MANAJEMEN LABA
Disusun Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini perusahaan baru bermuculan dengan cepat. Hal ini tentu menjadi salah
satu sumber modal bagi negara melalui pajak tahunan, menjadi peluang untuk investor
karena banyak opsi perusahaan untuk menanamkan modalnya dan sebagainya sehingga
setiap perusahaan perlu bahkan wajib untuk mengeluarkan laporan keuangan setiap
tahunnya.
Pentingnya informasi dalam laporan keuangan perusahaan yang nantinya akan
berguna bagi pihak eksternal, menjadi alasan bagi perusahaan untuk melakukan
manajemen laba walaupun informasi itu tidak berkualitas sehingga berdampak negatif.
Selain itu, manajemen laba juga terjadi akibat perbedaan kepentingan antara pemilik
perusahaan sebagai pemakai laporan keuangan dan manajemen sebagai penyusun laporan
keuangan. Perbedaan ini disebut agency conflict dalam agency theory.
Manajemen laba dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang
mempercayai angka hasil rekayasa yang disesuaikan dengan keinginan manajer sehingga
dapat dikatakan laporan keuangan dapat tergantung kepada pemakai laporan keuangan itu
sendiri sehingga rentan untuk disalahgunakan oleh agent untuk mencapai tujuan tertentu.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana praktik manajemen laba dalam sebuah perusahaan dan bagaimana cara
mengetahuinya serta apa dampak positif dan negatif bagi perusahaan dan pihak lainnya
apabila melakukan manajemen laba?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Secara umum manajemen merupakan seni untuk mengatur sumber daya agar
terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal. Dalam manajemen terdapat beberapa
unsur yaitu, manusia, uang, material, mesin, maupun pasar. Untuk memaksimalkan
unsur-unsur tersebut, maka harus ada manajemen yang di dalamnya terdapat fungsi-
fungsinya yaitu Planning, Organizing, Actuating, and Controlling.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Hasibuan (2011;2) Manajemen Sumber Daya Manusia.
2
melakukan tindakan creative accounting agar dapat menampilkan kinerja
(performance) yang baik demi mendapatkan bonus yang maksimal.
3
cenderung bertindak kreatif dengan memaksimalkan laba agar performa kerjanya
tetap terlihat baik pada tahun terakhirnya ia menjabat.
4
4. Income Smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkaan sehingga dapat
mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih
menyukai laba yang relatif stabil.
5. Timing Revenue dan Expenses Recognation
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat kebijakan yang berkaitan dengan timing
suatu transaksi, contohnya seperti pengakuan premature atas pendapatan.
Menurut Sulistyanto (2008), terdapat empat cara yang digunakan manajer untuk
melakukan manajemen laba, yaitu:
1. Mengakui dan mencatat pendapatan lebih cepat satu periode atau lebih. Upaya ini
dilakukan manajer dengan mengakui dan mencatat pendapatan periode-periode yang
akan datang atau pendapatan yang secara pasti belum dapat ditentukan kapan dapat
terealisir sebagai pendapatan periode berjalan.
2. Mencatat pendapatan palsu. Upaya ini dilakukan manajer dengan mencatat pendapatan
dari suatu transaksi yang sebenarnya tidak pernah terjadi sehingga pendapatan ini juga
tidak akan pernah terealisir sampai kapan pun.
3. Mengakui dan mencatat biaya lebih cepat dan lambat. Upaya ini dapat dilakukan manajer
dengan mengakui dan mencatat biaya periode-periode yang akan datang sebagai biaya
periode berjalan.
4. Tidak mengungkapkan semua kewajiban. Upaya ini dilakukan manajer dengan
menyembunyikan seluruh atau sebagian kewajibannya sehingga kewajiban periode
berjalan menjadi lebih kecil daripada kewajiban sesungguhnya.
Sedangkan menurut Asyik (2000), teknik manajemen laba dapat dilakukan dengan tiga
cara sebagai berikut:
5
2. Memainkan kebijakan perkiraan akuntansi. Manajemen mempengaruhi laporan keuangan
dengan cara memainkan judgment (kebijakan) perkiraan akuntansi. Hal tersebut
memberikan peluang bagi manajemen untuk melibatkan subyektivitas dalam menyusun
estimasi.
3. Menggeser periode biaya atau pendapatan. Manajemen menggeser periode biaya atau
pendapatan (sering disebut manipulasi keputusan operasional).
6
membandingkan pasangan-pasangan dengan rata-rata total accruals kepada kelompok
earnings yang besarnya dinaikkan dan kelompok earnings yang besarnya diturunkan.
Langkah-langkah model Healy yaitu:
Menghitung nilai total akrual (TAC) yang merupakan selisih pendapatan
bersih (net income) dengan arus kas operasi untuk setiap tahun pengamatan.
Menghitung nilai nondiscretionary accruals (NDA) yang merupakan rata-rata
total akrual (TAC) dibagi dengan total aktiva periode sebelumnya.
Menghitung nilai (TAC) dengan nondiscretionary
accruals (NDA). Discretionary accruals merupakan proksi manajemen laba.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung non-discretionary accruals
adalah sebagai berikut:
∑ TAτ
t
NDA τ=
T
Di mana:
NDAτ = Non-discretionary accruals yang diestimasi.
TAτ = Total accruals yang dibagi dengan selisih total assets
T = 1,2, ….. T, tahun yang masuk dalam periode estimasi.
T = tahun pada event period.
7
Menghitung nilai total akrual (TAC) yang merupakan selisih pendapatan
bersih (net income) dengan arus kas operasi untuk setiap tahun pengamatan.
Menghitung nilai nondiscretionary accruals (NDA) yang merupakan rata-rata
total akrual (TAC) dibagi dengan total aktiva periode sebelumnya.
Menghitung nilai (TAC) dengan nondiscretionary
accruals (NDA). Discretionary accruals merupakan proksi manajemen laba.
Di mana:
Menghitung niali total akrual (TAC) yang merupakan selisih dari pendapatan
bersih (net income) dengan arus kas operasi untuk setiap perusahaan dan setiap
tahun pengamatan.
Menghitung nilai nondiscretionary accruals.
8
Menghitung nilai discretionary accruals (DA), yaitu selisih antara total akrual
(TAC) dengan nondiscretionary accruals (NDA). Discretionanry
accruals merupakan proksi manajemen laba.
6REC = net receivable pada tahun t dikurangi net receivable pada tahun
t-1 dibagi total aset pada tahun t-1.
Menghitung nilai total akrual (TAC) yang merupakan selisih dari pendapatan
bersih (net income) dengan arus kas operasi untuk setiap perusahaan dan
setiap tahun pengamatan.
Mengitung nilai current accruals yang merupakan selisih antara perubahan
aktiva lancar (current assets) dikurangi kas dengan perubahan utang lancar
(current liabilities) dikurangi utang jangka panjang yang akan jatuh tempo
(current maturity of long-term debt).
Menghitung nilai nondiscretionary accruals.
Menghitung nilai disrectionary current accruals, yaitu disrectionary
accrual yang terjadi dari komponen-komponen aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan.
9
Menghitung nilai disrectionary accruals, disrectionary longterm
accruals dan nondisrectionary long-term accruals. Disrectionary
accruals (DTA) merupakan selisih total akrual (TAC)
dengan nondisrectionary accruals (NDTA). Disrectionary long-term
accruals (DLTA) merupakan selisih disrectionary accruals (DTA)
dengan disrectionary current accruals (DCA), sedangkan nondisrectionary
longterm accruals (NDLTA) merupakan selisih nondisrectionary
accruals (NDTA) dengan nondisrectionary current accruals (NDCA).
Di mana:
median1(TAt) = nilai median dari total accruals yang dibagi oleh selisih aset
dari seluruh sampel perusahaan dengan kode SIC pada dua
digit.
10
Keuangan yaitu dengan cara memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi,
merubah metode akuntansi, menggeser periode pendapatan atau biaya.
