Anda di halaman 1dari 26

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

(STUDI KASUS: PENERAPAN KOMUNIKASI ORGANIASI DALAM


MEMBANGUN TEAM WORK DI MA. MANBAUL ULUM ASSHIDIQIYAH
JAKARTA)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu

Mata Kuliah: Perilaku Organisasi Kependidikan Islam

Dosen Pengampu:

Nadiatus Salama, Ph.D.

Dr. Abdul Wahid, M.Ag.

Disusun oleh:

Muhammad Riyas Amir (2203038027)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN WALISONGO SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmatNya, sehingga penulis mendapatkan kelancaran dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul “Komunikasi Dalam Organisasi” dalam mata kuliah Perilaku Organisasi

Penulis sadar bahwa memiliki banyak kekurangan dalam proses penyusunan makalah
ini, maka dari hal tersebut penulis mengharapkan saran atau kritik dari pembaca sehingga
makalah ini dapat sempurna.

Semarang, 08 Mai 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................................................3

BAB II KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI..................................................................4

A. Pengertian Komunikasi Organisasi..................................................................................4

B. Tingkatan Proses Komunikasi..........................................................................................6

C. Hambatan Komunikasi.....................................................................................................8

D. Proses Komunikasi.........................................................................................................10

E. Gaya Komunikasi...........................................................................................................11

F. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi...........................................................................12

G. Praktik Penerapan Komunikasi dalam Organisasi.........................................................13

BAB III STUDI KASUS: PENERAPAN KOMUNIKASI ORGANIASI DALAM


MEMBANGUN TEAM WORK DI MA.MANBAUL ULUM ASSHIDIQIYAH
JAKARTA...............................................................................................................................14

A. Metode Penelitian.............................................................................................................14

B. Studi Kasus.......................................................................................................................15

BAB IV KESIMPULAN.........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

LAMPIRAN.............................................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan


orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.
Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk
dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. 1 Pada
penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa di dalam kelompok ataupun
organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting
untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan
orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.
Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk
dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. 2 Pada
penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa di dalam kelompok/organisasi itu
selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk
kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan.
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua
arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang
diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk
mencapai tujuan suatu organisasi.3 Pada penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa Kerjasama terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial
maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu
keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan
dapa tmemberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.4 Dari penjelasan sebelumnya dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa komunikasi merupakan unsur penting dalam organisasi, karena
1
Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003) hlm 20
2
Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi,… hlm 20
3
Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi,… hlm 20
4
Sudaryono, Perilaku dan Budaya Organisasi, (Jakarta, Lentera Ilmu Cendekia, 2014), hlm 24
1
dengan adanya komunikasi menciptakan Kerjasama baik demi meraih tujuan
bersama.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan.5 Pada penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi
organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi
kelompok.
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan bukan hanya karena masalah
Sumber Daya Manusia (SDM) dan keuangan yang memadai, tetapi sangat
bergantung juga pada komunikasi yang digunakan dalam memimpin suatu
organisasi. Seorang pimpinan dan karyawan harus ada two way communications atau
komunikasi dua arah. Untuk itu diperlukan kerja sama guna mencapai tujuan
organisasi, maka seorang pemimpin memerlukan strategi komunikasi dan kerja sama
yang baik.6 Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam organisasi haruslah menguasai
kemampuan komunikasi, sehingga mampu menciptakan team work dalam organisasi
yang dipimpinnya.
Pada pernyataan tersebut, maka peneliti fokus dengan penerapan komunikasi
organisasi dalam membangun team work dengan melakukan studi kasus di MA.
Manbaul Ulum Asshiddiqiyah Jakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Komunikasi Organisasi

2. Bagaimana Tingkatan Proses Komunikasi

3. Apa Hambatan Komunikasi

4. Bagaimana Proses Komunikasi

5. Bagaimana Gaya Komunikasi

6. Apa Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

7. Bagaimana Praktik Penerapan Komunikasi dalam Organisasi


5
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2000), hlm 15
6
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi,…hlm 16
2
C. Tujuan Penulisan

