Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA DAN MORAL


Makalah ini Di Susun Guna Untuk Memenuhi Tugas
Mata kuliah
Dosen Pengampu

PENYUSUN :

1. Hidayatullah : 22010640002

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)


INSTITUT AGAMA ISLAM DARUL A’MAL LAMPUNG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena atas limpahan karunia, rahmat,
dan hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul“ Etika Dan Moral "
dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kami, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

makalah ini disusun sebagai tugas kelompok matakuliah akidah akhlaq, kami berusaha
menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangunkan, kami terima dengan senang hati
demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para
pembacanya, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah ini kami
ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Metro 16 Maret 2023

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...

BAB I………………………………………………………………………………....

PENDAHULUAN…………………………………………………………………....

A. Latar Belakang………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………....
C. Tujuan Makalah……………………………………………………………....

BAB II………………………………………………………………………………..

PEMBAHASAN……………………………………………………………………..

A. Definisi Etika……………………………………………………………….....
B. Definisi Moral…………………………………………………………………
C. Dampak Modernisasi Terhadap Etika Dan Moral……………………………..
D. Dampak Globalisasi Terhadap Etika Dan Moral…………………………...…
E. Faktor Penyebab Perubahan Etika Dan Moral……………………………...…
F. Solusi Mengatasi Perubahan Etika Dan Moral……………………………......

BAB III……………………………………………………………………………….

PENUTUP……………………………………………………………………………

A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam mengatur berbagai aspek dalam kehidupan, antara lain : etika, moral
dan lain-lain. Semua tercantum dalam qur’an dan hadist. Timbulnya kesadaran akhlak
dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan corak hidup
manusia. Kajian terhadap etika dan moral, dewasa ini tumbuh dengan cepat. Berbagai
buku dan artikel tentang etika dan moral dapat kita jumpai di mana-mana. Dalam banyak
hal perkembangan itu sangat menggembirakan. Bandingkan dengan satu atau dua
dasawarsa yang lalu, sekarang ini lebih banyak yang memperhatikan masalah–masalah
moral dan mereka mencoba membangun masyarakat yang bermoral. Masalah moralitas
tidak bisa di pandang sebagai basa-basi belaka.
Dewasa ini keperihatinan atas masalah-masalah etis seringkali membangkitkan rasa
hormat, ketimbangan mencemooh. Diskusi atas masalah-masalah etis seringkali
meningkatkan kepekaan para pesertanya terhadap masalah-masalah moral yang sering di
bahas, walaupun diskusinya tersebut mungkin tidak dapat mengeluarkan jawaban-
jawaban pasti atas berbagai di lema moral yang telah dihadapi oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami bermaksud menyusun makalah ini dengan
alasan ingin mengetahuai lebih jauh lagi apa perbedaan antara akhlak, etika dan moral
serta ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara akhlak, etika dan moral dan dalil
apakah yang membahas lebih jelas lagi mengenai akhlak.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Apa definisi dari etika?
b. Apa definisi dari moral?
c. Bagaimana dampak modernisasi terhadap etika dan moral?
d. Bagaimana dampak globalisasi terhadap etika dan moral?
e. Apa sajakah faktor dari penyebab perubahan etika dan moral?
f. Bagaimana solusi terhadap perubahan etika dan moral?
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui definisi dari etika
b. Untuk mengetahui definisi dari moral
c. Untuk memahami dampak modernisasi terhadap etika dan moral
d. Untuk memahami dampak globalisasi terhadap etika dan moral
e. Untuk mengetahui faktor penyebab perubahan etika dan moral
f. Untuk mengetahui solusi penyebab perubahan etika dan moral
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti
kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika
bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. 1 Pengertian ini
menunjukan bahwa, etika ialah teori tentang perbuatan manusia yang ditimbang
menurut baik dan buruknya, yang juga merupakan pada inti sari atau sifat dasar
manusia: baik dan buruk manusia. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat
kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah
“etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (284-322 SM) sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral.
Jadi, kita membatasi diri pada asal-usul kata ini, maka “etika” berarti: ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. 2Etika dalam arti
lain merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan
perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain
aturan atau pola tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Dengan adanya
etika pergaulan dalam masyarakat akan terlihat baik dan buruknya. Kemudian, terkait
dengan terminologi etika. Terdapat istilah lain yang identik dengan kata ini, yaitu:
“Susila” (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup
(sila) yang lebih baik (su). Etika pada dasarnya mengamati realitas moral secara
kritis, dan etika tidak memberikan ajaran melainkan kebiasaan, nilai, norma dan
pandangan-pandangan moral secara kritis. etika lebih kepada mengapa untuk
melakukan sesuatu itu harus menggunakan cara tersebut.3
Dari beberapa pernyatan tentang etika, dapat disimpulkan bahwa, secara
umum asal-mula etika berasal dari filsafat tentang situasi atau kondisi ideal yang
harus dimiliki atau dicapai manusia. Etika juga suatu ilmu yang membahas baik dana
buruk dan teori tetang moral. Selain itu, teori etika berorientasi kepada cara pandang
atau sudut pengambilan pendapat tentang bagaimana harusnya manusia tersebut
bertingkah laku di masyarakat.

1
Haryo Kunto Wibisono, Linda Novi Trianta, Sri Widagdo, “Dimension of Pancasila Ethic in Bureaucracy:
Discourse of Governance,” Jurnal Fokus Vol. 12, No. 7 2015.
2
Mockh. Sya’roni, Etika Keilmuan: Sebuah Kajian Filsafat Ilmu, Jurnal Teologia, Vol. 25 No. 1, 2014.
3
Maidiantius Tanyid, Etika Dalam Pendidikan: Kajian Etis Tentang Krisis Moral Berdampak Pada Pendidikan,
Jurnal Jaffray, Vol. 12, 2 2012.
B.Definisi Moral
Adapun kata “moral” berasal dari bahasa Latin, mores, jamak dari mos yang
berarti kebiasaan, adat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia moral diartikan sebagai:
(ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai 4 perbuatan, sikap,
kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila kondisi mental yang membuat orang tetap
berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, bersedia berkorban, menderita,
menghadapi bahaya, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap
dalam perbuatan Secara umum makna moral ini hampir sama dengan etika, namun
jika dicermati ternyata makna moral lebih tertuju pada ajaran-ajaran dan kondisi
mental seseorang yang membuatnya untuk bersikap dan berperilaku baik atau buruk.
Jadi, makna moral lebih aplikatif jika dibandingkan dengan makna etika yang lebih
normatif. Dalam pandangan umum dua kata etika dan moral ini memang sulit
dipisahkan. Etika merupakan kajian atau filsafat tentang moral, dan moral merupakan
perwujudan etika dalam sikap dan perilaku nyata sehari-hari.
Kata moral selalu mengarah kepada baik buruknya perbuatan manusia. Inti
pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai
dari baik atau buruk perbutaannya. Kata lain yang juga lekat dengan kata moral
adalah moralitas, amoral, dan immoral. Kata moralitas sebenarnya sama dengan
moral (Inggris: moral), namun moralitas bernuansa abstrak. Moralitas bisa juga
dipahami sebagai sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan
baik dan buruk .
Kata amoral dan immoral memiliki makna yang sama, yakni lawan dari kata
moral. Amoral berarti tidak bermoral, tidak berakhlak Sedang kata immoral tidak
termuat dalam Kamus Bahasa Indonesia. Kata ini adalah kata Inggris yang berarti
tidak sopan, tunasusila, jahat, dan asusila.
Dalam berinteraksi di tengah-tengah masyarakat, etika dan moral sangat
diperlukan agar tercipta tatanan masyarakat yang damai, rukun, dan tenteram (etis
dan bermoral). Meskipun kedua kata ini secara mendalam berbeda, namun dalam
praktik sehari-hari kedua kata ini hampir tidak dibedakan. Dalam kehidupan sehari-
hari perbedaan konsep normatif tidaklah penting selama hasilnya sama, yakni
bagaimana nilai-nilai positif (baik dan benar) dapat diwujudkan dan nilai-nilai negatif
(buruk dan salah) dapat dihindarkan.4
4
Dr. Marzuki, M.Ag., “ETIKA DAN MORAL DALAM PEMBELAJARAN,” n.d.
C.Dampak Modernisasi Terhadap Etika Dan Moral
Modernisasi banyak membawa dampak bagi kehidupan semua orang, dari
tingkat kanak – kanak sampai tingkat orang tua. Dampak yang ditimbulkan bukan
saja dampak positif, tetapi juga dampak negative.lebih – lebih bagi anggota
masyarakat yang tidak banyak memperoleh nilai – nilai moral, terutama norma
agama.
Masalah – masalah sosial yang timbul sebgai dampak modernisasi antara lain :
a. Kesenjangan sosial ekonomi Kesenjangan sosial ekonomi merupakan
kondisi sosial masyarakat yang sebagian berada pada tingkat kesejahteraan dan
kemakmuran yang tinggi sementara sebagian berada pada tingkat yang rendah.
Tingkat kehidupan ekonomi seseorang ditentukan oleh kesempatan memenuhi
kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan perumahan serta kesempatan
berpartisipasi dalam pembangunan. Adanya kesenjangan sosial ekonomo
menunjukan perbedaan tinggi rendahnya kesejahteraan masyarakat.
b. Pencemaran lingkungan Pencemaran adalah berupa pengotoran yang berupa
zat kimia atau limbah yang mempunyai pengaruh negatif terhadap kehidupan.
Pencemaran terjadi apabila didalam lingkungan terdapat sesuatu bahan yang
merugikan ekosistem dalam konsentrasi besar. Masalah pencemaran lingkungan alam
bisa dibedakan dalam beberapa klasifikasi yaitu pencemaran tanah, pencemaran air
dan pencemaran udara. Pencemaran linkungan alam bisa berupa pencemaran fisik,
pencemaran biologis, dan pencemaran kimiawi. Gangguan terhadap ekosistem dapat
terjadi karena desakan kebutuhan manusia, bisa juga karena kurangnya kesadaran
memelihara lingkungan alam. Apabila keseimbangan lingkungan alam terus
terganggu, kualitas lingkungan semakin hari akan semakin menurun.
c. Kriminalitas Bentuk kriminalitas atau tindak kejahatan ini dapat berupa
pencurian, penjarahan, perampokan, perkosaan, penganiayaan, pembunuhan, korupsi,
prostitusi, dan pemerasan. Proses modernisasi berberdampak pada kriminalitas atau
kejahatan. Dampak ini timbul dari disorganisasi atau disintegrasi sosial seperti
anomie
atau kekosongan nilai dan norma.
Kondisi anomie memberi peluang kearah timbulnya masalah sosial. Faktor penyebab
kriminalitas antara lain krisis ekonomi, keinginan yang tidak tersalur, tekanan mental,
dan dendam.
d. Kenakalan Remaja Faktor lingungan berpengaruh terhadap kenakalan
remaja. Pada dasarnya yang bertanggung jawab atas masalah kenakalan remaja
adalah keluarga karena fungsina setiap keluarga bertanggung jawab dalam mendidik
anggota keluarnyanya agar menjadi manusia dewasa yang baik. Jelasnya modernisasi
akan membawa dampak negative bagi anggota masyarakat, mulai dari kanak – kanak
hingga dewasa apabila tidak dilakukan filterisasi (penyaringan) terhadap budaya –
budaya asing yang masik ke Indonesia. Sehingga kehidupan sosial masyarakat dapat
terpengaruhi.5
D.Dampak Globalisasi Terhadap Etika Dan Moral
Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama
Indonesia, telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat.
Globalisasi dapat diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya
yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun
elektronik. Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga
menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian
cepat dan mudah saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain.
Termasuk budaya hidup barat yang liberal dan bebas merasuki budaya ketimuran
yang lebih cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan yang
cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah
permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di contohkan mulai
dari hal kecil seperti anak-anak sekolah yang membolos pada jam pelajaran, sampai
dengan korupsi. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang setiap hari
biasa kita lihat. Hal ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan sedang melanda
bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa harus turut andil dalam memahami gejolak-
gejolak globalisasi yang sudah melanda pada saat ini.
Dalam buku Dimensi-Dimensi Pendidikan moral yang ditulis oleh Cheppy
Haricahyono, definisi dari moral adalah sesuatu yang berkaitan, atau ada
hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salahnya suatu tingkah laku.
Sehingga moral merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan untuk
5
Asnawati Matondang, “DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT” VOLUME 8 (2019) .
menentukan baik buruknya sikap atau pun perbuatan yang kita lakukan. Pelajar pada
era globalisasi sekarang ini seperti kehilangan arah dan tujuan. Mereka terjebak pada
lingkaran dampak globalisasi yang lebih mengedepankan corak hedonisme dan
apatisme (acuh tak acuh, tak peduli). Generasi muda saat ini juga bersifat anarkisme
dalam menyuarakan kepentingan rakyat, bahkan banyak masyarakat yang
menganggap generasi muda sekarang disibukkan oleh tawuran dan bentrokan.
Sehingga pada akhirnya keamanan masyarakat menjadi terganggu dan kehidupan
pembelajaran di lembaga pendidkian atau sekolah tidak kondusif yang menimbulkan
adanya kekhawatiran adanya krisis moral generasi muda yang seharusnya menjadi
agen perubahan sosial menjadi lebih baik namun terhalang oleh kebahagiaan dunia
semata. Baik media cetak maupun elektronik, yang biasa kita baca dan saksikan
setiap hari, semuanya menyajikan bacaan dan tontonan yang tak jarang kurang
memperhatikan moralitas, sopan santun, dan etika.
Sehingga secara langsung para pembaca dan pemirsa dapat terpengaruh moral
dan tingkah lakunya. Terutama bila para pembaca dan pemirsa tersebut adalah remaja
(pelajar) yang belum memilki bekal pengetahuan agama yang kuat. Tak hanya itu
saja, dari segi ilmu pengetahuan kita memang memperoleh banyak manfaat dari era
globalisasi ini.
Namun, dari segi kebudayaan, kita lebih mendapatkan banyak pengaruh
negatif. Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem
pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada
penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah
dinomorduakan.
Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata krama,
sopan santun, dan etika moral. Sedikit melihat kehidupan Indonesia tempo dulu.
Sejak dulu, Indonesia sudah dikenal di seluruh penjuru dunia sebagai negeri yang
ramah, sopan, dan berbudi.6

E.Faktor Penyebab Perubahan Etika Dan Moral


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan moral dan etika yaitu:
1. longgarnya pegangan terhadap agama

6
Setyaningsih, “DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP MORAL GENERASI MUDA,” n.d.
  Sudah menjadi tragedi dari dunia maju dimana segala sesuatu hamper dapat dicapai
dengan ilmu pengetahuan sehingga keyakinan beragam mulai terdesak kepercayaan kepada
tuhan tinggal simbol larangan-larangan dan suruhan-suruhan tuhan tidak diindahkan lagi.
Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama maka hilanglah kekuatan
pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan
pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya
 Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri
sendiri. Karena pengawasan masyarakat itu datang dari luar jika orang luar tidak tahu atau
tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya maka dengan senang hati orang itu akan
berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. dan apabila dalam
masyarakat itu banyak ornag yang melakukuan pelanggaran moral dengan sendirinya
orang yang kurang iman tadi tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-
pelanggaran yang sama.tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada tuhan serta
menjalankan agama dengan sungguh-sungguh tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri tidak mau melanggar hukum-hukum
dan ketentuan-ketentuan tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama
semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat itu dan semakin kacaulah suasana
karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran hak hukum dan nilai moral.

2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun


masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut
semsetinya atau yang sebiasanya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan
dari sejak anak masih kecil sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir
belum mengerti mana yang benar dan  mana yang salah dan belum tahu batas-batas dan
ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya
Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk manumbuhkan moral
anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak dirumah
tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk
melainkan harus dibiasakan. Zakiah darajat mangatakan “moral bukanlah suatu pelajaran yang
dapat dicapai dengan mempelajari saja tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak keci.
Moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidaksebaliknya”.
Seperti halnya rumah tangga sekolahpun dapat mengambil peranan yang penting
dalam pembinaan moral anak didik. Hendaknya dapat diusahakan agar sekolah menjadi
lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan mental dan moral anak didik. Di samping
tempat pemberian pengetahuan pengembangan bakat dan kecerdasan. dengan kata lain supaya
sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak dimana pertumbuhan mantal moral dan
ssial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. untuk menumbuhkan sikap
moral yang demikian itu pendidikan agama di abaikan di sekolah maka didikan agama yang
diterima dirumah tidak akan berkembang bahkan mungkin terhalang. Selanjutny amasyarakat
juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral. Masyarakat yang lebih rusak
moralnya perlu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri keluarga dan orang-orang
terdekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya
dalam pembinaan moral anak-anak. Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan
generasi muda sebagaimana disebutakan diatas karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan
masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling
bertolak  belakang tidak seirama dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.

3. Dasarnya harus budaya materialistis hedonistis dan sekularistis.

Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang anak-
anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-obat
gambar-gambar cabul alat-alat kontrasepsi seperti kondom dan benda-banda tajam. Semua
alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral. Namun gejala
penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan materi
kesenangan hawanafsu dan tidak mengindahkan nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut
tidak bisa dilepaskan dari derasnya arus budaya matrealistis hedonistis dan sekularistis yang
disalurkan melalui tulisan-tulisan bacaan-bacaan lukisan-lukisan siaran-siaran pertunjukan-
prtunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya yang demikian itu didukung oleh para
penyandang modal yang semata-mata mengeruk keuntungan material dan memanfaatkan
kecenderungan para remaja tanpame mperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya
arus budaya yang demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam
menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.

4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.


Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power) uang teknologi sumber daya
manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk
melakuka pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya
ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan peluang kekayaan dan
sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang
hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang.

Mereka asik memperebutkan kekuasaan mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak
terpuji itu dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa
jadi ikut-ikutan tidak mau mendengarkan lagi apa yang disarankan dan dianjurkan pemerintah
karena secara moral mereka sudah kehilangan daya efektifitasnya.

Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah moral bangsa
dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan uang teknologi dan sumber daya yang dimiliki
pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan
aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan. Beberapa faktor lain yang
menyebabkan menurunnya moral dan etika generasi muda saat ini adalah

a. Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk
melakukan hal yang baik.

b. orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kurang memperhatikan anaknya bisa-
bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa
menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.

c. Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren
padahal hal itu sama sekali tidak benar. lalu kalau sudah mencoba merokok dia juga akan
mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.

d. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.
F.Solusi Penyebab Perubahan Etika Dan Moral
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
ada pada generasi penerus pada saat ini diantaranya adalah
1. untuk meghindari salah pergaulan kita harus pandai memilah dan memilih teman
dekat. karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika moral dan
kepribadian seseorang.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang terutama
dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari!rang tua juga sangat
penting. karena pada banyak kasus kurangnya perhatian orang tua dapat
menyebabkan dampak buruk pada sikap anak. 
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pen
garuh buruk dari lingkungan misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini orang-orang
menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan.
Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan merokok dapat menyebabkan banyak penyakit
baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan
mempengaruhi dirinya sendiri melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak diharapkan dengan bekal pembinaan
moral dan akhlak yang baik dan kuat mereka nantinya tidak mudah terjerumus,
dipengaruhi hal yang negatif lagi.
5. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur bersabar dan beramal
soleha.
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam
suatu perkumpulan remaja masjid ikut pengajian-pengajian rutin pagelaran seni serta
olahraga karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun
kedalam kegiatan,kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia) semua jenis kegiatan rutin
selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan materi di atas dapat disimpulkan bahwa antara moral dan etika adalah
terletak pada sumber yang dijadikan pat!kan untuk menentukan baikdan buruk. Pada etika
penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran dan pada moral berdasarkan
kebiasaan yang berlaku umum dimasyarakat. Berdasarkan fakta yang ada dapat dilihat
bahwa terjadi kemerosotan nilai etika dan moral seperti tingkat kriminalitas yang tinggi
tingkat aborsi yang tinggi dan lain-lain. Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki hal ini akan
menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang akan datang. Sehingga tidak
mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman jahiliyah dahulu.
Perubahan moral dan etika terjadi akibat menurunnya moral akhlak dan etika.
Sehingga kehidupan yang mereka jalani tidak sesuai dengan tuntunan yangada banyak
diantara mereka yang terjerumus pada kehidupan atau pergaulan yang bebas.
B. SARAN
Adapun saran yang akan kami sampaikan adalah Kita harus bisa membentengi diri kita
dengan keimanan dan ketaqwaan agar modernisasi dan globalisasi tidak mempengaruhi
etika, moral dan akhlak kita tetapi kita yang mengendalikan modernisasi dan globalisasi
yang harus kita peroleh dan pelajari dengan akhlak, etika, moral,dan dalil yg kita miliki
DAFTAR PUSTAKA

Wibisono, Haryo Kunto dkk. 2015. “Dimension of Pancasila Ethic in Bureaucracy: Discourse
of Governance”. Jurnal Fokus Vol. 12, No. 7.

Sya’roni, Mockh. 2014. “Etika Keilmuan: Sebuah Kajian Filsafat Ilmu”. Jurnal Teologia, Vol.
25 No. 1.
Tanyid, Maidiantius. 2012. “Etika Dalam Pendidikan: Kajian Etis Tentang Krisis Moral
Berdampak Pada Pendidikan”. Jurnal Jaffray, Vol. 12, 2.

Isjoni. 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Buku Obor

Salam, Burhanuddin Noor, 1997. Etika Sosial, Asas Moral dalam Kehidupan Manusia,
Jakarta: Rineka CIpta.

Anda mungkin juga menyukai