Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PUBLIC RELATION & CUSTOMER SERVICE

"KODE ETIK DAN PUBLIKASI HUMAS"

Dosen Penampu :
Ns. Muhammad Firdaus, S.kep, MMR

Disusun Oleh :
1. M BAHRUL ILMI 21001001
2. MUTIARA CAHAYA R 21001009
3. MUTIARA LIMBONG 21001010
4. PUTRI INDRIANI 21001011
5. TISKA AMALIA 21001013

PROGRAM STUDI S1.ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS AWAL BROS
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah etika profesi
humas dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang etika profesi humas ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru , 18 oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 latar belakang...............................................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1.Kode Etik Humas.............................................................................................................6
2.2 Kode Tingkah Laku Profesional International Public Relation Association (IPRA).....10
2.3 Kode Tingkah Laku Profesional Institut Public Relation (IPR).....................................11
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

PR (public relations) atau humas merupakan suatu profesi, dimana fungsi dan
kegunaanya di terapkan pada organisasi pemerintahan maupun swasta. Humas atau hubungan
masyarakat adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat
memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi. sebagai profesi,
humas atau PR mempunyai etika yang harus di terapkan dan dijalankan.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan Humas (Public Relations) menurut Frank Jefkins
adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana baik kedalam
maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Etika merupakan cabang dari filsafat dimana mempelajari pandangan-pandangan dan


persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan yang kadang-kadang
orang memakai dengan istilah filsafat etika, filsafat moral, filsafat susila.etika ilmu yang
mempelajari apa yang benar dan apa yang salah, fungsi praktis dari etika adalah memberikan
pertimbangan dalam berprilaku. Tujuan mempelajari etika, untuk mendapatkan konsep yang
sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu
tertentu pengertian baik sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan
memberikan perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara
positif) Pengertian buruk segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Akan tetapi pada kenyataanya tidak semua praktisi humas professional menerapkan etika
dalam menjalankan profesi kehumasanya. karena kurang menyadari atau bahkan kurang
perduli,betapa pentingnya etika profesi dalam menjalankan profesi kehumasanya.maka dari
itu makalah ini di buat dengan harapan dapat mengetahui pentinhnya etika profesi dalam
dunia kehumasan.
Kode etik profesi adalah suatu tuntutan, bimbingan atau pedoman moral atau
kesusilaan untuk suatu profesi tertentu atau merupakan daftar kewajiban dalam
menjalankan suatu profesi yang di susun oleh para anggota profesi itu sendiri dan
mengikat mereka dalam praktek. Dengan demikian maka kode etik profesi berisi nilai-

4
5

nilai etis yang ditetapkan sebagai sarana pembimbing dan pengendali bagaimana
seharusnya atau seyogyanya pemegang profesi bertindak atau berperilaku atau berbuat
dalam menjalankan profesinya. Jadi nilai-nilai yang terkandung dalam kode etik
profesi adalah nilai-nilai etis.1 Kode etik profesi lahir dari dalam lembaga atau
organisasi profesi itu sendiri yang kemudian mengikat secara moral bagi seluruh
anggota yang tergabung dalam organisasi profesi yang satu dengan organisasi lainnya
memiliki rumusan kode etik profesi yang berbeda-beda, baik unsur normanya maupun
ruang lingkup dan wilayah berlakunya.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa itu kode etik?
2. Apa itu humas?
3. Bagaimana Fungsi Kode Etik dalam Kegiatan Humas?
4. Apa saja Macam-Macam Kode Etik Humas?
5. Apa saja Contoh Kode Etik Humas
6. Bagaimana KODE TINGKAH LAKU PROFESIONAL
7. INTERNATIONAL PUBLIC RELATIONS ASSOCIATION (IPRA)?
8. Bagaimana KODE TINGKAH LAKU PROFESIONAL
9. INSTITUT PUBLIC RELATIONS (IPR)?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulis membuat makalah ini adalah kita biasa mengetahui tentang etika, norma-
norma, kaidah dan etiket profesi humas.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai etika,
norma-norma, kaidah dan etiket profesi humas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Kode Etik Humas

a. Pengertian Kode Etik


Secara umum kode etik merupakan suatu sistem norma, nilai, dan aturan profesional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan
apa yang tidakbaik. Kode etik juga menyatakan perbuatan apa saja yang harus dilakukan dan
perbuatan apa sajayang harus dihindari. Singkatnya, kode etik adalah suatu pola aturan, tata
cara, pedoman, danbatasan-batasan ketika melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan
tujuan untuk meningkatakankualitas anggota perusahaan. Kode etik biasanya berupa aturan
tertulis yang sistematis dan dengansengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada
dan ketika dibutuhkan dapat difungsikansebagaimana mestinya.

b. Fungsi Kode Etik dalam Kegiatan Humas

Menurut Gibson dan Michel (1945:449) fungsi dari kode etik adalah sebagai pedoman
atauperlindungan dalam pelaksanaan tugas profesional dan pedoman bagi masyarakat sebagai
seorangprofesional. Sedangakan menurut Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan 3
fungsi dari kode etik,yaitu:

1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah :


Dengan adanya kode etik yang mengatur hubungan antara praktisi humas dengan
pihakpemerintah akan semakin memperjelas tentang apa yang boleh dilakukan
dan apa yang tidakboleh dilakukan. Hal ini menjadi sangat penting, karena dengan
terjalinya hubungan baik denganpihak pemerintah sebagai pemangku kebijakan
suatu daerah tentunya sangat berpengaruhterhadap jalanya perusahaan, sehingga
adanya kode etik ini dapat meminimalisir tindak semena-mena pemerintah
terhadap perusahaan.
2. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi
Dengan adanya kode etik humas akan memberikan penjelasan tentang bagaimana
cara menjalinhubungan yang baik dengan rekan kerja, yang tentunya akan sangat
berpengaruh terhadapperforma dan motivasi kerja dari masing-masing aggota
humas.
3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi

6
7

Dengan adanya kode etik humas tentunya sangat berkaitan dengan hasil kerja para
praktisi dalamprofesi humas. Praktisi humas yang bijaksana tidak akan
memberikan kemudahan terhadappenyelewengan kerja, yang mana tindakan
tersebut akan berdampak negatif baik terhadap dirinyasendiri maupun terhadap
perusahaan. Praktisi humas yang baik, yang taat terhadap kode etikadalah mereka
yang meminimalisir sekecil apapun kesalahan dalam berkeja serta menjaga
namabaik profesinya.

c. Macam-Macam Kode Etik Humas


Ada 4 macam kode etik yang harus praktisi humas taati. Keempat kode etik tersebut
adalah sebagaiberikut:
a. Code of conduct , yaitu etika perilaku sehari-hari terhadap integritas pribadi,
klien dan majikan,media dan umum, serta perilaku terhadap rekan seprofesi.
b. Code of profession , yaitu etika dalam melaksanakan tugas/profesi humas.
c. Code of publication , yaitu etika dalam kegiatan proses dan teknis publikasi.
d. Code of enterprise , yaitu menyangkut aspek peraturan pemerintah seperti
hukum perizinan danusaha, hak cipta, merk, dll.

d. Pentingya Kode Etik Bagi Praktisi Humas


Seorang praktisi humas dikatakan profesional apabila pribadinya mampu memahami
danmenerapkan kode etik dengan benar sesuai profesi yang di embannya dan
memberikan dampak yang positif baik bagi profesinya maupun bagi dirinnya sendiri.
Sebagai contoh seorang humas dituntut memiliki kemampuan seperti
berkomunikasi,mengorganisir, bergaul, berelasi, dan berkepribadian yang kuat. Selain itu
juga harus memilikiketrampilan yang tinggi dalam bidang penguasaan teknologi
informasi untuk menunjang tuntutan pekerjaanya. Dari kemampuan dan ketrampilan
tersebut dapat dikatakan bahwa seorang praktisi humas adalah seorang yang profesional
jika mampu memnjalankannya sesuai kode etik yang telah ditetapkan.
Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini serta tantangan masa depan yang
semakinbesar, yang ditandai dengan munculnya kebebasan pers, kebebasan mengeluarkan
pendapat danberekspresi, terlebih dalam bidang teknologi dan informasi seorang praktisi
humas dalammelaksanakan peran dan aktivitasnya tidak boleh lepas dari kode etik yang
dimilikinya.
Karena kodeetik itulah yang menjadi standart moral yang harus dipengang oleh para
praktisi humas agar dirinyatetap hidup. Kesadaran memegang teguh kode etik
berpengaruh terhadap posisi dirinya dimatamasyarakat. Ia juga dapat menjalankan tugas
dan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab dansetiap kemampuan dan ketrampilan
yang dimilikinya dapat diolah dengan baik untuk menciptakankonsep kerja yang baik
terhadap perusahaan yang diwakilinya, masyarakat dan lebih besar lagidampaknya adalah
bagi dirinya sendiri.
8

e. Dampak Tidak Dijalankannya Kode Etik Humas

Kode etik humas merupakan acuan dari setiap kebijakan yang diambil praktisi humas
dalammenjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Seorang humas profesional akan
bekerja denganpenuh kesadaran terhadap kode etik yang dimiliki, maka ia akan bekerja
sesuai dengan kemampuanterbaik dan memperhatikan semua pekerjaannya agar sesuai
dengan kode etik.
Dampak dari tidak dijalankannya kode etik humas berpengaruh terhadap praktisi
humassendiri maupun perusahaan.
Bagi praktisi humas yang bekerja tidak sesuai kode etik akan mendapatkan penilaian
negatifdari rekan sejawat, yang terparah adalah penurunan pangkat atau bahkan
dikeluarkan dari tempatkerjanya.
Bagi perusahaan yang tidak menjalankan kode etiknya maka akan mendapatkan citra
negatifdi masyarakat, dan apabila citra ini berkembang maka akan sangat mempengaruhi
kinerja Perusahaan

f. Contoh Kode Etik Humas

Kode Etik Profesi Perhumas Indonesia


Dijiwai oleh Pancasila maupun UUD 1945 sebagai landasan tata kehidupan nasional;
Diilhami olehPiagam PBB sebagai landasan tata kehidupan internasional; Dilandasi
oleh Deklarasi Asean (8 Agustus 1967) sebagai pemersatu bangsa-bangsa Asia
Tenggara; dan dipedomi oleh cita-cita,keinginan dan tekad untuk mengamalkan sikap
dan perilaku kehumasan secara professional; kamipara anggota Perhimpunan
Hubungan Masyarakat Indonesia – PERHUMAS INDONESIA sepakatuntuk
mematuhi Kode ETik Kehumasan Indonesia, dan bila terdapat bukti-bukti diantara
kami dalammenjalankan profesi kehumasan ternyata ada yang melanggarnya, maka
hal itu sudah tentumengakibatkan diberlakukannya tindak organisasi terhadap
pelanggarnya.

Pasal I

KOMITMEN PRIBADI
Anggota PERHUMAS harus :

1. Memiliki dan menerapkan standar moral serta reputasi setinggi mungkin dalam
menjalankanprofesi kehumasan
2. Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatan
kepentinganIndonesia3
9

3. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antar warga Negara Indonesia


yang serasi dalnselaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Pasal II

PERILAKU TERHADAP KLIEN ATAU ATASAN


Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:

1. Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau atasan.


2. Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang bersaing
tanpapersetujuan semua pihak yang terkait.
3. Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan oleh klien atau atasan,
maupun yang pernahdiberikan oleh mantan klien atau mantan atasan.
4. Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung merendahkan
martabat, klienatau atasan, maupun mantan klien atau mantan atasan
5. Dalam memberi jasa-jasa kepada klien atau atasan, tidak akan menerima
pembayaran, komisiatau imbalan dari pihak manapun selain dari klien atau
atasannya yang telah memperolehkejelasan lengkap.
6. Tidak akan menyerahkan kepada calon klien atau calon atasan bahwa pembayaran
atau imbalan jasa-jasanyaharus didasarkan kepada hasil-hasil tertentu, atau tidak
akan menyetujui perjanjianapapun yang mengarah kepada hal yang serupa

Pasal III
PERILAKU TERHADAP MASYARAKAT DAN MEDIA MASSA
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:

1. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan


masyarakat sertaharga diri anggota masyarakat
2. Tidak melibatkan diri dalam tindak memanipulasi intergritas sarana maupun jalur
komunikasimassa
3. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan
sehingga dapatmenodai profesi kehumasan
4. Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia

Pasal IV
PERILAKU TERHADAP SEJAWAT
Praktisi Kehumasan Indonesia harus:

1. Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak professional
sejawatnya.Namun bila ada sejawat bersalah karena melakukan tindakan yang
tidak etis, yang melanggarhukum, atau yang tidak jujur, termasuk melanggar Kode
Etik Kehumasan Indonesia, maka bukti-bukti wajib di sampaikan kepada Dewan
Kehormatan PERHUMAS INDONESIA.
10

2. Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk menggantikan
kedudukan sejawatnya.
3. Membantu dan berkerja sama dengan sejawat di seluruh Indonesia untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi Kode Etik Kehumasan ini.

2.2 Kode Tingkah Laku Profesional International Public Relation Association


(IPRA)

Kode tingkah laku di bawah ini disetujui oleh IPRA pada sidang umumnya di Venesia
pada Mei 1961 dan mengikat semua anggota perhimpunan tersebut.
1. Integritas Pribadi dan Profesional Seperti diketahui bahwa integritas pribadi berarti
terpeliharanya baik standar moral yang tinggi maupun reputasi yang baik. Sedang
integritas profesional artinya ketaatan pada anggaran dasar, peraturan dan khususnya
kode tersebut sebagaimana disetujui IPRA.

2. Tingkah Laku Terhadap Klien dan Majikan

a) Seorang anggota mempunyai kewajiban umum berurusan secara jujur terhadap


klien atau majikan, dulu atau sekarang.
b) Seorang anggota hendaknya tidak mewakili kepentingan yang berlawanan atau
bersaing tanpa izin mereka yang bersangkutan.
c) Seorang anggota hendaknya menjaga kepercayaan klien atau majikan baik dulu
atau sekarang.
d) Seorang anggota hendaknya tidak memakai metode yang cenderung menghina
klien atau majikan anggota lainnya.
e) Dalam kegiatan pelayanan bagi klien atau majikan seorang anggota hendaknya
tidak menerima bayaran, komisi atau barang apapun lainnya yang bertalian
dengan pelayanan ini dari seseorang selain klien atau majikan tanpa izin klien
atau majikan, yang diberikan setelah pengungkapan fakta sepenuhnya.
f) Seorang anggota hendaknya tidak mengusulkan kepada calon klien atau majikan
bahwa bayarannya atau penggantian lain tergantung pada prestasi hasil-hasil
tertentu, begitu juga hendaknya tidak mengadakan persetujuan pembayaran
apapun dengan akibat yang sama.

3. Tingkah Laku Terhadap Media dan Umum

a) Seorang anggota hendaknya melakukan kegiatan-kegiatan profesionalnya


sejalan dengan kepentingan umum dan dengan penuh hormat demi martabat
pribadi.
11

b) Seorang anggota hendaknya tidak melakukan kegiatan dalam praktik apapun


yang cenderung merusak integritas saluran-saluran komunikasi umum. Kode
Etik Humas /Versi Indonesia/ Erlina 2
c) Seorang anggota hendaknya tidak menyebarkan dengtan sengaja informasi
palsu atau menyesatkan.
d) Seorang anggota hendaknya di setiap waktu berusaha memberikan gambaran
seimbang dan terpercaya terhadap organisasi yang dilayaninya.
e) Seorang anggota hendaknya tidak membentuk organisasi apapun untuk tujuan
tertentu, tetapi sebenarnya untuk kepentingan khusus yang tidak diungkapkan
atau probadi anggota atau klien atau majikan, demikian juga hendaknya ia
tidak menggunakan organisasi itu atau organisasi yang ada semacam itu.

4. Tingkah Laku Terhadap Rekan

a) Seorang anggota hendaknya tidak dengan sengaja mencemarkan reputasi


professional atau praktek anggota lainnya. Namun demikian, jika seorang
anggota memiliki bukti bahwa anggota lain telah melakukan kesalahan yang
tidak etis, illegal atau praktek-praktek tak jujur yang melanggar kode ini,
hendaknya ia menyerahkan informasi itu kepada dewan IPRA.
b) Seorang anggota hendaknya tidak mencari mengganti anggota lainnya dengan
majikan atau klien.
c) Seorang anggota hendaknya bekerja sama dengan para anggota lainnya dalam
menegakkan dan melaksanakan kode ini.

2.3 Kode Tingkah Laku Profesional Institut Public Relation (IPR)

Kode ini menegaskan dan melaksanakan alinea 3 (a) (ii) Memorandum IPR menurut
“sasaran-sasaran” pokok, yakni “untuk mendorong dan membantu mengembangkan
ketaatan standar professional yang tinggi para anggotanya dan untuk mengadakan dan
menetapkan standar-standar semacam itu’. Humas terkait dengan akibat tingkah laku pada
reputasi. Prinsip-prinsip di bawah ini telah diletakkan untuk diwujudkan dalam konsep ini
dan meningkatkan hubungan antara para anggota lembaga dan masyarakat kepada siapa
mereka secara langsung atau tak langsung bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
mereka.
1. Standar Tingkah Laku Profesional. Seorang anggota, dalam pelaksanaan kegiatan
profesionalnya, hendaknya menghormati kepentingan umum dan martabat pribadi.
Adalah tanggung jawab pribadinya pada setiap saat untuk berurusan dengan jujur
terhadap klien dan majikannya, dulu atau sekarang, dengan sesame anggota, dengan
media komunikasi dan masyarakat.
12

2. Penyebaran Informasi. Seorang anggota hendaknya tidak secara sengaja atau secara
menyebarkan informasi salah atau menyesatkan, dan hendaknya menggunakan
ketelitian yang tepat untuk menghindari perbuatan kurang hati-hati demikian. Ia
mempunyai tugas positif untuk memelihara integritas dan keakuratan.
3. Media Komunikasi. Seorang anggota hendaknya tidak terjun dalam setiap praktik
yang cenderung merusak integritas media komunikasi.
4. Kepentingan yang tak diungkap. Seorang anggota hendaknya tidak menjadi pihak
kegiatan apapun yang secara sengaja berusaha untuk menyembunyikan atau
menyesatkan dengan berusaha untuk Kode Etik Humas /Versi Indonesia/ Erlina 3
menyembunyikan suatu kepentingan tersamar atau tak diungkap sambil tampaknya
memajukan yang lainnya. Adalah kewajiban anggota menjamin agar kepentingan
sebenarnya organisasi apapun dengan mana ia boleh jadi terkait asecara profesiona
dinyatakan secara memadai.
5. Informasi rahasia. Seorang anggota hendaknya tidak membeberkan, kecuali atas
perintah pengadilan yang berwenang, atau menggunakan informasi yang diberikan
atau diperboleh secara rahasia dari majikan atau kliennya, dulu atau kini, bagi
kepentingan pribadi atau sebaliknya tanpa memperoleh izin.
6. Pertentangan Kepentingan. Seorang anggota hendaknya tidak mewakili kepentingan
yang bertentangan atau bersaingan tanpa mendapat izin pihak-pihak yang terlibat,
setelah pembeberan sepenuhnya suatu fakta.
7. Sumber Pembayaran. Seorang anggota, selama menunaikan tugas profesionalnya
terhadap majikan atau klien hendaknya tidak menerima pembayaran dalam bentuk
uang tunai atau sejenisnya dalam kaitan pelayanan tersebut dari sumber apapun tanpa
izin majikan atau klien.
8. Pembeberan Kepentingan Keuangan. Seorang anggota yang mempunyai kepentingan
keuangan dalam sebuah organisasi hendaknya tidak menganjurkan penggunaan
organisasi tersebut, atau memanfaatkan jasanya atau nama klien atau majikan, tanpa
menyatakan kepentingannya.
9. Pembayaran Tergantung Atas Prestasi. Seorang anggota hendaknya tidak
berundingatau menyepakati persyaratan dengan calon majikan atau klien kecuali atas
dasar pembayaran tergantung pada prestasi humas khusus mendatang.
10. Menambah Anggota Lain. Seorang anggota yang mencari pekerjaan atau bisnis baru
melalui pendekatan langsung atau pribadi kepada majikan atau klien potensial,
hendaknya mengambil semua langkah yang pantas untuk memastikan apakah
pekerjaan atau bisnis sudah dilaksanakan oleh anggota lainnya. Jika demikian,
langkah itu hendaknya menjadi tugasnya untuk menasehati anggota lain tersebut,
sebeluim pendekatan apapun yang ia usulkan kepada majikan atau klien
bersangkutan. (Tak ada dalam ketentuan ini harus diambil karena menghalangi
seorang anggota dari periklanan umum mengenai pelayannya).
11. Hadiah Kepada Pemegang Jabatan Pemerintah. Seorang anggota hendaknya tidak,
dengan maksud untuk memajukan kepentingannya, atau mereka yang menjadi
majikan atau kliennya, memberikan atau menawarkan hadiah apapun kepada
seseorang yang memegang jabatan pemerintahan kalau tindakan itu tidak sejalan
dengan kepentingan umum.
13

