Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

OBSERVASI KOMUNIKASI KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Ilmu Komunikasi

Dosen Pengampu :
Prita Priantini Nur Chidayah, S.PT.,M.I.Kom

Disusun Oleh:

Siti Nabilatul Zahro ( 1224020148 )


Syahrani Khasyifa ( 1224020155 )

Fakultas Dakwah dan Komunikasi


Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang " Observasi
Komunikasi Kelompok ". Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas akhir pada mata kuliah Ilmu Komunikasi.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada


setiap pihak yang telah mendukung penulis selama proses penyelesaian tugas ini hingga
selesainya makalah ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prita Priantini Nur
Chidayah, S.PT.,M.I.Kom selaku dosen pengampu di Mata Kuliah Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan juga kegiatan
pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Bandung, 23 Juni 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Fokus Observasi..............................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Profil Kelompok..............................................................................................................3

B. Hasil Analisis..................................................................................................................3

BAB III PENUTUP 9

A. Kesimpulan.....................................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi kelompok merupakan proses komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih dalam suatu kelompok atau tim kerja. Komunikasi kelompok mencakup aspek-
aspek yang terkait dengan bagaimana anggota kelompok berkomunikasi, berinteraksi, dan
bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Setiap kelompok memiliki tujuan atau tugas
yang harus dicapai. Komunikasi kelompok bertujuan untuk memfasilitasi pemahaman
bersama mengenai tujuan tersebut, membagi tugas dan juga tanggung jawab, serta membantu
anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Komunikasi kelompok dapat memiliki struktur formal atau informal. Struktur formal
ditentukan oleh peran dan hierarki di dalam kelompok, sementara struktur informal
mencakup pola-pola komunikasi yang timbul secara alami antara anggota kelompok.
Pemahaman mengenai struktur komunikasi kelompok membantu anggota kelompok dalam
berinteraksi dengan tepat. Setiap anggota kelompok memiliki peran dan identitas yang
berbeda-beda. Komunikasi kelompok melibatkan pemahaman mengenai peran masing-
masing anggota, termasuk tanggung jawab, keahlian, dan kontribusi yang diharapkan dari
mereka.
Pemahaman ini membantu dalam distribusi tugas, koordinasi, dan pengambilan
keputusan. Norma dan etika komunikasi kelompok mencakup aturan-aturan yang mengatur
cara berkomunikasi yang dianggap baik dan efektif dalam kelompok. Norma ini mencakup
aspek seperti saling mendengarkan, menghormati pendapat orang lain, memberikan umpan
balik secara konstruktif, dan menghargai keragaman pendapat. Memahami komunikasi
kelompok merupakan langkah penting dalam membangun komunikasi yang efektif dan
produktif di antara anggota kelompok. Dengan pemahaman ini, kelompok dapat mencapai
tujuan mereka dengan lebih baik dan menjaga hubungan yang harmonis antar anggota. Selain
itu, pemahaman tentang latar belakang komunikasi kelompok juga membantu mengatasi
hambatan - hambatan komunikasi yang mungkin timbul dalam kelompok, seperti konflik
pertentangan yang disebabkan oleh kepentingan yang berbeda. Konfli ini berasal dari faktor
internal dan eksternal. Konflik ini dapat memberikan dampak yang cukup besar bagi
kelompok. Didalam makalah ini, kami membahas tentang salah satu kelompok bina yang ada
didalam organisasi Syarekat Mahasiswa Islam.

1
B. Fokus Observasi
1. Bagaimana tahapan interaksi dalam kelompok bina ini ?
2. Apa klasifikasi kelompok yang ada di kelompok bina ini ?
3. Apa norma dan peran yang dipakai dalam kelompok bina ini ?
4. Bagaimana pemikiran dan bentuk polarisasi yang ada dalam kelompok bina ini ?
5. Bagaimana efektivitas itu bisa terjadi dalam kelompok bina ini ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan interaksi didalam kelompok bina ini.
2. Untuk mengetahui klasifikasi kelompok yang ada di keompok bina ini.
3. Untuk mengetahui norma dan peran yang dipakai dalam kelompok bina ini.
4. Untuk mengetahui pemikiran dan bentuk polarisasi yang ada dalam kelompok bina ini.
5. Untuk mengetahui efektivitas yang terjadi dalam kelompok bina ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Kelompok
Kelompok bina ini merupakan salah satu kelompok dari organisasi SMI (Syarekat
Mahasiswa Islam) yang merupakan suatu organisasi umum yang diikuti oleh sejumlah
mahasiswa, baik dari mahasiwa baru ataupun mahasiswa tinggat atas. Yang melatarbelakangi
adanya kelompok ini adalah kumpulan orang-orang yang memiliki kebutuhan dan tujuan
yang sama. Yakni sama-sama memiliki kebutuhan dalam kegiatan kerohanian, dan memiliki
tujuan yang sama, yakni belajar ilmu agama.
Kelompok ini beranggotakan 7 orang, yakni:
1. Hasan Al-Faruq
2. Siti Sa'adah
3. Neng Intan
4. Salsabila
5. Silvia latifah
6. Nur Siti Amelia
7. Raras Rastiani
Dari beberapa anggota tersebut, salah satu diantaranya ada seorang penanggung jawab
dari kelompok tersebut, yakni Hasan Al-Faruq yang merupakan ketua kelompok sekaligus
penanggung jawab atas kelompok tersebut.

B. Hasil Analisis
1. Tahapan Komunikasi
Tahapan komunikasi kelompok mengacu pada serangkaian aktivitas komunikasi yang
terjadi dalam kelompok dengan tujuan menciptakan pemahaman dan tindakan kolektif. Tahap
pertama dalam pembentukan kelompok adalah ketika anggota kelompok baru mengenal satu
sama lain, mencari tahu peran masing-masing, serta mendefinisikan tujuan yang ada dalam
kelompok tersebut. Tahap kedua melibatkan adanya konflik atau gesekan antara anggota
kelompok. Pada tahap ini, anggota kelompok mungkin memiliki pandangan yang berbeda
dan pendapat yang berbeda tentang suatu hal. Dalam kelompok ini, latarbelakang yang terjadi
karena seseorang yang sadar akan dirinya sebagai muslim, sehingga memiliki kewajiban
dalam hidup berjama'ah dengan muslim yang lainnya. Sehingga berkumpul dalam satu

3
wadah. Disini diadakan perkumpulaan setiap satu minggu sekali, biasanya diadakan dihari
minggu. Ketua kelompok memaparkan materi yang dibawakan sesuai tema yang telah
ditentukannya kepada anggota, setelah selesai dipaparkan maka anggota kelompok akan
diminta untuk menjelaskan ulang apa yang telah disampaikan oleh ketua. Sehingga
pengulangan materi sering terjadi agar tidak mudah lupa terhadao materi yang diberikan
tersebut. Kesimpulannya tahapan komunikasi dalam kelompok ini sudah terpenuhi karena
adanya tahapan gagasan, perencanaan, pepengorganisasian, emosional sosial, dan penilaian.

2. Klasifikasi Kelompok
Klasifikasi ini untuk memudahkan dalam memahami perbedaan antar jenis kelompok
dan mengarahkan fokus pada tujuan komunikasi. Dengan mengetahui jenis kelompok dan
tujuan komunikasi, komunikasi kelompok dapat menjadi lebih efektif dan bermakna bagi
kelompok tersebut. Dalam kelompok bina ini, bisa dikatakan kelompok informal karena
kelompok ini terdiri dari dua atau lebih individu yang berkumpul bersama dengan tujuan-
tujuan tertentu yang tidak terorganisir secara resmi. Dan salah satu tujuan terbentuknya
kelompok bina ini adalah untuk membangun hubungan sosial dan mengisi waktu bersama
serta menyelesaikan tugas atau proyek tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan
bersama.
Klasifikasi kelompok ini termasuk kedalam kelompok in group karena membentuk
kerjasama dan keterikatan sebagai saudara semuslim. Sehingga sikap empati dan solidaritas
sangat terjalin dalam kelompok ini.

3. Norma Kelompok
Norma pada kelompok bina ini merupakan norma tugas karena kelompok bina
tersebut berpusat pada organisasi yang mengatur segala bentuk kegiatan, keseharian dan apa
saja yang harus dilakukan oleh seorang muslim. Pada kelompok bina ini juga menerapkan
norma prosedural, yaitu norma yang menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok
harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan apakah
melalui suara mayoritas ataukah dilakukan pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Hal ini
dapat diketahui saat penentuan tempat berkumpul dan waktu untuk berkumpul yang
mengikuti suara terbanyak. Selain itu ada beberapa hal norma yang digunakan dalam
kelompok bina ini, yakni :

4
1. Anggota kelompok bina harus datang tepat waktu pada pertemuan kelompok dan
menghargai jadwal yang telah ditetapkan. Norma ini menekankan pentingnya
kedisiplinan dan menghormati waktu anggota kelompok lainnya.
2. Anggota kelompok bina harus saling bekerja sama, berbagi tanggung jawab, dan
mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama. Norma ini mendorong
kerja tim yang efektif dan sikap saling menghargai antaranggota kelompok.
3. Anggota kelompok bina harus berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Norma ini
mendorong anggota kelompok untuk mendengarkan dengan baik, mengungkapkan
pendapat dengan jelas, dan menerima masukan serta kritik dengan sikap terbuka dan
percaya diri.
4. Anggota kelompok bina harus tahu pentingnya menghormati pendapat, perbedaan,
dan privasi anggota kelompok bina. Anggota kelompok diharapkan untuk saling
menghormati dan tidak melakukan diskriminasi.
5. Anggota kelompok bina harus bekerja keras dan memberikan kontribusi yang
signifikan dalam mencapai tujuan kelompok. Norma ini mengedepankan kinerja yang
tinggi dan tanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing.
6. Anggota kelompok bina harus berperilaku dengan beretika yang baik sesuai dengan
perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Salah satu contohnya tidak
berbohong, tidak mencuri, tidak menyekutukan Allah, dsb.
7. Anggota kelompok bina harus bisa menangani konflik dengan cara yang konstruktif
dan sehat. Norma ini mendorong penyelesaian konflik melalui diskusi terbuka,
pengambilan keputusan yang adil, dan mencari solusi yang memenuhi kepentingan
semua pihak.
8. Anggota kelompok bina harus ikut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
kelompok, seperti diskusi, pertemuan, dan tugas kelompok. Norma ini mendorong
keterlibatan dan kontribusi yang merata dari setiap anggota kelompok.berbeda .

4. Peran Kelompok
Dalam Peran dalam komunikasi kelompok dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok bina kepada ketua
atau anggota kelompok lain, karena kedudukan setiap orang dalam kelompok itu
sebagai aktivis.
2. Peran partisipatif adalah peran yang diberikan anggota kelompok bina terhadap
kelompok atau organisasi, sikap ini sangat berguna bagi pertumbuhan kelompok.
5
3. Peran pasif sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, dimana anggota
kelompok mampu menahan diri agar diberikan kesempatan kepada fungsi lain dalam
kelompok agar dapat berjalan dengan baik.
Pada kelompok bina narasumber yang menjadi anggota kelompok bina yang
selalu ikut andil dalam pemilihan keputusan dan mengikuti setiap keputusan
kelompok. Maka peran kelompok dari narasumber cenderung kedalam peranan
partisipatif.tersebut.

5. Pemikiran Kelompok
Pemikiran kelompok merujuk pada proses di mana anggota kelompok bekerja
bersama untuk memecahkan masalah, menghasilkan ide, atau mengambil keputusan
dengan berkontribusi secara aktif dan saling berinteraksi. Pemikiran kelompok
melibatkan berbagi pemahaman, gagasan, perspektif, dan pengetahuan untuk
mencapai hasil yang lebih baik daripada yang bisa dicapai secara individual.
Pemikiran kelompok pasti selalu ada dan mengganggu kinerja kelompok, dan dalam
kelompok ini ada faktor stuktural yang menghambat, karena kurangnya koordinasi
dari anggota kepada ketua. Dan juga terdapat tekanan ketugasan kepada kelompok
karena ketua mengharuskan kelompok untuk melakukan suatu kegiatan, seperti
mengikuti majlis ilmu empat kali dalam seminggu, padahal setiap orang tidak
semuanya memiliki jadwal kosong yang sama. Selain itu ada pula beberapa aspek
penting dalam pemikiran kelompok, seperti anggota kelompok bina bekerja bersama
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan bersama. Mereka saling berbagi
informasi, menggabungkan pengetahuan dan keterampilan mereka, dan saling
mendukung untuk mencapai hasil yang diinginkan. Komunikasi yang dipakai juga
komunikasi yang baik, yang merupakan fondasi dari pemikiran kelompok yang
efektif. Anggota kelompok perlu mendengarkan dengan baik, mengungkapkan
gagasan dengan jelas, dan berkomunikasi secara terbuka dan saling menghormati. Ini
sangat perlu diterapkan dalam kelompok bina karena merupakan suatu kewajiban
yang harus ada dan haru dimiliki oleh setiap anggota kelompok.

6. Polarisasi Kelompok
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum
diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu,
setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila
6
sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan menentang lebih keras. Polarisasi kelompok adalah gejala
mengumpulnya pendapat kelompok pada satu pandangan tertentu. dan hal ini
berdampak ekstrem dalam artian jika suatu kelompok mendukung suatu pendapat
maka setelah diskusi mereka akan lebih mendukung begitu pula sebaliknya, jika suatu
kelompok menetang suatu pendapat maka setelah diskusi mereka akan lebih
menentang lagi.
Polarisasi kelompok sering kali terjadi ketika ada perbedaan yang signifikan
dalam pandangan, nilai, atau tujuan antara anggota kelompok.berkumpul. Diantara
ketua dan anggota terdapat kecanggungan karena berjenis kelamin laki-laki dan
beranggotakan perempuan. Dan jika perkumpulan rapat untuk memecahkan suatu
masalah kurangnya komunikasi dikarenakan jadwal anggota yang setiap waktu
terdapat perbedaan.

7. Efektivitas kelompok
Efektivitas komunikasi dalam kelompok bina ini merujuk pada kemampuan
kelompok untuk berkomunikasi secara efektif dalam mencapai tujuan bersama.
Komunikasi yang efektif dalam konteks kelompok ini sangat penting karena dapat
mempengaruhi kolaborasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, serta
pencapaian hasil yang diinginkan. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat
meningkatkan efektivitas komunikasi dalam kelompok bina ini:
1. Kelompok bina ini memiliki tujuan yang jelas dan dipahami oleh semua anggota
sehingga lebih mampu berkomunikasi dengan fokus dan arah yang jelas.
2. Saluran komunikasi yang terbuka antara anggota kelompok bina. Semua anggota
diharuskan merasa nyaman untuk berbagi gagasan, pandangan, dan masalah yang
mungkin sedang dihadapi.
3. Mendengarkan dengan aktif ini sudah menjadi bagian keterampilan penting dalam
komunikasi kelompok bina. Anggota kelompok perlu benar-benar memperhatikan
dan mencoba memahami apa yang dikatakan oleh anggota lain atau ketua sehingga
mampu menyampaikan ulang pendapat atau pemahamnnya.
4. Menentukan peran dan tanggung jawab setiap anggota kelompok bina secara jelas
telah membantu menghindari kebingungan dan meningkatkan efisiensi komunikasi
dalam kelompok.

7
5. Kelompok bina ini menggunakan saluran komunikasi secara langsung atau tatap
muka sehingga mampu menciptakan suasana yang kondusif serta anggota dan ketua
mampu memberikan dan menerima feedback konstruktif secara terbuka dalam
komunikasi kelompok.
6. Ketika adanya konflik yang dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi kelompok
ini, maka penting untuk memiliki mekanisme penyelesaian konflik yang efektif dan
mengelola konflik dengan bijaksana agar tidak menghambat komunikasi yang
produktif.
7. Anggota kelompok bina perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik, seperti
kemampuan menyampaikan ide dengan jelas, mengajukan pertanyaan yang relevan,
dan menyampaikan pesan dengan tepat, akan membantu meningkatkan efektivitas
komunikasi kelompok secara keseluruhan. Sehingga koordinasi antara ketua dan
anggota dapat berjalan dengan bak dan efektif.
8. Disetiap pekan selalu ada evaluasi dan perbaikan secara berkala, sehingga terus
terjalin ketugasan dan tanggung jawab yang penuh atas tugas tersebut.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pola komunikasi dalam wawancara kelompok dominan terjadi antara pemimpin
kelompok dan anggota kelompok. Pemimpin kelompok mengatur arah percakapan, sementara
anggota kelompok saling berbagi pendapat dan menanggapi pertanyaan dengan argumen
yang didukung oleh bukti dan referensi. Gaya berbicara anggota kelompok bervariasi.
Beberapa anggota kelompok lebih vokal dan aktif dalam berkomunikasi, sementara yang lain
lebih pasif dan cenderung mendengarkan. Namun, secara keseluruhan, anggota kelompok
mengikuti etika berbicara yang baik dengan memberi kesempatan berbicara satu sama lain.
Komunikasi dalam wawancara kelompok terlihat cukup efektif dalam mencapai tujuan.
Anggota kelompok saling berinteraksi dengan baik dan menghormati pendapat satu sama
lain. Pemimpin kelompok mampu menjaga arah percakapan agar tetap fokus pada topik yang
dibahas. Kelompok yang menjadi objek observasi kali ini adalah salah satu kelompok bina
yang ada di suatu organisasi umum yakni SMI. Adapun kesimpilan dari observasi ini adalah:

1. Tahapan komunikasi kelompok bina ini mengacu pada serangkaian aktivitas


komunikasi yang terjadi dalam kelompok dengan tujuan menciptakan pemahaman
dan tindakan kolektif. Sehingga diawali dengan perkenalan yang bertujuan untuk
saling bekerjasama satu sama lain.
2. Klasifikasi kelompok bina ini termasuk kedalam kelompok in group, karena
membentuk kerjasama dan keterikatan sebagai saudara semuslim. Sehingga sikap
empati dan solidaritas sangat terjalin dalam kelompok ini.
3. Norma pada kelompok bina ini merupakan norma tugas karena kelompok bina
tersebut berpusat pada organisasi yang mengatur segala bentuk kegiatan,
keseharian dan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang muslim. Peran yang
berlaku adalah peran aktif, karena ketua mengharuskan semua anggota kelompok
untuk berperan aktif dalam kegiatan kelompok, dan juga berlaku peran
partisipatif, karena seluruh anggota kelompok harus berkontribusi atas berjalannya
kelompok tersebut.
4. Pemikiran kelompok dala kelompok bina ini pasti selalu ada dan cukup
mengganggu kinerja kelompok. Dan dalam kelompok ini ada faktor stuktural yang
sangat menghambat, itu terjadi karena kurangnya koordinasi dari anggota kepada

9
ketua. Adapun suapu polarisasi yakni kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem.
Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung
tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan
tersebut.
5. Efektivitas dalam komunikasi dalam kelompok bina ini merujuk pada kemampuan
kelompok untuk berkomunikasi secara efektif dalam mencapai tujuan bersama.
Komunikasi yang efektif dalam konteks kelompok ini sangat penting karena dapat
mempengaruhi kolaborasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, serta
pencapaian hasil yang diinginkan.

10

Anda mungkin juga menyukai