Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika & Profesi Humas
Dosen Pengampu : Hafzotillah, M.I.Kom
Disusun oleh:
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akan tetapi pada kenyataanya tidak semua praktisi humas professional menerapkan
etikadalam menjalankan profesi kehumasanya. karena kurang menyadari atau bahkan
kurang perduli,betapa pentingnya etika profesi dalam menjalankan profesi
kehumasanya.maka dariitu makalah ini di buat dengan harapan dapat mengetahui
pentinhnya etika profesi dalamdunia kehumasan
Kebiasaan baik ini dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kebiasaan
hidup yang baik ini dibekukan dalam bentuk aturan, aturan, atau norma, dan
disebarluaskan, diketahui, dipahami, dan diajarkan secara lisan di masyarakat. Aturan,
norma, atau aturan ini pada dasarnya adalah manusia. kelemahan perilaku Atau, etika
dipahami sebagai doktrin yang melibatkan 'anjuran' dan 'larangan' dari kebajikan perilaku
manusia, yaitu, apa yang harus diikuti dan apa yang tidak boleh dihindari.
Secara terminologi, etika dapat disebut ilmu tentang benar dan salah. Dengan kata lain,
itu adalah teori nilai. Ada lima kategori baik dan buruk dalam nilai-nilai Islam. yaitu sangat
baik, baik, netral, buruk dan sangat buruk. Nilai ditentukan oleh Tuhan. Karena Tuhan
Maha Suci, tanpa cela apapun
2.2 Etika Menurut Ahli
“I.R. Poedjawijatna” dalam bukunya Etika, mengemukakan bahwa Etika merupakan
cabang dari filsafat. Etika mencari kebenaran & sebagai filsafat ia mencari keterangan
benaryang sedalam-dalamnya. Tugas Etika adalah mencari ukuran baik-buruknya tingkah
lakumanusia.
“Ki Hajar Dewantara” (1962), Etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal
kebaikan & keburukan di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai
gerak-gerik pikiran & rasa yang dapat merupakan pertimbangan & perasaan, sampai
mengenai tujuanyang dapat merupakan perbuatan.
Menurut Franz Magnis Suseno (Keraf, 1998), bahwa etika adalah sebuah ilmu dan
bukan ajaran sehinga secara tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan
siap pakai atau bisa dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai :
1. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai
manusia;
2. Masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma-
norma moral yang umum diterima.
3. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral yang dalam hal ini biasa disebut
dengan kode etik. misalnya : kode etik guru, kode etik wartawan, kode etik dokter, kode
etik rumah sakit.
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk oleh masyarakat luas
2. Ukuran nilai mengenai yang salah dan yang benar sesuai dengan anggapan
umum(anutan) masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), etika memiliki tiga arti :
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral(akhlak);
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; pengertian ini
tertuang dalam kajian kode etik profesi, misalnya: Kode Etik Jurnalistik,
Kode Etik Humas,atau Kode Etik Periklanan.
c. Nilai mengenai tindakan yang benar dan salah yang dianut suatu
golongan masyarakat.
2.3 Tujuan Belajar Etika
Adapun tujuan mempelajari etika menurut Franz Magnis Suseno antara lain, Pertama,
agar manusia tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja. Kedua, agar manusia dapat mengerti
sendiri mengapa mereka harus bersikap demikian. Pada intinya, etika bertujuan membantu
manusia agar lebih mempertanggungjawabkan kehidupannya. Etika mengajarkan bahwa
terhadap siapapun hendaknya bersikap baik hati, dengan tidak mamandang warna kulit, suku,
budaya, dan agama. Wanita berhak atas perlakuan sama dengan pria, buruh harus dihormati
hak haknya, musuh berhak belas kasih dan pengampunan. Dengan kerangka seperti itu,
moralitas manusia menemukan kesadaran akan hak – hak asasi setiap orang sebagai manusia.
Dan suseno merumuskan cita cita negara sedunia dan persaudaraan universal.
1. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku
atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
2. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib,
teratur, damai dan sejahtera.
3. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara
otonom.
4. Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
5. Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggung jawab
terhadap hidupnya.
6. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.
7. Sebagai norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan
apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu terhadap norma
yang dapat berlaku.
8. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat
mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya
Etika mempersolakan pula hak setiap lembaga seperti orangtua, sekolah, negara dan
agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati.
9. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional
terhadap semua norma.
10. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli
dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada.
Jadi kesimpulannya tujuan untuk mempelajari etika adalah untuk menciptakan
nilai moral yang baik. Etika harus benar-benar dimiliki dan diterapkan oleh setiap
manusia, sebagai modal utama moralitas pada kehidupan di masyarakat. Etika yang
baik, mencerminkan perilaku yang baik, sedangkan etika yang buruk, mencerminkan
perilaku kita yang buruk dan akan menciptakan suatu keluaran yaitu berupa penilaian
di masyarakat.
2.4 Objek Etika
Menurut Franz Magnis Suseno, objek etika adalah pernyataan moral, yang pada
dasarnya hanya ada 2 (dua) macam, yaitu: pernyataan tentang tindakan manusia dan
pernyataan tentang tindakan manusia dan pernyataan tentang manusia sendiri atau tentang
unsur-unsur kepribadian manusia seperti motif-motif, maksud dan watak. Disamping itu
masih ada himpunan pernyataan ketiga yang tidak bersifat moral, tetapi penting dalam
rangka pernyataan tentang tindakan.
Dikatakan pernyataan tentang tindakan manusia, apabila suatu tindakan tertentu sesuai
atau tidak sesuai dengan norma norma moral dan oleh karena itu adalah betul, salah dan
atau wajib. Dikatakan pernyataan tentang manusia sendiri atau unsur-unsur kepribadian
manusia, seperti motif-motif, maksud dan watak, apabila orang, kelompok orang dan
unsur-unsur kepribadian dinilai sebagai baik, buruk, jahat, mengagumkan, suci,
memalukan, bertanggung jawab, pantas ditegur. Hal ini disebut Pernyataan Penilaian
Moral. Himpunan pernyataan ketiga dikatakan pernyataan bukan moral, namun demikian
penting dalam rangka pernyataan tentang tindakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang persoalan baik dan buruk berdasarkan
akal pikiran manusia. (Daud Ali, 2008) Sedangkan moral adalah suatu hal yang berkenaan
dengan baik dan buruk dengan ukuran tradisi dan budaya yang dimiliki seseorang atau
sekelompok orang. Etika harus benar-benar dimiliki dan diterapkan oleh setiap manusia,
sebagai modal utama moralitas pada kehidupan di masyarakat. Etika yang baik, mencerminkan
perilaku yang baik, sedangkan etika yang buruk, mencerminkan perilaku kita yang buruk dan
akan menciptakan suatu keluaran yaitu berupa penilaian di masyarakat.
3.2 Saran
Sebaiknya, etika digunakan sebagai landasan dalam berbagai aspek kehidupan. Etika
memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua
norma. Etika mengajarkan bahwa terhadap siapapun hendaknya bersikap baik hati, dengan
tidak mamandang warna kulit, suku, budaya, dan agama.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad,. 1996. Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Magnis, Frans, Suseno., 2016, Etika Politik , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta