Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA BISNIS

KODE ETIK DALAM BISNIS

DISUSUN OLEH :

SELLA ANINDYA 2018410174

AFIFATIN NURIA 2018410324

AINUN NUR AZIZAH 2018410784

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................2
2.1 Pengertian Profesi..............................................................................................................2
2.2 Ciri-ciri Profesi..................................................................................................................2
2.3 Karakteristik Profesi..........................................................................................................3
2.4 Etika Profesi.......................................................................................................................4
2.5 Bisnis Sebagai Profesi Luhur.............................................................................................4
2.6 Pandangan Praktis-Realistis...............................................................................................5
2.7 Pandangan Ideal.................................................................................................................5
2.8 Kode Etik dalam Bisnis.....................................................................................................6
2.9 Kode Etik di Tempat Kerja................................................................................................6
2.10 Kode Etik Sumber Daya Manusia.....................................................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................7
3.2 Saran..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................8

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah prinsip dan kode etik dalam bisnis memiliki banyak makna berbeda. Ada yang
menyebutkan bahwa prinsip etika bisnis dalam menjalankan usaha adalah sebuah keharusan dan
mencakup seluruh aspek yang ada di suatu perusahaan. Pada praktiknya dalam perusahaan,
prinsip etika bisnis tersebut akan membentuk nilai, norma, dan perilaku para pekerja, mulai dari
bawahan hingga atasan.  Di dalam teori ekonomi, praktik bisnis harus memiliki etika. Lalu,
prinsip etika seperti apa yang berlaku dalam kegiatan bisnis? Berikut ini adalah beberapa prinsip
etika bisnis yang dimaksud prinsip Otonomi, Prinsip Kejujuran, Prinsip Keadilan,Prinsip Saling
Menguntungkan, Prinsip Loyalitas, dan Prinsip Integritas Moral.
Kode etik profesi dalam bisnis merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik pada umumnya termasuk dalam norma sosial,
namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak uk dalam kategori norma hukum yang
didasari kesusilaan. Kode etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Tujuan kode etik agar profesionalisme
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :


a. Apa yang dimaksud dengan profesi ?
b. Apa saja kaitan bisnis sebagai profesi ?
c. Bagaimana kode etik di dalam tempat kerja ?

1.3 Tujuan

Dari latar belakang di atas maka tujuan dari kode etik dalam bisnis yaitu sebagai berikut :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat etika di masyarakat.
b. Untuk memelihara dan menjaga kesejahteraan masyarakat.
c. Untuk meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi.

1
d. Untuk menentukan baku standar sendiri.
e. Untuk penilaian di masyarakat mengenai baik atau buruknya pribadi seseorang.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", dari bahasa
latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya
dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk
memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit
profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
 Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang
memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari
manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi,
hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang
luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya
disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang
profesi tersebut.
Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kesehatan, keuangan, militer, teknik desainer, tenaga pendidik. Seseorang yang
berkompeten di suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walau demikian, istilah profesional
juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir.
Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang
dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.

2.2 Ciri-ciri Profesi


1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus.
2. Adanya komitmen moral yang tinggi.

2
3. Biasanya orang yang profeional adalah orang yang hidup dari profesinya
4. Pengabdian kepada masyarakat
5. Pada profesi luhur biasanya ada izin khusus untuk menjalankan profesi tersebut.
6. Kaum professional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi.

2
2.3 Karakteristik Profesi
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai
karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak
memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini
berlaku dalam setiap profesi:
a. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan
mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar
pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.
b. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi
profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
c. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan  yang
lama dalam jenjangpendidikan tinggi.
d. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan
untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
e. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan istitusional di mana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum
menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan
profesional juga dipersyaratkan.
f. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
g. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
h. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
i. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur
tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang
dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
j. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

3
k. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi,
prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai
pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

2.4 Etika Profesi


Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar
atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Dalam
buku Etika Bisnis Tuntunan dan Relevansinya, Keraf menggambarkan skema etika sebagai
berikut
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan
kehidupan sebagai pengemban profesi ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau
lingkup kerja tertentu, contoh : medis/dokter,pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science
dan sebagainya. Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen
(klien atau objek). Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi,
yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagisetiap orang
yang mengemban profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam
menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang
harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi.
Menurut Chua dkk (1994) menyatakan bahwa etika profesional juga berkaitan dengan
perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan pola etika yang diharapkan untuk profesi
tertentu. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode
etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang perilaku
professional (Agoes, 1996). Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntansi
adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Para
pelaku bisnis ini diharapkan memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi (Abdullah dan
Halim, 2002). Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap etika profesi adalah akuntan publik,
penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002).

2.5 Bisnis Sebagai Profesi Luhur.


Sesungguhnya bisnis bukanlah merupakan profesi, kalau bisnis dianggap sebagai pekerjaan
kotor, kedati kata profesi, profesional dan profesionalisme sering begitu diobral dalam kaitan

4
dengan kegiatan bisnis. Namun dipihak lain tidak dapat disangkal bahwa ada banyak orang bisnis
dan juga perusahaan yang sangat menghayati pekerjaan dan kegiatan bisnisnya sebagai sebuah

4
profesi. Mereka tidak hanya mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi tapi punya
komitmen moral yang mendalam. Karena itu, bukan tidak mungkin bahwa bisnis pun dapat
menjadi sebuah profesi dalam pengertian sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuah profesi luhur.

2.6 Pandangan Praktis-Realistis


Pandangan ini bertumpu pada kenyataan yang diamati berlaku dalam dunia bisnis dewasa ini.
Pandangan ini didasarkan pada apa yang umumnya dilakukan oleh orang-orang bisnis.
Pandangan ini melihat bisnis sebagai suatu kegiatan di antara manusia yg menyangkut
memproduksi, menjual dan membeli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan. Bisnis
adalah suatu kegiatan Profit Making. Dasar pemikirannya adalah bahwa orang yg terjun ke dalam
bisnis tidak punya keinginan dan tujuan lain selain ingin mencari keuntungan. Kegiatan bisnis
adalah kegiatan ekonomis dan bukan kegiatan sosial. Karena itu, keuntungan itu sah untuk
menunjang kegiatan bisnis.

2.7 Pandangan Ideal


Disebut pandangan ideal, karena dalam kenyataannya masih merupakan suatu hal yang ideal
mengenai dunia bisnis. Sebagai pandangan yang ideal pandangan ini baru dianut oleh segelintir
orang yang dipengaruhioleh idealisme berdasarkan nilai yang dianutnya. Menurut Adam Smith,
pertukaran dagang terjadi karena satu orang memproduksi lebih banyak barang sementara ia
sendiri membutuhkan barang lain yang tidak bisa dibuatnya sendiri.
Menurut Matsushita (pendiri perusahan Matsushita Inc di Jepang), tujuan bisnis sebenarnya
bukanlah mencari keuntungan melainkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Sedangkan
keuntungan tidak lain hanyalah simbol kepercayaan masyarakat atas kegiatan bisnis suatu
perusahaan. Artinya, karena masyarakat merasa kebutuhan hidupnya dipenuhi secara baik mereka
akan menyukai produk perusahaan tersebut yang memang dibutuhkannya tapi sekaligus juga puas
dengan produk tersebut. Dengan melihat kedua pandangan berbeda di atas, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa citra jelek dunia bisnis sedikit banyaknya disebabkan oleh pandangan pertama
yang melihat bisnis sekadar sebagai mencari    keuntungan.
Atas dasar ini, persoalan yg dihadapi di sini adalah bagaimana mengusahakan agar
keuntungan yang diperoleh ini memang wajar, halal, dan fair. Terlepas dari pandangan mana
yang dianut, keuntungan tetap menjadi hal pokok bagi bisnis. Masalahnya adalah apakah
mengejar keuntungan lalu berarti mengabaikan etika dan moralitas? Yang penting adalah
bagaimana keuntungan ini sendiri tercapai. Salah satu upaya untuk membangun bisnis sebagai
5
profesi yang luhur adalah dengan membentuk, mendukung dan memperkuat organisasi
profesi.Melalui organisasi profesi tersebut bisnis bisa dikembangkan sebagai sebuah profesi
dalam pengertian sebenar-benarnya sebagaimana dibahas disini, kalau bukan menjadi profesi
luhur.

2.8 Kode Etik dalam Bisnis


Kode etik profesi dalam bisnis merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik pada umumnya termasuk dalam norma sosial,
namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak uk dalam kategori norma hukum yang
didasari kesusilaan. Kode etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Tujuan kode etik agar profesionalisme
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya.

2.9 Kode Etik di Tempat Kerja


Kode etik ditempat kerja menghidupkan keharmonisan hubungan kerja. Fungsi kode etik
adalah untuk membangun standar moral dan perlaku kerja yang berbudaya positif. Semua profesi
memiliki kode etik, semua pekerja wajib mematuhu kode etik di tempat kerja masing-masing.
Etika sebagai proses penalaran yang mengkaji pengertian,teori,prisip-prinsip atau kaidah-kaidah
tentang baik buruknya perilaku manusia secara umum.dalam setiap organisasi bisnis terdapat
lebih dari satu orang perlaku bisnis yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bisnis.bila
organisasi di kelompokan menurut bisnisnya,maka pada umumnya dalam setiap  organisasi bisnis
akan ada fungsi pemasaran,fungsi produksi,fungsi pembelian,fungsi keuangan dan
akuntansi,serta fungsi sumber daya manusia (SDM).

2.10 Kode Etik Sumber Daya Manusia


Di lihat dari sejarah perkembangannya,A.M.lilik agung(2017) mencatat setidaknnya ada
empat peran yang melekat pada departemen SDM,yaitu:
1. Peran administratif, yaitu suatu peran awal/tradisional di mana peran departeman SDM hanya
pada seputar perekrutan karyawan dan memelihara catatan gaji,upah serta data karyawan.
2. Peran kontribusi, yaitu suatu peran yang menekankan pada peningkatan
produktivitas,loyalitas,dan lingkungan kerja karyawan.
3. Peran mitra strategis. pada peran ini, departemen SDM dilibatkan dalam merumuskana
berbagai kebijakan bisnis yang bersifat strategis, terutama agar departemen SDM dapat segera

6
melaksanakan program penyelarasan antara kepentingan bisnis dan kepentingan individual
karyawan.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prinsip-prinsip dan kode etik dalam etika bisnis merupakan bagian dari etika profesi. Dengan
demikian prinsip-prinsip dan kode etik dalam etika bisnis adalah sistem norma atau aturan yang
ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik. Tujuannya
adalah memberikan pelayanan khusus dalam masyarakat yang berbisnis.

3.2 Saran
Prinsip dan kode etik dalam bisnis memperbanyak pemahaman kode etik profesi,
mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang dijalani, kode
etik diterapkan hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang memungkinkan untuk dapat
dijalankan bagi kelompok profesi.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://mitazairani2709.blogspot.com/2019/03/makalah-tentang-prinsip-dan-kode-etik.html

https://naynaimah.wordpress.com/2015/03/05/tujuan-dan-manfaat-mempelajari-etika-dan-kode-
etik/

https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-tujuan-contoh-dan-manfaat-etika-bisnis-dalam-
perusahaan/

Anda mungkin juga menyukai