Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMUNIKASI DI DALAM ORGANISASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Teori Dan Perilaku Organisasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. AbduWahid, M.Ag.

Disusun Oleh :
1. Dwitya Nurul Fatimah 2103036051
2. Fia Muna Ayu Anjana 2103036068
3. Asnal Fakhri 2103036071
4. Fitriana 2103036083

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat
dan hidayah – Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu yang berjudul “Komunikasi Dalam Organisasi”. Sholawat serta
salam kami haturkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW. Yang membawa
kita semua dari zaman jahiliyah yang penuh kegelapan hingga zaman islamiyah yang
terang benderang ini.

Kami selaku penyusun makalah ini tak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah yang sudah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini, serta
tak lupa kami ucapkan kepada teman – teman seperjuangan yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tersusunnya makalah ini salah satunya
adalah untuk dapat bisa menambah wawasan dan pengetahuan teman – teman semua
tentang materi yang akan kita bahas kali ini.

Pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan masukan berupa kritikan ataupun saran kepada pembaca
makalah ini, sehingga demi kebaikan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat berguna bagi semua pembaca serta kelompok ini khususnya dalam
mempelajari pentingnya pengetahuan dalam bagi manusia.

Semarang, 25 Februari 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah…....................................................................................5

1.3 Tujuan Pembahasan......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Definisi Komunikasi........................................................... 6

2.2 Peran Komunikasi Organisasi......................................................................7

2.3 Proses Komunikasi Organisasi.................................................................... 9

2.4 Hambatan Komunikasi Organisasi............................................................ 11

2.5 Prespektif Komunikasi di dalam Organisasi..............................................12

2.6 Hasil Penelitian di MAN 1 Semarang........................................................14

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................................16
4.2 Saran..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama
dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk
kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang
terdiri dari atasan dan bawahannya.

Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai
cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Kerjasama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial maupun
kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-
masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk
kehidupan yang berkelanjutan.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di


antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk
komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dan definisi komunikasi?


2. Bagaimana peran komunikasi?
3. Bagaimana proses komunikasi?
4. Apa saja hambatan di dalam komunikasi?
5. Bagaimana prespektif komunikasi di dalam organisasi

4
1.3 Tujuan penulisan

1. Mengetahui pengertian dan definisi komunikasi


2. Mengetahui peran komunikasi
3. Mengetahui proses komunikasi
4. Mengetahui hambatan-hambatan di dalam komunikasi
5. Memahami prespektif komun

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Definisi Komunikasi

Komukasi adalah atau communication berasa dari bahasa latin yang berarti sama.
Apabila kita berkomunikasi berarti kita dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu
persamaan dalam hal sikap dengan seseorang. Jadi pengertian komunikasi adalah proses
menghubungi atau mengadakan perhubungan. Demikian juga Jennifer M. George
(2006:437) mendefinisikan komunikasi sebagai kegiatan penyampaian informasi antar dua
orang atau lebih atau kelompok untuk mencapai pemahaman bersama.
Dalam komunikasi diperlukan sedikitnya tiga unsur yaitu sumber (source), berita
atau pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber dapat berupa individu atau
organisasi komunikasi. Berita atau pesan dapat berupa tulisan, gelombang suara atau
komunikasi arus listrik, lambaian tangan, bendera berkibar, atau benda lain
yangmempunyai arti. Sasaran dapat berupa seorang pendengar, penonton, pembaca,
anggota dari kelompok diskusi, mahasiswa, dan lain-lain.1
Komunikasi organisasi adalah proses penyampaian dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok organisasi baik di dalam kelompok formal maupun
kelompok informal di dalam organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang
disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya
berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual. Goldhaber memberikan pengertian komunikasi organinsasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling
tergantung sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.
Struktur organisasi cenderung memperngaruhi komukasi, dengan demikian komunikasi dari
bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya.2
Komunikasi dalam organisasi dilakukan dalam bentuk interaksi dua arah yang
umumnya terjadi antar atasan dan bawahan. Ketika anggota organisasi dapat berinteraksi
1
Hartini, dkk. 2021. Perilaku Organisasi. Bandung: Widina Bhakti Persada, 333.
2
Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

6
dengan baik dan proses penyampaian informasi berjalan efektif maka kesalahpahaman atau
kesalahan komunikasi dapat dicegah. Ketrampilan komunikasi yang baik memampukan
anggota organisasi melakukan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar
organisasi sehingga tingkat kinerja menjadi semakin baik. Hal ini disebabkan informasi
yang dikirim dan diterima sesuai dengan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Pincus (1986), menemukan komunikasi berhubungan positif dengan kinerja
tetapi tidak sekuat hubungan antara komunikasi dengan kepuasan sedangkan Rodwell
(1998), menemukan komunikasi berhubungan negatif dengan kinerja.3

2.2 Peran Komunkasi Organisai

Ada beberapa peran komunikasi dalam organisasi, sebagai berikut:

a. Dapat menjadi alat pertukaran informasi

Komunikasi merupakan proses interaksi yang digunakan untuk bertukar informasi


antara komunikator dan komunian. Oleh karena itu, komunikasi sangat berperan
penting untuk pertukaran informasi.

b. Menyelesaikan suatu konflik

Komunikasi menjadi hal penting untuk memecahkan suatu masalah dalam


organisasi. Apabila suatu organisasi atau perusahaan dilanda masalah, termasuk
pada karyawanya, maka yang bisa dilakukan adalah mengadakan rapat untuk
menyelesaikan konflik tersebut.

c. Menciptakan kepuasan kerja

Apabila suatu organisasi berkomunikasi antara atasan dan bawahan dilakukan


secara terbuka, maka bawahan atau karyawan merasa dihargai oleh organisasi.

d. Meningkatkan motivasi

Komunikasi yang baik dapat meningkatkan atau memengaruhi seseorang menjadi


lebih giat dalam bekerja. Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial
maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan
empat fungsi, yaitu:

a. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan infromasi.

3
Safari, Triantoro. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu

7
Maksudnya, seluruh anggota organisasi berharap mendapatkan suatu informasi yang
lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Orang-orang dalam tataran manajemen
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan ataupun untuk mengatasi
masalah yang terjadi di dalam organisasi, sedangkan karyawan atau bawahan
membutuhkan informasi jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, cuti dan
sebagainya.

b. Fungsi regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku


dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:

 Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu


mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan
untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur
organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya.

 Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya


berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturanperaturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.

c. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan


dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan

8
laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga
ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.

2.3 Proses Komunikasi Organisasai

Istilah proses komunikasi pada dasarnya menggambarkan bagaimana komunikasi


berlangsung melalui tahapan-tahapan berbeda yang dilakukan secara berurutan dalam
rangka penyampaian pesan. Melalui proses komunikasi akan dapat ditentukan keputusan
yang akan diambil setiap individu atau kelompok tentang bagaimana menentukan langkah
atau hasil yang akan dicapai di masa depan, karena komunikasi dapat dijadikan pedoman
dalam mengambil keputusan tentang kerja sama, apakah akan dilanjutkan atau tidak.
Ross (1997: 110) mengatakan bahwa komunikasi sebagai proses yang di dalamnya
melibatkan pemilihan dan penyampaian ide-ide simbolik untuk membantu pendengar
mengungkap dan merekonstruksi pemikiran mereka, termasuk memahami pemikiran
pengirim. Penjelasan ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah simbol aktif yang
digunakan orang untuk membantu mereka memahami informasi.
Ide yang diusulkan dapat diharapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Meskipun dalam penafsirannya berbeda-beda, seperti yang dikemukakan Preston (1979: 11)
bahwa komunikasi adalah gagasan sederhana setiap orang melaksanakannya. Untuk orang-
orang tertentu komunikasi adalah telepon, telegram atau hanya sebagai penerima gosip.
Bagi yang lainnya komunikasi berhubungan dengan media, seperti film dan juga telepon
yang merupakan bagian-bagian yang terpenting dalam berkomunikasi. Suatu kemampuan
bagaimana berbicara dan mengungkapkan gagasan-gagasan kita kepada bawahan, pimpinan
atau sesama teman.
Penjelasan di atas sebenarnya mungkin saja terjadi karena komunikasi itu sendiri
adalah suatu proses di mana seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan cara
tertentu, sehingga pengirim pesan dapat menyampaikan gagasannya sendiri, dan orang yang
menerima pesan dapat menerima pesan tersebut.
Proses komunikasi akan dapat berlangsung secara efektif apabila komunikator
menggunakan alat atau metode yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, sehingga
komunikasi dapat dipahami dengan jelas dan diharapkan akan terjadi respon atau umpan

9
balik bahkan perubahan perilaku dari komunikasi.4
Kohler dan Applbaum (1976: 171) menggambarkan proses komunikasi dalam
organisasi seperti pada gambar di bawah ini.

Dari berbagai uraian yang ditentukan di atas maka proses komunikasi dalam
organisasi adalah bagaimana cara yang ditempuh oleh komunikator agar dapat
menimbulkan dengan (kognitif, afektif, dan psikomotor) bagi komunikan sehingga terjadi
suatu perubahan persepsi dari perilaku yang menimbulkan saling ketergantungan antar
anggota dalam satu organisasi dalam membina suatu kerjasama yang baik.
Model formal ini tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan proses
komunikasi antar individu baik secara formal maupun informal yang terjadi dalam
organisasi. Modal ini adalah bentuk yang sangat sederhana untuk kepentingan praktis
dalam pemahaman komunikasi organisasi.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam proses komunikasi menurut K.
Anderson (1978), adalah sebagai berikut:

1. Faktor sumber dan penerima pesan


a. Pengetahuan, gagasan pikiran dan pengalaman
b. Sikap, keyakinan dan tujuan
c. Kebutuhan, keinginan dan nilai-nilai
d. Kepentingan

4
Zahara, E. (2018). Peranan komunikasi organisasi bagi pimpinan organisasi. Warta Dhamawangsa, (56)

10
e. Keanggotaan dan peranan dalam kelompok
f. Kecakapan berkomunikasi
g. Persepsi terhadap unsur-unsur lain
2. Faktor saluran
a. Media yang digunakan
b. Seberapa besar jumlah publiknya
3. Faktor pesan
a. Gagasan dan isi pesan
b. Susunan pesan
c. Bahasa dan gaya
d. Cara penyampaian: lisan tertulis dan lain-lain

2.4 Hambatan Komunikasi Organisai

Hambatan yang dapat menghalangi komunikasi dalam suatu organisasi adalah karena
adanya perbedaan persepsi dan hambatan tersebut disebut hambatan semantik. Hambatan tersebut
dapat muncul karena adanya perbedaan persepsi antara pimpinan dan bawahan, hal ini yang
membuat komunikasi tidak lancar. Kemudian, kendala lainnya adalah masalah perilaku, yang dapat
diakibatkan oleh kurangnya keterbukaan, kurangnya komunikasi interpersonal dan prasangka yang
didasari oleh emosi
Untuk mengurangi hambatan yang disebutkan di atas, pemimpin harus berusaha untuk
menjadi komunikator yang lebih baik. Ada beberapa cara untuk meningkatkan komunikasi dalam
suatu organisasi, yaitu:

1. Mengadakan tindak lanjut, teknik ini dilakukan dengan menganggap pesan pimpinan tidak
dimengerti, dan dapat mungkin pimpinan memastikan apakah pesan yang ingin
disampaikan sudah benar-benar diterima.

2. Mengatur alur informasi, teknik ini meliputi pengaturan komunikasi untuk menjamin arus
informasi yang optimum kepada para pimpinan.

3. Memanfaatkan umpan balik, umpan balik memberi saluran bagi tanggapan penerima yang
memungkinkan pimpinan untuk menentukan apakah pesannya telah diterima dan apakah
menghasilkan tanggapan yang dimaksud

4. Berorientasi pada penerima daripada berorientasi pada komunikator. Bentuk komunikasi


sebagian besar harus tergantung dari apa yang diketahui tentang penerima.

5. Pengulangan, merupakan prinsip belajar yang telah diterima umum, menggunakan

11
pengulangan atau ungkapan yang berlebihan di dalam komunikasi menjamin bahwa jika
suatu bagian dari pesan itu tidak dimengerti maka masih ada bagian lain yang membawa
pesan yang sama.

6. Mendorong saling mempercayai, suasana mempercayai antara pimpinan dan bawahan dapat
memperlancar komunikasi

7. Pengaturan waktu yang efektif, komunikasi yang efektif dapat dimudahkan dengan
penetapan waktu yang tepat mengenai pengeluaran pengumuman penting
8. Menyederhanakan bahasa, bahasa yang rumit merupakan hambatan utama bagi komunikasi
yang efektif pimpinan harus ingat bahwa komunikasi yang efektif meliputi pengertian dan
juga informasi5

2.5 Prespektif Komunikasi Di Dalam Organisasi

Komunikasi adalah proses dimana seorang komunikator menyampaikan ide atau


informasi dengan menggunakan media tertentu kepada satu atau banyak orang (komunikan)
dengan tujuan tertentu. Dari definisi ini, maka dapat didefinisikan karakteristik komunikasi,
seperti yang diungkapkan oleh Kaswan (2017:327) :
1. Komunikasi merupakan proses satu arah (transmisi) maupun dua arah (exchange)
2. Terdiri dari sekurang-kurangnya dua pihak (pengirim dan penerima)
3. Tujuan akhir komunikasi adalah pemahaman dan/atau perasaan yang sama (antara
pengirim dan penerima)
Langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah mengembangkan gagasan,
menyandi (encode), mengirimkan, menerima, memahami (decode), menerima,
menggunakan, dan memberi umpan balik. Dalam perencanaan komunikasi beberapa hal
yang perlu diperhatikan seperti: Pertama, mengenai kebutuhan khusus yang akan
diselesaikan (tujuan dan sasaran untuk mengatasi tantangan); Kedua, menyangkut tokoh
kunci (key person) yang perlu ditemui dan/atau dimotivasi untuk pencapaian tujuan serta
sasaran-sasaran; Ketiga, pertimbangan perlunya menyampaikan pesan dalam memilih
publik untuk aksi stimulasi dan membantu mencapai sasaran; Keempat, mengenai strategi
dan taktik untuk menyampaikan pesan-pesan kepada publik agar keduanya menerima dan
bertindak atas mereka.(Sahputra, 2016).
Organisasi merupakan kesatuan dari dua orang atau lebih yang sengaja dibentuk
sebagai sekelompok manusia yang saling berinteraksi dengan pola pemberian wewenang
dan tanggung jawab dengan batas-batas yang jelas sehingga mereka bekerja sama untuk

5
Ivancevich, John M. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga, 2006

12
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Seiring dengan perkembangan zaman,
dalam menghadapi perubahan lingkungan, organisasi harus beradaptasi agar dapat bertahan
dan berkembang. Organisasi juga harus mengarahkan anggotanya untuk dapat beradaptasi
dengan perubahan yang ada dengan cara melakukan pengembangan diri dan dengan
sendirinya juga akan menjadi bagian dari pengembangan organisasi. Pengembangan
organisasi merupakan salah satu cara agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Melalui pengembangan organisasi, maka dapat dibuat perencanaan bagaimana
mengelola perubahan yang harus dialami organisasi. Pengembangan organisasi adalah
aplikasi teknik-teknik ilmu perilaku untuk memperbaiki kesehatan dan efektivitas
organisasi sebagai bagian dari upaya jangka panjang organisasi bertujuan untuk
peningkatan efektivitas organisasi dan secara khusus guna memperbaiki proses-proses
pemecahan masalah dan pembaharuan suatu organisasi dengan cara mengakomodasi
perubahan lingkungan, memperbaiki kekompakan internal, peningkatan keterbukaan dalam
berkomunikasi, dan memperbaiki hubungan kerja antar karyawan. Dalam komunikasi
internal maupun eksternal, organisasi harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan
informasi teknologi komunikasi. Secara eksternal selain menggunakan media massa,
organisasi juga dituntut memanfaatkan media sosial sebagai saluran komunikasi. Media
sosial adalah media informasi yang menyajikan sebagai sarana gerak saling tukar menukar
informasi yang dianggap tercepat dan terlengkap masif yang membentuk pola sosial baru
gerakan yang disebut masyarakat sipil fungsional.(Sahputra, 2019). Menurut Muhammad
(2019) setiap organisasi memiliki karakteristik yang umum, antara lain : 1) Dinamis,
disebabkan karena adanya perubahan ekonomi, kondisi, sosial dan teknologi. 2)
Memerlukan informasi, dan melalui proses komunikasi. 3) Mempunyai maksud dan tujuan
tertentu. 4) Testruktur, organisasi dalam usaha mencapai tujuan biasanya membuat aturan-
aturan, undang-undang dan hierarki hubungan dalam organisasi. Organisasi memerlukan
komunikasi di dalamnya untuk memastikan organisasi itu sehat. Setiap orang di dalam
organisasi harus menjalin komunikasi yang efektif satu sama lain agar organisasi dapat
menjalankan operasionalnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
komunikasi yang baik, organisasi lebih stabil sehingga dapat berkembang. Sebagai
kebutuhan dasar yang mempengaruhi tingkah laku manusia di dalam organisasi,
komunikasi adalah penggerak proses di dalamnya. Komunikasi digunakan sebagai alat
dalam suatu hubungan organisasi oleh orang pada tingkatan tertinggi hingga tingkatan
terendah. Dengan komunikasi, maka akan timbul saling pengertian dan sikap mau bekerja
sama di antara sesama anggota organisasi. Menurut Bungin (2015:274), komunikasi

13
memiliki beberapa fungsi di dalam organisasi, antara lain : Fungsi informatif, Fungsi
regulatif, Fungsi persuasif, Fungsi integrative.
Menurut Effendy (2017: 122-130) dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi
terbagi menjadi komunikasi internal dan eksternal.
1. Komunikasi internal
Komunikasi internal dikenal dengan komunikasi instruktif, kontrol dan koordinatif
yang integratif dan direktif ke arah tujuan. - Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari
atas ke bawah (downward communication) dan komunikasi ke atas (upward
communication) adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan
kepada pimpinan secara timbal-balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan
instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan kepada
bawahannya. Bawahan memberikan saransaran, pengaduan kepada pemimpin.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan
khalayak di luar organisasi. Organisasi tidak akan bertahan tanpa adanya komunikasi.
Setiap individu dalam organisasi memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing.
Sehingga mereka harus berkoordinasi untuk menjalankan operasional organisasi. Demikian
pula ketika organisasi dihadapkan pada perubahan zaman, maka organisasi harus
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Dalam proses perubahan organisasi
maka setiap rencana yang sudah disusun oleh manajerial harus sampai kepada semua
anggota organisasi dan selanjutnya mereka memahaminya dan kemudian menyatukan
pemahaman mereka semua sehingga proses pengembangan organisasi yakni perubahan
organisasi ke arah positif dapat dijalankan dan pada akhirnya mencapai keberhasilan.

2.6 Hasil Penelitian di MAN 1 Semarang


A. Seperti apa komunikasi dalam suatu organisasi Pendidikan di MAN 1 Semarang

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru MAN 1 Semarang yang
bernama Pak Pardi, mengatakan bahwa komunikasi antara guru dengan murid, guru dengan
pegawai ataupun sebaliknya itu berjalan dengan baik, lancar, sesuai dengan mekanisme
yang ada.

B. Hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi Pendidikan di MAN 1


Semarang

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru MAN 1 Semarang yang

14
bernama Pak Pardi, mengatakan bahwa terdapat hambatan namun hambatan tersebut
bukanlah suatu hal yang besar, maka dari itu dapat segera di atasi. Berikut hambatan-
hambatan yang ada di MAN 1 Semarang, yaitu:

a. Latar belakang yang berbeda

b. Daerah atau budaya yang berbeda

c. Riwayat Pendidikan yang berbeda

C. Peran komunikasi dalam organisasi Pendidikan MAN 1 Semarang itu penting atau tidak

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru MAN 1 Semarang yang
bernama Pak Pardi, mengatakan bahwa peran komunikasi organisasi itu sangat penting.
Komunikasi itu sangat penting, supaya masing-masing bias saling memahami satu sama
lain, agar kerjasama bisa terjalin, agar persoalan/tugas-tugas bisa diselesaikan, untuk
menyamakan persepsi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa komunikasi itu sangat penting untuk
menyelesaikan berbagai masalah dan komunikasi yang baik juga dapat menunjang
kelancaran dalam pembelajaran.

D. Bagaimana perspektif/progres komunikasi yang baik didalam organisasi Pendidikan di


MAN 1 Semarang

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru MAN 1 Semarang yang
bernama Pak Pardi, mengatakan bahwa komunikasi harus berjalan dengan baik, karena
kedepannya kita akan dihadapkan kepada tugas yang berbeda, aturan yang berbeda,
sehingga komunikasi harus terus dilaksanakan antar satu dengan yang lain. Cara
komunikasi bias dilakukan dengan face to face, ataupun lewat media sosial.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Komunikasi adalah sarana untuk berhubungan, telebih dalam sebuah organisasi. Organisasi
mencakupi seluruh kegiatan apa yang telah direncanakan, dan untuk melaksanakan rencana yang
telah disusun diperlukan komunikasi yang baik agar apa yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan
apa yang direncakan sebelumnya. Dalam organisasi terdapat bermacam-macam hambatan, untuk
menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut di perlukan umpan balik agar tercipta iklim
komunikasi dua arah

3.2 SARAN

Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa makalah di atas terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu
kami mengharapkan saudara/i untuk memberikan kritik dan saran mengenai pembahasan dan
penulisan makalah diatas

16
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, K. The Proffesion and Practiceof Program Evaluation. San Francisco,
California: JosseyBass, 1978
Hartini, dkk. 2021. Perilaku Organisasi. Bandung: Widina Bhakti Persada, 333.

Ivancevich, John M. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga, 2006

Kohler dan Applbaum. Organizational Communication. Holt, Rinerhat.


NewYork, 1976.

Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Pincus, J. D. (1986). Communicatin Satisfaction, Job Satisfaction, and Job


Performance. Human Communication Research, 12: 395–419

Pretson, T.R. Matching Ruminant Production Systtem with Avaikabel Resources in


The Tropics. Penambul Books. Armidale, 1979

Rodwell, J. J., Kienzle, R., dan Shadur, M. A. (1998). The relationship among work-
related perceptions, employee attitudes, and employee performance: The integral
role of communications. Human Resources Management, 37: 277–293.

Ross, S. A. The Determinant of Financial Structure: The Incentive Signaling


Approuch. The Bell Journal of Economics, 1997

Safari, Triantoro. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Zahara, E. (2018). Peranan komunikasi organisasi bagi pimpinan organisasi. Warta
Dhamawangsa, (56)

17

Anda mungkin juga menyukai