KELAS 1 F
PRODI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Mengetahui Ad-Din(Agama) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Etika, Moral, dan Akhlak
bagi para pembacadan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Hepi Andi Bastoni,
selaku dosen matakuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan pengertian etika, moral, dan akhlak beserta contohnya
b. Mengidentifikasi karakteristik etika dalam islam
1
c. Untuk mengetahui pengertian tasawuf
d. Menjelaskan etika islam terhadap diri sendiri (menurut Abu Bakar Al -
Jazain
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ilmu yang membahas baik dana buruk dan teori tetang moral. Selain itu,
teori etika berorientasi kepada cara pandang atau sudut pengambilan
pendapat tentang bagaimana harusnya manusia tersebut bertingkah laku
di masyarakat.
4
Selanjutnya definisi akhlak yang menurut bahasa berarti budi pekerti,
perangai atau tingkah laku dan tabiaat atau watak dilahirkan karena
hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi biasa.
Dari pengertian diatas menunjukan bahwa akhlak adalah
kebiasaan atau sikap yang mendalam dalam jiwa manusia dimana
timbul perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu yang dilakukan berulangulang
hingga menjadi kebiasaan dan perbuatan itu bisa mengarah pada
perbuatan yang baik atau buruk.1 Rasulullah SAW bersabda:
5
segala hal dan melarang perbuatan yang jahat atau tercela. Karena pada
dasarnya baik atau buruknya perbuatan seseorang akan kembali kepada
dirinya masing-masing.
Oleh karena itu akhlak sangat diperlukan dalam pergaulan
sehari-hari karena itu pelajaran akidah akhlak sangatlah dibutuhkan
terutama bagi pelajar disekolah.
6
yang ada di tanganmu. Kamu puas dan rela dengan makanan dan
minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.
2.2.2 Contoh Moral
a. Membuang sampah pada tempatnya
Perilaku ini sebenarnya adalah perilaku yang mudah dan
dapat dilakukan tanpa memberikan dampat negative kepada yang
melakukannya. Namun dengan tidak melakukan hal ini malah
mandatangkan sesuatu yang negative terhadap orang tersebut dan
lingkungan. Misalnya saja banjir yang disebabkan karena
banyaknya sampah yang dibuang sembarangan.
b. Menaati peraturan yang ada
Peraturan dibuat untuk ditaati dan bukan untuk dilanggar
karena peraturan memanglah suatu hal yang dibuat secara khusus
untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan. Contoh moral
misalnya saja mentaati peraturan lalu lintas agar tidak kecelakaan
di jalan.
2.2.3 Contoh Akhlak
a. Menghormati orang yang lebih tua
b. Menghargai orang yang lebih muda
c. Berkata lemah lembut kepada orang tua
d. Menjenguk teman yang sedang sakit
e. Bersedekah dikala lapang dan sempit
f. Memberi makan orang yang kelaparan
7
d. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak
yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia.
2.6 Etika Islam Terhadap Diri Sendiri (Menurut Abu Bakar Al- Jazairi)
Berangkat dari renungan firman Allah SWT, yang terdapat dalam Al-
Qur’an surat al Jalzalah, ayat 6, yaitu: Pada hari itu manusia ke luar dari
kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada
mereka (balasan) pekerjaan mereka. An Nawawi (852 H) berkomentar
tentang kebangkitan manusia dalam ayat ini adalah dibangkitkannya badan ini.
Untuk mempertanggungjawabkan segala amal di hadapan Allah SWT. Oleh
8
karena itu, manusia perlu terus melihat diri nya secara dalam dan membangun
kecintaan terhadapnya. Maka kemudian Abu Bakar Jaabir al Jazairi
merumuskan empat pilar adab terhadap diri:
a. Selalu membersihkan diri dari segala dosa (taubat)
Al Jazairi mengatakan bahwa, taubat adalah melepaskan diri dari
segala dosa masa lalunya; dan berazam untuk tidak kembali kepada dosa
mendatang. Hal ini semakna dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
Surat 66 ayat 8, di mana ayat ini berbicara tentang konsep taubat yang
sesungguhnya, yaitu taubatannasuaha.
Taubat ini bermakna ada kesungguhan dalam meninggalkan dosa
dan kesalahan serta kemaksiatan. Bukan taubat yang hanya di bibir saja.
Tidak juga taubat momentum ketika di masjid, kampanye politik dan lain
sebagainya. Karena kesungguhan taubat itu akan mengundang rahmat
Allah yang berujung pada surga yang cita-citakan oleh semua manusia
yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
a. Muraqabah (merasa diri selalu diawasi oleh Allah SWT)
Al Jazairi menegaskan, bahwa seorang muslim mengondisikan
dirinya muraqabah (merasa diawasi) Allah SWT dan melazimi dirinya
dalam setiap waktu dan kehidupannya hingga sempurna keyakinannya
bahwa Allah SWT mengetahui dirinya, mengetahui rahasia-rahasia dirinya,
mengawasi semua amal perbuatannya, serta memperhatikan dirinya dan
memperhatikan setiap jiwa atas apa yang telah dikerjakannya (Jazairi,
2015).
Dalam konteks dunia kerja, karyawan yang memiliki etika yang
kuat terhadap Allah SWT dan menjunjung tinggi profesinya, akan selalu
hadir satu semangat bahwa apa yang dikerjakannya selalu dalam
pengawasan Allah SWT. Sehingga ia akan mengerjakan tugastugasnya
dengan melakukan “ yang “seharusnya”, bukan “seadanya”.
c. Muhasabah (mengevaluasi diri)
Pada poin muhasabah ini, al Jazairi, menjelaskan, bahwa ketika
seorang muslim beramal atau bekerja siang dan malam demi
kebahagiaannya di negeri akhirat dan membuatnya layak mendapatkan
9
kemuliaan akhirat serta keridhoan Allah SWT di dalamnya, kemudian Al
Jazairi membuat sebuah perumpamaan indah terkait amal: kalau
memandang dunia adalah tempat beramal, maka keharusan bagi seseorang
untuk memandang ibadah adalah modal utama dalam usahanya. Dan
hendaklah setiap manusia memandang ibadah sunah seperti keuntungan
dan tidak kalah penting adalah bagaimana melihat maksiat adalah sebuah
kerugian besar dari segala usaha atau dagangnya.
d. Mujahadah (bersungguh – sungguh dalam mengendalikan diri)
Al Jazairi mengungkapkan, bahwa seorang muslim wajib
mengetahui bahwa musuhnya yang paling berbahaya adalah hawa nafsu
yang berada Di antara dua tulang rusuknya. Sebab, tabiat hawa nafsu
adalah cenderung pada keburukan, antipati terhadap kebaikan, dan
tabiatnya selalu mendorong untuk melakukan perbuatan keji dan munkar.
Ungkapan al Jazairi di atas perlu juga diperkuat dengan
penelusuran kholilurrahman, tentang akar kata Mujahadah yang seakar
dengan ijtihad dan Jihad ke semuanya memiliki kesamaan makna, yaitu
dari asal kata jahada-yujaahidu-mujaahadah berarti kesungguhan,
kepayahan dan kesulitan. Kesungguhan dalam konteks apa? Tentu
kesungguhan dalam meraih dan mendapatkan sesuatu yang agung, berat
dan sulit, serta hanya bisa diperoleh dengan jalan Mujahadah.
Dan sudah pasti kesungguhan dalam menghindarkan diri terhadap
hal-hal yang di larang dan dibenci oleh Allah SWT. Larangan yang akan
menghantarkan pelakunya pada menghantarkan penyesalan dalam
kehidupan, setelah melakukannya, atau setelahnya dalam waktu yang
panjang.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi Berdasarkan tulisan di atas diketahui
bahwa antara akhlak dengan etika, dan moral memiliki kesamaan arti,
cakupan dan tujuan. Namunpun demikian, juga memiliki perbedaan satu
sama lainnya. Dalam perspektif Islam akhlak dan tasawuf sangat berkaitan
erat karena sama-sama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Serta dapat pula disimpulkan 4 hal yaitu bahwa Akhlak, etika dan moral
adalah suatu disiplin ilmu yang membicarakan tentang persoalan baik dan
buruk, Antara akhlak, etika dan moral, memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah sama-sama mengkaji masalah baik dan buruk,
sedangkan perbedaanya adalah terletak pada landasan yang dipakai, Dalam
konteks sejarah, antara akhlak dan tasawuf memiliki tujuan dan esensi yang
sama, yaitu sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta
Indikator orang berakhlak adalah beriman atau tidaknya seseorang. Salah satu
karakter seseorang dikatakan beriman adalah ketika ia mampu melahirkan
kedamaian dan ketenteraman bagi alam lingkungannya.
3.2 Saran
Adapun saran yang akan kami sampaikan adalah Kita harus bisa
membentengi diri kita dengan keimanan dan ketaqwaan agar modernisasi dan
globalisasi tidak mempengaruhi etika, moral dan akhlak kita tetapi kita yang
mengendalikan modernisasi dan globalisasi yang harus kita peroleh dan
pelajari dengan akhlak, etika, moral,dan dalil yg kita miliki.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/352514625_Konsep_Adab_Terhadap_D
iri_Studi_Kitab_Minhajul_Muslim_Abu_Bakar_Jabir_Al_Jazairi
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-tasawuf/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2a
hUKEwjBjJuh5vP6AhVjDrcAHZiDBbkQFnoECAgQAw&url=https%3A%2F%2
Fstie-igi.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2FBab-4-PAI-
Konsep-Akhlaq-
Moral.ppt%23%3A~%3Atext%3DKarakteristik%2520Etika%2520Islam%2520(
Akhlak)%26text%3DEtika%2520Islam%2520menetapkan%2520bahwa%2520ya
ng%2Cdi%2520segala%2520waktu%2520dan%2520tempat.&usg=AOvVaw1Acj
1dIjXoHAZ1adfQRk5b
https://www.beginisob.com/2010/01/contoh-etika-moral-dan-akhlak-dalam-
kehidupan-sehari-hari.html
https://www.google.com/search?client=opera&q=moral%2C+etika+dan+akhlak+
makalaH&sourceid=opera&ie=UTF-8&oe=UTF-8
12