Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ETIKA AKADEMIK

“PENTINGNYA ILMU ETIKA AKADEMIK”

“Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Pembelajaran”

Dosen Pengampu :

Ustadz DR.H. Wirman MA.

DISUSUN OLEH :

Ranti Alfira Harahap (0403212116)

KELAS D

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum WrWb

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini bisa
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dari
Ustadz Wirman. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta
keluarga. Aamiin. Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikannya.

Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta dengan usaha yang
semaksimal mungkin, sehingga makalah ini dapat diselesaaikan dengan baik. Kami menyadari dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun dari tata cara
penulisan. Untuk itu kami masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 8 April 2022

Penulis

Ranti Alfira Harahap


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................................

Daftar Isi.....................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................................

Latar Belakang ...........................................................................................................................................

Rumus Masalah .........................................................................................................................................

Tujuan .......................................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................

A. Pengertian Etika Akademik. ..................................................................................................................

B. Pentingnya Ilmu Etika akademik ..........................................................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................

Kesimpulan ................................................................................................................................................

Saran .........................................................................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa yang pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan
pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun
bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik dituntut untuk memiliki etika. Etika dapat menjadi
gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu
yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali dan
diaplikasihan di dalam lingkungan mahasiswa yang relitanya lebih banyak mahasiswa yang
tidak sadar dan tidak mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri, sehingga
bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki akhlaqul karimah, seperti
mahasiswa yag tidak memiliki sopan dan santun kepada para dosen, mahasiswa yang lebih
menyukai hidup dengan
bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswi,
berdemontrasi dengan baik mengikuti peraturan yang berlaku bahkan hal terkecil seperti
menyontek disaat ujian dianggap hal biasa padahal menyontek merupakan salah satu hal yang
tidak mengindahkan makna dari etika.
Perlu anda ketahui bahwa realita banyaknya bermunculan para koruptor di Indonesia
disebabkan oleh seseorang yang tidak memahami arti kata dari iman dan etika. Banyak orang
yang beranggapan dan meyakini para koruptor yang ada sekarang adalah seorang yang
dahulunya terbiasa melakukan tindakan menyontek di saat ujian tanpa merasa bersalah, lebih
tepatnya mencontek memiliki makna yang sama dengan kecurangan. Apabila mahasiswa masih
belum menyadari betapa pentingnya etika di dalam pembentukan karakter-karakter seorang
penerus bangsa dan Negara, akankah bangsa Indonesia untuk di masa yang akan dating di isi
oleh pnerus- penerus bangsa yang berakhlaqul karimah atau beretika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Etika Akademik
2. Apa pentingnya ilmu Etika Akademik

C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui pengertian Etika Akademik dan mengetahui pentingnya ilmu Etika
Akademik
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Etika Akademik

Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
Ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat yang biasa. Ethikos berarti susila,
keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik. 1 Istilah moral berasal dari kata latin yaitu mores,
yang merupakan bentuk jama‟ dari mos, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan watak,
kelakuan, tabiat, dan cara hidup.2 Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal dengan istilah
akhlak, artinya budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut tata susila.3 K Bertens
dalam buku etikanya menjelaskan lebih jelas lagi. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata
Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang
rumput; kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk
jamak artinya adalah adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang
baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau kepada masyarakat. Kebiasaan
hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Kebiasaan hidup
yang baik ini lalu dibekukan dalam bentuk kaidah, aturan atau norma yang di sebarluaskan,
dikenal, dipahami, dan diajarkan secara lisan dalam masyarakat. Kaidah, norma atau aturan ini
pada dasarnya, menyangkut baik-buruk perilaku manusia. Atau, etika dipahami sebagai ajaran
yang berisikan perintah dan larangan tentang baik-buruknya perilaku manusia, yaitu perintah
yang harus dipatuhi dan larangan yang harus dihindari.

Etika sering diidentikkan dengan moral (atau moralitas). Namun, meskipun sama-sama
terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian.
Moralitas lebih condong pada pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu
sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi bisa
dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam filsafat
terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.

Etika membatasi dirinya dari disiplin ilmu lain dengan pertanyaan apa itu moral? Ini
merupakan bagian terpenting dari pertanyaanpertanyaan seputar etika. Tetapi di samping itu
tugas utamanya ialah menyelidiki apa yang harus dilakukan manusia. Semua cabang filsafat
berbicara tentang yang ada, sedangkan filsafat etika membahas yang harus dilakukan. Secara
terminologi etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau kata lainnya ialah teori
tentang nilai. Dalam Islam teori nilai mengenal lima kategori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik,
netral, buruk dan buruk sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci
yang bebas dari noda apa pun jenisnya. Etika disebut juga ilmu normatif, karena didalamnya
mengandung norma dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan. Sebagian orang
menyebut etika dengan

1
Lorens bagus, kamus filsafat,(Jakarta: PT Gramedia pustaka, 2000), h.217
2
Ibid, H.672
3
Hasbullah Bakry, Sistematika Filsafat,( Jakarta: Wijaya, 1978), h.9
moral atau budi pekerti. ilmu etika adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-perbuatan
manusia dengan dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dengan akal budi manusia. Menurut
KBBI, filsafat etika adalah. Ilmu tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Jadi,
filsafat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia yang baik dan
buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual sendiri. Menurut hukum etika, suatu perbuatan
itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu : a. Tingkat pertama: semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni
berupa rencana dalam hati atau niat. b. Tingkat kedua: perbuatan nyata atau pekerti c. Tingkat
ketiga: akibat atau hasil dari perbuatannya itu = baik atau buruk. Dengan demikian, pandangan
baik dan buruk, dan hakikat nilai dalam kehidupan manusia sangat tergantung pada tiga hal
mendasar yaitu:
1. Cara berpikir yang melandasi manusia dalam berprilaku. 2. Cara berbudaya yang menjadi
sendi berlakunya norma sosial. 3. Cara merujuk kepada sumber-sumber nilai yang menjadi
tujuan pokok dalam bertindak.4

Selain itu juga pengertian etika adalah cabang ilmu filsafat yang membicarakan nilai dan
moral yang menentukan perilaku seseorang/ manusia dalam hidupnya. Etika merupakan sebuah
refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud
dalam sikap serta pola perilaku hidup manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa etika adalah suatu ilmu yang
membahas tentang arti baik dan buruk, benar dan salah kemudian manusia menggunakan akal
dan hati nuraninya untuk mencapai tujuan hidup yang baik dan benar sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki. Jadi manusia dapat melakukan apa saja yang dikehendaki yang dianggap baik dan
benar, meskipun hati nuraninya menolak dan yang terpenting tujuannya dapat tercapai.

2. Pentingnya Ilmu Etika Akademik

Beberapa waktu yang lalu sempat viral di media sosial kejadian seorang guru
yang dihajar oleh wali murid akibat anaknya mengaku dipukul oleh gurunya. Kejadian
yang sama juga terjadi di sebuah universitas di Sumatera Utara. Seorang mahasiswa
membunuh dosennya karena masalah skripsi. Beberapa kasus serupa juga dialami oleh
pendidik di beberapa daerah di indonesia, seorang guru dituntut karena menghukum
anak didik mere- ka. Maraknya kasus kekerasan dan kriminalisasi terhadap guru
membuat mereka tidak memiliki otoritas terhadap anak didiknya. Sehingga guru merasa
terancam ketika men- ghukum anak didik mereka ketika meraka berbuat salah. Tak
jarang anak didik menjadi tidak beretika ketika berinteraksi dengan guru karena mereka
merasa dilindungi oleh undang-undang.5

Etika yang berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti “karakter” yang digu-
nakan untuk menggambarkan keyakinan atau ide yang menjadi ciri masyarakat, bangsa,
atau ideologi. Franz Magnis Suseno (1990) menyebutkan bahwa etika termasuk dari
filsafat moral. Orang yang memiliki etika adalah sanggup memenuhi kewajiban dan
tanggung jawabnya sebagai manusia. Keadaan tersebut akan tercapai jika manusia sepi
ing pamrih, bebas dari penguasaan oleh kekuatan-kekuatan irrasional (nafsu) dan segala
macam emosi atau dalam bahasa jawanya pamrih. Etika merupakan dasar dari
pembentukan karakter seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa yang berkarakter juga
4
Keraf. A. Sonny. Etika Lingkungan(Jakarta : Penerbit buku kompas 2002),h,2
5
Haidar Baqir, Buku Saku Filsafat Islam, (Bandung Mizan, 2005), h. 189-190
memiliki etika yang baik. Mahasiswa harus menerapkan etika dengan baik seperti ber-
komunikasi dan menghormati dosen sebagai pendidik.

