Disusun Oleh :
Kelompok 6
Dosen Pengampu :
Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, M.Si., Ak. CA
SARJANA AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
PEMBAHASAN
1
c. Political Cost Hypothesis
Political Cost Hypothesis diakibatkan karena manajemen memanfaatkan kelemahan
akuntansi yang menggunakan estimasi akrual serta pemilihan metode akuntansi
dalam rangka menghadapi berbagai regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
2
harga saham jangka pendek.
3
4. Teknik Manajemen Laba
Setiawati dan Na’im (2000) menyatakan bahwa terdapat tiga teknik dan pola dalam
melakukan manajemen laba, antara lain:
a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara suatu manajemen mempengaruhi laba melalui perkiraan (judgement) terhadap
estimasi akuntansi adalah dengan:
- Estimasi tingkat piutang tak tertagih;
- Estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud;
- Estimasi biaya garansi;
- Lainnya.
b. Mengubah metode akuntansi
Perubahan ini digunakan untuk mencatat suatu transaksi. Misalnya merubah metode
depresiasi aktiva tetap dari metode garis lurus ke metode turun berganda.
c. Menggeser periode biaya atau pendapatan
Contoh dari pengimplementasian teknik ini adalah adanya rekayasa periode biaya
seperti:
- Mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian atau pengembangan
sampai periode akuntansi selanjutnya;
- Mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya;
- Mempercepat atau menunda pengiriman produk ke pelanggan;
- Mengatur saat penjualan aktiva tetap sudah tidak dipakai.
4
dapat memindah laba antarperioda maka laba yang dilaporkan oleh perusahaan akan sama
dengan laba ekonomi perusahaan pada setiap perioda.
Manajemen laba dapat dilakukan melalui tiga pola, income increasing, income
decreasing dan income smooting. Masing-masing pola tersebut mempunyai tujuan
tertentu yang lebih spesifik. Scott (2000) dalam Nasution dan Setiawan (2007)
menyatakan bahwa manajemen laba dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
menurunkan laba (income decreasing earnings management). Salah satu tujuan
penurunan laba ini adalah untuk menghindari pembayaran pajak yang terlalu besar.
Dengan laba bersih yang yang rendah, maka pajak yang dikenakan kepada
perusahaan juga rendah. Income increasing bertujuan untuk menghindari kerugian,
menghindari pelaporan penurunan laba dan menghindari kegagalan dalam beat
analyst forecast. Sedangkan income smooting atau perataan laba biasanya dilakukan
oleh para manajer untuk menstabilkan tingkat laba mereka dalam rangka menjaga harga
pasar saham.
7
kebijakan (discretion) manajerial, sementara undiscretionary accruals merupakan
komponen akrual yang tidak dapat diatur dan direkayasa sesuai dengan kebijakan
manajer perusahaan.
Model Angelo dikembangkan dengan menggunakan perubahan dalam total
akrual (change in total accruals) sebagai proksi manajemen laba. Model Jones
dimodifikasi (Modified Jones Model) menggunakan sisa regresi total akrual dari
perubahan penjualan dan property, plant and equipment, dimana pendapatan
disesuaikan dengan perubahan piutang yang terjadi pada periode bersangkutan.
2. Model akrual khusus (specific accruals), yaitu pendekatan yang menghitung akrual
sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan item atau komponen laporan
keuangan tertentu dari industri tertentu. Misalnya piutang tak tertagih dari sektor
industri tertentu atau cadangan kerugian piutang dari industri asuransi.
Model ini dikembangkan oleh McNichols dan Wilson, Petroni, Beaver dan
Engel, Beaver dan McNichols. McNichols dan Wilson mengembangka model yang
menggunakan sisa provisi untuk piutang tak tertagih, yang diestimasi sebagai sisa
regresi provisi untuk piutang tak tertagih pada saldo awal, serta penghapusan piutang
periode berjalan dan periode yang akan datang sebagai proksi manajemen laba.
Petroni menggunakan klaim terhadap estimasi cadanga kesalahan yang diukur
selama lima tahun perkembangan cadangan kerugian penjaminan kerusakan properti
sebagai proksi manajemen laba.
Model Beaver dan Engel menggunakan biaya yang tersisa dari kerugian
pinjaman, yang diestimasi sebagai sisa regresi biaya dari kerugian pinjaman pada
charge-of bersih, pinjaman yang beredar, aktiva yang tidak bermanfaat dan melebihi
satu tahun perubahan aktiva tidak bermanfaat sebagai proksi manajemen laba.
Sementara Beneish mengembangkan model yang menggunakan hari-hari
dalam indeks piutang, indeks laba kotor (gross margin), indeks kualitas aktiva,
indeks depresiasi, indeks biaya administrasi umum dan penjualan, indeks total akrual
terhadap total aktiva sebagai proksi manajemen laba. Model Beaver dan McNichols
menggunakan korelasi serial dari satu tahun perkembangan cadangan kerugian
penjaminan kerusakan properti sebagai proksi manajemen laba.
8
untuk
9
mendeteksi faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan laba. Model ini terfokus
pada pergerakan laba disekitar benchmack yang dipakai, misalkan laba kuartal
sebelumnya untuk menguji apakah incidence jumlah yang berada di atas maupun di
bawah benchmark telah didistribusikan secara merata atau merefleksikan ketidak
berlanjutan kewajiban untuk menjalankan kebijakan yang telah dibuat.
Model ini dikembangkan oleh Burgtahler dan Dichev, Degeorge, Patel dan
Zeckhauser serta Myers dan Skinners. Model Burgtahler dan Dichev merupakan
model yang menguji apakah frekuensi realisasi laba tahunan yang merupakan bagian
atas (bawah) laba yang besarnya nol dan laba akhir tahun adalah lebih besar (kecil)
daripada yang diharapkan untuk mendeteksi manajemen laba.
Degeorge, Patel dan Zeckhauser mengembangkan model yang menguji apakah
frekuensi realisasi laba kuartalan yang merupakan bagian atas (bawah) laba yang
besarnya nol, laba akhir kuartal dan forecast investor adalah lebih besar (kecil)
daripada yang diharapkan untuk mendeteksi manajeman laba. Model Myers dan
Skinners merupakan model yang menguji apakah angka-angka laba meningkat yang
berurutan adalah lebih besar dibandingkan angka-angka jika tanpa manajemen laba
untuk mendeteksi manajemen laba.
10
STUDI KASUS MANAJEMEN LABA
“PENGARUH KOMITE AUDIT DAN KUALITAS AUDITOR TERHADAP
MANAJEMEN LABA DENGAN KEPEMILIKAN KELUARGA SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI”
Oleh :
Mohammad Natsir, I Dewa Nyoman Badera
Universitas Udayana
Manajemen laba muncul sebagai akibat dari adanya agency conflicts, di mana kinerja
manajemen yang diukur berdasarkan laba perusahaan yang dihasilkannya dapat mendorong
manajemen melakukan perilaku menyimpang yang berupa manajemen laba. Praktik
manajemen laba yang terjadi pada perusahaan dapat dicegah dengan menciptakan suatu
sistem tata kelola perusahaan yang baik. Salah satu bentuk tata kelola perusahaan yang baik
adalah dengan membentuk komite audit yang salah satu tugasnya adalah melakukan
penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten atau Perusahaan Publik
kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan
lainnya terkait dengan informasi keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Kinerja komite
audit dalam mengawasi praktik manajemen laba akan menjadi lebih efektif jika para
anggotanya memiliki independensi dalam menyatakan sikap dan pendapat (Pamudji &
Trihartati, 2010). Faktor lain yang dapat mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan
adalah kualitas auditor eksternal (Partono & Purwanto, 2015) yang mana bertujuan untuk
menentukan apakah laporan keuangan auditee telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (PABU).
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur, khususnya perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016 sebagai
jenis perusahaan yang diteliti (sampel dan populasi), yang mana dikarenakan tingginya
kemungkinan pelaksanaan manajemen laba pada perusahaan jenis ini. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya aset perusahaan manufaktur yang berupa persediaan. Selain persediaan
perushaaan yang banyak, perusahaan manufaktur juga memiliki jumlah aset tetap yang cukup
banyak. Perusahaan manufaktur dapat merubah estimasi umur aktiva tetap yang dimilikinya
yang akan meningkatkan atau menurunkan beban depresiasi aktiva tetap tersebut yang
nantinya akan berpengaruh pada laba yang akan dihasilkan perusahaan. Teknik pemilihan
perusahaan manufaktur di BEI ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel
dengan pertimbangan tertentu. Sementara, teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan uji Moderate Regression Analysis (MRA).
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa komite audit berpengaruh secara negatif
terhadap praktik manajemen laba perusahaan. Hal ini berarti dengan semakin tingginya
proporsi anggota komite audit yang independen akan dapat menurunkan praktik manajemen
laba yang terjadi pada perusahaan. Keberadaan komite audit pada perusahaan dapat
mengurangi praktik manajemen laba yang merupakan akibat dari tindakan opportunistik yang
dilakukan oleh manajer. Hal ini disebabkan oleh anggota komite audit yang independen akan
dapat lebih leluasa dalam menyatakan sikap dan pendapatnya dalam menangkal praktik
manajemen laba karena anggota komite audit tersebut tidak akan mendapatkan tekanan yang
11
kuat dari pihak manajemen. Kualitas auditor eksternal berpengaruh secara negatif terhadap
praktik manajemen laba perusahaan. Hal ini berarti dengan semakin tingginya kualitas
auditor eksternal yang digunakan oleh suatu perusahaan akan dapat menurunkan praktik
manajemen laba yang terjadi pada perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi kualitas kantor akuntan publik yang digunakan perusahaan akan dapat
menurunkan praktik manajemen laba yang terjadi pada perusahaan. Hal ini disebabkan
karena KAP kecil memiliki insentif yang lebih besar untuk tidak melaporkan kesalahan
akuntansi yang material dengan tujuan menjalin relasi yang baik dengan klien tersebut.
Sebaliknya, KAP berukuran besar memiliki ketergantungan yang lebih kecil terhadap
kliennya yang dapat membuatnya lebih leluasa dalam menemukan kesalahan akuntansi yang
bersifat material. Kepemilikan keluarga berpengaruh positif signifikan pada manajemen laba,
kepemilikan keluarga tidak mampu memoderasi pengaruh komite audit pada praktik
manajemen laba perusahaan, dan kepemilikan keluarga memperlemah pengaruh kualitas
auditor eksternal pada manajemen laba.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo.
Egi. 2018. Teori Akuntansi SAP 13. Diakses Rabu, 16 November 2022 dari
https://id.scribd.com/document/372346215/Teori-Akuntansi-SAP-13
Ibnu. (2020). Manajemen Laba: Pengertian, Fungsi, Faktor Penyebab, Pola dan Cara
Melakukan. https://accurate.id/akuntansi/pengertian-lengkap-manajemen-
laba/#Pola_Manajemen_Laba. Diakses pada 28 November 2022.
Natsir, M., & Badera, I. N. (2020). Pengaruh Komite Audit dan Kualitas Auditor terhadap
Manajemen Laba dengan Kepemilikan Keluarga sebagai Variabel Pemoderasi. E-
Jurnal Akuntansi, 114-129.
13