Sedangkan manajemen laba yang dilakukan secara illegal misalnya melaporkan biaya
transaksi secara fiktif dengan cara menambah atau mengurangi nilai transaksi, tidak
melaporkan biaya lainnya sehingga menghasilkan laba yang dikehendaki.
Manajemen laba akan berubah menjadi perbuatan curang jika ada kesengajaan
manajer atau akuntan melanggar standar akuntansi, misalnya dalam bentuk manipulasi
data, perhitungan dan pelaporan. Manajemen laba melalui manajemen akrual pada
dasarnya akan hanya mempengaruhi angka laba di atas kertas dengan memanfaatkan
aturan akuntansi yang fleksibel. Praktik manajemen laba hanyalah upaya
“mempermainkan” angka laba di atas kertas, dan tidak menimbulkan kerugian materi
bagi siapa pun.
Di sisi lain meskipun tidak ada pihak yang merasa dirugikan secara langsung
namun dari aspek hukum, praktik manajemen laba dapat mencurangi kepentingan pihak
lain dengan melakukan pilihan-pilihan akuntansi secara sistematis dan yang terpenting
adalah niat serta motivasi dari tindakan manajemen laba didasari atas kepentingan pribadi
atau golongan dalam rangka memperoleh manfaat lebih cepat dan menunda pemberian
manfaat bagi yang lain.
Praktek manajemen laba dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak stakeholder
dan juga bisa menurunkan kualitas dari informasi akuntansi yang disampaikan dalam
laporan keuangan karena tidak menyampaikan informasi yang sebenarnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika dilihat dari segi kualitatif laporan keuangan, manajemen laba tidak boleh
dilakukan karena menyebabkan informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan tidak
dapat diandalkan. Selain itu dapat menyebabkan kerugian lain bagi pihak yang
mempunya kepentingan berlawanan.
Secara umum, manajemen laba dikatakan suatu perbuatan atau tindakan yang
menyimpang, walaupun beberapa penjelasan menyebutkan bahwa selama manajemen
laba itu tidak melanggar prinsip pelaporan keuangan, maka bukan merupakan suatu
perbuatan yang menyimpang, akan tetapi tetap saja dengan perbuatan tersebut akan
menyebabkan tidak tercapainya karakteristik kualitatif dari laporan keuangan
dan merusak kredibilitas informasi akuntansi yang disampaikan dalam laporan
keuangan.
B. Saran
Menurut saya manajemen laba memang perlu dilakukan oleh suatau perusahaan
untuk kepentingan perusahaan itu sendiri. Namun, manajer harus tetap memperhatikan
aturan-aturan yang terdapat dalam prinsip akuntansi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo.
Asyik, Nur Fadrih. 2000. Analisa Rasio Keuangan: Identifikasi Faktor-faktor Dalam
Memprediksi Laba. Kajian Bisnis, No . 19, Januari 2000.
Bambang Suripto.Manajemen Laba Dan Manajemen Impresi Dalam Laporan Tahunan:
Penelitian Strategi Pengungkapan Perusahaan. 2013. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia. Juni 2013.
Ahim Abdurrahim. Mendeteksi Earnings Management. Jurnanl Akuntansi & Investasi. Vol. 1
No. 2
M. Dinul Khaiyat. Indikasi Manajemen Laba Melalui Akrual Diskresioner Pada Perusahaan
Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi.
Ni Putu Sandyaswari1 & Gerianta Wirawan Yasa. Indikasi Manajemen Laba Pada Perusahaan
Yang Melakukan Right Issue Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan. 2016. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol.15.1
Lilis Setiawati & Ainun Na’im. Manajemen Laba. 2000. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
Vol. 15, No. 4, 424 – 441
http://estehmanishangatnggakpakegula.blogspot.com/2011/03/manajemen-laba-baik-atau-buruk-
1.html
http://www.umy.ac.id/praktik-manajemen-laba-akibatkan-kerugian-bagi-stakeholders.html
13