12. Pekerjaan Anggota Perlemen. Seorang anggota yang mempekerjakan seorang anggota
parlemen, atau badan legislative lainnya, dalam kaitannya masalah-masalah parlemen,
apakah dalam kedudukan konsultan atau eksekutif, hendaknya mengungkapkan fakta
itu, yang memasukkannya dalam daftar yang tersedia bagi maksud tersebut. Seorang
anggota lembaga yang dirinya adalah anggota parlemen hendaknya secara langsung
bertanggung jawab terhadap pengungkapan atau yang menyebabkan diungkapkannya
kepada Sekjen lembaga informasi apapun semacam ini, tentang apapun yang mungkin
berkaitan dengan dirinya. (Pencatatan yang dimaksud dalam klausa ini hendaknya
terbuka bagi pemeriksaan umum di kantor-kantor lembaga pada jam kerja).
13. Pencemaran Terhadap Anggota Lain. Seorang anggota hendaknya tidak secara dengki
mencemarkan reputasi professional atau praktik anggota lainnya.
14. Instruksi Orang Lain. Seorang anggota yang sengaja menyebabkan atau
memperkenankan orang lain atau organisasi un tuk bertindak yang tidak taat atas kode
ini atau pihak yang bertindak seperti itu dia akan dianggap melanggar kode ini.
15. Reputasi Profesi. Seorang anggota hendaknya tidak bertingkah laku dengan cara
apapun yang dapat merusak reputasi lembaga atau profesi humas. Kode Etik
Humas /Versi Indonesia/ Erlina 4
16. Menegakkan Kode. Seorang anggota hendaknya menjunjung tinggi kode ini, bekerja
sama dengan anggota lainnya sedemikian rupa dan dalam melaksanakan pelbagai
keputusan atas masalah apapun yang muncul akibat penerapan keputusan itu. Jika
seorang anggota mempunayi alas an untuk mempercayai bahwa anggota lainnya telah
melakukan praktek-praktek yang mungkin akan melanggar kode ini, sudah menjadi
tugas semua anggota untuk membantu lembaga melaksanakan kode ini, dan lembaga
akan mendukung setiap anggota yang berbuat demikian.
17. Profesi lainnya. Seorang anggota hendaknya bila bertindak atas nama klien atau
majikan yang berasal dari suatu profesi lain dan hendaknya tidak dengan sengaja
menjadi pihak yang akan melanggar kode seperti itu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kode Etika kehumasan sangatlah penting, dengan adanya etika dalam


humasmenjadikan kontrol bagi pribadi humas maupun industri kehumasan itu sendiri.
Etika juga dapat berperan untuk mengukur dan melihat profesionalisme yang dimiliki
pribadi humas. Oleh karena itu dalam industri kehumasan sikap atau etika yang baik
wajib dimiliki oleh seorang humas. Maka bagi seseorang dalam industri
kehumasansangatlah penting untuk memiliki pemahaman mengenai etika. Karena industri
humasmeliputi pengertian dan menuju kepada kemauan baik, dan reputasi yang
tergantung pada kepercayaan. Berlaku jujur adalah jalan yang terbaik karena
hubunganmasyarakat tidak akan berjalan tanpa adanya kepercayaan. Selain itu pula etika
dapat berperan dalam pembuktian profesionalitas yang dimiliki oleh pribadi
humas itu sendiri Seperti yang telah disebutkan di bab sebelumnya, Public Relations
merupakan bagian dari perusahaan yang berhubungan dengan komunikasi perusahaan
dengan stakeholdernya (Cutlip, Center, Broom, 2006:6), dimana Public Relations ini
masih sering disalahartikan sebagai marketing. Oleh karena itu, responden diuji tingkat
pengetahuannya, melalui kuesioner yang melingkupi tiga indikator, yaitu definisi Public
Relations,fungsi dan peran Public Relations, dan Public Relations sebagai profesi,
sehingga keluar hasilnya bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang
sedang terhadap profesi Public Relations.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini
bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan
bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus kami.

14

Anda mungkin juga menyukai