PEMBAHASAN
2. Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari Bahasa Latin Moralitas, adalah istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga
moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu,
tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam
zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki
moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat
dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral
jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi
dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai
rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki
moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan
agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
1. Moral keagamaan
2. Moral sekuler
3. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk jamak
dari “khuluq”. Secara bahasa “akhlak” mempunyai arti budi pekerti , tabiat,
dan watak. Dalam kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral dan
etika. Menurut istilah yang dijelaskan oleh Ibnu Maskawih “akhlak adalah
perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tanpa melalui pertimbangan”. (Saputra, 2004: 30).
Menurut Abdul hamid yusuf akhlak adalah ilmu yang memberikan
keterangan tentang perbuatan yang mulia dan memberikan cara-cara untuk
melakukannya. (Mahjuddin, 2004: 9), sedangkan menurut Ja’ad maulana
“akhlak adalah ilmu yang menyelidiki gerak jiwa manusia, apa yang
dibiasakan mereka dari perbuatan dan perkatan dan menyingkap hakikat-
hakikat baik dan buruk”. (Zahruddin, 2000: 6). Akhlak menurut Ahmad amin
adalah kehendak yang biasa dilakukan. Artinya segala sesuatu yang kehendak
yang terbiasa dilakukan, disebut akhlak. (Amin, 1995: 62).
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dalam agama
Islam. Akhlak dihubungkan dnegan tujuan risalah Islam atau antara
perutusan utama Rasulullah SAW. Dalam sabda Rasulullah SAW,
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (yang)
mulia”(HR Bukhari dalam Al Adabul Mufrad). Pernyataan Rasulullah itu
menunjukkan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam.
Akhlak merupakan roh Islam yang mana agama tanpa akhlak samalah
seperti jasad yang tidak bernyawa. Oleh karena itu, satu misi yang
dibawa Rasulullah SAW. ialah membina kembali akhlak manusia yang
telah runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu.
Akhlak menentuka kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana
akhlak yang baik dapat memberatkan timbangan amalan yang baik.
Rasulullah SAW. bersabda, “Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun
timbangan melainkan akhlak yang baik".
B. Persamaan dan Perbedaan antara etika , moral dan akhlak
Definisi dari ketiga hal itu hampir sama. Etika adalah ajaran yang berbicara
tentang baik dan buruk dan yang menjadi tolak ukurnya adalah akal. Sedangkan,
moral itu hampir sama tetapi tolak ukurnya itu bersifat lokal atau dinilai dari adat
kebiasaan di daerah tersebut.
Akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan
secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Jelaslah bahwa,
substansial akhlak, etika dan moral adalah sama yaitu ajaran tentang baik dan
buruk berkaitan dengan sikap hidup manusia. Etika, moral dan akhlak tidak
semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, statis, dan
konstan tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk
pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan,
kebiasaan, keteladanan serta dukungan lingkungan mulai dari keluarga,
sekolah, dan masyarakat secara terus menerus.
Sedangkan yang membedakan dari 3 hal itu adalah sumber kebenarannya.
Akhlak bersumberkan al-Quran dan al-Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan
baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan
perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah.
sedangkan etika berusmber dari akal karena bagian dari filsafat, yang pada
intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani. Dan moral bersumberkan
adat istiadat yang berlaku di masyarakat.
Etika lebih bersifat teoritis, moral bersifat praktis, etika bersifat umum, moral
bersifat lokal dan khusus , sedangkan akhlak bersifat universal dan komprehensif,
mencakup aspek lahir dan batin.