KELOMPOK 1
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi Etika 3
B. Definisi Moral 4
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika dan moral merupakan dua istilah yang sejak dulu kala hingga sekarang
terus diperbincangkan oleh para ahli, terutama di dunia filsafat dan pendidikan.
Kedua istilah ini cukup menarik untuk dikaji mengingat keduanya berbicara tentang
baik dan buruk, benar dan salah, atau yang seharusnya dilakukan dan yang
seharusnya ditinggalkan. Etika dan moral selalu menghiasi kehidupan manusian
dalam segala aspek kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut.
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Etika
Kata “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu Ethos. Dalam bentuk
tunggal kata ethos memiliki beberapa makna yakni: tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara
berpikir. Sedang bentuk jamak dari ethos, yaitu ta etha, berarti adat kebiasaan.
Dalam arti terakhir inilah terbentuknya istilah “etika” yang oleh Aristoteles,
seorang filsuf besar Yunani kuno (381-322 SM), dipakai untuk menunjukkan
filsafat moral. Karena itu, dalam arti yang terbatas etika kemudian berarti ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (Bertens, 2002:
4).
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008) kata etika diartikan dengan: (1) ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral;
(2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; dan (3) asas perilaku
yang menjadi pedoman (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008:402). Dari tiga definisi ini
bisa dipahami bahwa etika merupakan ilmu atau pemahaman dan asas atau dasar
terkait dengan sikap dan perilaku baik atau buruk.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah suatu
ilmu yang membahas tentang arti baik dan buruk, benar dan salah kemudian
manusia menggunakan akal dan hati nuraninya untuk mencapai tujuan hidup yang
baik dan benar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Selain itu, teori etika
berorientasi kepada cara pandang atau sudut pengambilan pendapat tentang
bagaimana harusnya manusia tersebut bertingkah laku di masyarakat.
3
B. Definisi Moral
Kata “moral” berasal dari bahasa Latin, mores, jamak dari mos yang berarti
kebiasaan, adat (Bertens, 2002: 4). Dalam Kamus Bahasa Indonesia moral diartikan
sebagai: (1) (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila; dan (2) kondisi mental yang
membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, bersedia
berkorban, menderita, menghadapi bahaya, dsb; isi hati atau keadaan perasaan
sebagaimana terungkap dalam perbuatan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 1041).
Secara umum makna moral ini hampir sama dengan etika, namun jika dicermati
ternyata makna moral lebih tertuju pada ajaran-ajaran dan kondisi mental seseorang
yang membuatnya untuk bersikap dan berperilaku baik atau buruk. Jadi, makna
moral lebih aplikatif jika dibandingkan dengan makna etika yang lebih normatif.
Kata moral selalu mengarah kepada baik buruknya perbuatan manusia. Inti
pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai
dari baik atau buruk perbutaannya. Kata lain yang juga lekat dengan kata moral
adalah moralitas, amoral, dan immoral. Kata moralitas (Inggris: morality)
4
sebenarnya sama dengan moral (Inggris: moral), namun moralitas bernuansa
abstrak. Moralitas bisa juga dipahami sebagai sifat moral atau keseluruhan asas dan
nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk (Bertens, 2002: 7). Kata amoral dan
immoral memiliki makna yang sama, yakni lawan dari kata moral. Amoral berarti
tidak bermoral, tidak berakhlak (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 53). Sedang kata
immoral tidak termuat dalam Kamus Bahasa Indonesia. Kata ini adalah kata Inggris
yang berarti tidak sopan, tunasusila, jahat, dan asusila (Echols & Shadily, 1995:
312).
Untuk menilai etika seseorang dalam bermasyarakat itu baik atau buruk, tidak
bisa hanya dipandang dari satu sisi. Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk
menentukan etika seseorang itu dinilai baik atau buruk. Dalam satu keadaan tertentu
kadang etika seseorang dianggap buruk, namun ketika dilihat dari sudut yang lain
maka hal tersebut justru dinilai baik. Contonhya ketika Nabi Musa AS berguru dan
melakukan perjalanan bersama Nabi Khidzir AS. Nabi Musa AS selalu merasa tidak
setuju terhadap segala hal yang dilakukan oleh Nabi Khidzir AS karena merasa
bahwa semua hal tersebut bertentangan dengan norma-norma yang selama ini ia
mengerti. Namun ketika di akhir perjalanan Nabi Khidzir AS menjelaskan alasan
kenapa dia melakukan semua hal tersebut, Nabi Musa AS seketika merasa menyesal
dan kemudian mengagumi perbuatan Nabi Khidzir AS.
5
Begitulah ukuran baik buruknya sebuah etika tidak dapat disimpulkan
seenaknya saja. Ada beberapa pandangan dan aliran mengenai kriteria penilaian
baik dan buruk sebuah etika.
Naturalisme
Individualisme
Hedonisme
6
kenyataannya kita melihat bahwa kaum hedonis tidakn pernah mencapai tujuannya.
Upaya manusia sesungguhnya yang dilakukan manusia adalah “hal-hal yang
menimbulkan kenikmatan”, tetapi bukan kenikmatan itu sendiri. Sempalan paham
hedonism antara lain terungkap dalam pola materialism.
Eudaemonisme
Eudaemonisme berasal dari kat Yunani , yaitu demon yang bisa berarti roh
pengawal yang baik, kemajuran atau keuntungan. Orang yang telah mencapai
tingkatan. “eudaemonia” akan memiliki keinsyafan tentang kepuasan yang
sempurna, tidak saja secara jasmani tetapi juga rohani. Eudaemonisme mencita-
citakan suasana batiniah yang disebut “bahagia”. Ia mengajarkan bahwa
kebahagiaan merupakan kebaikan tertinggi. Manusia yang hidup didunia ini
sesungguhnya hanya mencari satu kata: bahagia, yang menjadi persoalan ialah
bahwa kata “bahagia” itu sendiri selalu bermakna ganda dan kebahagiaan terlalu
sulit untuk diukur.
Utilitarianisme
Idealisme
Paha mini timbul dari kesadaran akan adanya lingkungan normativitas bahwa
terdapat kenyataan yang bersifat normative yang memberi dorongan kepada
7
manusia untuk berbuat. Salahsatu keunggulan dari ajaran idealism adalah
pengakuannya tentang dualism manusia, bahwa manusia terdiri dari jasmani dan
rohani.
Etika berasal dari bahasa Yunani etos, yang artinya kebiasaan atau watak,
sedangkan moral berasal dari bahasa Latin mos (jamak: mores) yang artinya cara
hidup atau kebiasaan. Dari istilah ini muncul pula istilah morale atau moril, tetapi
artinya sudah jauh sekali dari pengertian asalnya. Moril bisa berarti semangat atau
dorongan batin. Disamping itu terdapat istilah norma yang berasal dari bahasa
Latin. (norma: penyiku atau pengukur), dalam bahasa inggris norma berarti aturan
atau kaidah. Dalam kaitannya dalam perilaku manusia, norma digunakan sebagai
pedoman atau haluan bagi perilaku yang seharusnya dan juga untuk menakar atau
menilai sebelum ia dilakukan.
Menurut Solomon, terdapat perbedaan antara etika, moral, dan moralitas. Etika
sendiri lebih merujuk pada dua hal, yang pertama, etika berkenaan dengan disiplin
ilmu yang mempelajari nilai nilai yang dianut oleh manusia beserta pembenarannya
8
(etika merupakan cabang filsafat). Kedua, etika merupakan pokok permasalahan di
dalam disiplin ilmu itu sendiri yaitu nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang
mengatur tingkah laku manusia.
Sedangkan moral lebih menekankan pada karakter dan sifatsidat individu yang
khusus, diluar ketaatan pada peraturan. Oleh karenanya moral merujuk kepada
tingkah laku yang bersifat spontan seperti rasa kasih, kemurahan hari, kebesaran
jiwa, dll yang semuanya tidak terdapat dalam peraturan hukum..
Menurut Frankena, etika (ethic) merupakan salah satu cabang filsafat yang
mencakup filsafat moral atau pembenaran filosofis (philosophical judgements).
Sebagai suatu falsafah, etika berkenaan dengan moralitas beserta persoalan-
persoalan dan pembenarannya.
Terdapat perbedaan antara etika, moral dan moralitas, yaitu: etika cenderung
dipandang sebagai suatu cabang ilmu dalam filsafat yang mempelajari nilai-nilai
baiik dan buruk bagi manusia. De Vos mengatakan bahwa etika adalah ilmu
pengetahuan tentang kesusilaan atau moral. Sementara itu moral adalah hal-hal
yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang baik sebagai
“kewajiban” atau “norma”. Moral juga dapat diartikan sebagai sarana untuk
mengukur benar tidaknya tindakan manusia.
9
Disamping itu, etika lebih banyak dikaitkan dengan prinsipprinsip moral yang
menjadi landasan bertindak seseorang yang mempunyai profesi tertentu.
Sebaliknya, moral lebih tertuju pada perbuatan orang secara individual, moral
mempersoalkan kewajiban manusia sebagai manusia.
Pemikiran tentang etika berlangsung pada tiga aras: (1) filosofik, (2) sejarah,
dan (3) kategorial. Pada aras filosofik, etika dibahas sebagai bagian integral Filsafat,
disamping metafisika, Epistemologi, Estetika, dan sebangsanya. Pada aras sejarah,
etika dipelajari sebagai etika masyarakat tertentu pada zaman tertentu, misalnya
Greek and Graeco-Roman Ethics, Mediaeval Ethics, sedangkan etika pada aras
kategorial dibahas sebagai etika profesi, etika jabatan, dan etika kerja. Sebagai
bagian etika, Etika pemerintahan terletak pada aras kategorial, sedangkan sebagai
bagian Ilmu Pemerintahan, pada arasphilosophical.
10
Moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh seseorang
memiliki dorongan untuk melaksanakan tindakan tindakannya sesuai dengan
prinsip etika dan moral. Latar belakang budaya, pendidikan, pengalaman, dan
karakter individu adalah sebagian diantara faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat moralitas seseorang. Jadi, moralitas juga berkenaan dengan nilai-nilai etika
dan moral yang terdapat didalam nurani manusia beserta internalisasi nilai-nilai
tersebut dalam dirinya.
Telah disepakati bahwa moral merupakan daya dorong internal dalam hati
nurani manusia untuk mengarah kepada perbuatan-perbuatan baik dan menghindari
perbuatan-perbuatan buruk. Oleh sebab itu unsur filosofis yang menentukan
rangsangan psikologis tersebut banyak kaitannya dengan “nilai atau value” yang
dianut oleh seseorang.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu Ethos. Dalam bentuk
tunggal kata ethos memiliki beberapa makna yakni: tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan
cara berpikir.
etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang arti baik dan buruk, benar dan
salah kemudian manusia menggunakan akal dan hati nuraninya untuk mencapai
tujuan hidup yang baik dan benar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Selain
itu, teori etika berorientasi kepada cara pandang atau sudut pengambilan pendapat
tentang bagaimana harusnya manusia tersebut bertingkah laku di masyarakat.
Kata moral selalu mengarah kepada baik buruknya perbuatan manusia. Inti
pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai
dari baik atau buruk perbutaannya. Kata lain yang juga lekat dengan kata moral
adalah moralitas, amoral, dan immoral.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat
menerapkan etika dan moral yang baik dalam berinteraksi kepada sesama agar
terciptanya kehidupan bermasyarakat yang damai, rukun dan tenteram
12
DAFTAR PUSTAKA
Ropik, Ainur, Etika Dan Moralitas Organisasi Pemerintah, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi
Yuniningsih, Tri, 2011, Buku Ajar Mata Kuliah Etika Administrasi Publik,
Universitas Diponegoro, Semarang
http://eprints.undip.ac.id/58337/1/buku_ajar_etika_2017.pdf
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://staff.uny.ac.id/
sites/default/files/penelitian/dr-marzuki-mag/49-etika-dan-moral-dalam-
pembelajaran-marzuki-
2013.pdf&ved=2ahUKEwjZp6zy0qLkAhVBO48KHXsfCQoQFjABegQI
BBAB&usg=AOvVaw1pFKG7t6YrRRONa01v3oIW
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.walison
go.ac.id/6956/3/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjZp6zy0qLkAhVBO48
KHXsfCQoQFjACegQIAhAB&usg=AOvVaw0RI1CcU4sR83qPCL2Gad
H8
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.uin-
suka.ac.id/adab/thaqafiyyat/article/download/1305/787&ved=2ahUKEwjZ
p6zy0qLkAhVBO48KHXsfCQoQFjAEegQIBxAB&usg=AOvVaw1uWq
KdWs5zt_YEV1LCCxwY
13