Anda di halaman 1dari 9

ETIKA MORAL DAN AKHLAK

Disusun oleh :
Muh. Aqsa Fauzan
03120220146
Muh. Kafrawi Kamal
03120220137

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat,taufik,dan
hidayahnya sehingga kami bisa Menyusun tugas makalah ini dengan baik serta tepat waktu.
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan
syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Kepercayaan
yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya
sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang
dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan
tersebut. Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah
polatindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap
perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup
yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Konsep Etika, Moral dan Akhlak
2. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)
3. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak
2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak
3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
BAB II
Pembahasan

2.1 Konsep Etika, Moral, dan Akhlak

1. Etika

A. Pengertian Etika
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi
ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan
keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan, sesama manusia, dan alam.Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa
Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari
pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya
menentukan tingkah laku manusia. Adapun arti etika dari segi istilah, telah
dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut
pandangnya. Menurut paraulama’ etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkanapa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan
yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Sebagai cabang pemikiran filsafat,
etika bisa dibedakan menjadi dua : obyektivisme dan subyektivisme.
1) Obyektivisme
Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif, terletak
pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang disebut faham
rasionalisme dalam etika. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan
karena kita senang melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak
masyarakat, melainkan semata keputusan rasionalisme universal yang mendesak
kita untuk berbuat begitu.
2) Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan
kehendak atau pertimbangan subyek tertentu. Subyek disini bisa saja berupa
subyektifisme kolektif, yaitu masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.
B. Macam-Macam Etika
1) Etika deskriptifEtika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan
pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam
kehidupan masyarakat.
2) Etika NormatifEtika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma
norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari. Etika
dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya etika
dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan
yang harus dilakukan. Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan
boleh atau tidak.Etiket juga terbata spada pergaulan. Disisi yang lain etika tidak
bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri bernilai relative atau
tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika bernilai
absolute atau tidak tergantung dengan apapun. Etiket memandang manusia
dipandang dari segi lahiriah. Sementara itu etika manusia secara utuh.Dengan
ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk
dikatakan baik atau buruk. Dengan katalain etika adalah aturan atau pola tingkah
laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

2. Moral

A. Pengertian Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari
kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia
dikatan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang
secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Berdasarkan kutipan
tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk
memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau
buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu
dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek
yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya
ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Namun demikian dalam beberapa hal
antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika,
untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur
akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah
norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dimasyarakat. Dengan
demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep,
sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang
berkembang dimasyarakat. Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral
untuk mengukurtingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya
yang berlakudi masyarakat.

3. Perbedaan Antara Etika dan Moral

Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada. Kesadaran moral
erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam Bahasa asing disebut
conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb,
fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu :

a. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.


b. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan
yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan
dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap
waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.
c. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan

4. Akhlak

A. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak,
yaitupendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isimmashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi
majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan,
tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama). Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut
diatas tampaknya kurang pas, sebab isimmasdar dari kata akhlaqa bukan akhlak,
tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa
secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu
isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah
demikian adanya.

2.2 Karakteristik Etika Islam (Akhlak)

Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji atau
tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan, pikiran, dan perbuatan
manusia lahir batin. Akhlak secara substansial adalah sifat hati, bisa baik bisa buruk
yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik yang muncul adalah perilaku
yang baik (akhlaq al-mahmudah) dan jika sifat hatinya buruk, yang akan muncul
adalah perilaku buruk (al-akhlaq al-madzmumah). Menurut Ibnu Arabi, di dalam diri
manusia ada tiga nafsu :

1) Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang. Nafsu ini
cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum dan nafsuseksual.
2) Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsuyang
cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta mengalahkan yang
lain.
3) Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan nafsuini
manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil hikmah, dan memahami
fenomena alam.

2.3 Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara menyucikan hati
(tashfiyat al-qalbi). Hati yang suci tidak hanya bisa dekat dengan Allah Swt. Tetapi
malah dapat mengenal Allah Swt. (al-ma’rifah). Menurut Dzun Nun al-Misri, ada tiga
macam pengetahuan tentang Allah Swt.

a. Pengetahuan Awam : Allah Swt. dengan perantaraan kalimat syahadat.


b. Pengetahuan Ulama : Allah Swt. menurut logika akal.
c. Pengetahuan Kaum Sufi : Allah Swt. dengan perantaraan hati sanubari

Pengetahuan yang hakiki tentang Allah Swt. adalah pengetahuan yang disertai
dengankesucian hati. Telah dijelaskan bahwa akhlak adalah sifat hati yang
mendasariperilaku manusia dan tasawuf adalah cara untuk membersihkan dan
mensucikan hati. Maka hubungan antar tasawuf dan akhlak menjadi sangat erat dan
penting karena satu sama lain saling mendukung
Metode penyucian hati (tashfiyat al-qalbi) dalam ilmu tasawuf :

1) Ijtinabul Manhiyat, ialah menjauhi larangan-larangan Allah Swt.


2) Ada’ul Wajibat, ialah melaksanakan kewajiban-kewajiban Allah Swt.
3) Ada’un Nafilat, ialah melaksanakan hal-hal yang disunahkan Allah Swt.
4) Ar-Riyadloh, ialah latihan spiritual agar dapat istiqomah dalam menjalankan seluruh
ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

2.4 Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan Masyarakat

Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi
pentingnya berakhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia
karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau
dengan sesama makhluk. Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran
Islam ke dalam tingkah laku sehari hari.

1. Akhlak Kepada Allah


a. Beribadah kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah untuk
menyembah-Nya sesuai dengan syariat islam.
b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi, baik diucapkan dengan lisan maupun dalam hati.
c. Berdo’a kepada Allah. Do’a merupakan pengakuan akan keterbatasan dan
ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah
terhadap segala sesuatu.
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina
dihadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup
dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
f. Berhusnudzon kepada Allah, yaitu berprasangka baik kepada Allah karena apa
yang diberikan oleh Allah merupakan yang terbaik bagi hambanya.
2. Akhlak Kepada Diri Sendiri
a. sabar, yaitu perilaku sebagai pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa
yang menimpanya.
b. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas nikmat yang telah di beri oleh Allah,
baik syukur dalam ucapan maupun perbuatan.
c. Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin.
3. Akhlak Kepada Keluarga
a. Memuliakan dan menghormati kedua orang tua
b. Mendoakan kedua orang tua
c. Bersikap baik kepada kedua orang tua
d. Berkata lembut kepada kedua orang tua
e. Menyanyangi kedua orang tua seperti mereka menyayangi kita sewaktu kecil.
4. Akhlak Kepada Sesama Manusia
a. Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan
b. Menumbuhkan sikap Ta’awun atau saling tolong menolong
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
d. Menepati janji yang telah dibuat

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi
ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah bagian dari
filsafat.
 Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di
suatu masyarakat.
 Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut jugasikap
hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu
tuhan.
 Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada
Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmutasawuf. Indikator
manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah tertanamnya iman dalam hati dan
teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
 Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan
iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap
tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlakkepada tuhan, diri sendiri, keluarga, dan
sesama manusia.

3.2 Saran

Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.

Anda mungkin juga menyukai