1. Memahami Pengertian Komunikasi Organisasi

2. Memahami Tingkatan Proses Komunikasi

3. Memahami Hambatan Komunikasi

4. Mengetahui Proses Komunikasi

5. Mengetauhi Gaya Komunikasi

6. Mengetauhi Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

7. Memahami Praktik Penerapan Komunikasi dalam Organisasi

3
BAB II

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

A. Pengertian Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi

Istilah “komunikasi” atau (communication) berasal dari Bahasa Latin yaitu


(communicates) yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan
demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya
yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Komunikasi dapat diartikan juga
sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas
komunikasi tersebut.7 Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai arti
komunikasi.8

a. Lexicographer (ahli kamus bahasa)


Komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai
kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama
terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan
oleh keduanya.
b. Webster New Collogiate Dictionary
Komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu
melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku”.
c. Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa,
mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat atau hasil
apa, (who says what in which channel to whom with what effect).
d. Weaver
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat
mempengaruhi pikiran orang lainnya.
e. Ruesch
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan
bagian lainnya dalam kehidupan.

7
Panuju, Redi, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset, 2015) hlm 30
8
Panuju, Redi, Komunikasi Organisasi,…hlm 30
4
f. Barnlund
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi
rasa akan ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau
memperkuat ego
g. Berelson dan Stainer
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian
dan lain- lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-
gambar, angka-angka dan lain-lain.
h. Janis dan Kelley
Komunikasi adalah proses melalui seseorang (komunikator) menyampaikan
stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang-orang lainnya

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi


adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari
komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara
langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada
komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Yang memenuhi 9
unsur what, where, why, when, which, who, whose, dan whom, and how.
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi
tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu
proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan
pesan.

Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan:


membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Ke-empat
tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya
menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang
melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian
disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan
oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui
sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut
dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini
5
terjadi, maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan
pesan baru.

2. Pengertian Organisasi
O
rganisasi, secara bahasa berasal dari organon atau dalam bahasa Yunani
9
memiliki arti alat. Menurut Stoner, organisasi adalah pola hubungan dalam
rangka mengejar tujuan bersama. Sedangkan menurut James Mooney,
organisasi ialah perserikatan untuk mencapai tujuan bersama. Serta menurut
Stephen P. Robbins sebagaimana juga dikutipkan oleh Arie Ambarwati bahwa
organisasi adalah suatu kesuatuan sosial yang dikoordinasikan, memiliki
10
batasan yang dapat diidentifikasikan dalam rangka tujuan bersama.
Secara garis besar, organisasi dapat dipahami sebagai suatu kelompok yang
terdiri atas dua orang atau lebih, saling bekerja sama dalam ranga tujuan
bersama. Sehingga dapat dipahami bahwa organisasi merupakan wadah dari
sekumpulan manusia sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
melalui langkah-langkah strategis yang dihasilkan dari aspirasi anggota
organisasi bersama pimpinan.

Dari berbagai pendapat di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi


organisasi adalah bahwa komunikasi organisasi merupakan proses menciptakan dan
saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-
ubah. Dengan adanya komunikasi yang baik bagi suatu organisasi dapat berjalan
lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya.

B. Tingkatan Proses Komunikasi


Menurut pendapat Denis McQuai, secara umum kegiatan/proses komunikasi
dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sebagai berikut:9
1. Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication).
Proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang berupa pengolahan
informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf. Contoh: berpikir, merenung,
menggambar, menulis sesuatu, dll.

9
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi, (Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo Press, 2020), hlm 44
6
2. Komunikasi antar-pribadi.
Kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan
orang lainnya, misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan
melalui telepon, dan sebagainya.

3. Komunikasi dalam kelompok.


Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi
sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi
yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok,
bukan bersifat pribadi, misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak
dalam keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dsbnya.

4. Komunikasi antar-kelompok/asosiasi.
Kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan
kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau
beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya
sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing.

5. Komunikasi Organisasi.
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi
dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok
adalah bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan
prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.

6. Komunikasi dengan masyarakat secara luas.


Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas.
Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara, yakni
komunikasi massa. Yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat
kabar, TV. Komunikasi langsung atau tanpa melalui media massa, misalnya
ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.

7
C. Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi merupakan suatu proses komunikasi yang terkadang
penyampaianya mengalami hambatan atau gangguan komunikasi, beberapa hal yang
menghalangi kelancaran peralihan pesan informasi dari sumber kepada penerima. 10
Gangguan dalam sistem komunikasi tersebut yang membuat pesan disampaikan
berbeda dengan pesan yang diterimanya, Dan ini dapat bersumber dari kesalahan
komunikator, komunikan, pesan, atau media yang akhirnya mengurangi makna
pesan yang disampaikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan komunikasi dapat
terhambat, diantaranya:11
1. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis merupakan unsur-unsur dari hambatan kegiatan psikis


manusia. Di dalam hambatan psikologis ini terdapat kepentingan, prasangka,
stereotip, dan motivasi. Dimana kepentingan tersebut menjadikan manusia
hanya terpusatkan kepada satu perhatiaan sehingga terstimulus untuk melakukan
yang menjadi kepentingannya. Jika tidak ada kepentingan, maka itu akan
dilewati begitu saja. Ditambah lagi bahwa komunikan dalam komunikasi masa
bersifat heterogeny sangat kompleks sekali karena kita bisa mengelompokannya
dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lainnya. Tentu saja
perbedaan tersebut berpengaruh terhadap kepentingan-kepentingan mereka saat
berkomunikasi. Karena pada setiap pesan di dalam komunikasi akan
mendapatkan persepsi yang berbeda- beda dari komunikannya terutama dari segi
manfaat atau kegunannya. Maka, seleksi pun akan secara otomatis terjadi dalam
kegiatan komunikasi.

Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau kelompok


lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka. Persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Prasangka merupakan salah
satu rintangan atau hambatan bagi tercapainya suatu tujuan dalam komunikasi.
Prasangka melibatkan emosi yang memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas
dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Emosi seringkali
membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata. Untuk
mengatasi hambatan prasangka, komunikator dalam komunikasi diharapkan

10
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 46
11
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003), Hal.51
8
berada di posisi yang netral. Juga harus memiliki reputasi yang baik, artinya dia
tidak pernah terlibat dalam suatu perkara yang telah menyakiti sekelompok
komunikaan tertentu. Maka berdasarkan hal tersebut agar komunikasi bisa
efektif maka seorang komunikator harus bersifat acceptable (dapat diterima)
oleh segala aspek.

2. Hambatan Sosiokultural

Hambatan Sosiokultural ini melibatkan lingkungan sosial dan budaya


seorang komunikan. Ardianto membagi hambatan sosiokultural kedalam
beberapa aspek, yakni keberagaman etnik, perbedaan norma sosial, kurang
mampunya berbahasa, faktor semantik, kurang meratanya pendidikan, dan
berbagai hambatan mekanis.6 Perlu diperhatikan dalam proses pengkajian
perbedaan norma sosial adalah hakikat dari norma sosial itu sendiri. Norma
sosial merupakan suatu cara, kebiasaan, tata krama dan adat istiadat yang
disampaikan secara turun-temurun, yang dapat memberikan petunjuk bagi
seseorang untuk bersikap dan bertingkah laku dalam masyarakat.

Beragamnya norma sosial yang berlaku di Indonesia yang menjadi perhatian


bagi komunikator komunikasi massa. Pasalnya, kemungkinan akan adanya
pertentangan nilai, dalam arti kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik
bagi suatu masyarakat, dan sebaliknya yaitu dianggap tidak baik bagi
masyarakat. Solusinya adalah komunikator harus mengaji dengan seksama pada
setiap pesan yang akan disebarkan. Apakah pesan itu melanggar norma sosial
tertentu atau tidak. Perlu adanya kehati-hatian bagi komunikator dalam
berkomunikasi karena dikatakan komunikator yang baik adalah komunikator
yang memahami budaya masyarakatnya. Semantik merupakan pengetahuan
tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya. Jadi, alasan mengapa
semantik dianggap sebagai hambatan dalam proses komunikasi terletak pada
bahasa yang digunakan oleh komunikan. Hambatan semantik dalam suatu proses
komunikasi dapat terjadi dalam beberapa hal: Pertama, komunikator salah
mengucapkan kata-kata atau istilah sebagai akibat berbicara terlalu cepat.
Kedua, adanya perbedaan makna dan pengertian untuk kata atau istilah yang
sama sebagai akibat aspek psikologis. Ketiga, adanya pengertian yang konotatif.

9
3. Hambatan Interaksi NonVerbal
Menurut pemdapat Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, bahwa interaksi
nonverbal mencakup semua rangsangan, kecuali rangsangan verbal, dalam suatu
setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan
potensial bagi pengirim atau penerima.12 Jadi definisi ini mencakup perilaku
yang disengaja maupun tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa
komunikasi secara keseluruhan. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah
semua isyarat yang bukan kata-kata. Masyarakat saat ini sadar bahwas dalam
berkomunikasi tidak hanya dapat disampaikan lewat kata-kata, akan tetapi juga
dapat melalui alat indera lainnya.

D. Proses Komunikasi
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses. Misalnya seperti seorang
komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mempunyai
arti, yang disalurkan melalui suatu saluran tertentu kepada komunikan.13 Dari
pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses komunikasi diawali
dengan komunikator yang menyampaikan pesan dan diakhiri dengan komunikan
sebagai penerima pesan. Sedangkan menurut Siti Roskina proses komunikasi terjadi
ketika manusia berinteraksi dalam aktivitas komunikasi: menyampaikan pesan guna
mewujudkan motif komunikasi.14 Proses adalah urutan peristiwa. Maka dari itu
dapat diambil kesimpulan bahwa proses komunikasi diartikan sebagai urutan
peristiwa yang terjadi ketika manusia menyampaikan pesan kepada manusia lain.
Proses komunikasi menurut Siti Roskina dibagi menjadi 4 proses yaitu:15

1. Tahap Penginterpretasian
Tahap diinterpretasikan adalah suatu motif komunikasi, terjadi di dalam diri
komunikator. Artinya, proses komunikasi pada tahap ini bermula sejak motif
komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan
apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan. Proses penerjemahan motif
komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting, penginterpretasian. Akal budi
manusia bertindak sebagai interpreter, alat penginterpretasi.

12
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi,…Hal.51
13
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 50
14
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 50
15
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 51
10
2. Tahap Penyandian
Ditahap ini masih terjadi di dalam diri komunikator, berawal sejak pesan yang
bersifat abstrak berhasil diwujudkan akal budi manusia ke dalam lambang
komunikasi. Proses ini disebut encoding, proses penyandian. Akal budi manusia
berfungsi sebagai encoder, alat penyandi (merubah pesan abstrak menjadi
konkret)

3. Tahap Perjalanan
Proses komunikasi tahap 4 terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak
pesan dikirim (transmit) hingga pesan diterima (receive). Jalan yang dilalui
pesan untuk sampai kepada komunikan disebut saluran komunikasi
(communication channel), dengan dua cara, yaitu dengan media (mediated
communication) dan tanpa media (nonmediated communication).

4. Tahap Penerimaan
Tahap ini ditandai dengan (receive) diterimanya lambang komunikasi melalui
perlatan jasmaniah komunikan. Perlatan jasmaniah komunikan bertindak
sebagai receiver, alat penerima.

E. Gaya Komunikasi
Ahli komunikasi mencatat bahwa ketika diberitahu oleh pimpinan, sangatlah
penting untuk memahami gaya komunikasi yang lebih disukasi. Ada beberapa
contoh, anatar lain:16

1. The Director
Orang ini mempunyai suatu perhatian singkat, memproses informasi dengan
cepat, dan tertarik hanya pada hal pokok. Maka yang terbaik untuk menghadapi
manajer jenis ini adalah dengan suatu daftar utama atau suatu kesimpulan dan
melupakan semua informasi latar belakangnya.

16
Robbins, Stephen P,Tymothy A. Judge (terjemahan Diana Angelica dkk).2001.Perilaku Organisasi: Jakarta,
Salemba Empat
11
2. The Free Spirit
Gambaran utama kelompok ini adalah suka mempertimbangkan pendekatan
alternatif dalam melakukan berbagai hal, tetapi tidak baik pada tahap
selanjutnya. Dalam menghadapi manajer jenis ini adalah penting untuk menjadi
pasien dan bersiap untuk mengubah arah. Manajer sering berasimilasi dengan
apa yang ia beritahukan dan untuk segera mempertimbangkan beberapa
alternative sebelum pembuatan suatu keputusan.

3. The Humanist.
Manajer yang tergolong kelompok ini menjadikan semua orang untuk bahagia.
Maka apapun usul atau rekomendasi yang diberikan kepadanya akan diedarkan
ke seluruh bagian untuk diambil tindakan secara consensus. Berhadapan dengan
manajer jenis ini, kesabaran dan kebijaksanaan adalah sangat penting.

4. The Historian.
Manajer dalam kategori ini suka mengetahui keseluruhan gambaran dan
keberhasilan secara detail. Manajer seperti ini ingin diberi suatu informasi latar
belakang dan analisa secara seksama, terutama jika terkait dengan hal liniel.
Manajer jenis ini tidak suka melompat aturan pokok, tetapi terpusat pada topik
pembahasan secara mendalam sampai dibuatnya suatu keputusa

F. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi


1. Fungsi Informatif
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksudnya,seluruh
anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik,dan lebih tepat.17

2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaru terhadap fungsi regulative.
a. Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu
mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan.
17
Suminar, Yeni, Ratna, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka Press, 2017), hlm 60
12
b. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja.

3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memberi perintah.

4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik.

G. Praktik Penerapan Komunikasi dalam Organisasi


Menurut Siti Roskina ada 4 hal yang harus dilakukan dalam penerapan komunikasi
dalam organisasi sehingga akan menciptakan team work yang baik, yaitu:18
1. Humanistic interactor
a. Interaksi atasan bawahan tinggi
b. Orientasi pada manusia
2. Mechanistic isolate
a. Intensitas komunikasi kecil hanya pada komunikasi formal
3. Informal developer
a. Komunikasi spontan
4. Formal controlled
a. Menggunakan interaksi terjadwal
b. Ada aktivitas controlling/monitoring

18
Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi,…hlm 101
13
BAB III

STUDI KASUS: PENERAPAN KOMUNIKASI ORGANIASI DALAM MEMBANGUN


TEAM WORK DI MA. MANBAUL ULUM ASSHIDIQIYAH JAKARTA

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penulis menggunakan jenis penulisan kualitatif. Menurut Syahrul Salim


penulisan kualitatif adalah suatu penulisan yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dari fakta keadaan dari lingkungan tersebut. 19 Penelitian
kualitatif cenderung melakukan analisis terhadap kondisi yang sesuai kenyataan
dan tidak membutuhkan data statistik karena hasilnya cenderung berupa deskripsi.
Alasan penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif karena penulis ingin
mendeskripsikan keadaan yang akan diamati di lapangan dalam bentuk narasi
katakata yang dihasilkan dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan
demikian, pembaca akan merasakan kenyamanan dalam membaca kajian ini tidak
berupa angka.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di MA. Manbaul Ulum Pon-Pes Asshiddiqiyah


Jakarta Barat, berlokasi di Jl. Panjang No.6C, RT.5/RW.11, Kedoya Utara, Kec.
Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11520. Alasan
penulis menentukan lokasi penulisan di MA. Manbaul Ulum Pon-Pes
Asshiddiqiyah karena sekolah tersebut termasuk Yayasan pondok pesantren yang
terkenal dan favorit di Jakarta, yaitu Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, dan
memiliki prestasi unggul dalam meraih berbagai lomba. Mini riset dilakukan sejak
dari tanggal 04 Mai 2023.

