Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR PROFESI DAN KODE ETIK PROFESI

(diajukan untuk memenuhi tugas etika bisnis)

Dosen Pengampu

Muh. Syaukin Muttaqin, ME, M.E

Penyusun:

Ayu Dia Anggraini (08010220004)

Barotut Tri Henika (08010220005)

Siti Hanifah (08010220034)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna

memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi, dengan judul

“Konsep Dasar Profesi dan Kode Etik Profesi”.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Muh.

Syaukin Muttaqin, ME, M.E yang telah memberikan kami ilmu pengetahuan sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dikarenakan keterbatasan

pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik dipersilahkan guna

membantu kami dalam memperbaiki kesalahan yang ada. Kami berharap semoga makalah ini

dapat memberikan manfaat.

Surabaya, 18 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian profesi sering dikacaukan dengan istilah pekerjaan, banyak orang

menyebut pekerjaannya sebagai profesi. Pada dasarnya profesi merupakan bagian dari suatu

pekerjaan, namun tidak setiap profesi merupakan profesi karena setiap profesi memerlukan

persyaratan khusus.

Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan kecerdasan khusus, oleh

karena itu memerlukan pengetahuan dan tanggung jawab yang dipelihara dalam jangka

panjang demi jumlah yang sebesar-besarnya. Sistem standar ini sengaja dibuat untuk

memandu sikap, perilaku dan tindakan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan

sehari-hari.

Tujuan utama kode etik adalah memberikan pelayanan khusus kepada masyarakat tanpa

memihak kepentingan individu atau kolektif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Profesi?

2. Bagaimana Syarat/Prinsip-prinsip Profesionalisme?

3. Bagaimana Urgensi Profesionalisme Dalam Kehidupan Manusia?

4. Bagaimana kode etik profesi

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Profesi.

2. Untuk Mengetahui Syarat/Prinsip-prinsip Profesionalisme.

3. Untuk Mengetahui Urgensi Profesionalisme Dalam Kehidupan Manusia.

4. Untuk mengetahui pengertian kode etik profesi


BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Profesi

Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti pekerjaan. Professional

artinya orang yang ahli atau tenaga ahli. Professionalism artinya sifat professional. (John M.

Echols & Hassan Shadily, 1990: 449). profesi memiliki arti kata pekerjaan atau sebuah

sebutan pekerjaan, terutama pekerjaan yang memerlukan pendidikan atau pelatihan. Istilah

“profesi” biasa digunakan untuk mengacu pada jenis pekerjaan tertentu. Namun demikian,

perlu dicatat bahwa istilah profesi tidaklah begitu saja dapat disamakan dengan pekerjaan,

karena ada jenis-jenis pekerjaan tertentu, khususnya yang berkaitan dengan jabatan seseorang

dalam organisasi, yang tidak biasa atau kurang tepat untuk disebut sebagai profesi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah profesionalisasi ditemukan sebagai

berikut: Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,

kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1) bersangkutan dengan profesi, (2)

memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan (3) mengharuskan adanya

pembayaran untuk melakukannya. Profesionalisasi adalah proses membuat suatu badan

organisasi agar menjadi professional. (Depdiknas, 2005: 897).

Pada umumnya masyarakat awam memaknai kata profesionalisme bukan hanya

digunakan untuk pekerjaan yang telah diakui sebagi suatu profesi, melainkan pada hampir

setiap pekerjaan. Muncul ungkapan misalnya penjahat profesional, sopir profesional, hingga

tukang ojeg profesional. Dalam bahasa awam pula, seseorang disebut profesional jika cara

kerjanya baik, cekatan, dan hasilnya memuaskan. Dengan hasil kerjanya itu, seseorang

mendapatkan uang atau bentuk imbalan lainnya.

Secara istilah, profesi biasa diartikan sebagai suatu bidang pekerjaan yang didasarkan

pada keahlian tertentu. Hanya saja tidak semua orang yang mempunyai kapasitas dan
keahlian tertentu sebagai buah pendidikan yang ditempuhnya menempuh kehidupannya

dengan keahlian tersebut, maka ada yang mensyaratkan adanya suatu sikap bahwa pemilik

keahlian tersebut akan mengabdikan dirinya pada jabatan tersebut.

Profesional menurut rumusan Undang-Undang nomor 14 Tahun 2005 Bab I Pasal 1

ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan

kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi. (Sekretariat Negara, 2005: 6).

1.2 Syarat/Prinsip-prinsip Profesionalisme

Menurut Syafrudin Nurdin ada delapan kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu

pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi, yaitu :

1. Panggilan hidup yang sepenuh waktu 6. Otonomi

2. Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian 7. Kode etik

3. Kebakuan yang universal 8. Klien

4. Pengabdian 9. Berperilaku pamong

5. Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif 10. Bertanggung jawab

Menurut Robert W. Richey (Arikunto, 1990:235) mengemukakan ciri-ciri dan syarat-

syarat profesi sebagai berikut:

1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan

kepentingan pribadi.

2. Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk

mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang

mendukung keahliannya.

3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti

perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.


4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.

5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam

profesi, serta kesejahteraan anggotanya.

7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.

8. Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang anggota

yang permanen.

1.3 Urgensi Profesionalisme Dalam Kehidupan Manusia

Pada dasarnya profesionalisme dan sikap professional itu merupakan motivasi intrinsik yang

ada pada diri seseorang sebagai pendorong untuk mengembangkan dirinya menjadi tenaga

profesional. Motivasi intrinsik tersebut akan berdampak pada munculnya etos kerja yang

unggul (exellence) yang ditunjukkan dalam lima bentuk kerja sebagai berikut:

1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.

2. Meningkatkan dan memelihara citra profesi. Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan

oleh besarnya.

3. Memanfaatkan setiap kesempatan pengembangan profesional.

4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.

5. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.

Kode etik profesi

Kode adalah tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata tulisan atau benda yang

disepakati untuk maksud-maksud tertentu. misalnya, untuk menjamin suatu berita, keputusan

atau suatu kesepakatan organisasi.

Kode etik adalah norma atau asas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai

landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja


Kode etik profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan

dari norma-norma yang lebih umum yang lebih dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi.

Berbeda dengan etika profesi,kode etik ini lebih memperjelas,mempertegas,dan merinci

norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut

sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian,kode etik profesi adalah jabaran etika

profesi yang dirinci menjadi sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta

terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik,apa yang benar dan apa yang salah dan

perbuatan apa yang boleh dilakukan oleh seorang profesional

Etika profesi merupakan standar modal untuk profesional,yaitu mampu memberikan sebuah

keputusan secara objektif dan subjektif,berani bertanggung jawab terhadap semua tindakan

dan keputusan yang telah diambil dan memiliki keahlian serta kemampuan. Secara umum

tujuan menciptakan kode etik,sebagai berikut :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi. Dalam hal ini yang dijaga adalah

kesan dari pihak luar atau masyarakat sebagai upaya mencegah orang luar

memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu,setiap kode etik suatu

profesi akan melarang berbagai bentuk tingkah laku atau sikap anggota profesi yang

bisa mencemarkan nama baik profesi di dunia luar dari segi ini kode etik profesi juga

disebut kode kehormatan

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. yang dimaksud

kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau mental.dalam hal

kesejahteraan materi anggota profesi kode etik umumnya menerapkan larangan-

larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan.

Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan

tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam

interaksinya dengan sesama anggota profesi.


3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. dalam hal ini kode etik juga

berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi bisa dengan

mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya, oleh karena itu,

kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota

profesi dalam menjalankan tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi. Kode etik juga memuat tentang norma-norma

beserta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai

dengan bidang pengertiannya. Selain itu, kode etik juga mengatur bagaimana cara

memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

Fungsi kode etik profesi, sebagai berikut:

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang

digariskan

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan

3. Mencegah campur tangan pihak luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam

keanggotaan profesi etika profesi sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang.

Pengertian etika profesi dan kode etik dalam bidang akuntansi

1. Pengertian etika profesi akuntansi

Etika profesi akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan

buruk manusia sejauh yang bisa dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan

yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus

sebagai akuntan.

2. Kode etik profesi akuntansi

Kode etik profesi akuntansi adalah suatu peraturan yang diterapkan bagi para profesi

akuntansi. Kode etik profesi akuntansi ini sangat penting untuk mencegah terjadinya
kecurangan atau fraud. Lembaga Yang menaungi profesi akuntan di Indonesia adalah

ikatan akuntan Indonesia IAI

3. Kode perilaku profesional

Secara garis besar kode etik dan perilaku profesional sebagai berikut :

a. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia

Prinsip mengenai lintas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk

melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya.

Sebuah tujuan utama Profesional komputasi adalah untuk meminimalkan

konsekuensi negatif dari sistem komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan

dan keselamatan.

b. Hindari menyakiti orang lain

"Harm" berarti konsekuensi cedera seperti hilangnya Informasi yang tidak

diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak

lingkungan yang tidak diinginkan

c. Bersikap jujur dan dapat dipercaya

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan, tanpa kepercayaan

suatu organisasi tidak bisa berfungsi secara efektif

d. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi

Nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip

keadilan yang sama dalam mengatur perintah.

e. Hak milik yang termasuk hak cipta dan hak paten

Pelanggaran hak cipta hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian

lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.

f. Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual


Mutasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan

intelektual.

g. Menghormati privasi orang lain

Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan

pertukaran Informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya

dalam sejarah peradaban

h. Kepercayaan

Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi tiap kali salah satu

telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau secara implisit,

saat Informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas

seorang

Studi kasus

Malinda Palsukan Tanda Tangan Nasabah

JAKARTA, KOMPAS.com – Terdakwa kasus pembobolan dana Citibank, Malinda Dee binti

Siswowiratmo (49), diketahui memindahkan dana beberapa nasabahnya dengan cara

memalsukan tanda tangan mereka di formulir transfer.

Hal ini terungkap dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum di sidang

perdananya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2011). “Sebagian tanda

tangan yang ada di blangko formulir transfer tersebut adalah tandatangan nasabah,” ujar

Jaksa Penuntut Umum, Tatang sutar Malinda antara lain memalsukan tanda tangan Rohli bin

Pateni. Pemalsuan tanda tangan dilakukan sebanyak enam kali dalam formulir transfer

Citibank bernomor AM 93712 dengan nilai transaksi transfer sebesar 150.000 dollar AS pada

31 Agustus 2010. Pemalsuan juga dilakukan pada formulir bernomor AN 106244 yang

dikirim ke PT Eksklusif Jaya Perkasa senilai Rp 99 juta. Dalam transaksi ini, Malinda

menulis kolom pesan, “Pembayaran Bapak Rohli untuk interior”.


Pemalsuan lainnya pada formulir bernomor AN 86515 pada 23 Desember 2010 dengan nama

penerima PT Abadi Agung Utama.

“Penerima Bank Artha Graha sebesar Rp 50 juta dan kolom pesan ditulis DP untuk

pembelian unit 3 lantai 33 combine unit,” baca jaksa. Masih dengan nama dan tanda tangan

palsu Rohli, Malinda mengirimkan uang senilai Rp 250 juta dengan formulir AN 86514 ke

PT Samudera Asia Nasional pada 27 Desember 2010 dan AN 61489 dengan nilai uang yang

sama pada 26 Januari2011.

Demikian pula dengan pemalsuan pada formulir AN 134280 dalam pengiriman uang kepada

seseorang bernama Rocky Deany C Umbas sebanyak Rp 50 juta pada 28 Januari 2011 untuk

membayar pemasangan CCTV milik Rohli.

Adapun tanda tangan palsu atas nama korban N Susetyo Sutadji dilakukan lima kali, yakni

pada formulir Citibank bernomor No AJ 79016, AM 123339, AM 123330, AM 123340, dan

AN 110601. Secara berurutan, Malinda mengirimkan dana sebesar Rp 2 miliar kepada PT

Sarwahita Global Management, Rp 361 juta ke PT Yafriro International, Rp 700 juta ke

seseorang bernama Leonard Tambunan. Dua transaksi lainnya senilai Rp 500 juta dan 150

juta dikirim ke seseorang bernamVigor AW Yoshuara.

“Hal ini sesuai dengan keterangan saksi Rohli bin Pateni dan N Susetyo Sutadji serta saksi

Surjati T Budiman serta sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan laboratoris Kriminalistik

Bareskrim Polri,” jelas Jaksa. Pengiriman dana dan pemalsuan tanda tangan ini sama sekali

tak disadari oleh kedua nasabah tersebut.

Analisa :

Contoh kasus yang saya ambil yaitu tentang pemalsuan tanda tangan nasabah yang dilakukan

oleh melinda dimana Dalam kasus ini malinda melakukan banyak pemalsuan tanda tangan

yang tidak diketahui oleh nasabah tersebut. Dalam kasus ini ada salah satu prinsip-prinsip
yang telah dilanggar yaitu prinsip Tanggung jawab profesi, karena ia tidak melakukan

pertimbangan professional dalam semua kegiatan yang dia lakukan,disini melinda juga

melanggar prinsip Integritas, karena tidak memelihara dan meningkatkan kepercayaan

nasabah.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti pekerjaan. Professional artinya

orang yang ahli atau tenaga ahli. Professionalism artinya sifat professional. . profesi memiliki

arti kata pekerjaan atau sebuah sebutan pekerjaan, terutama pekerjaan yang memerlukan

pendidikan atau pelatihan. Istilah «profesi» biasa digunakan untuk mengacu pada jenis

pekerjaan tertentu. Namun demikian, perlu dicatat bahwa istilah profesi tidaklah begitu saja

dapat disamakan dengan pekerjaan, karena ada jenis-jenis pekerjaan tertentu, khususnya yang

berkaitan dengan jabatan seseorang dalam organisasi, yang tidak biasa atau kurang tepat

untuk disebut sebagai profesi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah profesionalisasi ditemukan sebagai berikut:

Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Profesional

adalah bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya

dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. Profesionalisasi adalah proses

membuat suatu badan organisasi agar menjadi professional.

Pada umumnya masyarakat awam memaknai kata profesionalisme bukan hanya digunakan

untuk pekerjaan yang telah diakui sebagi suatu profesi, melainkan pada hampir setiap

pekerjaan.

Kode etik adalah norma atau asas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai

landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja

Kode etik profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan

dari norma-norma yang lebih umum yang lebih dibahas dan dirumuskan dalam etika
profesi. Berbeda dengan etika profesi,kode etik ini lebih memperjelas,mempertegas,dan

merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma

tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.

Saran

Pada saat penulisan ini, penulis menyadari bahwa terdapat kesalahan dan jauh dari sempurna.

Dengan panduan yang dapat diinterpretasikan dari berbagai sumber, penulis akan

menyempurnakanMakalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran terkait

pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai