Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA, MORAL DAN AKHLAK


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing : Hepi Andi Bastoni,MA

Disusun Oleh Kelompok 4


Abid Fadillah Oktavian 2230422
Ahmad Prayoga 2230425
Fayza Kania 2230440
Gladisya Safira Wardani 2230444
Salwa Haura Sujana 2230469
Sekar Laras 2230470
Silvi Ellora Azmel 2230473
Wisnu Bagus Irawanto 2230478

KELAS 1 F
PRODI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Mengetahui Ad-Din(Agama) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Etika, Moral, dan Akhlak
bagi para pembacadan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Hepi Andi Bastoni,
selaku dosen matakuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN .....................................................................................................3
2.1 Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak ............................................................. 3
2.1.1 Pengertian Etika ....................................................................................3
2.1.2 Pengertian Moral .................................................................................. 4
2.1.2 Pengertian Akhlak ................................................................................ 4
2.2 Contoh Etika, Moral, dan Akhlak .................................................................. 6
2.2.1 Contoh Etika ......................................................................................... 6
2.2.2 Contoh Moral ........................................................................................7
2.2.3 Contoh Akhlak ......................................................................................7
2.3 Karakteristik Etika Islam (Akhlak) ................................................................ 7
2.4 Pengertian Tasawuf ........................................................................................ 8
2.5 Hubungan Antara Tasawuf dan Islam ............................................................ 8
2.6 Etika Islam Terhadap Diri Sendiri (Menurut Abu Bakar Al-Jazari) .............. 8
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................11
3.2 Saran .............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama Islam mengatur berbagai aspek dalam kehidupan, antara lain :
akhlaq, etika, moral dan lain-lain. Semua tercantum dalam qur’an dan hadist.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Dalam kehidupan sehari-
hari, terutama dalam pergaulan, kita mampu menilai perilaku seseorang,
apakah itu baik atau buruk. Hal tersebut dapat terlihat dari cara bertutur kata
dan bertingkah laku. Akhlak, moral, dan etika masingmasing individu
berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan internal dan
eksternal tiap-tiap individu. Di era kemajuan IPTEK seperti saat ini, sangat
berpengaruh terhadap perkembangan akhlak, moral, dan etika seseorang.
Kita amati perkembangan perilaku seseorang pada saat ini sudah jauh dari
ajaran Islam, sehingga banyak kejadian masyarakat saat ini yang cenderung
mengarah pada perilaku yang kurang baik. Berdasarkan uraian diatas, maka
kami bermaksud menyusun makalah ini dengan alasan ingin mengetahuai
lebih jauh lagi apa perbedaan antara akhlak, etika dan moral serta ingin
mengetahui apakah ada perbedaan antara akhlak, etika dan moral dan dalil
apakah yang membahas lebih jelas lagi mengenai akhlak.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian etika, moral dan akhlak dan berikan contohnya?
b. Apa karakteristik etika islam (akhlak)?
c. Apa pengertian dari tasawuf ?
d. Bagaimana etika islam terhadap diri sendiri (menurut Abu Bakar Al-
Jazain) ?

1.3 Tujuan
a. Menjelaskan pengertian etika, moral, dan akhlak beserta contohnya
b. Mengidentifikasi karakteristik etika dalam islam

1
c. Untuk mengetahui pengertian tasawuf
d. Menjelaskan etika islam terhadap diri sendiri (menurut Abu Bakar Al -
Jazain

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika, Moral dan Akhlak


2.1.1 Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal
yang berarti kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan
moral yang mana etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan
baik dan buruk. Pengertian ini menunjukan bahwa, etika ialah teori
tentang perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik dan buruknya,
yang juga merupakan pada inti sari atau sifat dasar manusia: baik dan
buruk manusia. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat
kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi
terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles
(284-322 SM) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi,
kita membatasi diri pada asal-usul kata ini, maka “etika” berarti: ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Etika dalam arti lain merupakan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang di lakukan
manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan atau
pola tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Dengan adanya
etika pergaulan dalam masyarakat akan terlihat baik dan buruknya.
Kemudian, terkait dengan terminologi etika. Terdapat istilah lain
yang identik dengan kata ini, yaitu: “Susila” (Sanskerta), lebih
menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih
baik (su). Etika pada dasarnya mengamati realitas moral secara kritis,
dan etika tidak memberikan ajaran melainkan kebiasaan, nilai, norma
dan pandangan-pandangan moral secara kritis. etika lebih kepada
mengapa untuk melakukan sesuatu itu harus menggunakan cara tersebut.
Dari beberapa pernyatan tentang etika, dapat disimpulkan bahwa,
secara umum asal-mula etika berasal dari filsafat tentang situasi atau
kondisi ideal yang harus dimiliki atau dicapai manusia. Etika juga suatu

3
ilmu yang membahas baik dana buruk dan teori tetang moral. Selain itu,
teori etika berorientasi kepada cara pandang atau sudut pengambilan
pendapat tentang bagaimana harusnya manusia tersebut bertingkah laku
di masyarakat.

2.1.2 Pengertian Moral


Moral atau moralitas berasal dari kata bahasa latin mos
(tunggal), mores (jamak), dan kata moralis bentuk jamak mores
memlliki makna kebiasaan, kelakuan, kesusilaan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), kata moral berarti mempunyai dua makna.
Pertama, ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; dan kedua, kondisi mental
seseorang yang membuat seseorang melakukan suatu perbuatan atau isi
hati/keadaan perasaan yang terungkap melalui perbuatan.
Istilah lain yang sama dengan moral adalah etika dan akhlak.
Etika berasal dari kata ethiek (Belanda), ethics (Inggris), dan ethos
(Yunani) yang berarti kebiasaan, kelakuan. Akhlak berasal dari bahasa
Arab khuluq, jamak dari khuluqun, menurut lughot diartikan sebagai
budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Dalam bahasa
Indonesia, budi pekerti merupakan kata majemuk, berasal dari kata budi
dan pekerti. Kata budi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti yang
sadar atau yang menyadarkan, atau alat kesadaran. Sedangkan pekerti
memiliki arti kelakuan. Istilah Moral seringkali digunakan secara silih
berganti dengan akhlak. Berbeda dengan akal yang dipergunakan untuk
merujuk suatu kecerdasan, tinggi rendahnya intelegensia, kecerdikan
dan kepandaian. Kata moral atau akhlak digunakan untuk menunjukkan
suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan
nilai-nilai kehidupan.

2.1.3 Pengertian Akhlak


Akhlak berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang menurut
lughat berarti budi pekerti atau perangai, tingkah laku atau tabi’at.

4
Selanjutnya definisi akhlak yang menurut bahasa berarti budi pekerti,
perangai atau tingkah laku dan tabiaat atau watak dilahirkan karena
hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi biasa.
Dari pengertian diatas menunjukan bahwa akhlak adalah
kebiasaan atau sikap yang mendalam dalam jiwa manusia dimana
timbul perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu yang dilakukan berulangulang
hingga menjadi kebiasaan dan perbuatan itu bisa mengarah pada
perbuatan yang baik atau buruk.1 Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang


paling baik akhlaknya.” (HR, Tirmidzi)
Adapun menurut Imam Al-Ghazali mengatakan akhlak adalah
“sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan”.
Sedangkan menurut para ahli dasar akhlak itu adalah adat
kebiasaan, yang harus dinilai dengan norma-norma yang ada dalam Al-
Qur an dan Sunah Rasul kalau sesuai dikembangkan kalau tidak harus
ditinggalkan. Sedangkan tujuan dari akhlak itu sendiri adalah menanam
tumbuhkan rasa keimanan yang kuat, menanam kembangkan kebiasaan
dalam melakukan amal ibadah, amal soleh, dan akhlak yang mulia.
Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah dan sekitar sebagai
anugrah Allah SWT kepada manusia.
Kesadaran bahwa manusia dalam hidupnya membutuhkan
manusia lainnya menimbulkan perasaan bahwa setiap manusia
terpanggil hatinya untuk berbuat yang terbaik bagi orang lain, karena
Islam mengajarkan bahwa sebaikbaik manusia adalah yang banyak
mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Dan kesadaran manusia untuk
berbuat baik sebanyak mungkin tersebut akan melahirkan sikap peduli
kepada orang lain karena Islam mengajarkan untuk berbuat baik dalam

5
segala hal dan melarang perbuatan yang jahat atau tercela. Karena pada
dasarnya baik atau buruknya perbuatan seseorang akan kembali kepada
dirinya masing-masing.
Oleh karena itu akhlak sangat diperlukan dalam pergaulan
sehari-hari karena itu pelajaran akidah akhlak sangatlah dibutuhkan
terutama bagi pelajar disekolah.

2.2 Contoh Etika, Moral dan Akhlak


2.2.1 Contoh Etika
a. Bergaul dengan orang lain
Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau
menilai mereka cacat. Jaga dan perhatikanlah kondisi orang,
kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu pergaulilah mereka,
masing-masing menurut apa yang sepantasnya. Contoh Etika
Bergaul dengan orang lain Mendudukkan orang lain pada
kedudukannya dan masing-masing dari mereka diberi hak dan
dihargai. Perhatikanlah mereka, kenalilah keadaan dan kondisi
mereka, dan tanyakanlah keadaan mereka.Hormati perasaan orang
lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat. Jaga dan
perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka,
lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang
sepantasnya. Contoh Etika Bergaul dengan orang lain
Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing
dari mereka diberi hak dan dihargai. Perhatikanlah mereka,
kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan tanyakanlah keadaan
mereka.
b. Etika makan dan minum
Berupaya untuk mencari makanan yang halal. Hendaklah
makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan dengan ibadah,
agar kamu mendapat kebaikan dari makan dan minummu itu.
Mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan
begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan

6
yang ada di tanganmu. Kamu puas dan rela dengan makanan dan
minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.
2.2.2 Contoh Moral
a. Membuang sampah pada tempatnya
Perilaku ini sebenarnya adalah perilaku yang mudah dan
dapat dilakukan tanpa memberikan dampat negative kepada yang
melakukannya. Namun dengan tidak melakukan hal ini malah
mandatangkan sesuatu yang negative terhadap orang tersebut dan
lingkungan. Misalnya saja banjir yang disebabkan karena
banyaknya sampah yang dibuang sembarangan.
b. Menaati peraturan yang ada
Peraturan dibuat untuk ditaati dan bukan untuk dilanggar
karena peraturan memanglah suatu hal yang dibuat secara khusus
untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan. Contoh moral
misalnya saja mentaati peraturan lalu lintas agar tidak kecelakaan
di jalan.
2.2.3 Contoh Akhlak
a. Menghormati orang yang lebih tua
b. Menghargai orang yang lebih muda
c. Berkata lemah lembut kepada orang tua
d. Menjenguk teman yang sedang sakit
e. Bersedekah dikala lapang dan sempit
f. Memberi makan orang yang kelaparan

2.3 Karakteristik Etika Islam (Akhlak)


a. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang
baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
b. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik
buruknya perbuatan, didasarkan kepada ajaran Allah SWT.
c. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan
dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia disegala waktu dan tempat.

7
d. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak
yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia.

2.4 Pengertian Tasawuf


Tasawuf adalah gerakan Islam yang mengajarkan ilmu cara menyucikan
jiwa, menjernihkan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk
memperoleh kebahagiaan yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan
gerakan zuhud dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi
mistisme Islam.
Tasawuf juga dapat diartikan sebuah upaya yang dilakukan manusia untuk
memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada agama dengan tujuan
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2.5 Hubungan Antara Tasawuf dan Islam


a. Tasawuf tidak dapat lepas dari fiqih, sebab fiqih merupakan aspek zhahir
ajaran islam, sementara tasawuf merupakan aspek bathinnya. Islam
merupakan paduan aspek zhahir dan bathin secara seimbang.
b. Akhlak yang baik sebenarnya merupakan gambaran hati yang suci, dan
akhlak yang buruk merupakan gambaran hati yang busuk. Orang yang suci
hatinya akan tercermin dalam air muka dan perilakunya yang baik.
c. Jadi agar memiliki akhlak yang baik adalah dengan mengamalkan tasawuf
secara sistematis. Yaitu dengan ada al – wajibaat (melaksanakan semua
kewajiban), ada al – naafilaat (melaksanakan kesunnahan) dan al-
riyaadloh (latihan spritual). Inti riyadhoh dalam tasawuf adalah dzikir.

