Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izinnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa pula kami kirimkan shalawat
serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para
sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak, bagi kami khususnya
dan bagi teman-teman mahasiswa pada umumnya. Kami sadar bahwa makalah ini belum
sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca.
1
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN.................................................................................................. 4
PENUTUP ........................................................................................................... 9
2
PENDAHULUAN
Perlu disadari bahwa organisasi adalah kumpulan orang-orang atau kumpulan individu
dengan berbagai karakteristik motif dan potensi. Ketik tujuan hendak dicapai, maka setiap
individu perlu menyadari bahwa selain dirinya merupakan individu yang memiliki motif,
namun juga merupakan bagian dari sebuah kelompok atau kumpulan, yaitu organisasi. Pada
intinya kelompok kerja disusun agar keragaman individu dapat menjadi potensi yang
terintegrasi dalam pencapaian tujuan, dan bukan malah sumber konflik yang akan
menghambat dalam pencapaian oraganisasi.
Tujuan dari penulisan makalah ini agar pemateri dan pembaca dapat memahami
peranan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi organisasi melibatkan manusia sebagai subjek yang terlibat dalam proses
menerima, menafsirkan, dan bertindak atas informasi.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya
bukan pada organisasi, tetapi lebih mengarah kepada anggotanya secara individual.
Komunikasi organisasi serupa dengan komunikasi internal.
4
2.2 Gaya Komunikasi Organisasi
Berikut ini adalah enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss
5
5.The Relinguishing Style (Religi)
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim
pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender
sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti
serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang
dibebankannya.
Menurut Pace and Fules, terdapat beberapa jenis komunikasi terarah dalam komunikasi
organisasi, sebagai berikut.
Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen
mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini
adalah:
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972):
Metode Penulisan, Metode Lisan, Metode Tulisan diikuti Lisan, dan Metode Lisan diikuti
Tulisan.
6
2. Komunikasi Bawahan ke Atasan (Upward Communication)
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada
atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah sebagai penyampaian
informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan,
penyampaian informasi mengenai persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak
dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan,
penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir
kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari
bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat
sulit:
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki
kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah untuk memperbaiki
koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya pemecahan
konflik, dan upaya membina hubungan melalui kegiatan bersama.
Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis
staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung
jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi
lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan
dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing
komunikasi lintas-saluran.
7
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran:
Terjadinya konflik di dalam organisasi dapat diidentifikasi bahwa salah satu penyebabnya
adalah faktor komunikasi. Komunikasi yang tidak tepat atau yang salah akan menyebabkan
terjadinya salah komunikasi atau salah persepsi atau sering dinamakan sebagai
miscomunication, yaitu ketika komunikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang
sebenarnya ingin dikomunikasikan. Disisi yang lain, beberapa pendekatan dalam manajemen
konflik juga telah menjelaskan bahwa konflik bisa di selesaikan melalui stimulasi,
pengendalian bahkan hingga penyelesaian konflik. Namun jika kita perhatikan secara
seksama, ketiga pendekatan tersebut tidak dapat dijalankan secara efektif jika tidak
dikomunikasikan dengan jelas, baik, dan tepat.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perlu disadari bahwa organisasi adalah kumpulan orang-orang atau kumpulan individu
dengan berbagai karakteristik motif dan potensi. Ketik tujuan hendak dicapai, maka setiap
individu perlu menyadari bahwa selain dirinya merupakan individu yang memiliki motif,
namun juga merupakan bagian dari sebuah kelompok atau kumpulan, yaitu organisasi. Pada
intinya kelompok kerja disusun agar keragaman individu dapat menjadi potensi yang
terintegrasi dalam pencapaian tujuan, dan bukan malah sumber konflik yang akan
menghambat dalam pencapaian oraganisasi. Oleh karena itu, selain kelompok kerja perlu
disusun, faktor komunikasi antar pekerja, antar pemimpin dan bawahan, dan antar bagian
dalam organisasi juga menentukan bagaimana kelompok kerja dapat berjalan secara efektif.
Akhirnya,dengan keragaman potensi individu,pola kepemimpinan yang sesuai, kelompok
kerja yang tangguh, serta komunikasi yang berjalan secara efektif, fungsi implementasi dan
pengarahan dari rencana yang telah disusun barangkali tidaklah menjadi sesuatu yang sulit
untuk dijalankan, sehingga tujuan akan lebih mudah dicapai secara efektif dan efisien.
3.2 SARAN
Demikianlah makalah sederhana ini kami susun. Terimakasih atas antusiasme dari
pembaca yang sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini. Saran kritik
konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian.
9
DAFTAR PUSTAKA
[jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf]
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi
10