PROFESIONALISME KERJA
Disusun Oleh :
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “Profesionalisme
Kerja”.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya
para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan dan Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori
2.2. Pembahasan
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesi istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal
yang berkaiatan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan
keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut
profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek
pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Kita
tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti
kedokteran, guru, militer, pengacar, dan semacamnya, tetapi meluas sampai
mencakup pula bidang seperti manager, wartawan, pelukus, penyanyi, artis,
sekretaris dan sebagainya. Seseorang yang memakai suatu profesi tertentu,
disebut professional. Walaupun begitu, istilah professional juga digunakan untuk
suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Menjadi
professional dalam suatu profesi adalah tuntutan yang akhirnya mampu
meningkatkan kualitas keprofesian yang kita miliki.
1.2 Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian dari profesionalisme
b) Mengetahui lebih jauh tentang konsep dasar profesionalisme
1
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
2
yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi
paling tinggi.
Layanan public dan alturisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja
profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan
public, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat.
Status dan imbalan tinggi : Profesi yang paling sukses akan meraih status
yang tinggi, prestisi, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal
tersebut bias dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang
mereka berikan bagi masyarakat.
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi,
yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan
selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu
ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi. Dengan
melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum
profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang
berada di atas ratarata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang
3
sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola
perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya
semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu estándar
profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas
masyarakat yang semakin baik.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan
keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuaruan, juga belum cukup
disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari
praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam
praktek. Kita tidak hanya mengenal istiah profesi untuk bidang-bidang
pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya,
tetapi meluas sampai mencakup pula dibidang seperti manager, wartawan,
pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu,
menurut DE GEORGIE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi
itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profeional. Kebingungan
itu timbul karena banyak orang yang professional tidak atau belum
termasuk dalam pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan
professional menurut DE GEORGE : Profesi adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan
yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang
mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan
itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang
profesional adalah seorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu
keahlain tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang
menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai
sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa “Pekerjaan / Profesi” dan
“Profesional” terdapat beberapa perbedaan
4
2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Profesionalisme
5
khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Sedangkan
profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan
seseorang yang professional (Longman, 1987).
6
pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan
sebagai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga
kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan
ruhani dan setelah itu baru materi.
5) Kewajiban sosial (social obligation) merupakan pandangan tentang
pentingnya profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat
maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
Profesional adalah :
Berikut ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika seseorang bisa
dianggap sebagi orang yang Profesional.
7
2. Selalu Up-to-date (terkait dengan bidangnya, pengetahuan selalu
terbarukan)
3. Bisa dilakukan dengan Meng-aktualisasi diri
4. Sosialisasi (berkumpul dengan komunitas di bidang terkait)
Paling tidak, ada delapan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin jadi
seorang profesional.
1. Menguasai pekerjaan
Seseorang layak disebut profesional apabila ia tahu betul apa yang harus
ia kerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan
dengan hasil yang dicapai. Dengan kata lain, seorang profesional tidak
hanya pandai memainkan kata-kata secara teoritis, tapi juga harus mampu
mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-ukuran
yang jelas, apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. Untuk
menilai apakah seseorang menguasai pekerjaannya, dapat dilihat dari tiga
hal yang pokok, yaitu bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengatasi
persoalan, dan bagaimana ia akan menguasai hasil kerjanya.
Seseorang yang menguasai pekerjaan akan tahu betul seluk beluk dan
liku-liku pekerjaannya. Artinya, apa yang dikerjakannya tidak cuma
setengah-setengah, tapi ia memang benar-benar mengerti apa yang ia
kerjakan. Dengan begitu, maka seorang profesional akan menjadikan
dirinya sebagai problem solver (pemecah persoalan), bukannya jadi trouble
maker (pencipta masalah) bagi pekerjaannya.
2. Mempunyai loyalitas
Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam
melakukan pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya, apapun yang ia
kerjakan didasari oleh rasa cinta. Seorang professional memiliki suatu
prinsip hidup bahwa apa yang dikerjakannya bukanlah suatu beban, tapi
merupakan panggilan hidup. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja
sungguh-sungguh.
8
Loyalitas bagi seorang profesional akan memberikan daya dan kekuatan
untuk berkembang dan selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi
pekerjaannya. Bagi seorang profesional, loyalitas ini akan menggerakkan
dirinya untuk dapat melakukan apa saja tanpa menunggu perintah. Dengan
adanya loyalitas seorang profesional akan selalu berpikir proaktif, yaitu
selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak
terjadi.
3. Mempunyai integritas
Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi
prinsip dasar bagi seorang profesional. Karena dengan integritas yang tingi,
seorang profesional akan mampu membentuk kehidupan moral yang baik.
Maka, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang professional
tak cukup hanya cerdas dan pintar, tapi juga sisi mental. Segi mental
seorang profesional ini juga akan sekaligus menentukan kualitas hidupnya.
Alangkah lucunya bila seseorang mengaku sebagai profesional, tapi dalam
kenyataanya ia seorang koruptor atau manipulator ?
9
membutuhkan kehadiran orang lain untuk mengembangkan hidupnya. Di
sinilah seorang professional harus mampu menjalin kerja sama dengan
berbagai pihak. Dalam hal ini, tak benar bila jalinan kerja sama hanya
ditujukan untuk orang-orang tertentu. Seorang profesional tidak akan
pernah memilih-milih dengan siapa ia akan bekerja sama.
Seorang profesional tidak akan merasa canggung atau turun harga diri bila
ia harus bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status
lebih rendah darinya. Seorang profesional akan bangga bila setiap orang
yang mengenalnya, baik langsung maupun tidak langsung, memberikan
pengakuan bahwa ia memang seorang profesional. Hal ini bisa dicapai
apabila ia mampu mengembangkan dan meluaskan hubungan kerja sama
dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
5. Mempunyai Visi
Seorang profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas
akan masa depan. Karena dengan adanya visi tersebut, maka ia akan
memiliki dasar dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap,
dan perilakunya. Dengan mempunyai visi yang jelas, maka seorang
profesional akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar, karena apa
yang dilakukannya sudah dipikirkan masak-masak, sehingga ia sudah
mempertimbangkan resiko apa yang akan diterimanya.
10
mempunyai kekuatan apa-apa untuk melakukan sesuatu, karena tidak
mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Dengan adanya visi yang jelas,
seorang profesional akan dengan mudah memfokuskan terhadap apa yang
ia pikirkan, lakukan, dan ia kerjakan.
6. Mempunyai kebanggaan
Seorang profesional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya.
Apapun profesi atau jabatannya, seorang profesional harus mempunyai
penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap profesi tersebut. Karena
dengan rasa bangga tersebut, ia akan mempunyai rasa cinta terhadap
profesinya.
7. Mempunyai komitmen
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga
profesionalismenya. Artinya, seorang profesional tidak akan begitu mudah
tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi.
Dengan komitmen yang dimilikinya, seorang akan tetap memegang teguh
nilai-nilai profesionalisme yang ia yakini kebenarannya.
11
Seseorang tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang
profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan.
Bahkan bisa jadi, bagi seorang profesional, lebih baik mengorbankan harta,
jabatan, pangkat asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang.
8. Mempunyai Motivasi
Dalam situasi dan kondisi apa pun, seorang professional tetap harus
bersemangat dalam melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Artinya, seburuk apa pun kondisi dan situasinya, ia harus mampu
memotivasi dirinya sendiri untuk tetap dapat mewujudkan hasil yang
maksimal.
Dapat dikatakan bahwa seorang profesional harus mampu menjadi
motivator bagi dirinya sendiri. Dengan menjadi motivator bagi dirinya
sendiri, seorang profesional dapat membangkitkan kelesuan-kelesuan yang
disebabkan oleh situasi dan kondisi yang ia hadapi. Ia mengerti, kapan dan
di saat-saat seperti apa ia harus memberikan motivasi untuk dirinya sendiri.
12
result), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.
2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang
hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan
oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan
hidup.
5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15