Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI DI DALAM ORGANISASI

Disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah: Perilaku Organisasi

Dosen Pengampu: Nurhayati S.Kom., M.M

Disusun Oleh Kelompok 7:

Miftahul Jannah 2151040285

Muhammad Arif Ashsidiqi 2151040292

Nurul Alima 2151040311

Prima Cahyaning Wulan 2151040318

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat karunianya kami akhirnya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Komunikasi Di Dalam Organisasi”
dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu, selaku
dosen pengampu mata kuliah Perilaku Organisasi. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
oleh penyusun makalah.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak
kekurangan baik materi serta teknis penyusunannya. Oleh karena itu setiap
penggunaan makalah ini baik dosen, mahasiswa maupun pihak lain yang terkait
diharapkan dapat memberikan balikan yang akan dimanfaatkan sebagai bahan
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Kepada semua pihak yang berpartisipasi untuk menyelesaikan makalah ini,
kami menyampaikan rasa terima kasih.

Bandar Lampung, 15 Aprilt 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1 Pengertian Komunikasi ................................................................................. 4

2.2 Proses Dan Unsusr-Unsur Komunikasi......................................................... 5

2.3 Hambatan Komunikasi .................................................................................. 8

2.4 Cara Meningkatkan Komunikasi..................................................................11

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi organisasi merupakan proses menciptakan dan saling

menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu

sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu

berubah-ubah. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam

rangka membentuk saling pengertian, pendek kata agar terjadi penyetaraan

dalam kerangka referensi (frame of reference), maupun bidang pengalaman.

Meskipun mustahil menyamakan ranah kognitif individu-individu dalam

organisasi, tetapi melalui kegiatan komunikasi yang terencana dan substansi

isinya terdesain, minimal terjadi proses penyebarluasan dimensi-dimensi

organisasi pada setiap orang, dimensi yang dimaksud misalnya, visi, misi,

nilai dan strategi prospek.

Manusia adalah sumber daya yang memiliki nilai tertinggi bagi setiap

organisasi, karena dapat memberikan manfaat yang besar sekali bila

penggunaan tenaga manusia secara tepat guna. Sumber daya manusia yang

dimiliki organisasi memiliki berbagai karakteristik, termasuk kemampuan

kerja, disiplin kerja dan kinerja yang dimilikinya. Komponen tersebut sangat

berkaitan dan berada dalam diri pegawai yang melaksanakan tugas sehari-hari.

Pegawai yang memiliki kemampuan yang baik dan mempunyai sikap disiplin

yang tinggi mengakibatkan tercapainya suatu kinerja yang baik. Kinerja yang

baik memberikan dampak yang baik pula bagi organisasi.

1
Kehidupan suatu organisasi secara mendasar adalah sangat ditentukan

oleh adanya manusia dan segenap sumber dayanya. Manusialah yang dapat

menggerakkan suatu organisasi dengan menghubungkan segenap tenaga,

pikiran, bakat, kreativitas dan berupaya demi keberlangsungan kehidupan

organisasi tersebut.

Komunikasi organisasi yang berjalan dengan baik, sangat

mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dalam

dunia kerja, komunikasi merupakan hal yang sangat penting, baik dalam

organisasi, perusahaan, maupun instansi pemerintahan. Khususnya untuk

meningkatkan produktivitas sumber daya manusia. Disamping itu, sumber

daya manusia juga penentu untuk tercapainya keberhasilan suatu usaha. Oleh

sebab itu dibutuhkan pengurus yang mampu berprestasi, mempunyai

produktivitas tinggi, bersemangat kerja tinggi, setia dan mau bekerja sebaik

mungkin demi kepentingan organisasi.

Dari beberapa teori diatas kita dapat menyimpulkan, bahwa suatu

organisasi tidak terlepas dari proses komunikasi organisasi. Dan komunikasi

organisasi ini sangat berhubungan dengan fungsi-fungsi yang ada, termasuk

disiplin kerja pegawai, dalam arti kata bahwa disiplin kerja pegawai organisasi

dipengaruhi oleh komunikasi organisasi yang terjadi.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat kami rumuskan permasalahan yang akan
dibahas sebagai berikut:

1. Apa itu Komunikasi?


2. Apa saja Proses dan unsur-unsur Komunikasi?
3. Apa saja hambatan dalam membangun Komunikasi?
4. Apa saja cara meningkatkan Komunikasi?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan Rumusan masalah di atas, Tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apa itu Komunikasi,


2. Mengetahui apa saja Proses dan unsur-unsur Komunikasi,
3. Mengetahui apa saja hambatan dalam membangun Komunikasi,
4. Mengetahui apa saja cara meningkatkan Komunikasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
communication berasal dari bahasa latin yakni communicatio dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama. Samma disini maksudnya adalah sama makna.
Oleh sebab itu, komunikasi akan terjadi selama ada kesamaan makna mengenai
apa yang menjadi bahan perbincangan.

Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka


masing-masing, diantaranya seperti:

1. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen, mendefinisikan komunikasi dengan a


process by which a source transmits a message to a reliver some chanel
(komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan
kepada penerima melalu beragama saluran).
2. Hoveland, Janis dan Kelley mendefinisikan komunikasi dengan the
process by which an individual (the communicator) transmits stimult
(rmally versal symbols) to modify the behavior of other individu
(komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk penlaku orang-orang lainnya.
3. Everett M Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi
adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada
gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
4. Berelson dan Steiner, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka
dan lainnya.
5. Weaver, mengatakan bahwa komunikasi adalah seluruh prosedur melalui
mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lain.

4
Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar
komunikasi seperti yang diungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh
Effendy dalam buku "Ilmu Komunikasi on dan Praktek", ilmu komunikasi adalah
upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian
informasi serta pembentukan pendapat dan sikap." Komunikasi merupakan suatu
proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi terhadap
satu sama lain. yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian

Hovland juga mengungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu


komunikasi bukan hanya penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan
pendapat umum (public opinion) dari sikap publik (public attitude) yang dalam
kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang sangat penting.
Dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland mengatakan bahwa komunikasi
adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to
modify the behaviour of other individuals). Jadi dalam berkomunikasi bukan
sekedar memberi tahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau
sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang dinginkan oleh
komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau
perilaku orang lain, hal itu bisa terjadi apabila komunikasi yang disampaikannya
bersifat komunikatif, yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus
benar benar dimengem dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan
komunikasi yang komunikatif.

2.2 Proses Dan Unsusr-Unsur Komunikasi


Proses Komunikasi terjadi manakala manusia berinteraksi dalam aktivitas
komunikasi yaitu menyampaikan pesan mewujudkan motif komunikasi. Dalam
hal ini komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas
azas-azas penyampaianinformasi serta pembentukan sikap dan pendapat. Proses
komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu:

a. Proses Komunikasi Secara Primer


Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

5
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan” pikiran dan
atau perasaan komunikator kepada komunikan.
b. Proses Komunikasi Secara SekunderProses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator meggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang
relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi. Proses komunikasi memiliki tujuh unsur, diantaranya sumber, pesan,
media, penerima, pengaruh, tanggapan balik, lingkungan. Setiap unsur memiliki
peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan
ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa
keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi.
Untuk menggambarkan proses komunikasi dapat ditunjukkan pada gambar
berikut.

Gambar: Proses Komunikasi

Berdasarkan gambar tersebut dapat diejlaskan, bahwa Sumber merupakan


komunikator (pengirim informasi) yang menyampaikan pesan kepada seseorang
atau sejumlah orang. Pesan yang merupakan seperangkat lambang yang bermakna
yang disampaikan oleh komunikator. Sedangkan media sebagai saluran
komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. Dalam

6
hal ini komunikan (orang) yang menerima pesan dari komunikator. Sehingga
menerima efek, atau perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Pada akhirnya
timbul umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau
disampaikan kepada komunikator. Dengan demikian, agar komunikasi efektif,
proses penyandian oleh komunikator harus bertautan dengan proses pengawasan
sandian oleh komunikan, melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus dikenal
oleh komunikan. Semakin tumpang tindih bidang pengalaman (field of
experience) komunikator dengan bidang pengalaman komunikan, akan semakin
efektif pesan yang dikomunikasikan.

Unsur-Unsur Komunikasi
Dalam hal ini ada empat komponen yang cenderung sama yaitu: orang
yang mengirimkan pesan, pesan yang akan dikirimkan, saluran atau jalan yang
dilalui pesan dari si pengirim kepada si penerima, dan si penerima pesan. Karena
komunikasi merupakan proses dua arah atau umbal balik maka komponen balikan
perlu ada dalam proses komunikasi. Dengan demikian, komponen dasar
komunikasi ada lima yaitu:
1. Pengiriman Pesan
Pengiriman pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan
atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari si pengirim pesan. Oleh
sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus
menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan
adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian
menyandikan/encode arti tersebut ke dalam satu pesan.
2. Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan
ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat
secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang
secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui
telepon, radio, dan sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat,
gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.

7
3. Saluran
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si
penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang
cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar Akan tetapi alat dengan
apa cahaya atau suara itu berpindah mungkin berbeda-beda. Misalnya bila
dua orang berbicara tatap muka gelombang suara dan cahaya di udara
berfungsi sebagai saluran Kira dapat menggunakan bermacam-macam alat
untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, film, televisi, surat kabar
tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suara dan cahaya.
4. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan Isi
pesan yang diterimanya.
5. Balikan
Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan
kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si
pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan vang dikirimkan
tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim
dinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.

2.3 Hambatan Komunikasi


Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan

bebrapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang

melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan

yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan

hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator jika ingin

komunikasinya sukses.

a. Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang
menurutsifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan

8
gangguan semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan
saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh
ialah gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat radio, gambar
meliuk-meliuk atau berubah-ubah pada layar televisi, huruf tidak jelas,
jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat
kabar. Sedangkan gangguan sematik adalah jenis gangguan yang
bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi
rusak. Gangguan sematik ini tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan
bahasa. Lebih anyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau
konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan leih banyak gangguan
sematik dalam pesannya. Gangguan semantic terjadi dalam sebuah
kepentingan.
b. Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif
dalammenanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya
memperhatikan perangsang yang ada hubungananya dengan kepentingan.
Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga
menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan
merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuai
atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
c. Motivasi terpendam
Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang
sesuai benar dengan keinginannya, kebutuhan dan kekurangannya.
Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang
lain, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena
motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan
motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat
diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya,
komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan
motivasinya.
d. Prasangka

9
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan
terberat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang
mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan
menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam
prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar
syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Prasangka bukan
saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan
juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang
dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.

Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi


Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari proses komunikasi
baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi. Komunikasi yang
efektif terjadi apabila perilaku komunikan (sasaran) sebagai reaksi dari kehendak
pesan sesuai yang diinginkan oleh komunikator. Banyaknya hambatan dari proses
penyampaian atau penerimaan pesan akan menimbulkan perilaku yang tidak
diinginkan oleh kehendak pesan artinya komunikasi tidak efektif. Oleh karena itu,
bila komunikasi efektif harus berusaha mengatasi hambatan dalam
berkomunikasi. Memperbaiki komunikasi dalam organisasi berkaitan dengan
melakukan proses yang akurat mulai dari penyandian, penyampaian pesan,
penguraian, dan umpan balik pada tingkat organisasi, mencuiptakan dan
memonitor saluran komunikasi yang tepat. Adapun beberapa cara dalam
mengatasi masalah komunikasi diantaranya:
a. Meningkatkan umpan balik, kesalahpahaman dapat dikurangi apabila
proses umpan balik dapat dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan
balik dalam organisasi sama pentingnya dengan komunikasi antar
pribadi.
b. Empati, pada dasarnya merupakan komunikasi yang dilakukan
beroreantasi pada penerima, komunikator harus menempatkan diri
sebagai penerima sehingga proses penyandian, penggunaan bahasa,
disesuaikan dengan kondisi penerima.
c. Pengulangan, hal ini dapat membantu pendengaran atau penerima

10
untuk menginterpretasikan pesan yang tidak jelas atau sulit untuk
dapat memahami pada saat pertama kali didengar.
d. Menggunakan bahasa yang sederhana agar penerima pesan dapat
memahami isi pesan yang disampaikan.
e. Penentuan waktu yang efektif, agar pesan yang disampaikan tersusun
dengan baik ringkas dan mudah dipahami.
f. Mendengarkan secara selektif, komunikasi adalah masalah memahami
dan dipahami. Untuk mendorong seseorang mengemukakan
keinginannya, perasaannya, dan emosinya adalah mendengarkan
secara seksama.
g. Mengatur arus informasi, maksudnya komunikasi diatur mutunya,
jumlahnya dan cara penyampaiannya dimana informasi yang
disampaikan harus sitematis, ringkas, dan memiliki bobot tingkat
kepentingan yang cukup.

2.4 Cara Meningkatkan Komunikasi


Komunikasi akan dapat berjalan dengan efektif manakala ada beberapa
aturan dan kaidah yang diikuti, yaitu:

1. Komunikator menghargai setiap individu, orang maupun kelompok yang


dijadikan sasaran komunikasi. Hal ini mensyaratkan bahwa seseorang
yang melakukan komunikasi bisa menempatkan diri, tidak menganggap
dirinya sebagai orang yang paling tahu dan paling benar.
2. Komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi atau kondisi
yangdihadapi orang lain. Setiap orang yang melakukan komunikasi harus
mampu mendengar dan siap menerima masukan apapun dengan sikap
yang positif. Hal ini akan sangat sulit dilakukan manakala orang tersebut
tidak dapat dikritik atau tidak siap menerima kritik. Menerima kritik
memang tidak mudah. Tetapi kemampuan untuk menerima apapun
masukan dengan sikap baik akan membawa pengaruh positif pada orang
tersebut.
3. Pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik.
Hal ini berkaitan dengan media yang digunakan. Seringkali orang

11
melakukan komunikasi dengan individu maupun kelompok, tetapi pesan
tidak dapat dipahami karena media atau alat yang digunakan tidak
mendukung. Misalnya, suara ditelepon putus-putus, atau microphon yang
mendengung, atau suara di telepon yang terlalu lemah. Beberapa hal
tersebut mengakibatkan penerima pesan kesulitan memahami isi pesan.
Akibatnya selain tidak respon, pemberi pesan justru tidak akan
didengarkan atau diperhatikan.
4. Kejelasan pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi. Hampir
mirip efeknya dengan permasalahan media yang rusak, maka bagian ini
berkaitan dengan kejelasan isi pesan itu sendiri. Misalnya apabila pemberi
pesan menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh penerima
pesan, maka jelasakan sulit bagi penerima pesan untuk memahami isi
pesan dan akhirnya umpan balik juga tidak akan muncul. Demikian juga
bila pemberi pesan tidak jelas dalam menyampaikan pesan akibat
penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan latar belakang penerima
pesan, maka akan muncul berbagai interpretasi. Akhirnya isi pesan akan
bergeser, dan komunikasi tidak dapat mencapai tujuannya.
5. Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan orang lain.
Hal ini berkaitan dengan karakter dan sikap individu masing-masing, baik
pemberi maupun penerima pesan. Termasuk di dalam sikap dan sifat ini
adalah kerelaan untuk rendah hati, menghargai, dan mau
mendengarkan orang lain.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

13
DAFTAR PUSTAKA

iii

Anda mungkin juga menyukai