Dalam kitab ta’limul muta’alim, kitab kuning yang membahas tentang hubungan
murid dan guru, pernah disebutkan, seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan
ilmu dan ilmunya tidak bermanfaat, jika tidak menghormati ilmu itu sendiri, ahli ilmu,
dan menghormati kemuliaan gurunya. Ali bin Abi Thalib mengumpamakan seorang
murid itu sebagai hamba sahaya orang yang telah mengajarinya walau satu huruf. Orang
yang mengajarinya bisa menjualnya maupun memerdekakannya atau tetap menjadi
hambanya. Sebagai mahasiswa, beretika tak hanya menghormati guru, namun dalam
etika akademik. Ada prinsip-prinsip dasar yang menjadi pegangan menjalani kehidupan
di kampus. Setiap perguruan tinggi memiliki kode etik yang tidak boleh dilanggar.
Seseorang akan tercela sebagai civitas akademik apabila dia melakukan hal tersebut.

Tanggung jawab ilmiah civitas akademik seperti berfikir berlandaskan kebenaran,


rasional, objektif dan kritis serta enam sikap akademik termasuk dalam etika akademik.
Hal tersebut menjadi acuan bagi mahasiswa untuk beretika di dalam kehidupan
akademik. Penyimpangan dari etika akademik bisa berdampak kepada masyarakat luas.
Ketika seorang akademisi mempublikasikan penelitiannya yang tidak obyektif, bisa
menjadi dampak negatif bagi masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa seharusnya
mampu beretika dalam kehidupan akademik, baik sikap dan tanggungjawab ilmiah,
maupun menghormati dosen sebagai pendidik. Karena dengan beretika yang baik
mampu menciptakan sumber daya manusia yang baik.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Etika dan etika akademik adalah ciri terpenting dalam tata pergaulam manusia dan pergaulan masyarakat
kampus. Hal-hal yang menyangkut etika dan etika akademik dipaparkan secara ringkas dan tentunya masih
membutuhkan elaborasi demi penyempurnaannya sesuai dengan sifat pengetahuan yang dinamis dan senantiasa
berkembang.

Etika dan etika akademik bersamaan dengan tata krama pergaulan merupakan pengetahuan yang memerlukan
latihan. Sikap kritis, keingin tahuan, terbuka, obyektif, menghargai karya orang lain, berani mempertahankan
kebenaran, disiplin, jujur, kreatif, produktif, independen, agnostik, apresiatif dan menghargai otoritas
ditumbuh-kembangkan dalam diri sivitas akademika agar mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik dan mahasiswa akan berhasil dalam pendidikannya untuk memenuhi harapan masyarakat dan
bangsa Indonesia yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. Sivitas akademika
Universitas Jenderal Soedirman juga dituntut untuk dapat menghayati dan mengamalkan amanat Panglima
Besar Jenderal Soedirman dalam kehidupan sehari-harinya.

2. Saran

Demikianlah yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya referensi. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan para pembaca. Dan dapat
lebih memahami materi mengenai pentingnya ilmu etika akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Lorens bagus, kamus filsafat,(Jakarta: PT Gramedia pustaka, 2000), h.217
Hasbullah Bakry, Sistematika Filsafat,( Jakarta: Wijaya, 1978), h.9
Keraf. A. Sonny. Etika Lingkungan(Jakarta : Penerbit buku kompas 2002),h,2
Haidar Baqir, Buku Saku Filsafat Islam, (Bandung Mizan, 2005), h. 189-190

Anda mungkin juga menyukai