DISUSUN OLEH :
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Komunikasi dalam Organisasi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Komunikasi Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang topik “Komunikasi dalam Organisasi” bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Pengertian Komunikasi dalam Organisasi................................................3
2.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi.......................................................4
2.3 Jenis Arah Komunikasi dalam Organisasi.................................................5
2.4 Gaya Komunikasi dalam Organisasi.........................................................6
2.5 Pendekatan Komunikasi dalam Organisasi...............................................8
2.6 Peran Penting Komunikasi dalam Organisasi.........................................10
2.7 Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Organisasi.............................11
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia adalah sumber daya yang memiliki nilai tertinggi bagi setiap
organisasi, karena dapat memberikan manfaat yang besar sekali bila penggunaan
tenaga manusia secara tepat guna. Sumber daya manusia yang dimiliki organisasi
memiliki berbagai karakteristik, termasuk kemampuan kerja, disiplin kerja dan
kinerja yang dimilikinya. Komponen tersebut sangat berkaitan dan berada dalam
diri pegawai yang melaksanakan tugas sehari-hari. Pegawai yang memiliki
kemampuan yang baik dan mempunyai sikap disiplin yang tinggi mengakibatkan
tercapainya suatu kinerja yang baik. Kinerja yang baik memberikan dampak yang
baik pula bagi organisasi.
Berikut adalah rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di
atas :
1
2. Bagaimana jenis arah dan gaya komunikasi dalam organisasi ?
3. Apa saja pendekatan yang digunakan dalam komunikasi organisasi ?
4. Apa saja peran dan hambatan komunikasi dalam organisasi ?
16
1.3 Tujuan
Berikut adalah tujuanyang dapat diambil dari latar belakang dan rumusan
masalah diatas :
1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi dalam organisasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana arah komunikasi dalam organisasi yang baik.
3. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang sering terjadi pada komunikasi
dalam organisasi.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
6. Lingkungan, yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara
fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan
mengenai individu dalam suatu system.
7. Ketidak pastian, yang dimaksud dengan ketidak pastian adalah perbedaan
informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan ( Muhammad,
2007: 64-74).
Oleh karena itu, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat
berjalan dengan lancar dan berhasil, sebaiknya komunikasi yang tidak sehat dapat
menyebabkan suatu organisasi macet dan tujuan yang ingin dicapai tidak optimal.
4
3. Fungsi Persuasif
Salah satu dari fungsi persuasif adalah mempengaruhi orang lain dengan
cara menggunakan unsur kepercayaan, pendekatan, penguatan, dan
kemampuan komunikan. Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawakan hasil yang diharapkan. Sebab
itu banyak sekali pimpinan yang lebih suka mempersuasi bawahannya
ketimbang memberikan perintah. Karena pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian lebih besar
dibandingkan dengan pimpinan yang memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
4. Fungsi Intergratif
Setiap organisasi menyediakan saluran yang memungkinkan karyawannya
dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Saluran tersebut bisa
berupa saluran komunikasi formal dan informal.. Saluran formal bisa
meliputi newslatter, buletin, dan laporan kemajuan organisasi. Saluran
informal sendiri meliputi perbincangan antar pribadi selama masa istirahat
kerja. Dalam melaksanakan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan
dalam karyawan untuk berpartisipasi lebih besar terhadap organisasi.
5
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang
berlaku (procedures and practices).
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
2. Komunikasi Bawahan ke Atasan (Upward Communication)
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim
pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini
adalah sebagai penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas
yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi mengenai persoalan-
persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan, penyampaian
keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
3. Komunikasi Horisontal (Horizontal Communication)
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian
yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal
ini adalah untuk memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah,
saling berbagi informasi, upaya pemecahan konflik, dan upaya membina
hubungan melalui kegiatan bersama.
4. Komunikasi Lintas Saluran (Interline Communication)
Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas
fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-
saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan
jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang
dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan
dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk
membimbing komunikasi lintas-saluran.
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi
lintas-saluran:
1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus
meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung
2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus
memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.
6
2.4 Gaya Komunikasi dalam Organisasi
Berikut adalah berbagai gaya komunikasi dalam organisasi yang
digunakan dalam komunikasi :
1. Gaya Komunikasi Mengendalikan
Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling
Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi,
memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-
orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama
komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih
memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka
untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan
perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan
dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik
atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para
komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif
orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan
dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-
pandangannya.
2. Gaya Komunikasi Dua Arah
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka.
Artinya, setiap anggota organisasi The Equalitarian Style dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai
dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota
organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting
gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style
of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-
pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way
communication). Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya
tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
7
6
3. Gaya Komunikasi Berstruktur
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus
dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
tersebut. Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio
State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang
mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure.
4. Gaya Komunikasi Dinamis
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena
pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of
communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun
supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau
saleswomen).Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah
mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih
cepat dan lebih baik.
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran,
pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi
perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi
perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini
akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan
orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia
untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang
dibebankannya.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya
ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan
8
ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Dalam deskripsi yang konkret adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya
tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa
ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga
mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan
orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks
komunikasi organisasi. Berikut ini adalah tabel mengenai gaya komunikasi.
8
harus memahami apa saja perannya masing-masing sehingga bisa
menjalankan fungsinya dengan baik. Tanpa adanya pengertian ini,
komunikasi organisasi mungkin menjadi bermasalah.
3. Analisis
Setelah proses identifikasi dan pengertian dilalui, ada pula pendekatan
analisis yang juga tidak boleh dilupakan dalam proses komunikasi organisasi.
Setiap informasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi organisasi,
akan dianalisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah pemahaman
yang satu persepsi.
4. Pelaporan
Pelaporan atau reporting merupakan pendekatan sistem selanjutnya dimana
fungsi penyebaran informasi akan berlangsung. Anggota dalam suatu
kelompok akan melakukan proses komunikasi organisasi sehingga pesan
yang ada bisa disebarkan dengan merata. Ini adalah bentuk reporting yang
memang cukup khas dalam komunikasi organisasi.
5. Adaptasi
Pendekatan sistem dalam komunikasi organisasi yang diungkapkan oleh
Weick juga menjelaskan bahwa komunikasi organisasi yang ada harus
mampu beradaptasi dengan baik terhadap situasi dan lingkungan sekitar.
Tanpa adanya adaptasi, proses komunikasi organisasi tidak akan berjalan
dengan baik.
6. Kebebasan Komunikasi
Proses komunikasi organisasi akan berkembang dengan baik apabila
anggotanya memiliki kebebasan komunikasi yang efektif. Artinya, setiap
anggota dapat menyampaikan setiap pesan yang diterima ataupun
mencetuskan gagasan dan ide baru. Terhambatnya kebebasan berkomunikasi
tidak menutup kemungkinan menjadi matinya organisasi.
7. Interaktif
Terakhir, proses yang interaktif adalah bentuk pendekatan sistem yang juga
bisa diamati dalam proses komunikasi organisasi. Ini merupakan sebuah hal
10
yang juga menjadi ciri tersendiri di dalam komunikasi organisasi. Proses yang
interaktif ini tetap harus memperhatikan pula etika komunikasi organisasi.
9
2.6 Peran Penting Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi di suatu organisasi yang
dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang
ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Manajemen
sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi
yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan,
pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai;
kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian
besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada
stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu
dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan
tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk
berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi
seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu seorang
manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui
media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb.
Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan
laporan-laporan.
11
memiliki pola dan jenis yang sama seperti dengan hambatan komunikasi lainnya.
Berikut ini beberapa hambatan komunikasi organisasi beserta penjelasannya.
1. Hambatan Semantik
Hambatan semantik adalah hambatan yang terjadi karena proses penyampaian
idea atau pengertian tidak efektif. Semantik artinya studi yang mempelajari
tentang pengertian yang dijabarkan atau diungkapkan dalam bentuk bahasa.
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi akan membantu proses
pertukaran makna dan pengertian dari pembicara kepada audiens. Dalam
praktinya sering sekali dalam proses penafsiran terjadi kekeliruan. Hal ini
biasanya dikarenakan ketidak-hadiran hubungan antara simbol atau kata
dengan apa yang disimbolkan atau pengertian atau idea yang ingin
disampaikan. Hal ini mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan berbeda
dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindarinya, seorang
pembicara/komunikator sudah harus memilih kata-kata yang tepat sesuai
dengan karakteristik audien/komunikan. Dan melihat kemungkinan
penafsiran pada kata-kata yang digunakan.
2. Hambatan Manusiawi
Hambatan manusiawi terjadi karena faktor-faktor manusia atau pelaku
komunikasi organisasi. Faktor-faktor yang menyebabkannya seperti emosi
dan prasangka pribadi, kemampuan dan ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan dan
sebagianya. Menuruh para ahli Cruden dan Sherman, hambatan manusiawi
dibagi menjadi 2 point, yaitu:
a. Hambatan yang timbul karena iklim psikologis dalam organisasi. Suasana
iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan/staf/anggota
dan efektifitas komunikasi organisasi.
b. Hambatan yang berasal dari perbedaan individu manusia. Perbedaan umur,
persepsi, keterampilan mendengar, keadaan emosi, status, pencarian dan
penyaringan informasi. Hambatan komunikasi organisasi yang bersifat
manusiawi dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
12
1. Persepsi Selektif (Selective Perception), maksudnya adalah manusia
memiliki persepsi sendiri dalam mengartikan isi dari informasi yang
diberikan. Bisa saja terjadi perbedaan penafsiran antara komunikan
dengan maksud komunikator. Ini dapat berakibat fatal jika bawahan
salah menafsir maksud dan tujuan atasan dan begitu pula sebaliknya.
2. Atensi Selektif (Selective Attention), artinya manusia lebih cenderung
untuk memilih fokus pada komunikasi yang sesuai dengan pilihan
pribadinya. Jadi, seseorang berhak menentukan topik yang ia minati
saat hendak berkomunikasi. Perlu diperhatikan bagi pelaku komunikasi
organisasi, baik komunikator dan komunikan untuk mendapatkan
perhatian dari lawan komunikasinya.
3. Retensi Selektif (Selective Retention), artinya adalah kecenderungan
manusia untuk memilih mengingat hal yang mereka minati. Bisa saja
dalam komunikasi organisasi, audiens menangkap apa yang dimaksud
pembicara, tapi belum tentu audiens tersebut mengingat seluruh bagian
dari informasi yang disampaikan. Hambatan ini harus diminimalisir
agar tidak terjadi kerancuan instruksi maupun koordinasi dalam proses
komunikasi organisasi.
3. Hambatan Ekologis
Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada kelancaran proses komunikasi
organisasi. Ada banyak kasus proses komunikasi yang terhambat akibat gangguan
dari lingkungan tempat komunikasi berlangsung. Sebagai contoh, lingkungan
yang ramai atau bising, banyak orang yang berlalu lalang, suara petir saat hujan,
suara kendaraan yang berlalulintas. Seorang komunikator yang handal akan
memperhatikan hambatan ekologis ini untuk memperlancar komunikasi
organisasi. Misalnya seperti, saat meeting divisi, hendaknya kamu pilih ruangan
yang tenang dan terbebas dari suara yang mengganggu. Jika saat melakukan
komunikasi via telepon seperti conference call haru dipilih tempat atau ruangan
yang bebas dari kebisingan. Dengan antisipasi ini, proses komunikasi organisasi
bisa berjalan lancar dan efektif.
4. Hambatan Teknis
13
Hambatan teknis adalah jenis hambatan yang biasa terjadi karena media atau
platform yang digunakan dalam berkomunikasi. Ganggunan ini terjadi pada media
komunikasi, seperti gangguan radio, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya
12
yang menggangu proses komunikasi dan mengurangi efektifitas komunikasi.
Menurut Cruden dan Sherman dalam buku “Personel Management”, hambatan
teknis dijabarkan sebagai berikut:
a. Tidak ada penjelasan atau informasi yang jelas.
b. Tidak ada prosedur kerja ataupun rencara kerja yang jelas.
c. Media yang dipilih tidak tepat.
d. Kemampuan membaca yang kurang baik.
e. Dalam proses komunikasi organisasi, sangat penting untuk menggunakan
media yang tepat yang dapat digunakan secara efektif oleh semua
anggota. Dengan perkembangan tekonologi yang pesat sudah dapat
meminimalisir hambatan komunikasi organisasi.
5. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis
Hambatan sosio-antro-psikologis terjadi pada sisi komunikan/audiens atau
penerima informasi. Dalam proses komuniksasi termasuk komunikasi organisasi,
terbentuk dalam keadaan yang situasional. Artinya, pembicara atau komunikator
benar-benar paham dengan situasi dan kondisi saat komunikasi berlangsung.
Karena situasi sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi yang berefek
langsung pada keefektivitasan komunikasi organisasi. Hambatan yang terjadi
karena faktor situasional, misalnya tejadi komunikasi organisasi antara manajer
dengan bawahan yang mengalami musibah.
Dalam proses komunikasi, pembicara harus mengerti situasi psikologis dari
komunikan sehingga proses komunikasi organisasi berjalan seusai dengan yang
diinginkan.Hambatan-hambatan komunikasi memang sering terjadi saat kegiatan
komunikasi berlangsung. Maka, sebagai komunikator dan komunikan harus bisa
memahaminya agar dapat meminimalisir risiko yang mungkin terjadi agar tetap
menghasilkan komunikasi yang efektif.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan atau
berita ke beberapa orang. Dikarenakan komunikasi melibatkan seorang pengirim
dan menerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan baliku ntuk
menyatakan bahwa pesan telah diterima. Komunikasi sangat penting dalam
kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki
dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam
proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-
hambatan dalam berkomunikasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain
untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis
komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal atau tertulis dan
komunikasi non verbal atau bahasa(gerak) tubuh.Komunikasi dua arah terjadi bila
pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam
berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta
penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yg mutualisme antara
keduanya
15
DAFTAR PUSTAKA
https://kotakpintar.com/hambatan-hambatan-komunikasi-pada-organisasi/
(Indonesia)[jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf]
Teori-teori komunikasi|pusat penerbitan universitas terbuka
http://juniarwibisana.blogspot.com/2015/10/contoh-makalah-komunikasi-
dalam.html
http://irma-mintuna.blogspot.com/2013/03/peran-komunikasi-dalam-
organisasi.html
16