Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN PUBLIK


PRINSIP ETIKA IAI DAN PUBLIK
Dosen Pengampu : Gusneli, SE, M.Si

Disusun Oleh :
Dian Islamiati (1962201043)
Adinda Putri Ramadhani (1962201045)
Reza Vemmy Eunice (1962201046)
Cherly Riney Makapia (1962201047)
Rohimah (1962201068)

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS
AHMAD DAHLAN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya sehingga makalah Prinsip Etika IAI dan Publik ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam dimohonkan ke hadirat Allah SWT yang telah membimbing umat manusia
dari berbagai permasalahan menuju kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Etika Bisnis dan Profesi, dengan tujuan
meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para mahasiswa atau mahasiswi.
Makalah ini berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta
minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi pembuatan makalah berikutnya.
Berpegang pada prinsip tidak ada gading yang tak retak dan tidak ada istilah final dalam
ilmu, maka saya menyadari bahwa makalah ini bukan karya yang final. Oleh karena itu dengan
segala senang hati, kritik dan saran serta pandangan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya sebagai pembuat makalah ini berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam mencapai suatu tujuan yang diharapan. Amin.

Tangerang, Juli 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
I.1 Latar Belakang........................................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................5
I.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Etika Profesi.........................................................................................................6
2.2 Prinsip Etika Profesi...............................................................................................................7
2.3 Manfaat Prinsip Etika Profesi................................................................................................8
2.4 Ikatan Akuntansi Indonesia....................................................................................................8
2.5 Prinsip Etika Profesi Lembaga IAI........................................................................................9
2.6 Prinsip Etika Profesi dalam Lembaga Publik......................................................................14
BAB III..........................................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antarasesamanya
dan menegaskan pada perbuatan yang benar. Etika profesi merupakan norma yang ditetapkan
dan diterima oleh kelompok profesi, yang mengarahkan dan memberikan petunjuk kepada
anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di

mata masyarakat. Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itudengan penuh
ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang
merupakan kewajiban terhadap masyarakat.

Sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam
bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang
bersangkutan. Aturan ini sebagai aturan main dalam menjalankan profesi tersebut yang bias
disebut sebagai kode etik yang harus di penuhidan di taati oleh setiap profesi yang memberikan
pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan prinsip-prinsip moral
dan mengtur tentang perilaku professional. Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang
menyediakan jasa atestasi maupunnon-atestasi kepada masyarakat dengan di batasi kode etik
yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan
pribadi dan mengikutietika profesi yng telah di tetapkan. Kewajiban akuntan sebagai
professional memiliki 3 kewajiban yaitu, kompetisi, objetif, dan mengutamakan integritas.
Dalam arti sempit,profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai
akuntan public yang lazimnya terdiri dari pekerjaan Audit, akuntansi pajak dan konsultan
manajemen. Peran akuntan dalam perusahaan tidak bisa terlepas dari penerapan prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan meliputi prinsip kewajaran (fairness),
akuntabilitas (Accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitasi (responsibility).

 Peran akuntan meliputi akuntan public, akuntaninternal, akuntan pemerintah, dan


akuntan pendidik.Etika profesi akuntansi merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku
perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat di pahami oleh pikiran manusia terhadap
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus
sebagai akuntan. Dalam menjalankan profesi sebagai seorang akuntan harus dengan sadar
menjalankan tugas, hak, kewajiban dan fungsinya. Namun, menjad akuntan bukanlah hal yang
mudah. Pentingnya kode etik dalam suatu profesi adalah suatu cara unuk memperbaiki iklim
organisasional sehingga seseorang dapat berperilaku secara etis. System legal dalam pasar tidak
cukup mampu mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam
setiap keputusan bisnisnya. Untuk menentukan status bisnis sebagai upaya menginstitusionalisasi
kan moral dan nilai-nilai pendiri perusahaan.Adapun kode etik yang harus dipenuhi oleh seorang
akuntan akan di bahas dalam makalah ini.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Etika Profesi ?


2. Sebutkan Prinsip Etika dalam IAI ( Ikatan Akuntansi Indonesia) ?
3. Sebutkan Prinsip Etika dalam Lembaga Publik ?

I.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan Pengertian Etika Profesi


2. Menjelaskan Prinsip Etika dalam IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia)
3. Menjelaskan Prinsip Etika dalam Lembaga Publik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Profesi


Kata etika berasal dari dua kata Yunani yang hampir sama bunyinya, namun berbeda
artinya. Pertama berasal dari kata ethos yang berarti kebiasaan atau adat, sedangkan yang kedua
dari kata ethos, yang artinya perasaan batin atau kencenderungan batin yang mendorong manusia
dalam perilakunya. Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan
adalah profesi. Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki
pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan ketrampilan tertentu yang
didapat melalui pengalaman kerja pada orang yang sudah terlebih dahulu menguasai ketrampilan
tersebut, dan terus memperbaharui ketrampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. 

Secara umum, pengertian etika profesi merupakan suatu sikap etis yang dimiliki seorang
profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya dan juga
menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) didalam kehidupan
manusia. Dan menurut para ahli seperti Anang Usman SH, MSi menyatakan bahwa Etika Profesi
adalah etika profesi adalah sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari
klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat
sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai
refleksi yang seksama.

Menurut Siti Rahayu (2010), pengertian etika profesi adalah kode etik untuk profesi
tertentu dan karenanya harus dimengerti selayaknya, bukan sebagai etika absolut. Menurut
Kaiser (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7), pengertian etika profesi adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat. Menurut Sawyer (2005) etika profesi adalah pernyataan-pernyataan yang
berorientasi pada pedoman yang digunakan ialah sebagai haluan perilaku didalam melaksanakan
tanggung jawab profesionalnya. Menurut Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian Kode etik profesi merupakan suatu pedoman sikap, tingkah laku serta juga
perbuatan didalam melaksanakan tugas dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Dan menurut
Lubis (1994) Etika profesi merupakan suatu sikap hidup, yang mana berupa kesediaan untuk
dapat memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh serta
juga keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka melaksanakan tugas. Jadi Etika
profesi adalah prinsip ini mewajibkan setiap pelaku profesinya untuk secara konsisten memiliki
moral dan kejujuran dalam menjalankan pekerjaannya. Pelaku profesi harus selalu bersikap adil,
mementingkan profesi, dan memikirkan kepentingan masyarakat.

2.2 Prinsip Etika Profesi

Dalam prinsip etika profesi ada 4, yaitu diantaranya sebagai berikut :


1. Prinsip Tanggung Jawab yaitu bahwa semua profesional wajib menjalankan tanggung
jawab atas pekerjaan yang dilakukan. Selain wajib bertanggung jawab pada pekerjaan,
seseorang juga wajib juga bertanggung jawab pada hasil pekerjaannya. Sebagai seorang
yang professional, seseorang harus siap bertanggung jawab pada dampak dari keputusan
yang dibuat. Serta apapun yang sudah dibuat di dalam pekerjaan tersebut. Mereka harus
bertanggung jawab kepada kehidupan orang lain dan masyarakat umum.
2. Prinsip keadilan yaitu bahwa seorang professional harus selalu mementingkan
nilaikeadilan di dalam setiap pekerjaaannya. Apapun yang dilakukan harus memiliki
unsur keadilan. Apapun yang dilakukan jika memang diperuntukan orang lain maka harus
diberikan. Terlebih bagi profesi yang bertugas melayani masyarakat seperti polisi,
petugas kesehatan, petugas keamanan, dan lain sebagainya.
3. Prinsip otonomi yaitu seorang professional di dalam dunia kerja juga memiliki
kebebasan. Mereka memiliki wewenang untuk bekerja sesuai dengan profesinya. Hal ini
juga menggunakan bahasa seorang professional memiliki hak untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu yang berdasarkan kode etik di dalam pekerjaan tersebut.
4. Prinsip integritas moral didalam etika profesi, integritas moral adalah hal yang sangat
penting. Sebab, hal itu akan mencerminkan kualitas kejujuran dan prinsip moral yang
dilakukan secara konsisten sebagai professional. Sebagai seorang professional, harus
diingat bahwa untuk selalu menjaga kepentingan diri sendiri, profesi dan juga
kepentingan orang banyak lainnya. Hal itu adalah bagian dari prinsip integritas moral.
2.3 Manfaat Prinsip Etika Profesi
1. Memastikan profesionalisme yaitu Profesionalisme dalam kerja sangat penting. Hal ini
memang terdengar lumayan menyeramkan, apalagi untuk fresh graduates. Akan tetapi,
jika kamu selalu berpegang pada etika profesi dan melakukan pekerjaan sesuai dengan
peraturan, kemungkinan besar kamu akan menjadi seorang profesional dengan mudah
meski minim pengalaman. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui batasan-
batasan dan peraturan etika profesional sebagai seorang pekerja.
2. Meningkatkan tanggung jawab, Jika melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan etika
yang berlaku, maka kamu akan dinilai sebagai orang profesional yang mampu
mengemban tanggung jawab lebih banyak. Selain itu, hasil pekerjaanmu pun akan lebih
berkualitas dan dapat dipercaya.
3. System kerja yang tertib, Jika semua karyawan sebuah perusahaan menjalankan
pekerjaannya sesuai dengan etika profesi, makan tugas akan dapat dilaksanakan dengan
tepat dan sesuai. Dengan ini, peluang penyimpangan di perusahaan dapat dihindari dan
ketertiban sistem kerja akan lebih terjaga.
4. Meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja, Dengan mengikuti pedoman etika yang
baik, sebuah perusahaan akan dapat membangun suasana kerja yang nyaman.  Hal ini
disebabkan para karyawan yang bisa saling menghargai, menjalin hubungan yang erat,
namun tetap mengedepankan profesionalitas sesuai dengan pedoman etika yang ada.
Kondisi bisnis yang dijalankan juga akan lebih kondusif dan produktif. Akhirnya
pekerjaan menjadi lebih efektif.

2.4 Ikatan Akuntansi Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia yang selanjutnya disebut IAI, adalah organisasi profesi yang
menaungi seluruh Akuntan Indonesia. Sebutan IAI dalam Bahasa Inggris adalah Institute of
Indonesia Chartered Accountants. IAI menjadi satu-satunya wadah yang mewakili profesi
akuntan Indonesia secara keseluruhan, baik yang berpraktik sebagai akuntan sektor
publik, akuntan sektor privat, akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan
pajak, akuntan forensik, dan lainnya.
IAI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 dengan dua tujuan yaitu:

1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan;


dan

2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.

IAI bertanggungjawab  menyelenggarakan ujian sertifikasi akuntan profesional ( ujian Charte
red Accountant-CA Indonesia), menjaga kompetensi melalui penyelenggaraan pendidikan
profesional berkelanjutan, menyusun dan menetapkan kode etik, standar profesi, dan standar
akuntansi, menerapkan penegakan disiplin anggota, serta mengembangkan profesi akuntan
Indonesia. IAI merupakan anggota International Federation of Accountants (IFAC), organisasi
profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih 3 juta akuntan yang bernaung dalam 170
asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 130 negara. Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki
komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi
dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota sekaligus
pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA). Saat ini IAI menjadi sekretariat permanen
AFA.

2.5 Prinsip Etika Profesi Lembaga IAI

Keanggotaan dalam kegiatan Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela. Dengan


menjadi anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri di atas
dan melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan. Prinsip etika profesi dalam Kode
Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatkan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya
kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam
memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku
terhomat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi. Dan berikut prinsip-prinsip etika
profesi dalam lembaga IAI :
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya. Sebagai professional, anggota mempunyai peran penting dalam
masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab
kepada semua pemakai jasa profesioanal mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung
jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi
akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggung jawab
profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk
memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan public
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada public, menghormati kepercayaan public, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme. Salah satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung
jawab kepada publik Dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit,
pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak
lainnya bergantung kepada objektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara
berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab
akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai
kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
Ketergantungan ini menyebabkan sikap tingkah laku akuntan dalam menyediakan
jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Profesi akuntan
dapat tetap berada pada posisi yang penting ini hanya dengan terus-menerus memberikan
jasa yang unik pada tingkat yang menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat dipegang
teguh. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan
paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tinggi dan sesuai dengan
persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.
 Auditor independen membantu memelihara integritas dan efisiensi dari laporan
keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan untuk mendukung pemberian
pinjaman dan kepada pemegang saham untuk memperoleh modal
 eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemen dalam
organisasi dan memberikan kontribusi terhadap Efisiensi dan efektivitas dari
penggunaan sumber dari organisasi
 auditor intern memberikan keyakinan tentang sistem Pengendalian internal yang
baik untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan dari pemberi kerja
kepada pihak luar
 Ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi serta penerapan
yang adil dari sistem pajak
 Konsultan manajemen mempunyai tanggung jawab terhadap kepentingan umum
dalam membantu pembuatan keputusan manajemen yang baik.

Dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya, anggota mungkin menghadapi tekanan


yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam mengatasi
benturan ini, anggota harus bertindak dengan penuh integritas, dengan suatu keyakinan
bahwa apabila anggota memenuhi kewajiban kepada publik maka kepentingan penerima
jasa terlayani dengan sebaik-baiknya. Mereka yang memperoleh pelayanan dari anggota
mengharapkan anggota untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan integritas,
objektivitas, kesuksesan profesional, dan kepentingan untuk melayani publik. Anggota
diharapkan untuk memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan jasa yang pantas,
serta menawarkan berbagai jasa, semuanya dilakukan dengan tingkat profesionalisme
yang konsisten dengan prinsip etika profesi ini. Semua anggota mengikat dirinya untuk
menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya,
anggota harus secara terus-menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi. Tanggung jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan tugasnya
seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang di titik beratkan pada kepentingan
publik.

3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas
adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan
patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas
mengharuskan Seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi dapat menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil dalam hal
tidak terdapat aturan, standar, panduan khusus atau menghadapi pendapat yang
bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya dengan bertanya
apakah anggota telah melakukan apa yang seseorang berintegritas akan lakukan dan
apakah anggota telah menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk
menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika. Integritas juga mengharuskan
anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan kehati-hatian profesional.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta
bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Anggota
bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan objektivitas
mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktik public memberikan jasa atestasi,
perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan
keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam
kapasitas keuangan dan manajemennya di industry, pendidikan, dan pemerintahan.
Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk ke dalam profesi.
Apapun jasa atau kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan
memelihara objektivitas. Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik
berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan objektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi
dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahakan pengetahuan dan
keterampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien
atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa professional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik legislasi dan teknik yang paling mutakhir. Kehati-
hatian professional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan dan pengalaman.Anggota seyogyanya tidak menggambarkan dirinya memiliki
keahlian atau pengalaman yang tidak mereka punyai. Dalam semua penugasan dan dalam
semua tanggung jawabnya, setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai
tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan
memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi. Kompetensi menunjukkan terdapatnya
pencapaian dan pemeliharan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasan dengan kemudahan dan
kecerdikan. Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung-jawabnya kepada penerima
jasa dan public. Kehati-hatian professional mengharuskan anggota untuk merencanakan
dan mengawasi secara seksama setiap kegiatan professional yang menjadi tanggung-
jawabnya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban professional atau hokum
untuk mengungkapkannya. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati
kerasihaan informasi tentang klien yang diperoleh melalui jasa professional yang
diberikannya, kerahasiaan harus dijaga oleh anggota, anggota mempunyai kewajiban
untuk memastikan bahwa staf di bawah pengawasannya dan orang-orang yang diminta
nasihat dan bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan, kerahasiaan tidaklah semata-
mata masalah pengungkapan informasi, anggota yang mempunyai akses terhadap
informasi rahasia tentang penerima jasa tidak boleh mengungkapkannya ke public,
kepentingan umum dan profesi menuntuk bahwa standar profesi yang berhubungan
dengan kerahasiaan didefinisikan terdapat panduan mengenai sifat dan luas kewajiban
kerahasiaan.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi, kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi hams dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggunga-jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja, dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profeisonal yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunya kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Standar teknis dan
standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia, International Federation of Accountants, Badan Pengatur,
dan Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

2.6 Prinsip Etika Profesi dalam Lembaga Publik

Didalam lembaga publik terdapat beberapa prinsip yaitu diantaranya :


a. Tanggung jawab Setiap penyandang profesi tertentu harus memiliki rasa tanggung jawab
terhadap profesi. Hasil dan dampak yang ditimbulkan memiliki dua arti sebagai berikut: ·
Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsinya (by function), artinya
keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus baik serta dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar profesi, efisien,dan efektif. · Tanggung
jawab terhadap dampak atau akibat dari tindakan dari pelaksanaan pekerjaan atau
fungsinya (by function), artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut
harus baik serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar profesi, efisien, dan
efektif. · Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat dari tindakan dari pelaksanaan
profesi (by profession) tersebut terhadap dirinya, rekan kerja dan profesi,
organisasi/perusahaan dan masyarakat umum lainnya, serta keputusan atau hasil
pekerjaan tersebut dapat memberikan manfaat dan berguna bagi dirinya atau pihak
lainnya. Prinsipnya, seorang profesional harus berbuat baik (beneficence) dan tidak
berbuat sesuatu kejahatan (non maleficence).
b. Kebebasan Para profesional memiliki kebebasan dalam menjalankan memiliki komitmen
dan bertanggun jawab dalam batas-batas aturan main yang telah ditentukan oleh kode etik
sebagai standar perilaku profesional.
c. Kejujuran Jujur dan setia serta merasa terhormat pada profesi Yang disandangnya,
mengakui kelemahannya dan tidak menyombongkan diri, serta berupaya terus untuk
mengembangkan diri dalam mencapai kesempurnaan bidang keahlian dan profesinya
melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Di samping itu, tidak akan melacurkan
profesinya untuk tujuan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan demi tujuan materi
semata atau kepentingan sepihak.
d. Keadilan Dalam menjalankan profesinya, setiap profesional memiliki kewajiban dan
tidak dibenarkan melakukan pelanggaran terhadap hak atau mengganggu milik orang
lain, lembaga atau organisasi, hingga mencemarkan nama baik bangsa dan negara.
Disamping itu, 33 harus menghargai hak-hak, menjaga kehormatan, nama baik, martabat,
dan milik bagi pihak lain agar tercipta saling menghormati dan keadilan secara objektif
dalam kehidupan masyarakat.
e. Otonomi Dalam prinsip ini, seorang profesional memiliki kebebasan secara otonom
dalam menjalankan profesinya sesuai dengan keahlian, pengetahuan, dan
kemampuannya. Organisasi dan departemen yang dipimpinnya melakukan kegiatan
operasional atau kerja sama yang terbebas dari campur tangan pihak lain. Apa pun yang
dilakukannya merupakan konsekuensi dari tanggung jawab profesi. Kebebasan otonom
merupakan hak dan kewajiban yang dimiliki setiap professional.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang
khusus (profesi) didalam kehidupan manusia. Dan seorang professional di dalam dunia kerja
juga memiliki kebebasan. Mereka harus bertanggung jawab kepada kehidupan orang lain dan
masyarakat umum. Profesionalisme dalam kerja sangat penting untuk mengetahui batasan-
batasan dan peraturan etika profesional sebagai seorang pekerja. Prinsip etika profesi dalam
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya
kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini meminta komitmen untuk
berperilaku terhomat. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan,
melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas. Mereka juga mendidik dan melatih
orang-orang yang ingin masuk ke dalam profesi. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan
informasi tentang klien yang diperoleh melalui jasa professional yang diberikannya. Anggota
mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf di bawah pengawasannya dan orang-orang
yang diminta nasihat. Artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus
baik serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai. Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat
dari tindakan dari pelaksanaan profesi.

3.2 Saran

Kami sebagai penyusun makalah juga akan memberikan saran kepada para pembaca, agar
pembaca bisa lebih memahami arti dari prinsip profesi dalam perkerjaan khususnya dalam
lembaga publik. Etika pelayanan publik sebaiknya disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
melakukan pelayanan kepada masyarakat, karena sebagian besar pelayan masyarakat belum
mengetahui etika pelayanan kepada masyarakat. Sebagian mungkin masih belum mengetahui
bagaimana seharusnya tindakan untuk melayani masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Hnuhrina. (2014, November 15). Prinsip Etika IAI Ikatan Akuntansi Indonesia. Retrieved from Blogspot:
https://hnurina.blogspot.com/2014/11/prinsip-etika-iai-ikatan-akuntan.html

Rahmalia, N. (2022, Mei 23). Etika Profesi: Pengertian, Prinsip, Tujuan, Manfaat, Skill yang Diperlukan.
Retrieved from glints.com: https://glints.com/id/lowongan/etika-profesi/#.Yr1XIXZBzIU

Zuhri, S. (n.d.). Etika Profesi Publik Relation.

Anda mungkin juga menyukai