Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“PEMBUATAN KEPUTUSAN KELOMPOK”

OLEH :

KELOMPOK 3

COKORDA BAGUS KRISNA DHARMAYUDA (1807531104 / 09)

NI PUTU PUTRI PRATIWI (1807531133 / 19)

COKORDA ISTRI WAHYUNIYASANTI (1807531144 / 21)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020

This study source was downloaded by 100000839503439 from CourseHero.com on 11-29-2022 18:12:55 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/82181452/AKPRI-C2-Kelompok-3-Pembuatan-Keputusan-Kelompokdocx/
PEMBAHASAN

A. MEMAHAMI KELOMPOK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


KELOMPOK
1. Komposisi dan Keanggotaan Kelompok
Kelompok pada umumnya melampaui individual untuk sejumlah
alasan : 1) kelompok mempunyai lebih banyak pengetahuan dan
informasi, 2) kelompok memberikan lebih banyak pendekatan solusi
masalah yang beragam dibandingkan dengan individu yang sering kali
jatuh ke dalam pemikiran sendiri, 3) partisipasi dalam pemecahan
masalah meningkatkan penerimaan keputusan akhir ketika anggota
kelompok menerima tanggung jawab, dan 4) komunikasi yang lebih
baik selama resolusi masalah.
Teori manfaat kelompok mengatakan bahwa keragaman akan
menghasilkan keragaman dalam latar belakang pengetahuan dan
solusi masalah yang mengurangi pemikiran kelompok. Masalah yang
melingkupi keragaman anggota kelompok sepertinya mempunyai
implikasi signifkan terhadap kelompok akuntansi yang relatif rendah
dalam hal ragam anggota.
2. Dinamika Keanggotaan
Perubahan keanggotaan secara teori dianggap mempunyai
dampak utama terhadap cara dengan mana kelompok membuat
keputusan. Arrow dan McGrath mengembangkan kerangka kerja
untuk pengkajian sistematis terhadap dampak dari perubahan
keanggotan terhadap perilaku kelompok. Dapat dikategorikan
kedalam tiga area yang luas : 1) konteks lingkungan dimana
perubahan keanggotaan akan mengubah reaksi kelompok dan pada
akhirnya kepada penyesuaian kembali, 2) dampak perubahan
keanggotaan terhdap fungsional kelompok, dan 3) dua area efek
utama yang meningkat kompleksitasnya sejalan dengan perubahan
dalam konteks dimana kelompok bekerja.
3. Formasi Kelompok dan Peranan Anggota
Peranan umumnya didefinisikan sebagai posisi dalam kelompok
(misalnya status) dengan hak dan kewajiban terhadap satu atau lebih

This study source was downloaded by 100000839503439 from CourseHero.com on 11-29-2022 18:12:55 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/82181452/AKPRI-C2-Kelompok-3-Pembuatan-Keputusan-Kelompokdocx/
anggota yang lain dalam kelompok, tetapi tidak mencakup peranan
informal dan peranan drama. Kerja kelompok dalam membangun
peranan melalui sebuah proses evolusioner dimulai ketila tim
pertarma kali dibentuk. Kelompok mungkin dibentuk ulang melalui
langkah-langkah formatif ketika mereka mengimplementasikan
penyesuaian tentang peranan untuk memperbaki kinerja kelompok.
4. Rapat
Rapat dapat dilakukan dalam bermacam cara berdasarkan pada
sasaran yang diinginkan dan tingkat struktur yang dapat diterima,
a. Interaksi Kelompok. Rapat umumnya tidak statis, tetapi rapat
tunggal merupakan salah satu yang menuntut anggota kelompok
untuk melakukan banyak interaksi.
b. Aktivitas pra-rapat, idealnya dicapai sebelum seluruh partisipan
rapat terlibat. Aktivitas ini digunakan untuk menentukan arah dan
fokus dari rapat, mengundang individu yang tepat untuk hadir dan
menjalankan rapat dengan efektif.
c. Aktivitas Rapat, terdiri dari 3 subproses :
a) Fase mulai , tindak lanjut langsung dari beberapa aktivitas
pra-rapat dan memungkinkan partisipan untuk menelaah dan
berkomentar tentang agenda rapat dan jadwal. Aktivitas ini
meliputi : pemantauan, aktivitas proses seputar, aktivitas
tugas, dan pencatatan.
b) Berlangsung
c) Tahap selesai, berusaha memastikan bahwa anggota
kelompok mempunyai pemahaman tentang apa yang telah
dicapai dalam rapat dan sebaiknya memasukkan umpan balik
informasi yang diperoleh dari seluruh anggota kelompok.
d. Aktivitas pasca-rapat, meliputi penciptaan dan distribusi
dokumen untuk memastikan seluruh partisipan mempunyai
catatan serupa tentang aktivitas rapat, menjaga perulangan
umpan balik guna memberikan saluran input tambahan pada hasil
rapat, dan komunikasi berkaitan dengan rapat selanjutnya.
e. Proses Kelompok Terstruktur, menggunakan satu dari beberapa
pendekatan untuk memberikan pendekatan terstruktur terhadap

This study source was downloaded by 100000839503439 from CourseHero.com on 11-29-2022 18:12:55 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/82181452/AKPRI-C2-Kelompok-3-Pembuatan-Keputusan-Kelompokdocx/
proses solusi. Metode yang paling umum digunakan yakni “Teknik
Kelompok Nominal” :
1) Masing-masing anggota secara diam menghasilkan daftar
respon sendiri terhadap tugas kelompok.
2) Mencatat ide masing masing anggota, satu per satu secara
berputar.
3) Masing masing partisipan menyampaikan suara berdasarkan
jumlah respons terbatas yang dipilih dari kumpulan daftar
respons.
4) Melibatkan diskusi terbuka, klarifikasi, dan evaluasi ide.
5) Voting kedua dan final tentang sekumpulan respons diskusi.
5. Adaptasi Kelompok terhadap Perubahan Lingkungan
Teori Strakturasi Adaptif dapat berfungsi sebagai alat untuk
memahami bagaimana kelompok beradaptasi terhadap struktur baru
ini. Struktur adalah aturan dan penggunaan faktor sumber daya untuk
menghasilkan dan mendukung sistem. Bermacam-macam struktur
digerkenalkan ke dalam kelompok untuk mencari yang paling tepat
bagi kelompok dengan cara yang paling dapat diterima. Apropriasi
merujuk pada cara dengan mana struktur diadaptasi oleh kelompok
untuk digunakan sendiri selama produksi, sementara reproduksi
struktur (atau penegasan) secara kontinu selama interaksi kelompok
disebut strukturasi.
6. Teori Interaksi Waktu dan Kinerja
McGrath memperkenalkan sebuah teori waktu, interaksi, dan
kinerja dengan tujuan khusus yaitu untuk mengintegrasikan literatur
kelompok kecil yang terpecah-pecah ke dalam sebuah teori integratif
tunggal tentang bagaimana kelompok berperilaku dan bagaimana
perilaku ini dipengaruhi oleh kumpulan faktor-faktor lingkungan,
teknologi, sosiologis, dan psikologis. Teori ini didasarkan pada riset
terbaru yang berhubungan dengan dinamika perubahan keanggotaan,
teori-teori komunikasi, dan teori strukturasi adaptif.
B. ISU METODELOGIS DALAM RISET KELOMPOK

1. Kelompok Natural vs Kelompok Ad hoc


Masalah yang paling menonjol dalam riset kelompok, baik pada
bidang akuntansi perilaku ataukah pada bidang kelompok kecil, yaitu

This study source was downloaded by 100000839503439 from CourseHero.com on 11-29-2022 18:12:55 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/82181452/AKPRI-C2-Kelompok-3-Pembuatan-Keputusan-Kelompokdocx/
penggunaan kelompok ad hoc dalam eksperimen untuk membangun
teori yang berkaitan dengan kelompok natural. Kelompok ad hoc
dibentuk berdasarkan kebutuhan untuk melakukan tugas spesifk.
Dalam lingkungan keria, kelompok tersebut jarang ditemui. Akan
tetapi, kelompok biasanya dibentuk untuk bekerja untuk periode waktu
tertentu guna memecahkan masalah tertentu. Kelompok terakhir ini
dianggap sebagai kelompok natural di mana mereka menunjukkan
seperti apa norma kelompok dan mereka memberikan lingkungan
yang berhubungan dengan dinamika kelompok. Pada riset
sebelumnya menunjukkan hasil bahwa kelompok natural memberikan
hasil yang agak berlawanan dengan eksperimen yang menggunakan
kelompok ad hoc.
2. Keanggotaan dan Komposisi Kelompok
Mencapai jumlah subjek yang memadai selanjutnya diperumit oleh
kebutuhan penggunaan kelompok natural versus kelompok ad hoc.
Penggunaan kelompok natural membutuhkan sebuah studi tipe
longitudinal yang memberikan waktu memadai bagi kelompok untuk
membangun protokol dan peranan penting sclama proses
entrainment. Dinamika yang disebabkan oleh perubahan keanggotaan
semakin mempersulit eksperimen yang tidak dirancang atau
dipersiapkan guna menangani perubahan. Kesulitan ini menjadi
keterbatasan potensial untuk temuan riset.
Perhatian selanjutnya muncul dari keinginan untuk mengacak
penugasan anggota kelompok versus anggota yang diinginkan untuk
memaksimumkan keragaman keanggotaan versus teori kelompok
yang menunjukkan kelompok biasanya memillh anggota mereka
sendiri sebelum pembentukan dan proses seleksi ini adalah
komponen penting bagi evolusi kelompok.
C. MASALAH RISET KELOMPOK DALAM BIDANG AKUNTANSI/
AUDITING
Riset akuntansi perilaku yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan kelompok dapat dikategorikan ke dalam empat area:
a) Pengkajian kinerja kelompok kerja seperti bagaimana kelompok kerja
membutuhkan perubahan dalam lingkungan kerja.
b) Penyelesaian proses tinjauan kertas keria dalam lingkungan auditing.

This study source was downloaded by 100000839503439 from CourseHero.com on 11-29-2022 18:12:55 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/82181452/AKPRI-C2-Kelompok-3-Pembuatan-Keputusan-Kelompokdocx/
c) Penggunaan pengambilan keputusan kelompok rekan sejawat dalam
lingkungan akuntansi.
d) Dampak integrasi kemunculan komputerisasi teknologi kelompok.
1. Kinerja Kelompok Kerja
Salah satu area menarik yang muncul dalam riset ini adalah
ketertarikan terhadap kinerja relatif kelompok kooperatif versus non-
kooperatif. Masalah kinerja kelompok kooperatif versus non-kooperatif
dirasakan berhubungan erat dengan kompleksitas tugas dan
kompleksitas koordinasi khusus. Kompleksitas koordinatif adalah sifat dan
bentuk atau hubungan antara serangkaian input, isyarat informasi,
produk, dan aksi. Kompleksitas koordinatif dipahami sebagai hal yang
sama dengan interdependensi tugas ketika ditemukan bahwa kelompok
kooperatif melampaui kelompok non-kooperatif ketika tugas sangat
interdependen.

2. Kelompok Hierarkis dan Proses Tinjauan Audit


Kelompok hierarkis ketika berhubungan dengan proses tinjauan audit
masuk dalam satu area riset kelompok yang menerima perhatian
substansial dari komunitas akuntansi. Hal ini barangkali berhubungan
dengan fakta bahwa satu bidang riset multi auditor yang membuat desain
eksperimental berhubungan erat dengan desain riset individu dan
bukannya pada desain kelompok lebih kompleks. Desain ini
menguntungkan karena dapat menghindari masalah metodologis,
Sementara masih terdapat beberapa keprihatinan bahwa penggunaan
struktur kelompok ad hoc menerobos hubungan kelompok natural antara
pihak yang menyiapkan laporan (preparer) dan dan pihak peninjau
laporan (reviewer), perilaku peninjau dapat diteliti secara terpisah.
3. Mengintegrasikan Komputerisasi Sistem Dukungan Kelompok
Dengan kemajuan teknologi komunikasi, individu dapat bertemu
sebagai kelompok dengan menggunakan satu atau lebih teknologi,
seperti call conference, video conferencing, atau real time computer
conferencing. Terdapat semakin banyak pengakuan bahwa dukungan
komputer dapat meningkatkan interaksi kelompok melalui anggota
kelompok individual yang bekerja secara simultan dan paralel. Area riset
ini umumnya dikategorikan sebagai "sistem dukungan kelompok (SDK),"

This study source was downloaded by 100000839503439 from CourseHero.com on 11-29-2022 18:12:55 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/82181452/AKPRI-C2-Kelompok-3-Pembuatan-Keputusan-Kelompokdocx/
dan dapat membentuk ulang cara bagaimana kerja akuntansi dan
manajemen dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan Lubis Arfan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

This study source was downloaded by 100000839503439 from CourseHero.com on 11-29-2022 18:12:55 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/82181452/AKPRI-C2-Kelompok-3-Pembuatan-Keputusan-Kelompokdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai