Disusun Oleh :
Dian Islamiati (1962201043)
Adinda Putri Ramadhani (1962201045)
Reza Vemmy Eunice (1962201046)
Cherly Riney Makapia (1962201047)
Rohimah (1962201068)
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS
AHMAD DAHLAN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya sehingga makalah Prinsip Etika IAI dan Publik ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam dimohonkan ke hadirat Allah SWT yang telah membimbing umat manusia
dari berbagai permasalahan menuju kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Etika Bisnis dan Profesi, dengan tujuan
meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para mahasiswa atau mahasiswi.
Makalah ini berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta
minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi pembuatan makalah berikutnya.
Berpegang pada prinsip tidak ada gading yang tak retak dan tidak ada istilah final dalam
ilmu, maka saya menyadari bahwa makalah ini bukan karya yang final. Oleh karena itu dengan
segala senang hati, kritik dan saran serta pandangan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya sebagai pembuat makalah ini berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam mencapai suatu tujuan yang diharapan. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
I.1 Latar Belakang........................................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................5
I.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Etika Profesi.........................................................................................................6
2.2 Prinsip Etika Profesi...............................................................................................................7
2.3 Manfaat Prinsip Etika Profesi................................................................................................8
2.4 Ikatan Akuntansi Indonesia....................................................................................................8
2.5 Prinsip Etika Profesi Lembaga IAI........................................................................................9
2.6 Prinsip Etika Profesi dalam Lembaga Publik......................................................................14
BAB III..........................................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
mata masyarakat. Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itudengan penuh
ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang
merupakan kewajiban terhadap masyarakat.
Sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam
bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang
bersangkutan. Aturan ini sebagai aturan main dalam menjalankan profesi tersebut yang bias
disebut sebagai kode etik yang harus di penuhidan di taati oleh setiap profesi yang memberikan
pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan prinsip-prinsip moral
dan mengtur tentang perilaku professional. Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang
menyediakan jasa atestasi maupunnon-atestasi kepada masyarakat dengan di batasi kode etik
yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan
pribadi dan mengikutietika profesi yng telah di tetapkan. Kewajiban akuntan sebagai
professional memiliki 3 kewajiban yaitu, kompetisi, objetif, dan mengutamakan integritas.
Dalam arti sempit,profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai
akuntan public yang lazimnya terdiri dari pekerjaan Audit, akuntansi pajak dan konsultan
manajemen. Peran akuntan dalam perusahaan tidak bisa terlepas dari penerapan prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan meliputi prinsip kewajaran (fairness),
akuntabilitas (Accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitasi (responsibility).
PEMBAHASAN
Secara umum, pengertian etika profesi merupakan suatu sikap etis yang dimiliki seorang
profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya dan juga
menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) didalam kehidupan
manusia. Dan menurut para ahli seperti Anang Usman SH, MSi menyatakan bahwa Etika Profesi
adalah etika profesi adalah sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari
klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat
sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai
refleksi yang seksama.
Menurut Siti Rahayu (2010), pengertian etika profesi adalah kode etik untuk profesi
tertentu dan karenanya harus dimengerti selayaknya, bukan sebagai etika absolut. Menurut
Kaiser (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7), pengertian etika profesi adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat. Menurut Sawyer (2005) etika profesi adalah pernyataan-pernyataan yang
berorientasi pada pedoman yang digunakan ialah sebagai haluan perilaku didalam melaksanakan
tanggung jawab profesionalnya. Menurut Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian Kode etik profesi merupakan suatu pedoman sikap, tingkah laku serta juga
perbuatan didalam melaksanakan tugas dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Dan menurut
Lubis (1994) Etika profesi merupakan suatu sikap hidup, yang mana berupa kesediaan untuk
dapat memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh serta
juga keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka melaksanakan tugas. Jadi Etika
profesi adalah prinsip ini mewajibkan setiap pelaku profesinya untuk secara konsisten memiliki
moral dan kejujuran dalam menjalankan pekerjaannya. Pelaku profesi harus selalu bersikap adil,
mementingkan profesi, dan memikirkan kepentingan masyarakat.
Ikatan Akuntan Indonesia yang selanjutnya disebut IAI, adalah organisasi profesi yang
menaungi seluruh Akuntan Indonesia. Sebutan IAI dalam Bahasa Inggris adalah Institute of
Indonesia Chartered Accountants. IAI menjadi satu-satunya wadah yang mewakili profesi
akuntan Indonesia secara keseluruhan, baik yang berpraktik sebagai akuntan sektor
publik, akuntan sektor privat, akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan
pajak, akuntan forensik, dan lainnya.
IAI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 dengan dua tujuan yaitu:
IAI bertanggungjawab menyelenggarakan ujian sertifikasi akuntan profesional ( ujian Charte
red Accountant-CA Indonesia), menjaga kompetensi melalui penyelenggaraan pendidikan
profesional berkelanjutan, menyusun dan menetapkan kode etik, standar profesi, dan standar
akuntansi, menerapkan penegakan disiplin anggota, serta mengembangkan profesi akuntan
Indonesia. IAI merupakan anggota International Federation of Accountants (IFAC), organisasi
profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih 3 juta akuntan yang bernaung dalam 170
asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 130 negara. Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki
komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi
dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota sekaligus
pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA). Saat ini IAI menjadi sekretariat permanen
AFA.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas
adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan
patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas
mengharuskan Seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi dapat menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil dalam hal
tidak terdapat aturan, standar, panduan khusus atau menghadapi pendapat yang
bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya dengan bertanya
apakah anggota telah melakukan apa yang seseorang berintegritas akan lakukan dan
apakah anggota telah menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk
menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika. Integritas juga mengharuskan
anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan kehati-hatian profesional.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta
bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Anggota
bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan objektivitas
mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktik public memberikan jasa atestasi,
perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan
keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam
kapasitas keuangan dan manajemennya di industry, pendidikan, dan pemerintahan.
Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk ke dalam profesi.
Apapun jasa atau kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan
memelihara objektivitas. Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik
berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan objektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi
dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahakan pengetahuan dan
keterampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien
atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa professional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik legislasi dan teknik yang paling mutakhir. Kehati-
hatian professional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan dan pengalaman.Anggota seyogyanya tidak menggambarkan dirinya memiliki
keahlian atau pengalaman yang tidak mereka punyai. Dalam semua penugasan dan dalam
semua tanggung jawabnya, setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai
tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan
memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi. Kompetensi menunjukkan terdapatnya
pencapaian dan pemeliharan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasan dengan kemudahan dan
kecerdikan. Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung-jawabnya kepada penerima
jasa dan public. Kehati-hatian professional mengharuskan anggota untuk merencanakan
dan mengawasi secara seksama setiap kegiatan professional yang menjadi tanggung-
jawabnya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban professional atau hokum
untuk mengungkapkannya. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati
kerasihaan informasi tentang klien yang diperoleh melalui jasa professional yang
diberikannya, kerahasiaan harus dijaga oleh anggota, anggota mempunyai kewajiban
untuk memastikan bahwa staf di bawah pengawasannya dan orang-orang yang diminta
nasihat dan bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan, kerahasiaan tidaklah semata-
mata masalah pengungkapan informasi, anggota yang mempunyai akses terhadap
informasi rahasia tentang penerima jasa tidak boleh mengungkapkannya ke public,
kepentingan umum dan profesi menuntuk bahwa standar profesi yang berhubungan
dengan kerahasiaan didefinisikan terdapat panduan mengenai sifat dan luas kewajiban
kerahasiaan.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi, kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi hams dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggunga-jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja, dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profeisonal yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunya kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Standar teknis dan
standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia, International Federation of Accountants, Badan Pengatur,
dan Peraturan Perundang-undangan yang relevan.
3.1 Kesimpulan
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang
khusus (profesi) didalam kehidupan manusia. Dan seorang professional di dalam dunia kerja
juga memiliki kebebasan. Mereka harus bertanggung jawab kepada kehidupan orang lain dan
masyarakat umum. Profesionalisme dalam kerja sangat penting untuk mengetahui batasan-
batasan dan peraturan etika profesional sebagai seorang pekerja. Prinsip etika profesi dalam
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya
kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini meminta komitmen untuk
berperilaku terhomat. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan,
melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas. Mereka juga mendidik dan melatih
orang-orang yang ingin masuk ke dalam profesi. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan
informasi tentang klien yang diperoleh melalui jasa professional yang diberikannya. Anggota
mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf di bawah pengawasannya dan orang-orang
yang diminta nasihat. Artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus
baik serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai. Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat
dari tindakan dari pelaksanaan profesi.
3.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah juga akan memberikan saran kepada para pembaca, agar
pembaca bisa lebih memahami arti dari prinsip profesi dalam perkerjaan khususnya dalam
lembaga publik. Etika pelayanan publik sebaiknya disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
melakukan pelayanan kepada masyarakat, karena sebagian besar pelayan masyarakat belum
mengetahui etika pelayanan kepada masyarakat. Sebagian mungkin masih belum mengetahui
bagaimana seharusnya tindakan untuk melayani masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hnuhrina. (2014, November 15). Prinsip Etika IAI Ikatan Akuntansi Indonesia. Retrieved from Blogspot:
https://hnurina.blogspot.com/2014/11/prinsip-etika-iai-ikatan-akuntan.html
Rahmalia, N. (2022, Mei 23). Etika Profesi: Pengertian, Prinsip, Tujuan, Manfaat, Skill yang Diperlukan.
Retrieved from glints.com: https://glints.com/id/lowongan/etika-profesi/#.Yr1XIXZBzIU