Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ETIKA BISNIS
“perbedaan etika,moral,dan filsafat serta ciri ciri etika”
Dosen pengampu :
YULIA FEBRIYANTI, S.E.Sy.,M.E

UTHARY ARI WANTI


RINI NUR ANGGRANI
PRODI : MPI IV

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUL FALAH
AIR MOLEK INDRAGIRI HULU
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya  saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang
lurus.

Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :

1. IBUK yang telah memberikan pengarahan

atas terselesaikannya makalah ini.

2.Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah  ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata ETIKA BISNIS . Kami
menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa
mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati
demikian, kami berharap makalah  ini bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata,
permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.

Air Molek,6-MARET-2021

Kelompok
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. ETIKA ...............................................................................................3
B. MORAL ..............................................................................................4
c.MORAL................................................................................................6
d. CIRI CIRI ETIKA.............................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan
syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.Kepercayaan yang
hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai
formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab
saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang
menetukan corak hidup manusia.Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang
didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah
jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan
tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.

Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat
atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk.Disitulah
membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia
bisa melakukan.Itulah hal yang khusus manusiawi.Dalam dunia hewan tidak ada hal yang
baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri,
hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya
itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang
mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Konsep Etika, Moral dan Akhlak
2. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)
3. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak
2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak
3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika, Moral, dan Filsafat


1. Etika
a. Pengertian Etika
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang
menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang
kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan
ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral).Dari pengertian
kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan
tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan
ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para
ulama’ etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua:
obyektivisme dan subyektivisme.
1) Obyektivisme
Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif,
terletak pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa
yang disebut faham rasionalisme dalam etika. Suatu tindakan disebut baik,
kata faham ini, bukan karena kita senang melakukannya, atau karena
sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata keputusan
rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu.
2) Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan
dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu.Subyek disini bisa
saja berupa subyektifisme kolektif, yaitu masyarakat, atau bisa saja
subyek Tuhan.
b. Macam-Macam Etika
1) Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola
perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya
dalam kehidupan masyarakat.
2) Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang
bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma
norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal
sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana
etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan.Sementa etika sendiri
menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak.Etiket juga terbatas
pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir
tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama
antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute
atau tidak tergantung dengan apapun.Etiket memandang manusia
dipandang dari segi lahiriah.Sementara itu etika manusia secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan
yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata
lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal
manusia.
2. Moral
a. Pengertian Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu
jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum
bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah
istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia
dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita
dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama,
yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan
posisinya apakah baik atau buruk. Namun demikian dalam beberapa hal antara
etika dan moral memiliki perbedaan.Pertama, kalau dalam pembicaraan etika,
untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan
tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang
digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung di masyarakat.Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran
filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam
dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di
masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur
tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku
di masyarakat.
3. Perbedaan Antara Etika dan Moral
Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa
asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut
dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:
a. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.
b. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu
perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal
yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui
berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam
situasi yang sejenis.
c. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral
lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau
diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh
masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan
ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional,
berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam
diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang
demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada
dorongan atau paksaan dari luar.

4). PERSAMAAAN PERBEDAAN  FILSAFAT, ILMU, DAN PENGETAHUAN

a. Persamaan dan Perbedaan Antara Filsafat Dan Ilmu

Persamaan:

 Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-


lengkapnya sampai ke-akar-akarnya
 Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara
kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya
 Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan
 Keduanya mempunyai metode dan sistem
 Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari
hasrat manusia [obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih mendasar.

Perbedaan:

 Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu
yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat
khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing
secara kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat non
fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas,
mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif.
Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide
manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
 Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi,
kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat
pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan
pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.

b. Persamaan dan Perbedaan Antara Filsafat Dan Pengetahuan

Persamaan:

 Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-


lengkapnya sampai keakar-akarnya.
 Keduanya  memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara
kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab-sebanya.
 Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
 Keduanya mempunyai metode dan sistem.
 Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari
hasrat manusia (objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.

Perbedaan:

 Filsafat berusaha mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. mencari prinsip-


prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang
segala sesuatu secara umum dan keseluruhan sedangkan Pengetahuan adalah
penguasaan lingkungan hidup manusia.
 Filsafat hanya Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu sedangkan pengetahuan dapat
mengkajinya  sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis dari pengamatan
empiris

c. Persamaan dan Perbedaan Antara Ilmu Dan Pengetahuan

Persamaan:

 Ilmu dan Pengetahuan pada dasarnya memiliki arti yang sama yaitu analisa terhadap


suatu hal berdasarkan metode ilmiah hanya saja penggunaannya tergantung dari sifat
dan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan keilmuan tersebut.
 Keduanya sangat sulit untuk dipisahkan karena merupakan  pengetahuan tentang
sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan
masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap
ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu
terkait.

Perbedaan:

·         ilmu adalah kerangka konseptual atau teori uang saling berkaitan yang memberi tempat
pengkajian dan pengujian secara kritis dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain dalam bidang
yang sama, dengan demikian bersifat sistematik, objektif, dan universal.
Sedang pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap, karena tidak memberikan
tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain, dengan demikian tidak
bersifat sistematik dan tidak objektif serta tidak universal.

·         Ilmu adalah sesuatu yang dapat kita peroleh melalui proses yang disebut pembelajaran
atau dengan kata lain hasil dari pembelajaran, berbeda dengan Pengetahuan yangdapat kita
peroleh tanpa melalui proses pembelajaran.

 Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan


kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek
material dan objek formal

5.Ciri-Ciri Etika
Terdapat beberapa karakteristik etika yang dapat membedakannya dengan norma-norma
lainnya. Adapun ciri-ciri etika adalah sebagai berikut:

 Etika tetap berlaku walaupun tidak ada orang lain yang menyaksikannya.
 Etika sifatnya itu absolut atau mutlak.
 Didalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia itu.
 Etika sangat terkait dengan perbuatan serta perilaku pada manusia itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran baik
dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah bagian dari filsafat.
 Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu
masyarakat.
 Filsafat adalah landasan berfikir logis
B. Saran

Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.
Daftar pustaka

Rokayah. 2015. “Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan sehari-hari”. Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar. 2(1): 15

diakses dari :

http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1279

diakses pada tanggal 3 April 2019

http://www.tugasku4u.com/2013/07/makalah-etika-moral-dan-akhlak.html
https://dosenpintar.com/pengertian-etika/
1. Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT. Garuda Indonesia 2018

PT. Garuda Indonesia merupakan salah satu BUMN yang cukup signifikan dalam dunia
perindustrian terutama pada bidang transportasi.

Namun pada tahun 2018, PT. Garuda Indonesia telah melanggar kode etik dalam berbisnis
dengan memanipulasi laporan keuangannya.

Kasus ini berawal dari status plat merah saham PT. Garuda Indonesia yang berada di dasar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hal tersebut menjelaskan bahwa saham PT. Garuda Indonesia menjadi saham gorengan atau
saham dengan kualitas tidak baik dan hanya sebagai mainan dikalangan trader bursa.

Dengan cepat Menteri BUMN mengumumkan apabila telah ditemukan sebuah rekayasa
pada laporan keuangan PT. Garuda Indonesia, dimana sebenarnya terjadi kerugian tetapi
yang dilaporkan justru keuntungan.

Tentu hal itu masuk dalam kasus penipuan atau pemalsuan yang sangat fatal dan membuat
para pemegang saham marah besar.

2. Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT. Tirta Freshindo Jaya 2017

PT. Tirta Freshindo Jaya merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Mayora Indah Tbk.
Kasus pelanggran ini berawal dari pembangunan gudang di dua wilayah Provinsi Banten
yaitu di daerah Serang dan Pandeglang yang memakan 32 hektar.

Sebelumnya PT. Tirta Freshindo Jaya telah mendapatkan izin dari dinas mengenai
pembagunan gudang tesebut.

Namun setelah waktu berjalan, dimana semula PT. Tirta Freshindo Jaya berencana akan
membangun gudang justru yang terjadi malah pabrik pembuatan minuman kemasan.

Tentu hal ini menyimpang dari kesepakatan sebelumnya. Disisi lain masyarakat setempat
juga dibuat resah karena pabrik tersebut telah mengambil sumber-sumber mata air yang
seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sementara itu terlihat apabila pabrik sudah mulai merusak kenyamanan dan kelestarian
lingkungan sekitar.

Masyarakat menyatakan jika pengambilan sumber-sumber air tidak terkendali lagi dan diluar
batas yang menyebabkan masuk kedalam ekploitasi alam atau pelanggran etika bisnis.

Tentu pemerintah setempat bersama para tokoh masyarakat langsung mengambil tindakan-
tindakan tegas untuk segera menghentikan serta mencabut perizinannya.

3. Pelanggaran Etika Bisnis oleh Uber Technologies Inc 2016

Uber Technologies Inc merupakan perusahaan asal San Fransisco yang menggabungkan
kemajuan teknologi dengan jasa transportasi yaitu dengan menghubungkan konsumen dan
sopir melalui sebuah aplikasi.

Pada tahun 2016 silam, Kantor cabang Uber Technologies Inc di Indoensia mengalami satu
kasus pelanggaran etika mengenai lokasi bisnis.

Pelanggaran ini berawal dari seorang karyawan yang menyogok atau menyuap salah seorang
polisi lokal agar tetap diizinkan untuk beroperasi di daerah yang sebenarnya diluar zona
bisnis.

Mengetahui hal tesebut kepolisian langsung menindaklanjuti dengan menyelidiki siapa saja
pihak yang harus dihukum.

Setelah diselidiki, ternyata ditemukan bahwa CEO Uber Technologi Inc Cabang Indosesia
yang menjabat pada saat itu turut andil dalam pelanggaran karena menyetujui
laporan administrasi mengenai pengeluaran atas suap.

Sementara itu, pihak Pusat dari Uber Technologi Inc langsung meminta maaf kepada Menteri
Perbuhungan Indonesia serta mengambil tindakan dengan memecat karyawan dan CEO
tersebut sebagai konsekuensi telah melakukan pelanggaran etika bisnis.

4. Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT. Megasari Makmur 2006

PT. Megasari Makmur mrupakan salah satu perusahaan yang terkenal di Indonesia pada
bidang pembuatan obat nyamuk.

Pada tanggal 11 Juni 2006, Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya mendapat laporan dari
Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan apabila ada seorang pembantu rumah tangga yang
keracunan setelah menggunaakan atau menyemprotkan obat nyamuk produk hasil PT.
Megasari Makmur.

Tidak menunggu lama pihak kepolisian langsung mnyelidiki kasus tersebut. Dari hasil
penyelidikan terkuak bahwa produk obat nyamuk milik PT. Megasari Makmur ternyata
mengandung zat aktif propoxur dan dikorvos.
Zat tersebut merupakan golongan zat pestisida yang membahayakan saluran pernapasan pada
manusia. Tentu hal itu telah melangar kode etik dalam bisnis yang telah membahayakan
konsumennya.
Akibatnya, produk obat nyamuk dari PT. Megasari Makmur ditarik dari edaran masyarakat
serta perizinan kemananan produk dicabut. PT. Megasari Makmur pun meminta maaf dan
berjanji akan menguji ulang atas kelayakan produknya.

5. Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT. Ajinomoto 2000

PT. Ajinomoto merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bumbu penyedap
makanan terbesar di Indonesia.

Pada 7 Agustus 2000 lalu, LPPOMMUI dan BPOM melaporkan bahwa salah satu kandungan
dalam produk MSG milik PT. Ajinomoto yaitu bactosoyone termasuk Haram.
Mengetahui hal tersebut, pemerintah meminta kepada PT. Ajinomoto untuk segera menarik
produknya dari edaran karena melanggar etika konsumsi dan keamanan konsumen.

Sementara itu BPOM sendiri menyarankan agar menggandi kandungan dalam MSG
dengan mameno untuk lolos uji Halal.
Setelah beberapa waktu kemudian PT. Ajinomoto menanggapi kasus tersebut dengan
meminta maaf kepada pihak-pihak yang telah dirugikan serta mengulang kembali untuk
membuat produk sesuai ketentuan dan prosedur.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Agama
menunjukkan bahwa
kebahagiaan yang ingin
dicapai dengan
menjalankan syariah
agama itu hanya dapat
terlaksana dengan adanya
akhlak yang
baik.Kepercayaan yang
hanya berbentuk
pengetahuan tentang
keesaan Tuhan, ibadah
yang dilakukan hanya
sebagai formalitas belaka,
muamalah yang hanya
merupakan
peraturan yang tertuang
dalam kitab saja, semua
itu bukanlah merupakan
jaminan
untuk tercapainya
kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran
akhlak dan pendirian
manusia terhadap-Nya
adalah pangkalan
yang menetukan corak
hidup manusia.Akhlak,
atau moral, atau susila
adalah pola
tindakan yang didasarkan
atas nilai mutlak
kebaikan.Hidup susila
dan tiap-tiap
perbuatan susila adalah
jawaban yang tepat
terhadap kesadaran
akhlak, sebaliknya
hidup yang tidak bersusila
dan tiap-tiap pelanggaran
kesusilaan adalah
menentang
kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah
kesadaran manusia tentang
dirinya sendiri, dimana
manusia
melihat atau merasakan
diri sendiri sebagai
berhadapan dengan baik
dan
buruk.Disitulah
membedakan halal dan
haram, hak dan bathil,
boleh dan tidak boleh
dilakukan, meskipun dia
bisa melakukan.Itulah hal
yang khusus
manusiawi.Dalam
dunia hewan tidak ada hal
yang baik dan buruk atau
patut tidak patut, karena
hanya
manusialah yang
mengerti dirinya sendiri,
hanya manusialah yang
sebagai subjek
menginsafi bahwa dia
berhadapan pada
perbuatannya itu,
sebelum, selama dan
sesudah pekerjaan itu
dilakukan.Sehingga
sebagai subjek yang
mengalami
perbuatannya dia bisa
dimintai
pertanggungjawaban atas
perbuatannya itu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi
fokus permasalahan yang
akan dibahas dalam
makalah ini
dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Konsep Etika, Moral dan
Akhlak
2. Karakteristik Etika Islam
(Akhlak)
3. Hubungan Tasawuf
dengan Akhlak
4. Aktualisasi Akhlak
dalam kehidupan
masyarakat
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui
pengertian dan perbedaan
dari Etika, Moral dan
Akhlak
2. Untuk mengetahui
karakteristik Etika, Moral
dan Akhlak
3. Untuk mengetahui
hubungan Tasawuf dengan
Akhlak
4. Untuk mengetahui
Aktualisasi Akhlak dalam
kehidupan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai