Anda di halaman 1dari 9

PELANGGARAN

KODE ETIK

KELOMPOK 5

DEVI ATMAJAYANTI. F

IIN KURNIA TASRY

MASRITA

RISKA YANTI HAMID

SRIYATNI

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pelanggaran Kode Etik ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak H. Effendy Rasiyanto,
M.Kes. selaku Dosen mata kuliah Etika Profesi yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pelanggaran Kode Etik. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kat-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Makassar, 09 November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1

B. TUJUAN..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI.......................................................................2

B. PENYEBAB PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI.....................................................2

Penyebab pelanggaran kode etik yaitu :.........................................................................2

C. SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI:..........................................................4

BAB III PENUTUP................................................................................................5


A. KESIMPULAN..........................................................................................................5

B. SARAN....................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika.
Meskipun sudah ada aturan yang mengatur tentang kode etik profesi, namun
seperti kita lihat saat ini masih sangat banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran
ataupun penyalah gunaan profesi. Untuk itu penulis akan membahas tentang
sanksi atas pelanggaran kode etik profesi.

B. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Profesi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI


Pelanggaran kode etik adalah terjadinya penyimpangan yang dilakukan
oleh anggota kelompok profesi dari kode etik profesi di mata masyarakat. Oleh
karena itu, kelompok profesi harus mencoba menyelesaikan berdasarkan
kekuasaannya sendiri. Karena kode etik profesi merupakan produk etika terapan
karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi.

B. PENYEBAB PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI


Penyebab pelanggaran kode etik yaitu :
a. Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta
yang terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan terkadang sangat
jauh dari kenyataan.
b. Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan
mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi bisa menjadi
pajangan tulisan berbingkai.
c. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi
dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan
kesadaran profesional.
d. Memberi peluang kepada profesional yang untuk berbuat menyimpang dari
kode etik profesinya.

Penyebab lain pelanggaran kode etik profesi yaitu :


a. Organisasi profesi tidak di lengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan dalam suatu kode etik.
b. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang substansi kode etik profesi dan
juga karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi itu sendiri
c. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur masing-masing profesi.

2
d. Kesadaran yang tidak etis dan moralitas diantara para pengemban profesi
untuk menjaga martabat luhur masing-masing profesi

Upaya yang mungkin dilakukan dalam pelanggaran kode etik profesi


1. Klausul penundukan pada undang-undang
a. Setiap undang-undang mencantumkan dengan tegas sanksi yang
diancamkan kepada pelanggarnya. Dengan demikian, menjadi
pertimbangan bagi warga, tidak ada jalan lain kecuali taat, jika terjadi
pelanggaran berarti warga yang bersangkutan bersedia dikenai sanksi yang
cukup memberatkan atau merepotkan baginya. Ketegasan sanksi undang-
undang ini lalu diproyeksikan dalam rumusan kode etik profesi yang
memberlakukan sanksi undang-undang kepada pelanggarnya.
b. Dalam kode etik profesi dicantumkan ketentuan: “Pelanggar kode etik
dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan undang- undang yang
berlaku “.
2. Legalisasi kode etik profesi
a. Dalam rumusan kode etik dinyatakan, apabila terjadi pelanggaran,
kewajiban mana yang cukup diselesaikan oleh Dewan Kehormatan, dan
kewajiban mana yang harus diselesaikan oleh pengadilan.
b. Untuk memperoleh legalisasi, ketua kelompok profesi yang bersangkutan
mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat agar
kode etik itu disahkan dengan akta penetapan pengadilan yang berisi
perintah penghukuman kepada setiap anggota untuk mematuhi kode etik
itu.
c. Jadi, kekuatan berlaku dan mengikat kode etik mirip dengan akta
perdamaian yang dibuat oleh hakim. Apabila ada yang melanggar kode
etik, maka dengan surat perintah, pengadilan memaksakan pemulihan itu.

3
C. SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI:
a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu
dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya
adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga
berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika
ketahuan teman sejawat melanggar kode etik.
Ketentuan ini merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud
dalam kode etik, seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri,
demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap
pelanggar. Namun demikian, dalam praktek sehari-hari kontrol ini tidak berjalan
dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggota-anggota
profesi, seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat yang
melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu solidaritas antara
kolega ditempatkan diatas kode etik profesi dan dengan demikian maka kode etik
profesi itu tidak tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan
etika profesi diatas pertimbangan-pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing
pelaksana profesi harus memahami betul tujuan kode etik profwsi baru kemudian
dapat melaksanakannya.

4
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelanggaran kode etik adalah terjadinya penyimpangan yang dilakukan
oleh anggota kelompok profesi dari kode etik profesi di mata masyarakat.
penyebab pelanggaran kode etik profesi yaitu idealisme yang terkandung dalam
kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi, memungkinkan para
profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode
etik profesi, merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan
sanksi keras, memberi peluang kepada profesional yang untuk berbuat
menyimpang dari kode etik profesinya.

B. SARAN
Kita harus lebih memahami bagaimana kode etik dari berbagai profesi
yang kita emban, agar kedepannya dapat menghindarkan kita dari penyimpangan-
penyimpangan pelanggaran terhadap kode etik.

5
DAFTAR PUSTAKA

IAI, Standar Profesional Akuntan Publik/SPAP (Kode Etik Akuntan Indonesia dan
Aturan Etika Profesi Akuntan Publik). 2001. Jakarta : Salemba Empat.

Kunarto, DRS. Etika Profesi. 1997. Jakarta : PT. Cipta Manunggal.

Anda mungkin juga menyukai