Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Komunikasi Dalam Organisasi

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Ilmu Komunikasi
Dosen Pengampu :
TAUFIK, S.Sos.I., M.S.I

Disusun Oleh Kelompok 2:

Masytha Fajarwati (224100054)


Mujadilla Kolombuto (224100030)
Rahmatia Kasuba (224100041)
Muh Ali Albasir Takunas (224100042)
Moh. Rifqi (224100040)
Moh. Syarif Hidayatullah (224100048)
Muhajirin (224100056)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UIN DATOKARAMA PALU TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izinnya kami

dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa pula kami kirimkan shalawat

serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para

sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu

Dakwah dimana didalamnya membahas tentang pengertian Konsep Pancaasila Pancasila

sebagai Sumber Nilai serta Esensi Pancasila.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak, bagi kami khususnya

dan bagi teman-teman mahasiswa pada umumnya. Kami sadar bahwa makalah ini belum

sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I ...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ............................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN.................................................................................................. 4

2.1 Pengertian atau definisi komunikasi dalam organisasi…...………………....4

2.2 Gaya Komunikasi Organisasi……...………………………………….……..5

2.3 Jenis Komunikasi Organisasi......................................................................... 6

2.4 Konflik Pada Komunikasi Dalam Organisasi……………………………....8

BAB III ................................................................................................................... 9

PENUTUP ........................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9

3.2 Saran .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

2
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi dalam organisasi yang memfokuskan pada fungsi implementasi dan


pengarahan dari manajemen. Untuk bisa menngingat kembali dari kesinambungan yang telah
ada dari apa yang sudah di coba pembelajarannya yang mengenai manajemen oleh karena itu
marilah kita mengingat dari isi isi pembahasan dan pokok pokok dari topik yang sudah
dibahas.Kelompok kerja dan komunikasi sebagai salah satu kunci agar fungsi implementasi
dan pengarahan dapat berjalan secara efektif.

Perlu disadari bahwa organisasi adalah kumpulan orang-orang atau kumpulan individu
dengan berbagai karakteristik motif dan potensi. Ketik tujuan hendak dicapai, maka setiap
individu perlu menyadari bahwa selain dirinya merupakan individu yang memiliki motif,
namun juga merupakan bagian dari sebuah kelompok atau kumpulan, yaitu organisasi. Pada
intinya kelompok kerja disusun agar keragaman individu dapat menjadi potensi yang
terintegrasi dalam pencapaian tujuan, dan bukan malah sumber konflik yang akan
menghambat dalam pencapaian oraganisasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang tersebut, penyusun merumuskan beberapa permasalahan sebagai


berikut :
1. Bagaimanakah definisi komunikasi dalam organisasi?

2. Bagaimanakah gaya komunikasi organisasi?

3. Apa sajakah jenis komunikasi di dalam organisasi?

4. Konflik apa sajakah yang biasa terjadi ketika berkomunikasi dalam


organisasi

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini agar pemateri dan pembaca dapat memahami
peranan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Atau Pengertian Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi Organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-


unit komunikasi yang berada di dalam suatu organisasi. Organisasi terdiri dari unit-
unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarki antara yang satu dengan yang lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

Komunikasi organisasi melibatkan manusia sebagai subjek yang terlibat dalam proses
menerima, menafsirkan, dan bertindak atas informasi.

Menurut Wiryanto, komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai


pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.

Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya
bukan pada organisasi, tetapi lebih mengarah kepada anggotanya secara individual.
Komunikasi organisasi serupa dengan komunikasi internal.

4
2.2 Gaya Komunikasi Organisasi

Berikut ini adalah enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss

1.Gaya Komunikasi Mengendalikan


Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai
dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa, dan mengatur
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan
gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way
communications.

2. Gaya Komunikasi Dua Arah


Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap
anggota organisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat
dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian,
memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style
of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal
secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
1 Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini
adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan
membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun
dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan
tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati
dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu
permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin
berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu
organisasi.

3.Gaya Komunikasi Berstruktur


Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis
maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan
pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada
keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.

4.Gaya Komunikasi Dinamis


Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan
atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-
oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para
juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau
saleswomen).

5
5.The Relinguishing Style (Religi)
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim
pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender
sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti
serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang
dibebankannya.

6.The Withdrawal Style (Penarikan)


Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya
tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan
orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh
orang-orang tersebut.

2.3 Jenis Komunikasi Organisasi

Menurut Pace and Fules, terdapat beberapa jenis komunikasi terarah dalam komunikasi
organisasi, sebagai berikut.

1.Komunikasi Atasan ke Bawahan (Downward communication)

Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen
mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini
adalah:

1. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)


2. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan (job rationale)
3. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang
berlaku (procedures and practices)
4. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972):
Metode Penulisan, Metode Lisan, Metode Tulisan diikuti Lisan, dan Metode Lisan diikuti
Tulisan.

6
2. Komunikasi Bawahan ke Atasan (Upward Communication)

Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada
atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah sebagai penyampaian
informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan,
penyampaian informasi mengenai persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak
dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan,
penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir
kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari
bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat
sulit:

1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka


2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami
pegawai
3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai
4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa
yang disampaikan pegawai

3. Komunikasi Horisontal (Horizontal Communication)

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki
kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah untuk memperbaiki
koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya pemecahan
konflik, dan upaya membina hubungan melalui kegiatan bersama.

4.Komunikasi Lintas Saluran (Interline Communication)

Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis
staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung
jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi
lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan
dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing
komunikasi lintas-saluran.

7
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran:

1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta


izin terlebih dahulu dari atasannya langsung
2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus
memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.

2.4 Konflik Pada Komunikasi Dalam Organisasi

Terjadinya konflik di dalam organisasi dapat diidentifikasi bahwa salah satu penyebabnya
adalah faktor komunikasi. Komunikasi yang tidak tepat atau yang salah akan menyebabkan
terjadinya salah komunikasi atau salah persepsi atau sering dinamakan sebagai
miscomunication, yaitu ketika komunikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang
sebenarnya ingin dikomunikasikan. Disisi yang lain, beberapa pendekatan dalam manajemen
konflik juga telah menjelaskan bahwa konflik bisa di selesaikan melalui stimulasi,
pengendalian bahkan hingga penyelesaian konflik. Namun jika kita perhatikan secara
seksama, ketiga pendekatan tersebut tidak dapat dijalankan secara efektif jika tidak
dikomunikasikan dengan jelas, baik, dan tepat.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perlu disadari bahwa organisasi adalah kumpulan orang-orang atau kumpulan individu
dengan berbagai karakteristik motif dan potensi. Ketik tujuan hendak dicapai, maka setiap
individu perlu menyadari bahwa selain dirinya merupakan individu yang memiliki motif,
namun juga merupakan bagian dari sebuah kelompok atau kumpulan, yaitu organisasi. Pada
intinya kelompok kerja disusun agar keragaman individu dapat menjadi potensi yang
terintegrasi dalam pencapaian tujuan, dan bukan malah sumber konflik yang akan
menghambat dalam pencapaian oraganisasi. Oleh karena itu, selain kelompok kerja perlu
disusun, faktor komunikasi antar pekerja, antar pemimpin dan bawahan, dan antar bagian
dalam organisasi juga menentukan bagaimana kelompok kerja dapat berjalan secara efektif.
Akhirnya,dengan keragaman potensi individu,pola kepemimpinan yang sesuai, kelompok
kerja yang tangguh, serta komunikasi yang berjalan secara efektif, fungsi implementasi dan
pengarahan dari rencana yang telah disusun barangkali tidaklah menjadi sesuatu yang sulit
untuk dijalankan, sehingga tujuan akan lebih mudah dicapai secara efektif dan efisien.

3.2 SARAN

Demikianlah makalah sederhana ini kami susun. Terimakasih atas antusiasme dari
pembaca yang sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini. Saran kritik
konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pace, R. Wayne; Faules, Don F. (1993-12-01). Organizational Communication (dalam


bahasa Inggris). Prentice Hall. ISBN 9780136438007. p.184

[jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf]

Teori-teori komunikasi|pusat penerbitan universitas terbuka Sendjaja, S


Djuarsa.1994, Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Gutama, T. A. "Peran komunikasi dalam organisasi." Jurnal Sosiologi Dilema 25.2 (2010):
107-113.

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi

10

Anda mungkin juga menyukai