Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
TANGERANG
2021
KATA PENGANTAR
Selain untuk memenuhi tugas penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Namun dengan minimnya penulis, sebelumnya dengan
kerendahan hati, penulis mohon bimbingannya apabila di dalam makalah ini
terdapat kesalahan, baik berupa tulisan maupun isinya.
Dan tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman yang
telah memberikan saran dan petunjuk, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam rangka penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih dan
penghargaan yang istimewa penulis sampaikan kepada dosen kami Dr. Aminan,
M.Pd. yang telah memberikan semangat, saran dan segala arahan yang sangat
berharga bagi penulis. Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi penulis
pribadi dan pembaca pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
A. Simpulan.....................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi dalam organisasi merupakan pengiriman serta penerimaan
berbagai pesan organisasi baik di kelompok organisasi formal maupun
informal. Komunikasi formal merupakan jalur komunikasi resmi dengan rantai
komando atau hungungan tugas dan tanggung jawab yang jabatannya dalam
organisasi, sedangkan jalur komunikasi informal merupakan jalur komunikasi
tidak resmi dilingkungan maupun di luar orgnaisasi, tetapi masih berkitan
dengan fungsi tidak langsung para pimpinan organisasi. Organisasi merupakan
perpaduan dari berbagai komponen yang saling berkaitan serta mempunyai
serta mempunyai tujuan yang sama. Komunikasi organisasi adalah proses
penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sam lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti
atau yang selalu berubah-ubah. Tujuan komunikasi dalam organisasi antara lain
untuk membentuk saling pengertian antara anggota organisasi.
Dalam menjalin relasi dengan orang lain, kita membutuhkan komunikasi.
Dalam dunia kerja, komunikasi merupakan satu hal yang paling penting dan
menjadi bagian dari tuntutan profisiensi (keahlian). Komunikasi terjadi jika
seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain. dan komunikasi
tersebut dapat berjalan baik dan tepat dan jika penyampalan informasi tadi
menyampaikannya dengan patut, dan penerima informasi menerimanya tidak
dalam bentuk distorsi.
Penyebab rusaknya hubungan antar individu dalam suatu organisasi,
misalnya antara manajer atau supervisor dengan karyawan atau di antara
karyawan itu sendiri adalah adanya miskomunikasi yang terjadi. Untuk bisa
berkomunikasi dengan baik dibutuhkan tidak hanya bakat, tapi terutama
kemauan untuk melakukan proses belajar yang kontinu. Keterampilan
berkomunikasi yang baik meliputi kemampuan dasar untuk mengirim dan
menguraikan pesan secara akurat dan efektif untuk memperlancar pertemuan,
1
untuk memahami cara terbaik dalam penyebaran informasi dalam sebuah
organisasi, serta untuk memahami makna simbolis tindakan-tindakan seseorang
sebagai manajer.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan masalah yang telah penulis pilih. Maka, dapat diketahui tujuan
dari permasalahan tersebut sebagai berikut :
1. Agar mengetahui penjelasan mengenai pengertian komunikasi dalam
organisasi.
2. Agar mengetahui penjelasan mengenai fungsi komunikasi dalam organisasi.
3. Agar mengetahui penjelasan mengenai tujuan komunikasi dalam organisasi.
4. Agar mengetahui penjelasan mengenai saluran komunikasi dalam
organisasi.
5. Agar mengetahui penjelasan mengenai komponen-komponen komunikasi.
6. Agar mengetahui penjelasan mengenai cara komunikasi yang efektif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002) hlm 9.
2
Irene Silviani, Komunikasi Organisasi, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020) hlm 27-28.
3
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian dan menerima informasi atau pesan oleh
komunikator kepada komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan media.
3
Mahyuddin dkk, Teori Organisasi, (Yayasan Kita Menulis, 2021) hlm 72.
4
Tenri Awaru, “Komunikasi Organisasi”, (Makasar: Researchgate, 2019), diakses pada Senin, 6
Desemeber 2021 pukul 13.00 WIB (PDF) KOMUNIKASI ORGANISASI (researchgate.net)
4
B. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
5
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi
dan saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama
masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata.
Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi
yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.6
Ada dua fungsi komunikasi organisasi yakni fungsi umum dan fungsi
khusus
1. Fungsi Umum:
a. Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi terkini mengenai
sebagai atau keseluruhan hal yang berkaitannya dengan pekerjaan,
terkadang komunikasi merupakan proses pemberian informasi mengenai
bagaimana seorang atau sekelompok harus mengerjakan tugas tertentu.
Contohnya: Job description.
b. Komunikasi berfungsi untuk "bertukar" gagasan dan ide, pendapat, fakta,
termasuk sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu yang merupakan hal
yang baik. Contohnya: Public relations, pameran, ekspo.
c. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan
agar mereka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar tentang apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan orang lain, tentang apa atau
yang diceritakan oleh orang lain tentang organisasi.
d. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi
membagi pekerjaan, atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang
menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan kewenangan, menentukan
bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana memanfaatkan sumber
daya, serta mengalokasikan manusia, mesin,metode dan teknik dalam
organisasi.
2. Fungsi Khusus:
6
Ardial, Fungsi Komunikasi: Studi Kasus Tentang Fungsi Komunikasi Organisasi Terhadap
Kinerja Pegawai, (Medan: Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah Aqli, 2018)
6
a. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi, lalu
menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu dibawah sebuah
komando.
b. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi/hubungan
sesame karyawan.
c. Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani atau
mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang ambigu dan tidak
pasti.7
7
Irene Silviani, Komunikasi Organisasi, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020), hal. 108.
7
menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerja
sama.8
D. Komponen-Komponen Komunikasi
1. Komunikator (Sender)
Komunikator merupakan pihak yang menjalankan proses strategi
komunikasi. Untuk menjadi komunikator yang baik dan dapat dipercaya
oleh komunikan atau khalayak sasaran, maka komunikator harus memiliki
daya tarik serta kredibilitas (kualitas, kapabolitas atau kekuatan yang
menimbulkan kepercayaan).
2. Pesan Komunikasi (Message)
Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran dalam
strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu. Tujuan inilah yang
menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan digunakan dalam
strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang
baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sangatlah
penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat
mengenai khalayak sasaran.
3. Media Komunikasi
Kita telah mengetahui dan memahami berbagai pengertian media menurut
para ahli, pengertian media massa menurut para ahli, serta pengertian media
sosial menurut para ahli. Kesimpulan dari semua pengertian terkait media
adalah bahwa media merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan
8
Irene Silviani, Komunikasi Organisasi, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020), hal. 107.
8
pesan-pesan komunikasi. Media komunikasi kini tidak lagi terbatas karena
kehadiran internet sebagai media komunikasi telah melahirkan berbagai
media komunikasi modern baru. Dalam strategi komunikasi, kita perlu
mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang tepat dan dapat
menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat. Pemilihan media
komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik komunikasi yang
digunakan.
4. Komunikan (Receiver)
Dalam strategi komunikasi, melakukan identifikasi khalayak sasaran adalah
hal penting yang harus dilakukan oleh komunikator. Identifikasi khalayak
sasaran disesuaikan dengan tujuan komunikasi.
5. Efek/Pengaruh (Effect)
Efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan
oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi
pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh
bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan,
sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.9
9
Riinawati, Pengantar Teori Manajemen Komunikasi dan Organisasi, (Banjarmasin: Pustaka
Baru Press, 2019) hlm 11.
9
pernyataan kebijakan organisasi, prosedur, manual kerja, atau publikasi
organisasi.
2. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang mengalir pada individu dari
kedudukan yang lebih rendah (karyawan) dalam struktur organisasi kepada
mereka yang berada pada kedudukan yang lebih tinggi(pimpinan). Dalam
situasi-situasi semacam ini, komunikator berada pada tingkat yang lebih
rendah dalam organisasi dari pada penerima pesan. Beberapa bentuk
komunikasi ke atas yang paling umum melibatkan pemberian saran,
pertemuan kelompok, dan protes terhadap prosedur kerja.
3. Komunikasi Horizontal, yaitu komunikasi yang terjadi lintas fungsi yang
berbeda-beda dalam sebuah organisasi. Contoh bentuk komunikasi ini
adalah komunikasi antara departemen produksi dan penjualan dalam sebuah
organisasi bisnis dan komunikasi antara berbagai jurusan dalam sebuah
fakultas di sebuah universitas. Komunikasi ini diperlukan demi terjadinya
kordinasi dan integrasi dari berbagai fungsi organisasi yang beragam
mejelaskan bahwa beradasrakan penelitian dan pengalaman menyatakan
bahwa komunikasi horizontal muncul paling sedikit karena enam alasan
berikut:
a. Untuk mengkordinasikan penugasan kerja.
b. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
c. Untuk memecahkan masalah.
d. Untuk memperoleh pemahaman bersama.
e. Untuk mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan.
f. Untuk menumbuhkan dukungan antar persona.
4. Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi lintas fungsi dan lintas
tingkatan dalam sebuah organisasi. Walaupun mungkin jenis komunikasi ini
adalah jenis yang paling jarang digunakan dalam organisasi, komunikasi
diagonal penting dalam situasi situasi diamana para anggotanya tidak dapat
berkomunikasi dengan efektif melalui jalur-jalur komunikasi yang
konvensional.10 Contohnya, pengawas dalam organisasi besar dapat saja
ingin melakukan analisis biaya distribusi. Salah satu dari bagian tugas
10
Ibid, hlm 11.
10
tersebut dapat saja mengharuskannya meminta laporan khusus dari tenaga
penjualan yang dikirimkan langsung kepada pengawas tesebut, alih-alih
melalui jalur komunikasi yang biasanya melalui departemen pemasaran.
Karena itu aliran komunikasi menjadi diagonal dan bukan vertikal atau
horizontal. Dalam hal ini, jalur komunikasi diagonal dapat menjadi pilihan
yang paling efisien dalam segi waktu dan usaha.
5. Komunikasi Eksternal, organisasi seringkali berkomunikasi dengan pihak
luar untuk mempresentasikan produk dan layanan, untuk menampilkan citra
organisasi yang positif, untuk menarik karyawan dan untuk mendapatkan
perhatian. Jenis komunikasi eksternal pada umumnya meliputi empat
program yang berbeda, yaitu:
a. Hubungan masyarakat berusaha mengkomunikasikan citra positif,
kesatuan antara organisasi perusahaan dengan warga setempat, dan
promosi identitas organisasi sebagai salah satu kontributor yang berperan
dalam masyarakat dan komunitas dimana organisasi itu berada.
b. Survei konsumen yang digunakan untuk memperoleh umpan balik
mengenai pengalaman konsumen. Informasi ini digunakan untuk
membuat modifikasi yang positif dalam layanan produk, ataupun
hubungan dengan konsumen.
c. Promosi adalah budaya dan kesempatan yang tersedia bagin para calon
karyawan. Komunikasi semacam ini digunakan untuk menarik perhatian
talenta-talenta karyawan yang dibutuhkan untuk mempertahankan dan
mengembangkan organisasi.
d. Periklanan berusaha menggambarkan produk atau layanan perusahaan
dalam cara-cara yang positif. Bentuk komunikasi semacam ini dirancang
untuk mendatangkan pelanggan, klien atau pasien.11
11
Irene Silviani, Komunikasi Organisasi, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020) hlm. 111-
114.
11
mengambarkan bagaimana perilaku seseorang dalam suatu organisasi pada saat
menyampaikan ide atau gagasan. Ada enam gaya komunikasi yang sering
digunakan dalam suatu organisasi, gaya tersebut disesuaikan dengan maksud
dan tujuan pengiriman pesan. Yaitu:
1. Controlling Style
Gaya komunikasi ini bersifat mengendalikan, mengatur, membatasi dan
bahkan memaksa perilaku dan pikiran orang lain. Dalam proses gaya
komunikasi ini sejenis dengan komunikasi satu arah. Gaya ini menekankan
pada aspek pengiriman pesan tanpa memper dulikan aspek umpan balik.
Gaya komunikasi ini biasanya digunakan untuk mempersuasi orang lain
supaya bekerja secara efektif.
2. Equailitarian Style
Gaya komunikasi ini mementingkan aspek kesamaan atau keseimbangan
pesan. Artinya penyebaran pesan dapat terjadi secara lisan maupun tulisan
yang bersifat dua arah atau adanya timbal balik. Gaya komunikasi ini tepat
untuk memelihara empati dan kerjasama, karena sifat keterbukaan dalam
berkomunikasi antar anggota organisasi.
3. Structuring Style
Gaya komunikasi ini bersifat terstruktur, yaitu melalu struktur penerimaan
maupun pengiriman baik secara lisan maupun tulisan untuk memantapkan
perintah yang harus dilakukan. Dalam gaya ini alur pesan mengikuti struktur
yang ada dalam organisasi.12
4. Dynamic Style
Gaya komunikasi ini memiliki kecenderungan agresif, karena menyadari
bahwa lingkungan kerjanya berorientasi pada tindakan, biasanya digunakan
oleh supervisor yang membawahi para sales. Tujuannya adalah untuk
merangsang pekerja agar bekerja dengan efektif dan efisien. Gaya
komunikasi ini efektif dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang
bersifat kritis.
5. Relinquishing Style
12
Irene Silviani, Komunikasi Organisasi, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020) hlm 109-
111.
12
Gaya komunikasi ini bersifat akomodatif, artinya meskipun seorang atasan
memiliki hak untuk memerintah dan mengontrol orang lain, akan tetapi
lebih banyak bersedia menerima saran dan pendapat orang lain. Gaya ini
efektif bila orang yang diajak bekerjasama memiliki pengetahuan luas,
berpenggalaman, dan bertanggung jawab.
6. Withdraw Style
Gaya komunikasi ini lebih bersifat menghindari tanggung jawab. Gaya
komunikasi ini tidak cocok diterapkan dalam organisasi, karena keinginan
untuk menghindari tanggung jawab maka tidak ada keinginan untuk
berkomunikasi.
Dari keenam uraian gaya komunikasi di atas merupakan gaya komunikasi
yang ideal, sedangkan structuring, dynamic dan relinquaishing dapat
digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi
organisasi. Adapun gaya komunikasi controlling dan withdraw mempunyai
kecenderungan menghalangi berlangsungnya insteraksi yang bermanfaat dan
produktif.13
13
Ibid, hlm 111.
13
1. Meningkatkan produktivitas
Komunikasi yang efektif di tempat kerja hal yang paling penting bagi
keberhasilan sebuah organisasi. Setiap organisasi memiliki seperangkat
tujuan yang jelas.
2. Menyelesaikan konflik
Jika sebuah organisasi menghadapi masalah, krisis dan konflik akibat antara
karyawan menyebabkan penundaan pekerjaan sehari-hari. Hal ini
menyebabkan pemborosan sumber daya dan menurunkan produktivitas
kerja secara keseluruhan. Komunikasi yang terbuka di tempat kerja dapat
mencegah dan menyelesaikan konflik. Misalnya jika dua karyawan
memiliki ketidak setujuan atas beberapa masalah, maka konflik tersebut
diselesaikan melalui diskusi bersama.
3. Mengembangkan kualitas karyawan
Lingkungan kerja yang ramah, memberikan kesempatan dan dorongan pada
karyawan untuk mengungkapkan ide-ide, memberikan umpan balik,
memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik, memberikan penghargaan
merupakan beberapa contoh komunikasi efektif yang dapat memberikan
kepuasan kerja dan peningkatan kualitas karyawan.
4. Membentuk hubungan profesional dan lingkungan yang kondusif
Karyawan dan manajer dalam suatu perusahaan harus berkomunikasi secara
jelas, terbuka, dan jujur. Manajer harus membangun hubungan kerja yang
menyenangkan sehingga karyawan tidak ragu untuk menyelesaikan
pekerjaan dan membentuk hubungan yang baik.14 Hal ini membuat
karyawan merasa peduli dan dihargai serta memberikan dorongan loyalitas
terhadap organisasi.
14
Muhammad Noer, “Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Organisasi”, Presenta: 2019
Pentingnya Komunikasi Efektif Dalam Organisasi – Training Provider Jakarta Indonesia – PT
Presenta Edukreasi Nusantara diakses pada 27 Desember 2021.
15
Devayanti Pardi, “11 Cara Komunikasi Efektif Dalam Tim Kerja”, (Koinworks, 11 Cara
Komunikasi Efektif Dalam Tim Kerja | KoinWorks di akses pada 27 Desember 2021).
14
1. Komunikasi Efektif Membangun Hubungan Dengan Tim Kerja
Langkah pertama yang perlu dilakukan agar kamu dan anggota tim bisa
bekerja sama dengan baik adalah mulai mengembangkan hubungan baik
dengan mereka terlebih dahulu. Cara terbaik untuk melakukannya adalah
dengan berinteraksi selama jam istirahat, berdiskusi tentang topik informal,
dan bersikap ramah dalam proses pendekatan tersebut. Cara di atas akan
mengembangkan hubungan baik antara kamu dan anggota tim yang lain.
Selanjutnya akan memfasilitas komunikasi yang lebih efektif di tempat
kerja.
2. Dorong Pertanyaan dan Diskusi
Setiap orang yang ada di dalam tim pasti mempunyai kekuatan dan sesuatu
yang berharga untuk disumbangkan kepada tim. Mendorong pertanyaan
terbuka akan membuat anggota tim bisa mengungkapkan ide dan pendapat
mereka.
3. Gunakan Bahasa Tubuh dengan Benar
Fakta yang perlu diketahui adalah hampir sekitar 97% dari semua
komunikasi adalah bahasa non-verbal. Itu artinya bukan apa yang kamu
sampaikan kepada orang lain, tetapi pesan yang dikirimkan kepada mereka
tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Terapkan bahasa tubuh dasar yang
baik yaitu tersenyum, melakukan kontak mata, dan berjabat tangan.
Mulailah tersenyum kepada orang lain saat bertemu dengan mereka, lakukan
kontak mata saat berbicara dengan mereka, dan lakukan jabat tangan dengan
tegas.
4. Tunjukkan Dukungan Kepada Mereka
Penting untuk mempertimbangkan dan memberi perhatian saat anggota tim
sedang menyampaikan ide atau saran mereka. Jika kamu merasa ide yang
mereka sampaikan bagus dan bisa berjalan, mulailah mendiskusikannya
bagaimana ide tersebut bisa diterapkan di dalam tim.
15
Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dalam komunikasi yang efektif
adalah kemampuan kamu untuk menyampaikan ide dengan jelas dan
ringkas. Jika kamu tidak bisa melakukan hal tersebut, maka akan sangat
besar kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. Kita bisa menyampaikan
ide dan pesan dengan menggunakan presentasi atau video yang menjelaskan
sebuah konsep dan memungkinkan orang lain paham akan hal tersebut.
Presentasi merupakan salah satu cara yang tepat untuk dilakukan karena bisa
menjelaskan sebuah konsep melalui lisan dan visual.
6. Mengadakan Sebuah Pertemuan Secara Individu
Selain berkomunikasi dalam sebuah kelompok, penting juga untuk bisa
terhubung secara individu dengan setiap anggota tim kamu. Kita bisa
melakukan hal ini dengan cara mengatur pertemuan dengan setiap anggota
tim yang ada. Hal seperti ini sangat bermanfaat dan menjelaskan kepada
anggota tim bahwa kamu bisa didekati kapan pun mereka membutuhkan.
7. Berikan Sebuah Umpan Balik Kepada Mereka
Dalam berhubungan dengan anggota tim, maka sangat penting untuk bisa
memberikan umpan balik kepada mereka dalam komunikasi. Tanpa adanya
umpan balik, anggota tim akan berjalan tanpa arah dan tidak tahu dengan
kinerja yang telah mereka lakukan. Saat anggota tim memilik kinerja yang
baik, maka Anda harus memberi tahu dan mendorong mereka.
8. Komunikasi Efektif dengan Memiliki Humor
Untuk komunikasi internal jangan pernah takut untuk melontarkan humor
saat sedang berbicara, sebab semua orang pasti akan merasa tertarik dengan
orang yang bisa membuat mereka tertawa. Humor yang kamu gunakan bisa
bermanfaat untuk menghilangkan hambatan berkomunikasi dan menarik
perhatian rekan kerja. Humor juga sangat bermanfaat untuk membuat kerja
sama menjadi jauh lebih efektif.16
16
Devayanti Pardi, “11 Cara Komunikasi Efektif Dalam Tim Kerja”, (Koinworks, 11 Cara
Komunikasi Efektif Dalam Tim Kerja | KoinWorks di akses pada 27 Desember 2021).
16
Menerima kritik dari orang lain bisa menjadi hal yang sangat sulit, terutama
saat kamu telah bekerja keras dalam sebuah pekerjaan. Hal yang perlu kamu
ingat adalah kritik bukanlah permasalahan pribadi. Bahkan orang yang
paling sukses di dunia pasti melakukan kesalahan, kritik merupakan cara
untuk tumbuh dan berkembang. Fokus pada kritik yang bisa membantu
kamu untuk terus bertumbuh dan abaikan komentar yang tidak membantu
kamu meningkatkan apapun.
10. Perhatikan Nada Bicara
Hal yang perlu kamu pahami dengan baik adalah saat orang bersemangat
atau tertarik, maka suara dan nada bicara mereka akan berubah. Saat kamu
tertarik akan suatu hal, nada bicara akan naik dan turun untuk
menyampaikan ketertarikan dan minat. Hal di atas jugalah yang menjadi
alasan mengapa banyak orang tertarik dengan pidato yang penuh gairah dan
semangat. ukan kata-kata yang mempengaruhi orang lain, tetapi nada bicara
yang perlu kamu perhatikan. Di sisi yang lain, saat kamu merasa tidak
tertarik akan suatu hal atau bosan, maka nada bicara akan mengungkapkan
hal tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari cara mengatur nada
dalam pembicaraan.
11. Selalu menghargai pendapat
Berbeda pendapat adalah hal yang bias terjadi di suatu organisasi, maka cara
yang dilakukan adalah sikap menghargai dan saling toleransi agar semua
bisa dilakukan dengan musyawarah untuk memberi masukan atau kritik
dengan terbuka,
12. Memberikan feedback
Feedback atau umpan balik ini adalah respond yang diberikan ketika ada
seseorang yang lain mengajak berkomunikasi agar saling bisa memberikan
tanggapan dan masukan.17
17
Mathilda Emma, “Komunikasi yang Efektif dalam Organisasi”, Komunikasi yang Efektif
dalam Organisasi Halaman 1 - Kompasiana.com diakses pada tanggal 8 Desember 2021).
17
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting, tanpa adanya
komunikasi maka organisasi akan berjalan pasif dan tidak berkembang maju.
Maka bagi seorang manajer sangat diperlukan kemampuan komunikasi yang
baik untuk mengarahkan dan mengkoordinasi setiap anggota organisasi.
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat memberikan rasa
nyaman dan solidaritas yang tinggi sehingga dapat bekerja dengan baik dalam
melakukan pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi. Berikut beberapa cara
yang efektif dalam berkomunikasi diantaranya sebagai berikut:
1. Komunikasi Efektif Membangun Hubungan Dengan Tim Kerja
2. Dorong Pertanyaan dan Diskusi
3. Gunakan Bahasa Tubuh dengan Benar
4. Tunjukkan Dukungan Kepada Mereka
5. Sampaikan Dengan Jelas
6. Mengadakan Sebuah Pertemuan Secara Individu
7. Berikan Sebuah Umpan Balik Kepada Mereka
8. Komunikasi Efektif dengan Memiliki Humor
9. Tahu Cara Menerima Kritik
10. Perhatikan Nada Bicara
11. Selalu menghargai pendapat
12. Memberikan feedback
B. Saran
Seorang manajer baiknya melakukan komunikasi dalam organisasi kepada
seluruh aspek organisasinya tersebut agar tercipta lingkungan kerja yang baik
dan dapat meningkatkan kualitas organisasi sehingga dapat bekerja sama dan
dan melakukan pekerjaan dengan baik.
18
DAFTAR PUSAKA
19