3. Sumber data
19
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 30.
14
Peneliti menggunakan dua sumber data pada penulisan ini, yaitu sebagai berikut:

a. Sumber Data Primer


Data primer adalah sebuah data yang diperoleh secara langsung melalui
observasi, dan wawancara terhadap informant.20 Adapun data primer
penulisan ini diperoleh dari observasi, dan hasil wawancara kepala sekolah
dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum, yaitu Bernama Hasanuddin
M.Ag (kepala sekolah) dan Muhammad Yusuf, S.Pd (wakil kepala sekolah
bagian kurikulum)
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu dokumen-dokumen organisasi/instansi yang bisa
dipublikasikan, dan data sekunder sebagai pendukung data primer. Sumber
data sekunder terdiri berbagai macam, dari surat-surat pribadi, kitab harian,
catatan rapat, dan dokumen-dokumen resmi. 21 Adapun data sekunder
penulisan ini berasal dari foto dokumen resmi MA. Manbaul Ulum
Asshiddiqiyah Jakarta.
c. Fokus penulisan
Fokus penulisan ini kepada sebuah intisari dari penulisan untuk menghindari
permasalahan yang terlalu luas. Adapun penulis menekankan terhadap
penerapan komunikasi dalam organisasi untuk membentuk team work yang
baik

B. Studi Kasus

1. Gambaran Umum MA. Manbaul Ulum Asshiddiqiyah Jakarta

a. Profil Sekolah
Pengasuh Pesantren : KH. Ahmad Mahrus Iskandar, B.Sc
Kepala Madrasah : Hasanuddin, M.Ag
Akreditasi :A
Kurikulum : Merdeka Belajar
Waktu Belajar : Pagi
NSM : 131231730003
20
Sugiyono, Metode Penelitian (Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm
24.
21
Nasution, Metode Research…, hlm 30.
15
NPSN : 60725014
Status : Swasta
Luas Tanah : 5000m2
Luas Bangunan : 2000m2
Jumlah Ruang Kelas : 12 Kelas
Jumlah Guru : 39 Guru
Jumlah Staf : 12 Staf
b. Visi dan misi

1) Visi

Pendidikan unggul, kreatif, berwawasan IPTEK berlandasan IMTAQ dan


Akhlakul Karimah
2) Misi

a) Menyelenggarakan pendidikan yang inovatif

b) Melaksanakan dan mengembangkan

c) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

d) Meningkatkan manajemen madrasah

e) Meningkatkan dukungan internal dan eksternal

f) Menghasilkan lulusan yang berkualitas

2. Studi Kasus: Penerapan Komunikasi Organiasi Dalam Membangun Team Work di


Ma. Manbaul Ulum Asshidiqiyah Jakarta

a. Humanistic interactor
1) Interaksi antara atasan dengan bawahan
a.) Jika ada guru yang disiplin baik dispilin masuk kelas, kegiatan belajar
mengajar dan administrasi, maka kepala sekolah memanggil guru
tersebut ke kantor kepala sekolah, tujuan pemanggilan tersebut
memberikan informasi secara pribadi antara kepala sekolah dengan
guru tersebut mengenai pemberian penghargaan dalam bentuk
sertifikat dan juga hadiah lainnya yang akan diberikan ketika upacara
hari besar Nasional khusus nya pada Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas), dan hari guru. Pemberian pengehargaan itu disaksikan
16
kepada semua warga sekolah. Tujuan apresiasi tersebut untuk
dijadikan contoh yang baik dan teladan terhadap guru yang lain.
b.) Jika ada guru yang sering meninggalkan kelas pada saat waktu
kegiatan belajar mengajar berlangsung, maka kepala sekolah
memanggil guru tersebut untuk datang ke kantor kepala sekolah dan
diberikan teguran langsung oleh kepala sekolah. Tujuan hal tersebut
memberikan peringatan kepada guru untuk memperhatikan
kewajibannya dan juga meningkatkan interaksi anatar atasan dengan
bawahan.
c.) Sekolah memberikan penghargaan terhadap guru yang menang dalam
lomba akademik guru di luar sekolah atau mendapatkan gelar
kehormatan dari luar sekolah baik dari pemerintah atau lembaga
Pendidikan. Pemberian penghargaan ini bukan dari pemberian
material malainakan memberikan apresiasi dan mempromosikan
prestasinya di media sosial sekolah dan membuat spanduk ucapan
selamat atas prestasinya
2) Orientasi pada manusia
a) Kepala sekolah melibatan guru dan anggota lainnya dalam
pengambilan keputusan, terutama yang berkailan erat dengan tugas
pokok masing-masing dan kegiatan-kegiatan sekolah serta kegiatan-
kegiatan yang bekerjasama atau melibatkan komite sekolah. Dalam
sekolah dibangun sebagai sebuah Simbiosis Mutualisme dimana di
dalamnya dibangun oleh banyak posisi sebagai sebuah tim kerja
contohnya yaitu dalam mempersiapkan siswa dan siswi masuk
Perguruan Tinggi Negeri, sekolah mengadakan acara Bingkai
(Bincang Santai Mengenai Dunia Kampus Bersama Alumni). Dalam
acara ini banyak pihak yang berkerja sama untuk mensukseskan dan
sesuai dengan tujuan acara tersebut, Adapun beberapa pihak tersebut,
yaitu wali kelas 12, staf, dan ikatan alumni. Dengan adanya kegiatan
tersebut menunjukkan bahwasanya komunikasi menggambarkan
kinerja dari setiap individu ke dalam pembangunan organisasi secara
menyeluruh, baik itu dari komunikasi formal maupun informal
semuanya memiliki peranan yang sama dalam pengupayaan sebuah
keberhasilan.
17
b. Mechanistic isolate
1) Intensitas komunikasi kecil pada komunikasi formal
a) Setiap sebulan sekali kepala sekolah rutin mengadakan rapat evaluasi
kinerja Pada rapat tersebut membahas dan mengevaluasi kinerja guru
ataupun staf, dan pada rapat dimulai tidak lupa kepala sekolah
memberikan kesempatan terhadap guru dan staf untuk menyampaikan
saran, kritik dan ide nya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan kualitas sekolah. Dengan adanya ruang terbuka tersebut guru dan
staf akan senang karena bisa menyampaikan pendapat, inovasi atau
kritik, dan ada ruang terbuka tersebut meningkatkan intesitas
komunikasi antara atasan dan bawahan.
c. Informal developer
1) Komunikasi spontan
Komunikasi spontan atau dsebut dengan komunikasi interpresional ini
bersifat langsung ditempat itu juga.
a) Guru
Pada dulu peneliti pernah menjadi guru di MA. Manbaul Ulum
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, suatu ketika peneliti bertemu
dengan guru sepuh ketika usai kegiatan belajar mengajar dan
pertemuan itu terjadi diluar kanor, dalam pertemuan itu peneliti
meminta nasihat terhadap guru sepuh tersebut, tidak hanya
memberikan nasihat bahkan peneliti curhat kepada guru sepuh
tersebut, guru yang lain juga sama halnya melakukan ketika bertemu
guru yang sepuh.
b) Staf
Kedekatan guru dengan staf di MA. Manbaul Ulum sangat erat hal
dibuktikan dengan saling membantu antara guru dan staf baik dalam
urusan lainnya. Di Ma. Manbaul ulum tidak mandang baik itu guru
ataupun staf bisa berteman dengan baik.
c) Murid
Kedekatan guru dengan murid di MA. Manbaul Ulum tidak hanya
dalam ruang kelas saja, ketika usai waktu pembelajaran sekolah ada
beberapa siwa dan siswi mendekati guru-guru untuk meminta sebuah
nasihat dan juga wadah curhat siswa. Berhubung dilokasi sekolah
18
tersebut di lingkungan pesantren jadi kedekatan atau interaksi antar
guru dan murid tidak hanya diwaktu sekolah saja.

