OLEH:
NAMA : ZULHIJAH
NIM : C1G123075
KELAS :A
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “etika, moral, dan akhlah” guna
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu saya haturkan untuk junjungan nabi agung,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.Tak lupa juga
saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu saya selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan saya telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, saya
sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna dan
bemanfaat untuk kita semua.
ZULHIJAH
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................... 14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah
yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan
peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan
untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Konsep Etika, Moral dan Akhlak
2. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)
3. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak
2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak
3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2. Moral
a. Pengertian Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores
yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum
bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,
pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik
atau buruk. Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral
adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas
manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan
lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek
yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia
selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Namun demikian
dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan.Pertama, kalau
dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau
buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak
ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang
dan berlangsung di masyarakat.Dengan demikian etika lebih bersifat
pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada
dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di
masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk
mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya
yang berlaku di masyarakat.
4. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan
terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim
mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai
timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-
sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-
adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-
din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas
tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak,
tetapi ikhlak.Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan
bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq,
yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang
sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat
merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu
Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang
akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya
dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam
membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan
agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
1) Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang. Nafsu ini
cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum dan nafsu
seksual.
2) Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsu
yang cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta mengalahkan
yang lain.
3) Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan nafsu
ini manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil hikmah, dan
memahami fenomena alam.
Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara menyucikan hati
(tashfiyat al-qalbi). Hati yang suci tidak hanya bisa dekat dengan Allah Swt. tetapi
malah dapat mengenal Allah Swt. (al-ma’rifah). Menurut Dzun Nun al-Misri, ada tiga
macam pengetahuan tentang Allah Swt.
Pengetahuan yang hakiki tentang Allah Swt. adalah pengetahuan yang disertai
dengan kesucian hati. Telah dijelaskan bahwa akhlak adalah sifat hati yang mendasari
perilaku manusia dan tasawuf adalah cara untuk membersihkan dan mensucikan hati.
Maka hubungan antara tasawuf dan akhlak menjadi sangat erat dan penting karena
satu sama lain saling mendukung.
Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang beriman dan memiliki
akhlak mulia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi
ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah bagian
dari filsafat.
• Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku di suatu masyarakat.
• Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga
sikap hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya
adalah wahyu tuhan.
• Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada
Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.
Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah tertanamnya iman dalam
hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
• Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan
iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap
tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada tuhan, diri sendiri, keluarga,
dan sesama manusia.
B. Saran
Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar.2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera:
Jakarta.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1279
https://books.google.co.id/books?id=2Kvp4lYPpAC&printsec=frontcover&dq=buku+
pendidikan+agama+islam+untuk+perguruan+tinggi+penerbit+grasindo&hl=id&sa=X&ved=
0ahUKEwiAmP_Ph7ThAhXEWisKHcs_DhMQ6AEILDAB#v=onepage&q=buku%20pendi
dikan%20agama%20islam%20untuk%20perguruan%20tinggi%20penerbit%20grasindo&f=f
alse
https://ps2unic.wordpress.com/2013/11/11/penerapan-etika-moral-dan-akhlak-dalam-
kehidupan/
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak. PT Raja Grafmdo
Persada: Jakarta
Wahyudin, Achmad, M. Ilyas, M. Saifulloh dan Z. Muhibbin.2009.Pendidikan Agama
Islam untuk Perguruan Tinggi.Grasindo
Yaqub, Hamzah. 1998. Etika Islam. CV Diponegoro: Bandung (artikel ini disadur dari
persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf)