Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang kode
etik dan tanggung jawab profesi dari mata kuliah etika profesi.

Makalah ini dimaksudkan sebagai penjelasan ringkas dari kode etik dan tanggung jawab
profesi. Dengan membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan
mengerti tentang etika profesi serta dapat memahami faktor dan hal-hal yang
berhubungan dengan etika profesi.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai apa
itu kode etik dan tanggung jawab profesi dan apa saja jenis jenis etika yang banyak
belum diketahui dan dipahami oleh para mahasiswa.

Dalam penulisan makalah ini, Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu Penulis sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah
ini Penulis buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......i
Daftar Isi..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah..................2
1.3 Manfaat Penulisan Masalah....3
1.4 Permasalahan......3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Etika Profesi ................4
2.1.1 Kode Etik Profesi..................4
2.2 Macam-Macam Etika ...................5
2.2.1 Etika Deskriptif .................5
2.2.2 Etika Normatif ..................5
2.3 Fungsi Kode Etik ..................6
2.4 Profesi .....7
2.5 Etika Profesi ..................7
2.6 Kode Etik Profesi .................8
2.7 Penyalahgunaan Profesi .............8
2.8 Penjelasan Mengapa Kode Etik Profesi Sangat Penting ..9

Kode Etik Profesi ..9


2.10 Beberapa Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi ...10
2.11 Pentingnya Kode Etik Dan Tanggung Jawab Profesi ..10
2.12 Manfaat Etika Profesi & Tanggung Jawab Profesi...............11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................................................14
3.2 Saran ....................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat
tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan demikian kode etik
dan tanggung jawab profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas
dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan
apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh
seorang profesional.
Perkataan profesi dan profesional sudah sering digunakan dan mempunyai beberapa
arti. Dalam percakapan sehari-hari, perkataan profesi diartikan sebagai pekerjaan
(tetap) untuk memperoleh nafkah (Belanda; baan; Inggeris: job atau occupation), yang
legal maupun yang tidak. Jadi, profesi diartikan sebagai setiap kegiatan tetap tertentu
untuk memperoleh nafkah yang dilaksanakan secara berkeahlian yang berkaitan
dengan cara berkarya dan hasil karya yang bermutu tinggi dengan menerima bayaran
yang tinggi. Keahlian tersebut diperoleh melalui proses pengalaman, belajar pada
lembaga pendidikan (tinggi) tertentu, latihan secara intensif, atau kombinasi dari
semuanya itu.
Pengemban profesi adalah orang yang memiliki keahlian yang berkeilmuan dalam
bidang tertentu. Karena itu, ia secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan warga
masyarakat yang memerlukan pelayanan dalam bidang yang memerlukan keahlian
berkeilmuan itu. Pengemban profesi yang bersangkutan sendiri yang memutuskan
tentang apa yang harus dilakukannya dalam melaksanakan tindakan pengembanan
profesionalnya. Ia secara pribadi bertanggung jawab atas mutu pelayanan jasa yang
dijalankannya. Karena itu, hakikat hubungan antara pengemban profesi dan pasien atau
kliennya adalah hubungan personal, yakni hubungan antar subyek pendukung nilai.
Makalah ini memuat tentang pentingnya etika profesi, kode etik dan tanggung jawab
profesi. Kode etik di susun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi
memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru, pustakawan, pengacara
dan pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar kode etik
tidak selalu berarti melanggar hukum. Bila seorang dokter di anggap melanggar kode
etik tersebut, maka dia akan di periksa oleh majelis kode etik kedokteran indonesia
bukannya oleh pengadilan.
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang
telah bersatu dengan pikiran, jiwa, dan perilaku tenaga professional. Dengan membaca
makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang yang disebut
etika profesi dan juga dapat memahami faktor dan hal hal yang berhubungan dengan
etika dan tangguprofesi. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi
hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit
professional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat
mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya.
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
1. Sebagai wawasan pengetahuan perkembangan kode etik dan tanggung jawab
profesi.
2. Memberikan pengetahuan baru bagi pembaca,khususnya bagi penulis tentang
pentingnya kode etik dan tanggung jawab profesi.
3. Untuk mengetahui akibat yang akan terjadi apabila kode etik profesi tidak ada
1.3 Manfaat Penulisan Makalah
1. Berbagi informasi baru tentang pentingnya kode etik.
2. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan khusus nya bagi penulis.
3. Dapat mengetahui dan memahami tujuan dari kode etik dan tanggung jawab profesi.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan beberapa
masalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa pentingnya kode etik profesi ?
2. Apa fungsi dari kode etik profesi ?
3. Mengapa kode etik profesi sangat penting?
4. Seberapa penting kode etik dan tanggung jawab profesi ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pentingnya Etika Profesi


2.1.1 Kode Etik Profesi
Apa itu kode etik? Kode etik adalah merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang
secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada
saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala
macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik.
Dengan demikina kode etik adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok
sosial (profesi) itu sendiri. Sedanglan Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah
laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut E.Holloway dikutip dari Shidarta, kode etik itu memberi petunjuk untuk hal-hal
sebagai berikut:
1. Hubungan antara klien dan penyandang profesi;
2. Pengukuran dan standar evaluasi yang dipakai dalam profesi;
3. Penelitian dan publikasi/penerbitan profesi;
4. Konsultasi dan praktik pribadi;
5. Tingkat kemampuan kompetensi yang umum;
6. Administrasi personalia;
7. Standar-standar untuk pelatihan.

Ditambahkan oleh Holloway, bahwa kode etik (standar etika) tersebut mengandung
beberapa tujuan sekaligus, yaitu untuk:
1. Menjelaskan dana menetapkan tanggung jawab kepada klien, lembaga (institution),
dan masyarakat pada umumnya;
2. Membantu penyandang profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat
kalau mereka menghadapi dilema-dilema etis dalam pekerjaannya;
3. Membiarkan profesi menjaga reputasi (nama baik) dan fungsi profesi dalam masyarakat
melawan kelakuan buruk dari anggota-anggota tertentu dari profesi itu;
4. Mencerminkan pengharapan moral dari komunitas masyarakat (atas pelayanan
penyandang profesi itu kepada masyarakat);
5. Merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atas kejujuran dari
penyandang profesi itu sendiri.
Biasanya kode etik tidak pernah dianggap sebagai bagian dari hukum positif suatu
negara, Namun disadari atau tidak, kode etik dapat saja secara diam-diam diadopsi
menjadi salah satu jenis sumber formal hukum.
2.2 Macam-Macam Etika
2.2.1 Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu
yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa
adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait
dengan situasi dan realitas yang membudaya. Da-pat disimpulkan bahwa tentang
kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang
dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

2.2.2 Etika Normatif


Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan
apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma- norma yang
dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan meng- hindarkan hal-hal yang
buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

2.3 Fungsi Kode Etik


Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan
Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai
seorang professional.
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : 1.
Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. (2). Mencegah terjadinya
pertentangan internal dalam suatu profesi. (3). Melindungi para praktisi dari kesalahan
praktik suatu profesi.
Salah satu contoh diambil contoh empat fungsi kode etik guru bagi guru itu
sendiri, antara lain :
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan
pemerintah.
3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab
pada profesinya.
4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan
profesinya dalam melaksanakan tugas.
Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan
berupa helping relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan yang bersifat membantu
dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan
peserta didik. Dengan ditandai adanya perilaku4 empati,penerimaan4dan penghargaan,
kehangatan dan perhatian, keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang
guru. Seorang guru apabila ingin menjadi guru yang professional harusnya mendalami
serta memiliki etika diatas tersebut.
Etika Hubungan garis dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya
kepercayaan. Bahwa guru percaya kepada pimpinan dalam meberi tugas dapat dan
sesuai dengan kemampuan serta guru percaya setiap apa yang telah dikerjakan
mendapatkan imbalan dan sebaliknya bahwa pimpinan harus yakin bahwa tugas yang
telah diberikan telah dapat untuk dilaksanakan.Guru sangat perlu memelihara
hubungan baik dengan masyarakat untuk kepentingan pendidikan. Guru juga harus
menghayati apa saja yang menjadi tanggung jawab tugasnya.

2.4 Profesi
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat
dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi
belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang
diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk menyatakan suatu
pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang
mendasari praktek pelaksaan, dan penguasaan teknik intelektual yang merupakan
hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Adapun hal yang perlu
diperhatikan oleh para pelaksana profesi.

