MODUL PERKULIAHAN
Komunikasi dan
Etika Profesi
Profesionalisme Kerja
Abstrak Sub-CPMK
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang
bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen".
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi diartikan sebagai "bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (seperti ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu."
Dalam pengertian ini, dapat dipertegas bahwa profesi merupakan pekerjaan yang harus
dikerjakan dengan bermodal keahlian, ketrampilan dan spesialisasi tertentu.
Definisi Profesi adalah kelompok lapangan kerja yang dalam melaksanakan kegiatannya
membutuhkan ketrampilan atau keahlian khusus yang didapatkan dari penguasaan
pengetahuan dan pendidikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya
dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya
dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan
dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status
yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut
bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan
bagi masyarakat.
Dalam melaksanakan kegiatan dalam bidang profesinya, tentu tidak akan terlepas dari
etika profesi. Etika Profesi adalah refleksi dari apa yang disebut “Self Control”, karena
segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan profesi itu sendiri.
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai
dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai
upah atas jasanya.Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi
yang didirikan seusai denganhukum di sebuah negara atau wilayah.Meskipun begitu,
seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional"
dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan
dengan sah.Sebagai contoh, dalam dunia olahraga terdapat olahragawan profesional
yang merupakan kebalikan dari olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam
sebuah turnamen/kompetisi demiuang.
PROFESIONALISME
Profesionalisme adalah ide atau aliran yang bertujuan mengembangkan profesi agar
profesi yang dilaksanakan mengacu pada norma standar dan kode etik serta memberikan
layanan terbaik kepada klien / konsumennya.
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu
(2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan
ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri
berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan
latihan, mendapatkan bayaran karena keahliannya itu.
Sikap seorang professional dalam melakukan pekerjaannya adalah :
- Komitmen tinggi
- Tanggung jawab
- Berfikir sistematis
- Penguasaan materi
- Menjadi bagian masyarakat profesional
Sedangkan dalam Kamus Webster Amerika dalam Anoraga (1992) menegaskan bahwa
profesionalisme adalah suatu tingkahlaku, suatu tujuan atau serangkaian kualitas yang
menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.
Dalam konteks ini bahwa yang dimaksud dengan professional adalah guru. Sudarwan
Danim (2002), mendefinisikan profesionalisme adalah komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai
dengan profesinya itu.
SERTIFIKASI
Sertifikasi menjadi syarat utama bagi para pekerja IT jika ingin bekerja di perusahaan IT
skala internasional.Program sertifikasi dilakukan untuk meningkatkan kualifikasi tenaga
kerja profesional di bidang IT.Sehingga para pekerja IT tersebut bisa memiliki daya saing.
Selanjutnya sebagai profesi, seorang profesional juga harus memiliki etos kerja yang
maju antara lain, dapat bekerja dengan hasil kualitas yang unggul, tepat waktu, disiplin,
sungguh-sungguh, cermat, teliti, siatematik, dan berpedoman pada dasar keilmuan
tertentu. (Abudin Nata, 2001). Seorang profesional menjalankan pekerjannya sesuai
dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai
dengan tuntutan profesinya. Seseorang profesional akan terus menerus meningkatkan
mutu karyanya secara sadar,melalui pendidikan dan pelatihan (Tilaar, 2002).
Menurut Oerip dan Oetomo (2000), Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika
seorang mengaku profesional maka ia harus mampu menunjukkan bahwa dia ahli dalam
bidangnya. Harus mampu menunjukkan kualitas yang tinggi dalam pekerjaannya.
Berbicara mengenai profesionalisme mencerminkan sikap seseorang terhadap
profesinya. Secara sederhana profesionalisme yang diartikan perilaku, cara, dan kualitas
yang menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila pe kerjaanya
memiliki ciri standart teknis atau etika suatu profesi. Pekerjaan profesional ditunjang oleh
suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin di peroleh dari lembaga-
lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang
dimilikinya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Wina Sanjaya, 2006).
Keputusan dan tingkah laku beberapa orang di dunia kerja masih saja tidak
mencerminkan profesionalisme yang tepat. Malah terkadang menyulitkan karyawan
lainnya. Daripada Anda menjadi salah satu karyawan yang kurang profesional, sebaiknya
pahami setiap ciri-ciri profesionalisme di bawah ini.
Jangan sampai kode etik yang telah diberikan malah dilupakan atau tidak
dilakukan. Jika kode etik ini tidak dijalankan, dampak negatif bisa dirasakan dan
pastinya merugikan. Tidak hanya untuk karyawan, tetapi juga untuk pihak
perusahaan.
Namun tidak berhenti di situ saja. Kemampuan analisis dan kepekaan terhadap
situasi menjadi bagian penting juga. Ketika ada masalah sehingga dibutuhkan
solusi, karyawan dapat ambil bagian untuk menyelesaikannya. Mengambil
keputusan yang terbaik untuk semua pihak dapat dilakukan jika memiliki
kemampuan dan pengetahuan tinggi.
Kondisi ini membuat seluruh tim, serta diri sendiri, tetap termotivasi agar bisa terus
memberikan hasil pekerjaan terbaik serta produktivitas yang konsisten. Ketika ada
tantangan dan masalah, semuanya dapat diselesaikan dengan berbagai cara asal
tetap termotivasi untuk menghadapinya.
1. Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja
Rosdakarya, Bandung
2. Kasali Rhenald, 2007, Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia, Jakarta
3. Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian
Rakyat
4. UU Informasi dan Transaksi Elektronik tahun 2008
5. Undang-Undang No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU ITE
6. Roger LeRoy Miller, Frank B.Cross, 2010, The Legal Environment Today:
Business in Its Ethical, Regulatory, E-Commerce and Global Setting, 6th edition,
South-Western Cengage Learning, USA
7. Sarah Spiekerman, 2016, Ethical IT Innovation: A Value-Based System Design
Approach, CRC Presss, New York
8. Steven Covey, 7 Habits of Highly Effective People
9. Tandy Gold, 2012, Ethics in IT Outsourcing, CRC Press, New York
10. Hablin Niam, Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
11. Hadi, Rizali, Komunikasi Bisnis, Aswaja
12. https://www.musdeoranje.net/2019/02/pengertian-etika.html