MAKALAH
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmatNya, sehingga penulis mendapatkan kelancaran dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul “Komunikasi Dalam Organisasi” dalam mata kuliah Perilaku Organisasi
Penulis sadar bahwa memiliki banyak kekurangan dalam proses penyusunan makalah
ini, maka dari hal tersebut penulis mengharapkan saran atau kritik dari pembaca sehingga
makalah ini dapat sempurna.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................3
C. Hambatan Komunikasi.....................................................................................................8
D. Proses Komunikasi.........................................................................................................10
E. Gaya Komunikasi...........................................................................................................11
A. Metode Penelitian.............................................................................................................14
B. Studi Kasus.......................................................................................................................15
BAB IV KESIMPULAN.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
LAMPIRAN.............................................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
1. Pengertian Komunikasi
7
Panuju, Redi, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset, 2015) hlm 30
8
Panuju, Redi, Komunikasi Organisasi,…hlm 30
4
f. Barnlund
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi
rasa akan ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau
memperkuat ego
g. Berelson dan Stainer
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian
dan lain- lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-
gambar, angka-angka dan lain-lain.
h. Janis dan Kelley
Komunikasi adalah proses melalui seseorang (komunikator) menyampaikan
stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang-orang lainnya
2. Pengertian Organisasi
O
rganisasi, secara bahasa berasal dari organon atau dalam bahasa Yunani
9
memiliki arti alat. Menurut Stoner, organisasi adalah pola hubungan dalam
rangka mengejar tujuan bersama. Sedangkan menurut James Mooney,
organisasi ialah perserikatan untuk mencapai tujuan bersama. Serta menurut
Stephen P. Robbins sebagaimana juga dikutipkan oleh Arie Ambarwati bahwa
organisasi adalah suatu kesuatuan sosial yang dikoordinasikan, memiliki
10
batasan yang dapat diidentifikasikan dalam rangka tujuan bersama.
Secara garis besar, organisasi dapat dipahami sebagai suatu kelompok yang
terdiri atas dua orang atau lebih, saling bekerja sama dalam ranga tujuan
bersama. Sehingga dapat dipahami bahwa organisasi merupakan wadah dari
sekumpulan manusia sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
melalui langkah-langkah strategis yang dihasilkan dari aspirasi anggota
organisasi bersama pimpinan.
9
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi, (Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo Press, 2020), hlm 44
6
2. Komunikasi antar-pribadi.
Kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan
orang lainnya, misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan
melalui telepon, dan sebagainya.
4. Komunikasi antar-kelompok/asosiasi.
Kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan
kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau
beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya
sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing.
5. Komunikasi Organisasi.
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi
dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok
adalah bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan
prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.
7
C. Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi merupakan suatu proses komunikasi yang terkadang
penyampaianya mengalami hambatan atau gangguan komunikasi, beberapa hal yang
menghalangi kelancaran peralihan pesan informasi dari sumber kepada penerima. 10
Gangguan dalam sistem komunikasi tersebut yang membuat pesan disampaikan
berbeda dengan pesan yang diterimanya, Dan ini dapat bersumber dari kesalahan
komunikator, komunikan, pesan, atau media yang akhirnya mengurangi makna
pesan yang disampaikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan komunikasi dapat
terhambat, diantaranya:11
1. Hambatan Psikologis
10
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 46
11
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003), Hal.51
8
berada di posisi yang netral. Juga harus memiliki reputasi yang baik, artinya dia
tidak pernah terlibat dalam suatu perkara yang telah menyakiti sekelompok
komunikaan tertentu. Maka berdasarkan hal tersebut agar komunikasi bisa
efektif maka seorang komunikator harus bersifat acceptable (dapat diterima)
oleh segala aspek.
2. Hambatan Sosiokultural
9
3. Hambatan Interaksi NonVerbal
Menurut pemdapat Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, bahwa interaksi
nonverbal mencakup semua rangsangan, kecuali rangsangan verbal, dalam suatu
setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan
potensial bagi pengirim atau penerima.12 Jadi definisi ini mencakup perilaku
yang disengaja maupun tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa
komunikasi secara keseluruhan. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah
semua isyarat yang bukan kata-kata. Masyarakat saat ini sadar bahwas dalam
berkomunikasi tidak hanya dapat disampaikan lewat kata-kata, akan tetapi juga
dapat melalui alat indera lainnya.
D. Proses Komunikasi
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses. Misalnya seperti seorang
komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mempunyai
arti, yang disalurkan melalui suatu saluran tertentu kepada komunikan.13 Dari
pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses komunikasi diawali
dengan komunikator yang menyampaikan pesan dan diakhiri dengan komunikan
sebagai penerima pesan. Sedangkan menurut Siti Roskina proses komunikasi terjadi
ketika manusia berinteraksi dalam aktivitas komunikasi: menyampaikan pesan guna
mewujudkan motif komunikasi.14 Proses adalah urutan peristiwa. Maka dari itu
dapat diambil kesimpulan bahwa proses komunikasi diartikan sebagai urutan
peristiwa yang terjadi ketika manusia menyampaikan pesan kepada manusia lain.
Proses komunikasi menurut Siti Roskina dibagi menjadi 4 proses yaitu:15
1. Tahap Penginterpretasian
Tahap diinterpretasikan adalah suatu motif komunikasi, terjadi di dalam diri
komunikator. Artinya, proses komunikasi pada tahap ini bermula sejak motif
komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan
apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan. Proses penerjemahan motif
komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting, penginterpretasian. Akal budi
manusia bertindak sebagai interpreter, alat penginterpretasi.
12
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi,…Hal.51
13
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 50
14
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 50
15
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 51
10
2. Tahap Penyandian
Ditahap ini masih terjadi di dalam diri komunikator, berawal sejak pesan yang
bersifat abstrak berhasil diwujudkan akal budi manusia ke dalam lambang
komunikasi. Proses ini disebut encoding, proses penyandian. Akal budi manusia
berfungsi sebagai encoder, alat penyandi (merubah pesan abstrak menjadi
konkret)
3. Tahap Perjalanan
Proses komunikasi tahap 4 terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak
pesan dikirim (transmit) hingga pesan diterima (receive). Jalan yang dilalui
pesan untuk sampai kepada komunikan disebut saluran komunikasi
(communication channel), dengan dua cara, yaitu dengan media (mediated
communication) dan tanpa media (nonmediated communication).
4. Tahap Penerimaan
Tahap ini ditandai dengan (receive) diterimanya lambang komunikasi melalui
perlatan jasmaniah komunikan. Perlatan jasmaniah komunikan bertindak
sebagai receiver, alat penerima.
E. Gaya Komunikasi
Ahli komunikasi mencatat bahwa ketika diberitahu oleh pimpinan, sangatlah
penting untuk memahami gaya komunikasi yang lebih disukasi. Ada beberapa
contoh, anatar lain:16
1. The Director
Orang ini mempunyai suatu perhatian singkat, memproses informasi dengan
cepat, dan tertarik hanya pada hal pokok. Maka yang terbaik untuk menghadapi
manajer jenis ini adalah dengan suatu daftar utama atau suatu kesimpulan dan
melupakan semua informasi latar belakangnya.
16
Robbins, Stephen P,Tymothy A. Judge (terjemahan Diana Angelica dkk).2001.Perilaku Organisasi: Jakarta,
Salemba Empat
11
2. The Free Spirit
Gambaran utama kelompok ini adalah suka mempertimbangkan pendekatan
alternatif dalam melakukan berbagai hal, tetapi tidak baik pada tahap
selanjutnya. Dalam menghadapi manajer jenis ini adalah penting untuk menjadi
pasien dan bersiap untuk mengubah arah. Manajer sering berasimilasi dengan
apa yang ia beritahukan dan untuk segera mempertimbangkan beberapa
alternative sebelum pembuatan suatu keputusan.
3. The Humanist.
Manajer yang tergolong kelompok ini menjadikan semua orang untuk bahagia.
Maka apapun usul atau rekomendasi yang diberikan kepadanya akan diedarkan
ke seluruh bagian untuk diambil tindakan secara consensus. Berhadapan dengan
manajer jenis ini, kesabaran dan kebijaksanaan adalah sangat penting.
4. The Historian.
Manajer dalam kategori ini suka mengetahui keseluruhan gambaran dan
keberhasilan secara detail. Manajer seperti ini ingin diberi suatu informasi latar
belakang dan analisa secara seksama, terutama jika terkait dengan hal liniel.
Manajer jenis ini tidak suka melompat aturan pokok, tetapi terpusat pada topik
pembahasan secara mendalam sampai dibuatnya suatu keputusa
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaru terhadap fungsi regulative.
a. Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu
mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan.
17
Suminar, Yeni, Ratna, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka Press, 2017), hlm 60
12
b. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memberi perintah.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik.
18
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 101
13
BAB III
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
3. Sumber data
19
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 30.
14
Peneliti menggunakan dua sumber data pada penulisan ini, yaitu sebagai berikut:
B. Studi Kasus
a. Profil Sekolah
Pengasuh Pesantren : KH. Ahmad Mahrus Iskandar, B.Sc
Kepala Madrasah : Hasanuddin, M.Ag
Akreditasi :A
Kurikulum : Merdeka Belajar
Waktu Belajar : Pagi
NSM : 131231730003
20
Sugiyono, Metode Penelitian (Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm
24.
21
Nasution, Metode Research…, hlm 30.
15
NPSN : 60725014
Status : Swasta
Luas Tanah : 5000m2
Luas Bangunan : 2000m2
Jumlah Ruang Kelas : 12 Kelas
Jumlah Guru : 39 Guru
Jumlah Staf : 12 Staf
b. Visi dan misi
1) Visi
a. Humanistic interactor
1) Interaksi antara atasan dengan bawahan
a.) Jika ada guru yang disiplin baik dispilin masuk kelas, kegiatan belajar
mengajar dan administrasi, maka kepala sekolah memanggil guru
tersebut ke kantor kepala sekolah, tujuan pemanggilan tersebut
memberikan informasi secara pribadi antara kepala sekolah dengan
guru tersebut mengenai pemberian penghargaan dalam bentuk
sertifikat dan juga hadiah lainnya yang akan diberikan ketika upacara
hari besar Nasional khusus nya pada Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas), dan hari guru. Pemberian pengehargaan itu disaksikan
16
kepada semua warga sekolah. Tujuan apresiasi tersebut untuk
dijadikan contoh yang baik dan teladan terhadap guru yang lain.
b.) Jika ada guru yang sering meninggalkan kelas pada saat waktu
kegiatan belajar mengajar berlangsung, maka kepala sekolah
memanggil guru tersebut untuk datang ke kantor kepala sekolah dan
diberikan teguran langsung oleh kepala sekolah. Tujuan hal tersebut
memberikan peringatan kepada guru untuk memperhatikan
kewajibannya dan juga meningkatkan interaksi anatar atasan dengan
bawahan.
c.) Sekolah memberikan penghargaan terhadap guru yang menang dalam
lomba akademik guru di luar sekolah atau mendapatkan gelar
kehormatan dari luar sekolah baik dari pemerintah atau lembaga
Pendidikan. Pemberian penghargaan ini bukan dari pemberian
material malainakan memberikan apresiasi dan mempromosikan
prestasinya di media sosial sekolah dan membuat spanduk ucapan
selamat atas prestasinya
2) Orientasi pada manusia
a) Kepala sekolah melibatan guru dan anggota lainnya dalam
pengambilan keputusan, terutama yang berkailan erat dengan tugas
pokok masing-masing dan kegiatan-kegiatan sekolah serta kegiatan-
kegiatan yang bekerjasama atau melibatkan komite sekolah. Dalam
sekolah dibangun sebagai sebuah Simbiosis Mutualisme dimana di
dalamnya dibangun oleh banyak posisi sebagai sebuah tim kerja
contohnya yaitu dalam mempersiapkan siswa dan siswi masuk
Perguruan Tinggi Negeri, sekolah mengadakan acara Bingkai
(Bincang Santai Mengenai Dunia Kampus Bersama Alumni). Dalam
acara ini banyak pihak yang berkerja sama untuk mensukseskan dan
sesuai dengan tujuan acara tersebut, Adapun beberapa pihak tersebut,
yaitu wali kelas 12, staf, dan ikatan alumni. Dengan adanya kegiatan
tersebut menunjukkan bahwasanya komunikasi menggambarkan
kinerja dari setiap individu ke dalam pembangunan organisasi secara
menyeluruh, baik itu dari komunikasi formal maupun informal
semuanya memiliki peranan yang sama dalam pengupayaan sebuah
keberhasilan.
17
b. Mechanistic isolate
1) Intensitas komunikasi kecil pada komunikasi formal
a) Setiap sebulan sekali kepala sekolah rutin mengadakan rapat evaluasi
kinerja Pada rapat tersebut membahas dan mengevaluasi kinerja guru
ataupun staf, dan pada rapat dimulai tidak lupa kepala sekolah
memberikan kesempatan terhadap guru dan staf untuk menyampaikan
saran, kritik dan ide nya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan kualitas sekolah. Dengan adanya ruang terbuka tersebut guru dan
staf akan senang karena bisa menyampaikan pendapat, inovasi atau
kritik, dan ada ruang terbuka tersebut meningkatkan intesitas
komunikasi antara atasan dan bawahan.
c. Informal developer
1) Komunikasi spontan
Komunikasi spontan atau dsebut dengan komunikasi interpresional ini
bersifat langsung ditempat itu juga.
a) Guru
Pada dulu peneliti pernah menjadi guru di MA. Manbaul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, suatu ketika peneliti bertemu
dengan guru sepuh ketika usai kegiatan belajar mengajar dan
pertemuan itu terjadi diluar kanor, dalam pertemuan itu peneliti
meminta nasihat terhadap guru sepuh tersebut, tidak hanya
memberikan nasihat bahkan peneliti curhat kepada guru sepuh
tersebut, guru yang lain juga sama halnya melakukan ketika bertemu
guru yang sepuh.
b) Staf
Kedekatan guru dengan staf di MA. Manbaul Ulum sangat erat hal
dibuktikan dengan saling membantu antara guru dan staf baik dalam
urusan lainnya. Di Ma. Manbaul ulum tidak mandang baik itu guru
ataupun staf bisa berteman dengan baik.
c) Murid
Kedekatan guru dengan murid di MA. Manbaul Ulum tidak hanya
dalam ruang kelas saja, ketika usai waktu pembelajaran sekolah ada
beberapa siwa dan siswi mendekati guru-guru untuk meminta sebuah
nasihat dan juga wadah curhat siswa. Berhubung dilokasi sekolah
18
tersebut di lingkungan pesantren jadi kedekatan atau interaksi antar
guru dan murid tidak hanya diwaktu sekolah saja.
d. Formal controlled
1) Menggunakan interaksi terjadwal dan ada aktivitas controlling/monitoring
a) Kepala sekolah
Bentuk interaksi terjdwal dan aktivitas monitoring diadakan dengan
rapat, supervisi, kunjungan kelas dll. Hal tersebut sudah tersusun
program kepala sekolah waktu dan tanggal pelaksanaan
controlling/monitoring.
b) Guru dan Staf
Setiap dua bulan sekali guru dan staf Ma. Manbaul Ulum melakukan
kegiatan kumpul non formal yaitu arisan pegawai. Hal tersebut
dilakukan rutin pada setiap dua bulan sekali. Dan setiap liburan
sekolah, kepala sekolah mengadakan refresing atau liburan bersama
untuk seluruh pegawai sekolah, untuk refreshing ini dibagi menjadi
dua tipe yaitu formal dan non formal. Refreshing yang bersifat formal
yaitu RAKER (Rapat Kerja) di luar sekolah. Refreshing yang bersifat
non formal yaitu berwisata ke daerah yang sejuk.
19
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Secara teoritis dan paraktis, hampir semua gagasan besar manajemen hanya
akan terhenti di dibelakang meja saja, apabila para pemimpin tidak memiliki
kemampuan penyampaian pesan melalui komunikasi. Rencana seorang pemimpin
boleh jadi yang terbaik di dunia, tetapi apabila tidak dapat dikomunikasikan, kesemua
hal itu menjadi tidak berharga. Padahal suatu komunikasi yang efektif dapat
mendorong timbulnya prestasi lebih baik dan memicu kepuasan kerja. Komunikasi
adalah jembatan “arti” diantara para pekerja sehingga mereka dapat berbagi hal yang
dirasakan dan perlu untuk diketahui. Dengan menggunakan jembatan ini, seorang
pekerja dapat menyeberangi sungai kesalahpahaman dengan selamat dari ancaman
yang dapat mencerai-beraikan mereka.
Hal terpenting dalam komunikasi adalah paling sedikit harus melibatkan dua
orang, yakni adanya pengirim (sender) dan adanya penerima (receiver). Dalam
konteks bekerja, seorang eksekutif berkata, produktivitas akan muncul apabila para
pekerja mengetahui apa yang mereka lakukan, dan hal tersebut akan menguntungkan
apabila mereka mengkomunikasikannya kembali. Dalam penyampaian pesan
komunikasi setidaknya ada enam langkah yang perlu diperhatikan. Pertama,
mengembangkan gagasan, dalam hal ini gagasan yang ingin disampaikan diwakili
oleh tanda (sign), misalnya dipampang dalam dinding kantor slogan dalam kalimat
“pikir dahulu sebelum berbicara”. Kedua, penyandian (encoding), yaitu menyandikan
gagasan menjadi kata-kata, bagan atau simbol lain yang pantas untuk disampaikan.
Dalam hal ini pengirim menentukan cara penyampaian agar kata-kata dan simbol
dapat ditata dengan baik melalui media penyampaian.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas saran yang dapat penulis sampaikan
mengenai Komunikasi dalam Organisasi diharapkan kepada pemimpin lembaga
Pendidikan bisa menerapkan komunikasi yang baik dalam organisasi sehingga
menciptakan team work yang baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003)
Sudaryono, Perilaku dan Budaya Organisasi, (Jakarta, Lentera Ilmu Cendekia, 2014)
21
LAMPIRAN
22
D. Foto Acara Bingkai
23