2.5 Etika Profesi


Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sangatlah
perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien
atau objek). Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan
masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai
suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh
seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi seseorang dibidang komputer misalnya
pada kasus kejahatan komputer yang berhasil mengcopy program komersial untuk
diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak pencipta atas program yang dikomesikan itu.
Sehingga perlu pemahaman atas etika profesi dengan memahami kode etik profesi.

2.6 Kode Etik Profesi


Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana seseorang
sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga
hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi :
Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan
social).
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

2.7 Penyalahgunaan Profesi


Dalam bidang computer sering terjadi penyalahgunaan profesi contohnya
penjahat berdasi yaitu orang-orang yang menyalahgunakan profesinya dengan cara
penipuan kartu kredit, cek, kejahatan dalam bidang komputer lainnya yang biasa
disebut Cracker dan bukan Hacker, sebab Hacker adalah Membangun sedangkan
Cracker Merusak. Hal ini terbukti bahwa Indonesia merupakan kejahatan komputer di
dunia diurutan 2 setelah Ukraine. Maka dari itu banyak orang yang mempunyai profesi
tetapi tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode Etik tertentu dalam profesi yang
mereka miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong kepentingan
masyarakat, tapi sebaliknya masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang
menyalahgunakan profesi.

2.8 Penjelasan Mengapa Kode Etik Profesi Sangat Penting


a. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga
individu-individu daoat berperilaku secara etis.
b. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan
perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan
bisnisnya.
c. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah
profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
d. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan
nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya
perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.

2.9 Pelanggaran Kode Etik Profesi


Terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh anggota kelompok profesi dari
kode etik profesi di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba
menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
Karena kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan
berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi.

2.10 Beberapa Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi


1) Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang
terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan terkadang sangat jauh dari
kenyataan.
2) Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan
idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi bisa menjadi pajangan tulisan berbingkai.
3) Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan
sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional.
4) Memberi peluang kepada profesional yang untuk berbuat menyimpang dari kode etik
profesinya.

2.11 Pentingnya Kode Etik Dan Tanggung Jawab Profesi


Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat. Beberapa alasan tersebut
adalah:
a. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga
individu-individu daoat berperilaku secara etis.
b. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan
perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan
bisnisnya.
c. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah
profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
d. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan
nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya
perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.

2.12 Manfaat Etika Profesi & Tanggung Jawab Profesi


Etika profesi pada awalnya terbentuk guna kepentingan kelompok profesi itu
sendiri karena bermula dari pemasalahan-permasalahan yang imbul, dalam
perkembangannya sesuai dengan situasi dan kondisi ilmu pengetahuan filsafat yang
terkait dengan etika maka berkembang menjadi lebih maju sesuai dengan hasil
penelitian empiris yang didukung oleh norma yang ada diperoleh suatu hipotesa dan
sampailah pada hasil akhir profesi guna kepentingan masyarakat dengan konsekuensi
logis etika profesi merefleksikan kinerjanya secara etis atas kebutuhan masyarakat.
Etika profesi merupakan bagian dari kebutuhan profesi dalam system pergulatan profesi
baik diantara profesi itu sendiri maupun terhadap masyarakat.
Perkembangan masyarakat yang makin majemuk , mengglobal, berkembang maju
baik bidang ekonomi, teknologi, serta bidang yang lain. Komunikasi antar daerah
maupun negara makin cepat membuktikan mobilitas masyarakat makin meninggi dan
tidak terkendali. Seiring dengan hal tersebut maka peran profesi makin dibutuhkan baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. Kualitas dari profesi harus makin meningkat guna
mengimbangi kemajuan jaman serta kuantitas dari bertambahnya jenis kebutuhan
penanganan oleh profesi akibat kemajuan dari berbagai bidang merupakan tantangan
profesi yang harus didukung perangkat etika profesi yang memadai sebagai suatu
tanggung jawab profesi. Tanggung jawab etika profesi tidak dapat lepas dari manfaat
etika profesi.

Adapun manfaat etika profesi dalam perkembangan terdiri dari:


(a) Manfaat terhadap diri sendiri. Penyandang profesi memiliki kesempatan luas untuk
mengabdikan diri demi kepentingan publik.
(b) Manfaat terhadap masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh pelayanan sesuai dengan
kebutuhannya mengingat profesi memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki pihak lain.
(c) Manfaat terhadap negara. Penyandang profesi dapat berperan serta memajukan negara
dengan keahlian bidang tertentu yang dimilikinya. Segala bidang dalam aktifitas negara
saling terkait, apabila segala bidang kehidupan dapat berjalan dengan maksimal maka
mekanisme pembangunan dalam segala bidang menjadi maju yang berdampak pada
kemajuan negara.
(d) Manfaat terhadap hukum. Negara kita adalah negara hukum dan hukum sebagai
panglima yang tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap hukum menjadi
panutan bagi profesi sesuai pandangan segala segi kehidupan harus berpatokan pada
hukum yang berlaku. Profesi hukum merupakan profesi yang terdepan dalam berupaya
menegakkan hukum berfungsi sebagai panutan bagi profesi selain hukum dan
masyarakat.

Setiap orang memiliki kebebasan baik secara natural maupun secara yuridis untuk
menentukan sikap dalam kehidupan sehari-hari termasuk memilih pekerjaan/profesi
yang akan digeluti. Kebebasan tersebut menimbulkan konsekuensi logis terhadap
dampak positif maupun negatif yang harus diterima dengan analogi segala langkah
kehidupan tidak dapat lepas dari efek positif dan efek negatif. Tanggung jawab tidaklah
dapat lepas dari akibat kebebasan memilih yang harus diterima dengan lapang dada.
Kebebasan tidaklah dapat dilaksanakan dengan sebebas-bebasnya mengingat
kebebasan dapat menyentuh hak hukum atau kebebasan orang lain. Kebebasan harus
diartikan sebagai kebebasan hukum yakni kebebasan sesuai ketentuan hukum yang
berupaya mengcover moral , hukum kebiasaan, dan adat istiadat yang berlaku
dimasyarakat.
Tanggung jawab merupakan bentuk pelaksanaan kewajibannya dan yang tak kalah
pentingnya tanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat. Tanggung jawab oleh
sebagian ahli hukum diartikan sebagai tanggung gugat. Tanggung gugat sebenarnya
merupakan tanggung jawab atas tuntutan hukum, tapi disisi lain terdapat tanggung
jawab moral yang tidak dapat digantikan oleh tanggung gugat secara hukum, bahkan
moral pertanggungjawabannya diwakilkan pada kode etik melalui Dewan Kehormatan.
Terdapat pertanggungjawaban lain yang tidak dapat terselesaikan yaitu tanggung
jawab hati nurani serta dampaknya terhadap nama baik penyandang profesi.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat
penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode
etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis,
tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis.
Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak
adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau
di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena
tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu
sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat
juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus
dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode
etik itu sendiri harus menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.
Dengan membuat kode etik, tanggung jawab profesi sendiri akan menetapkan
hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai nilai moral yang dianggapnya hakiki.
Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan
nilainilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging
dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga
dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat
berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus.

Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran itu timbul dari Diri kita masing -
masing yang sebentar lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang komputer disetiap
tempat kita bekerja, dan selalu memahami dengan baik atas Etika Profesi yang
membangun dan bukan untuk merugikan orang lain.

3.2. Saran
Agar tidak menyimpang dari kode etik yang berdampak pada profesionalitas kerja
maka :
1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik dan tanggung jawab profesi
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang di
jalani.
3. Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan pentingnya kode etik dan
tanggung jawab profesi.
4. Kode etik yang diterapkan hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang
memungkinkan untuk dapat dijalankan bagi kelompok profesi.
5. Terhadap pelaksanaan profesi hendaknya menjalankan profesi yang jalani sesuai
dengan kode etik yang ditetapkan agar profesi yang dijalani sesuai dengan
tuntutannya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa
mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan demikian kode etik dan tanggung
jawab profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang
harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
Perkataan profesi dan profesional sudah sering digunakan dan mempunyai beberapa arti.
Dalam percakapan sehari-hari, perkataan profesi diartikan sebagai pekerjaan (tetap) untuk
memperoleh nafkah (Belanda; baan; Inggeris: job atau occupation), yang legal maupun yang
tidak. Jadi, profesi diartikan sebagai setiap kegiatan tetap tertentu untuk memperoleh nafkah
yang dilaksanakan secara berkeahlian yang berkaitan dengan cara berkarya dan hasil karya yang
bermutu tinggi dengan menerima bayaran yang tinggi. Keahlian tersebut diperoleh melalui
proses pengalaman, belajar pada lembaga pendidikan (tinggi) tertentu, latihan secara intensif,
atau kombinasi dari semuanya itu.
Pengemban profesi adalah orang yang memiliki keahlian yang berkeilmuan dalam bidang
tertentu. Karena itu, ia secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan warga masyarakat yang
memerlukan pelayanan dalam bidang yang memerlukan keahlian berkeilmuan itu. Pengemban
profesi yang bersangkutan sendiri yang memutuskan tentang apa yang harus dilakukannya dalam
melaksanakan tindakan pengembanan profesionalnya. Ia secara pribadi bertanggung jawab atas
mutu pelayanan jasa yang dijalankannya. Karena itu, hakikat hubungan antara pengemban
profesi dan pasien atau kliennya adalah hubungan personal, yakni hubungan antar subyek
pendukung nilai.
Makalah ini memuat tentang pentingnya etika profesi, kode etik dan tanggung jawab
profesi. Kode etik di susun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi memiliki
kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru, pustakawan, pengacara dan pelanggaran
kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar
hukum. Bila seorang dokter di anggap melanggar kode etik tersebut, maka dia akan di periksa
oleh majelis kode etik kedokteran indonesia bukannya oleh pengadilan.
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah
bersatu dengan pikiran, jiwa, dan perilaku tenaga professional. Dengan membaca makalah ini
diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang yang disebut etika profesi dan juga
dapat memahami faktor dan hal hal yang berhubungan dengan etika dan tangguprofesi. Oleh
karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan
dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit professional tersebut ada kesadaran kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada
masyarakat yang memerlukannya.

1.2. Tujuan Penulisan Makalah


1. Sebagai wawasan pengetahuan perkembangan kode etik dan tanggung jawab profesi.
2. Memberikan pengetahuan baru bagi pembaca,khususnya bagi penulis tentang pentingnya kode
etik dan tanggung jawab profesi.
3. Untuk mengetahui akibat yang akan terjadi apabila kode etik profesi tidak ada
1.3 Manfaat Penulisan Makalah
1. Berbagi informasi baru tentang pentingnya kode etik.
2. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan khusus nya bagi penulis.
3. Dapat mengetahui dan memahami tujuan dari kode etik dan tanggung jawab profesi.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan beberapa masalah
ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa pentingnya kode etik profesi ?
2. Apa fungsi dari kode etik profesi ?
3. Mengapa kode etik profesi sangat penting?
4. Seberapa penting kode etik dan tanggung jawab profesi ?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Kode Etik Profesi

Kode etik adalah merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja
dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat
difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional
umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Dengan demikina kode etik adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena
segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri. Sedanglan Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut E.Holloway dikutip dari Shidarta, kode etik itu memberi petunjuk untuk hal-hal sebagai
berikut:
1. Hubungan antara klien dan penyandang profesi;
2. Pengukuran dan standar evaluasi yang dipakai dalam profesi;
3. Penelitian dan publikasi/penerbitan profesi;
4. Konsultasi dan praktik pribadi;
5. Tingkat kemampuan kompetensi yang umum;
6. Administrasi personalia;
7. Standar-standar untuk pelatihan.

Ditambahkan oleh Holloway, bahwa kode etik (standar etika) tersebut mengandung beberapa
tujuan sekaligus, yaitu untuk:
1. Menjelaskan dana menetapkan tanggung jawab kepada klien, lembaga (institution), dan
masyarakat pada umumnya;
2. Membantu penyandang profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka
menghadapi dilema-dilema etis dalam pekerjaannya;
3. Membiarkan profesi menjaga reputasi (nama baik) dan fungsi profesi dalam masyarakat melawan
kelakuan buruk dari anggota-anggota tertentu dari profesi itu;
4. Mencerminkan pengharapan moral dari komunitas masyarakat (atas pelayanan penyandang
profesi itu kepada masyarakat);
5. Merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atas kejujuran dari penyandang profesi
itu sendiri.
Biasanya kode etik tidak pernah dianggap sebagai bagian dari hukum positif suatu negara,
Namun disadari atau tidak, kode etik dapat saja secara diam-diam diadopsi menjadi salah satu
jenis sumber formal hukum.

2. Macam-Macam Etika
*Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika
deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan
perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.
Da-pat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam
suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat
bertindak secara etis.

*Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai
dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma- norma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan meng- hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma
yang disepakati dan berlaku di masyarakat

3. Fungsi Kode Etik


Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson dan
Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan
tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : 1.
Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. (2). Mencegah terjadinya pertentangan
internal dalam suatu profesi. (3). Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Salah satu contoh diambil contoh empat fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri,
antara lain :
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan pemerintah.
3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada
profesinya.
4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya dalam
melaksanakan tugas.
Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa
helping relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan
mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik. Dengan
ditandai adanya perilaku4 empati,penerimaan4dan penghargaan, kehangatan dan perhatian,
keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang guru. Seorang guru apabila ingin
menjadi guru yang professional harusnya mendalami serta memiliki etika diatas tersebut.
Etika Hubungan garis dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya kepercayaan. Bahwa
guru percaya kepada pimpinan dalam meberi tugas dapat dan sesuai dengan kemampuan serta
guru percaya setiap apa yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan dan sebaliknya bahwa
pimpinan harus yakin bahwa tugas yang telah diberikan telah dapat untuk dilaksanakan.Guru
sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat untuk kepentingan pendidikan. Guru
juga harus menghayati apa saja yang menjadi tanggung jawab tugasnya.

4. Kode Etik Advokat

Kode etik advokat adalah Kode Etik Advokat Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 23
Mei 2002 berdasarkan kesepakatan 7 (tujuh) organisasi advokat Indonesia yang terdiri dari:
1. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN);
2. Asosiasi Advokat Indonesia (AAI);
3. Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI);
4. Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI);
5. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM);
6. Serikat Pengacara Indonesia (SPI);
7. Himpunan advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI).

Berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat


menyatakan Kode etik dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Profesi Advokat yang telah
ditetapkan oleh Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan
Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI),
Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), dan
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), pada tanggal 23 Mei 2002 dinyatakan
mempunyai kekuatan hukum secara mutatis mutandis menurut Undang-Undang ini sampai ada
ketentuan yang baru yang dibuat oleh Organisasi Advokat.
Selanjutnya organisasi advokat Kongres Advokat Indonesia telah menetapkan Kode Etik
Advokat Indonesia dengan surat keputusan kongres advokat indonesia i tahun 2008 nomor:
08/kai-i/v/2008 tentang kode etik advokat indonesia pada tanggal 30 mei 2008.

5. Kode Etik Hakim


Untuk jabatan hakim, Kode Etik Hakim disebut Kode Kehormatan Hakim berbeda dengan
notaris dan advokat. Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional.
Oleh karena itu Kode Kehormatan Hakim memuat 3 jenis etika, yaitu :
1. Etika kedinasan pegawai negeri sipil
2. Etika kedinasan hakim sebagai pejabat fungsional penegak hukum.
3. Etika hakim sebagai manusia pribadi manusia pribadi anggota masyarakat.
Uraian Kode Etik Hakim meliputi :
1. Etika keperibadian hakim
2. Etika melakukan tugas jabatan
3. Etika pelayanan terhadap pencari keadilan
4. Etika hubungan sesama rekan hakim
5. Etika pengawasan terhadap hakim.
Dari kelima macam uaraian kode etik ini akan kita lihat apakah Kode Etik Hakim memiliki
upaya paksaan yang berasal dari undang-undang.
1. Etika keperibadian hakim
Sebagai pejabat penegak hukum, hakim :
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Menjunjung tinggi, citra, wibawa dan martabat hakim
c. Berkelakuan baik dan tidak tercela
d. Menjadi teladan bagi masyarakat
e. Menjauhkan diri dari eprbuatan dursila dan kelakuan yang dicela oleh masyarakat
f. Tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat hakim
g. Bersikap jujur, adil, penuh rasa tanggung jawab
h. Berkepribadian, sabar, bijaksana, berilmu
i. Bersemangat ingin maju (meningkatkan nilai peradilan)
j. Dapat dipercaya
k. Berpandangan luas
2. Etika melakukan tugas jabatan
Sebagai pejabat penegak hukum, hakim :
a. Bersikap tegas, disiplin
b. Penuh pengabdian pada pekerjaan
c. Bebas dari pengaruh siapa pun juga
d. Tidak menyalahgunakan kepercayaan, kedudukan dan wewenang untuk kepentingan pribadai atau
golongan
e. Tidak berjiwa mumpung
f. Tidak menonjolkan kedudukan
g. Menjaga wibawa dan martabat hakim dalam hubungan kedinasan
h. Berpegang teguh pada Kode Kehormatan Hakim
3. Etika pelayanan terhadap pencari keadilan
Sebagai pejabat penegak hukum, hakim :
a. Bersikap dan bertindak menurut garis-garis yang ditentukan di dalam hukum acara yang berlaku
b. Tidak memihak, tidak bersimpati, tidak antipati pada pihak yang berperkara
c. Berdiri di atas semua pihak yang kepentingannya bertentangan, tidak membeda-bedakan orang
d. Sopan, tegas, dan bijaksana dalam memimpin sidang, baik dalam ucapan maupun perbuatan
e. Menjaga kewibawaan dan kenikmatan persidangan
f. Bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keadilan
g. Memutus berdasarkan hati nurani
h. Sanggup mempertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
4. Etika hubungan sesama rekan hakim
Sebagai sesama rekan pejabat penegak hukum, hakim :
a. Memlihara dan memupuk hubungan kerja sama yang baik antara sesam rekan
b. Memiliki rasa setia kawan , tenggang rasa, dan saling menghargai antara sesama rekan
c. Memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadap korp hakim
d. Menjaga nama baik dan martabat rekan-rekan , baik di dalam maupun di luar kedinasan
e. Bersikap tegas. Adil dan tidak memihak.
f. Memelihara hubungan baik dengan hakim bawahannya dan hakim atasannya.
g. Memberi contoh yang baik di dalam dan di luar kedinasan.
5. Etika pengawasan terhadap hakim.
Di dalam urusan Kode Kehormatan Hakim tidak terdapat rumusan mengenai pengawasan
dan sanksi ini. Ini berarti pengawasan dan sanksi akibat pelanggaran Kode Kehormatan Hakim
dan pelanggaran undang-undang. Pengawasan terhadap hakim dilakukan oleh Majelis
Kehormatan Hakim. Menurut ketentuan pasal 20 ayat (3) Undang-Undang No.2 Tahun 1986
tentang Peradilan umum; Pembentukan, susunan, dan tata kerja Majelis Kehormatan Hakim serta
tata cara pembelaan diri ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung bersama-sama Menteri
Kehakiman. [3]
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat
penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada,
pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya
selalu didampingi refleksi etis.
Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah
bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu
saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh
cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa
menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan,
tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya
dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil SELF REGULATION
(pengaturan diri) dari profesi.
Dengan membuat kode etik, tanggung jawab profesi sendiri akan menetapkan hitam atas
putih niatnya untuk mewujudkan nilai nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan
pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilainilai dan cita-cita yang
diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan
harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain
yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di
awasi terus menerus.

Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran itu timbul dari Diri kita masing - masing
yang sebentar lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang komputer disetiap tempat kita
bekerja, dan selalu memahami dengan baik atas Etika Profesi yang membangun dan bukan untuk
merugikan orang lain.

3.2. Saran
Agar tidak menyimpang dari kode etik yang berdampak pada profesionalitas kerja maka :
1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik dan tanggung jawab profesi
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang di jalani.
3. Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan pentingnya kode etik dan
tanggung jawab profesi.
4. Kode etik yang diterapkan hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang memungkinkan untuk
dapat dijalankan bagi kelompok profesi.
5. Terhadap pelaksanaan profesi hendaknya menjalankan profesi yang jalani sesuai dengan kode
etik yang ditetapkan agar profesi yang dijalani sesuai dengan tuntutannya.
DAFTAR PUSTAKA
Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia ( Cet. I; Jakarta: Sinar
Grafika, 2006 ), h. 16.
Sufirman Rahman dan Qamar Nurul, Etika Profesi Hukum ( Cet. I; Makassar: Pustaka
Refleksi, 2014 ), h. 76-77.
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum ( Cet. III., Bandung: PT Citra Aditya Bakti,
2006), h. 74.
http://duniabaca.com/pengertian-etika-dan-macam-macamnya.html, di akses tanggal 27 mei
2015

Anda mungkin juga menyukai