175 juta, atau sekitar Rp2,45 triliun.
(www.cnnindonesia.com)

Motivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba adalah keyakinan akan


mendapatkan imbalan yang sesuai atas tindakan yang sudah ia lakukan. Oleh karena itu, penulisan
ini memiliki tujuan untuk mengetahui penyebab perusahaan melakukan manajemen laba, cara apa
saja yang digunakan perusahaan untuk melakukan manajeman laba serta dampak yang akan
diperoleh perusahaan ketika melakukan manajemen laba.

II. Tinjauan Pustaka

Manajemen laba adalah cara yang dilakukan manajemen dalam mengelola laporan
keuangan untuk menghasilkan laba yang lebih tinggi. Menurut Atmaja (2020), manajemen laba
memiliki beberapa karakteristik, yaitu, tindakan yang dapat mempengaruhi angka laba, terdapat
unsur fleksibilitas dalam pemilihan kebijakan akuntansi, judgement manajemen terhadap transaksi
keuangan, dan memiliki tujuan untuk memaksimalkan laba privat dan nilai pasar perusahaan.
Meningkatkan kepercayaan kepada para pemegang saham juga merupakan salah satu unsur
terjadinya manajemen laba.

Faktor-faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan manajemen laba antara lain


untuk memaksimalkan utilitasnya sehingga mendaptkan bonus yang tinggi, melakukan
pelanggaran perjanjian kredit supaya dapat menjaga reputasi terhadap pihak ekternal dan
menggunakan metode akuntansi untuk menurunkan laba supaya tidak dikenakan pajak yang begitu
tinggi. Manajemen melakukan hal tersebut karena tetap ingin memiliki citra yang baik untuk para
pemegang saham.
Menguji manajemen laba dapat menggunakan berbagai model. Suyono (2017)
menjelaskan model-model yang dapat digunakan untuk menguji manajemen laba. Model-model
tersebut adalah model Healy, DeAngelo, Jones, Industri, Modifikasi Jones, Dechow-Dichev,
Kothari, Stubben, dan Pendekatan Baru yang dilakukan oleh Dechow et al.

Swasti, et al. (2016) melakukan implementasi terhadap salah satu model manajemen laba.
Penelitian ini memiliki judul ‘Indikasi Praktik Manajemen Laba dan Reaksi Pasar Pada Event
Pergantian CEO di Perusahaan Go Public Non Keuangan yang Tedaftar di BEI Tahun 2010-2014.’
Penelitian ini melakukan pengukuran variabel manajemen laba dengan menggunakan model
modifikasi jones. Hasil penelitian tersebut adalah tidak terdapat indikasi praktik manajemen laba
pada saat peristiwa perantian CEO retuin. Namun, terdapat indikasi praktik manajemen laba pada
saat peristiwa pergantian CEO non rutin.
III. Pembahasan

Penggunaan model-model manajemen laba tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.


Model yang digunakan oleh Swasti, et al. (2016) adalah model modifikasi jones. Model modifikasi
jones adalah model yang paling baik untuk mendeteksi manajemen laba karena dapat memecah
total accrual menjadi dua bagian dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Menurut Abdurahim
(2015), model modifikasi jones memiliki tingkat keakuratan paling baik jika dibandingkan dengan
model-model lainnya.

Walaupun manajemen laba memiliki kontroversi karena masih dianggap perbuatan yang
tidak baik, namun tetap ada kelebihan dan kekurangan yang terjadi ketika perusahaan melakukan
manajemen laba. Manajemen laba akan meningkatkan hasil kualitas laba yang juga dapat
meningkatkan return saham yang memiliki hubungan dengan kenaikan laba. Manajemen laba juga
bermanfaat untuk mengambil keputusan ekonomi, bisnis dan investasi serta dapat mengurangi
biaya modal yang merupakan unsur penting dalam pengambilan keputusan investasi.

Tidak hanya kelebihan, menggunakan manajemen laba juga memiliki kelemahannya


sendiri. Banyak perusahaan yang memanipulasi laporan keuangan dengan mengubah standar
akuntansi. Hal tersebut sangat berakibat fatal karena dapat menghancurkan reputasi perusahaan itu
sendiri. Manajemen laba dilakukan supaya pendapatan yang perusahaan dapatkan diperiode yang
akan lebih tinggi daripada periode sebelumnya, bukan merubah standar akuntansi yang sudah
ditetapkan. Tidak hanya merubah standar akuntansi, perusahaan juga mempermainkan kebijakan
perkiraan akuntansi. Kebijakan yang dipermaikan oleh manajemen antara lain perkiraan jumlah
piutang, biaya garansi, dan proses pengadilan yang belum terputuskan. Manajemen juga
menggeser periode biaya atau pendapatan. Seperti contohnya, menunda biaya promosi hingga
peirode berikutnya.

IV. Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan

Perusahaan yang melakukan manajemen laba memiliki beberapa faktor. Faktor-faktornya


antara lain untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari pemegang saham, memperbaiki hubungan
dengan kreditor dan menarik investor untuk menanmkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Banyak kasus perusahaan yang melakukan manajemen laba untuk mendapatkan laba yang besar.
Hal tersebut dilakukan perusahaan agar perusahaan yang telah mereka bangun dapat terus bergerak
dan tetap memiliki kepercayaan dari pihak eksternal.

Manajemen laba walaupun dianggap tindakan yang dapat merugikan beberapa pihak,
perusahaan harus tetap berusaha untuk menyesuaikan laporan keuangan dengan standar akuntansi.
Walaupun ada cara untuk mengelabui pihak eksternal dengan mengubah standar akuntansi
sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih maksimal, hal tersebut dapat berakibat fatal karena
sangat dapat merugikan pihak ektsternal. Apabila pihak ekternal mengetahui hal tersebut, maka
perusahaan dapat mengalami kerugian karena telah tertangkap melakukan kecurangan.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah manajemen laba dilakukan perusahaan karena
adanya alasan-alasan tertentu. Walaupun hal tersebut dianggap merugikan pihak-pihak tertentu,
tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan melakukan hal tersebut karena ingin tetap
memiliki laba yang tinggi. Perusahaan yang melakukan manajemen laba harus tetap menyesuaikan
dengan standar akuntansi, tidak merubah standar yang sudah ditetapkan.

4.2 Saran
Para praktisi akuntansi untuk lebih serius dalam menangani praktik manajemen laba.
Manajemen laba bisa menghancurkan perekonomian serta moral karena melakukan kecurangan.
Kegagalan dalam memprediksi manajemen laba dapat menghancurkan kepercayaan publik
terhadap perusahaa karena sudah melakukan tindakan manipulasi. Meminimalisir manajemen laba
dapat dilakukan dengan memperbaiki struktur tata kelola dan meningkatkan kualitas laporan
keuangan serta audit.
Para pengguna laporan keuangan harus waspada terhadap laporan keuangam. Membaca
laporan secara teliti dan saat menggunakannya harus hati-hati agar tidak ada kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
Ketika sedang dalam masa sulit, perusahaan memiliki kecendurangan untuk menurunkan
laba yang dapat menyebabkan pengguna laporan keuangan salah mengambil keputusan. Oleh
karena itu, pihak yang menyusun laporan keuangan, yaitu manajemen, untuk menyajikan laporan
keuangan secara lengkap dan menggunakan kebijakan akuntansi yang tepat terkait manajemen
laba.

Daftar Pusataka

Abdurrahim, Ahim. (2015). Mendeteksi Earning Management. Journal UMY.

Atmaja, S. (2020). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas Melalui
Pengungkapan Corporate Social And Environmental Responsibility Sebagai Variabel
Intervening . Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(01), 2027-2041.

CNN Indonesia. (2019, April 24). Membedah Keanehan Laporan Keuangan Garuda Indonesia
2018. Retrieved from 4 January 2021:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190424204726-92-389396/membedah-
keanehan-laporan-keuangan-garuda-indonesia-2018

Khairunnisa, J. M., Majidah., Kurnia. (2020). The Effect of Financial Distress, Tax Planning,
Firm Size, Audit Committee and Audit Quality on Earning Management. Jurnal Ilmiah
MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 4(3)., 1114-1131.

Panjaitan, D. K., & Muslih, M. (2019). Manajemen Laba: Ukuran Perusahaan, Kepemilikan
Manajerial dan Kompensasi Bonus. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 11(1). , 1-20.

Sihombing, T., Rano, K. B. S. (2020). Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Manajemen Laba
Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016-2018. JURAKUNMAN (JURNAL AKUNTANSI DAN
MANAJEMEN), 13(2).

Sulistyanto, H. S. (2014). Manajemen Laba - Teori dan Model Empiris. Semarang: PT Grasindo.

Suyono, E. (2017). Kompensasi Eksekutif dan Manajemen Laba: Bukti Empiris dari Negara-
negara Teluk. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 20(1), 1-10.

Swasti, N., W., M., M., Majidah., & Triyanto, D., N. . (2016). Indikasi Praktik Manajemen Laba
dan Reaksi Pasar Pada Event Pergantian CEO di Perusahaan Go Public Non Keuangan
yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014. eProceedings of Management.

Anda mungkin juga menyukai