d. Formal controlled
1) Menggunakan interaksi terjadwal dan ada aktivitas controlling/monitoring
a) Kepala sekolah
Bentuk interaksi terjdwal dan aktivitas monitoring diadakan dengan
rapat, supervisi, kunjungan kelas dll. Hal tersebut sudah tersusun
program kepala sekolah waktu dan tanggal pelaksanaan
controlling/monitoring.
b) Guru dan Staf
Setiap dua bulan sekali guru dan staf Ma. Manbaul Ulum melakukan
kegiatan kumpul non formal yaitu arisan pegawai. Hal tersebut
dilakukan rutin pada setiap dua bulan sekali. Dan setiap liburan
sekolah, kepala sekolah mengadakan refresing atau liburan bersama
untuk seluruh pegawai sekolah, untuk refreshing ini dibagi menjadi
dua tipe yaitu formal dan non formal. Refreshing yang bersifat formal
yaitu RAKER (Rapat Kerja) di luar sekolah. Refreshing yang bersifat
non formal yaitu berwisata ke daerah yang sejuk.

19
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Secara teoritis dan paraktis, hampir semua gagasan besar manajemen hanya
akan terhenti di dibelakang meja saja, apabila para pemimpin tidak memiliki
kemampuan penyampaian pesan melalui komunikasi. Rencana seorang pemimpin
boleh jadi yang terbaik di dunia, tetapi apabila tidak dapat dikomunikasikan, kesemua
hal itu menjadi tidak berharga. Padahal suatu komunikasi yang efektif dapat
mendorong timbulnya prestasi lebih baik dan memicu kepuasan kerja. Komunikasi
adalah jembatan “arti” diantara para pekerja sehingga mereka dapat berbagi hal yang
dirasakan dan perlu untuk diketahui. Dengan menggunakan jembatan ini, seorang
pekerja dapat menyeberangi sungai kesalahpahaman dengan selamat dari ancaman
yang dapat mencerai-beraikan mereka.

Hal terpenting dalam komunikasi adalah paling sedikit harus melibatkan dua
orang, yakni adanya pengirim (sender) dan adanya penerima (receiver). Dalam
konteks bekerja, seorang eksekutif berkata, produktivitas akan muncul apabila para
pekerja mengetahui apa yang mereka lakukan, dan hal tersebut akan menguntungkan
apabila mereka mengkomunikasikannya kembali. Dalam penyampaian pesan
komunikasi setidaknya ada enam langkah yang perlu diperhatikan. Pertama,
mengembangkan gagasan, dalam hal ini gagasan yang ingin disampaikan diwakili
oleh tanda (sign), misalnya dipampang dalam dinding kantor slogan dalam kalimat
“pikir dahulu sebelum berbicara”. Kedua, penyandian (encoding), yaitu menyandikan
gagasan menjadi kata-kata, bagan atau simbol lain yang pantas untuk disampaikan.
Dalam hal ini pengirim menentukan cara penyampaian agar kata-kata dan simbol
dapat ditata dengan baik melalui media penyampaian.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas saran yang dapat penulis sampaikan
mengenai Komunikasi dalam Organisasi diharapkan kepada pemimpin lembaga
Pendidikan bisa menerapkan komunikasi yang baik dalam organisasi sehingga
menciptakan team work yang baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003)

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003)

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2000)

Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Panuju, Redi, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset, 2015)

Robbins, Stephen P,Tymothy A. Judge (terjemahan Diana Angelica dkk).2001.Perilaku


Organisasi: Jakarta, Salemba Empat

Sitti Roskina, Komunikasi dalam Organisasi, (Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo


Press, 2020)

Sudaryono, Perilaku dan Budaya Organisasi, (Jakarta, Lentera Ilmu Cendekia, 2014)

Sugiyono, Metode Penelitian (Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D) (Bandung:


Alfabeta, 2017)

Suminar, Yeni, Ratna, Komunikasi Organisasional, (Jakarta, Universitas Terbuka Press,


2017)

21
LAMPIRAN

A. Foto Bersama Pengasuh

B. Foto Bersama Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

C. Foto Rapat Guru dan Staf

22
D. Foto Acara Bingkai

E. Foto Bersama Santri dan Santriwati

23

Anda mungkin juga menyukai