2.6 Etika Islam Terhadap Diri Sendiri (Menurut Abu Bakar Al- Jazairi)
Berangkat dari renungan firman Allah SWT, yang terdapat dalam Al-
Qur’an surat al Jalzalah, ayat 6, yaitu: Pada hari itu manusia ke luar dari
kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada
mereka (balasan) pekerjaan mereka. An Nawawi (852 H) berkomentar
tentang kebangkitan manusia dalam ayat ini adalah dibangkitkannya badan ini.
Untuk mempertanggungjawabkan segala amal di hadapan Allah SWT. Oleh

8
karena itu, manusia perlu terus melihat diri nya secara dalam dan membangun
kecintaan terhadapnya. Maka kemudian Abu Bakar Jaabir al Jazairi
merumuskan empat pilar adab terhadap diri:
a. Selalu membersihkan diri dari segala dosa (taubat)
Al Jazairi mengatakan bahwa, taubat adalah melepaskan diri dari
segala dosa masa lalunya; dan berazam untuk tidak kembali kepada dosa
mendatang. Hal ini semakna dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
Surat 66 ayat 8, di mana ayat ini berbicara tentang konsep taubat yang
sesungguhnya, yaitu taubatannasuaha.
Taubat ini bermakna ada kesungguhan dalam meninggalkan dosa
dan kesalahan serta kemaksiatan. Bukan taubat yang hanya di bibir saja.
Tidak juga taubat momentum ketika di masjid, kampanye politik dan lain
sebagainya. Karena kesungguhan taubat itu akan mengundang rahmat
Allah yang berujung pada surga yang cita-citakan oleh semua manusia
yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
a. Muraqabah (merasa diri selalu diawasi oleh Allah SWT)
Al Jazairi menegaskan, bahwa seorang muslim mengondisikan
dirinya muraqabah (merasa diawasi) Allah SWT dan melazimi dirinya
dalam setiap waktu dan kehidupannya hingga sempurna keyakinannya
bahwa Allah SWT mengetahui dirinya, mengetahui rahasia-rahasia dirinya,
mengawasi semua amal perbuatannya, serta memperhatikan dirinya dan
memperhatikan setiap jiwa atas apa yang telah dikerjakannya (Jazairi,
2015).
Dalam konteks dunia kerja, karyawan yang memiliki etika yang
kuat terhadap Allah SWT dan menjunjung tinggi profesinya, akan selalu
hadir satu semangat bahwa apa yang dikerjakannya selalu dalam
pengawasan Allah SWT. Sehingga ia akan mengerjakan tugastugasnya
dengan melakukan “ yang “seharusnya”, bukan “seadanya”.
c. Muhasabah (mengevaluasi diri)
Pada poin muhasabah ini, al Jazairi, menjelaskan, bahwa ketika
seorang muslim beramal atau bekerja siang dan malam demi
kebahagiaannya di negeri akhirat dan membuatnya layak mendapatkan

9
kemuliaan akhirat serta keridhoan Allah SWT di dalamnya, kemudian Al
Jazairi membuat sebuah perumpamaan indah terkait amal: kalau
memandang dunia adalah tempat beramal, maka keharusan bagi seseorang
untuk memandang ibadah adalah modal utama dalam usahanya. Dan
hendaklah setiap manusia memandang ibadah sunah seperti keuntungan
dan tidak kalah penting adalah bagaimana melihat maksiat adalah sebuah
kerugian besar dari segala usaha atau dagangnya.
d. Mujahadah (bersungguh – sungguh dalam mengendalikan diri)
Al Jazairi mengungkapkan, bahwa seorang muslim wajib
mengetahui bahwa musuhnya yang paling berbahaya adalah hawa nafsu
yang berada Di antara dua tulang rusuknya. Sebab, tabiat hawa nafsu
adalah cenderung pada keburukan, antipati terhadap kebaikan, dan
tabiatnya selalu mendorong untuk melakukan perbuatan keji dan munkar.
Ungkapan al Jazairi di atas perlu juga diperkuat dengan
penelusuran kholilurrahman, tentang akar kata Mujahadah yang seakar
dengan ijtihad dan Jihad ke semuanya memiliki kesamaan makna, yaitu
dari asal kata jahada-yujaahidu-mujaahadah berarti kesungguhan,
kepayahan dan kesulitan. Kesungguhan dalam konteks apa? Tentu
kesungguhan dalam meraih dan mendapatkan sesuatu yang agung, berat
dan sulit, serta hanya bisa diperoleh dengan jalan Mujahadah.
Dan sudah pasti kesungguhan dalam menghindarkan diri terhadap
hal-hal yang di larang dan dibenci oleh Allah SWT. Larangan yang akan
menghantarkan pelakunya pada menghantarkan penyesalan dalam
kehidupan, setelah melakukannya, atau setelahnya dalam waktu yang
panjang.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi Berdasarkan tulisan di atas diketahui
bahwa antara akhlak dengan etika, dan moral memiliki kesamaan arti,
cakupan dan tujuan. Namunpun demikian, juga memiliki perbedaan satu
sama lainnya. Dalam perspektif Islam akhlak dan tasawuf sangat berkaitan
erat karena sama-sama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Serta dapat pula disimpulkan 4 hal yaitu bahwa Akhlak, etika dan moral
adalah suatu disiplin ilmu yang membicarakan tentang persoalan baik dan
buruk, Antara akhlak, etika dan moral, memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah sama-sama mengkaji masalah baik dan buruk,
sedangkan perbedaanya adalah terletak pada landasan yang dipakai, Dalam
konteks sejarah, antara akhlak dan tasawuf memiliki tujuan dan esensi yang
sama, yaitu sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta
Indikator orang berakhlak adalah beriman atau tidaknya seseorang. Salah satu
karakter seseorang dikatakan beriman adalah ketika ia mampu melahirkan
kedamaian dan ketenteraman bagi alam lingkungannya.

3.2 Saran
Adapun saran yang akan kami sampaikan adalah Kita harus bisa
membentengi diri kita dengan keimanan dan ketaqwaan agar modernisasi dan
globalisasi tidak mempengaruhi etika, moral dan akhlak kita tetapi kita yang
mengendalikan modernisasi dan globalisasi yang harus kita peroleh dan
pelajari dengan akhlak, etika, moral,dan dalil yg kita miliki.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/352514625_Konsep_Adab_Terhadap_D
iri_Studi_Kitab_Minhajul_Muslim_Abu_Bakar_Jabir_Al_Jazairi

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-tasawuf/

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2a
hUKEwjBjJuh5vP6AhVjDrcAHZiDBbkQFnoECAgQAw&url=https%3A%2F%2
Fstie-igi.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2FBab-4-PAI-
Konsep-Akhlaq-
Moral.ppt%23%3A~%3Atext%3DKarakteristik%2520Etika%2520Islam%2520(
Akhlak)%26text%3DEtika%2520Islam%2520menetapkan%2520bahwa%2520ya
ng%2Cdi%2520segala%2520waktu%2520dan%2520tempat.&usg=AOvVaw1Acj
1dIjXoHAZ1adfQRk5b

https://www.beginisob.com/2010/01/contoh-etika-moral-dan-akhlak-dalam-
kehidupan-sehari-hari.html

https://www.google.com/search?client=opera&q=moral%2C+etika+dan+akhlak+
makalaH&sourceid=opera&ie=UTF-8&oe=UTF-8

12

Anda mungkin juga menyukai