Anda di halaman 1dari 11

Tugas.

2
Nama : Miftaful Janah
Nim : 042336811
  Berikut ini disajikan Tugas wajib 2 yang harus saudara kerjakan
1) Jelaskan pengertian moral, budi pekerti, akhlak, etika dan hubungan diantara
semuanya!
 pengertian moral
secara etimologi moral berasal dari bahasa latin, mores, bentuk jamak dan more
artinya adat atau kebiasaan. Secara terminology moral adalah ajaran tentang
tindakan seseorang yang dalam hal sifat , perangai , kehendak, pendapat, dan
perbuatan yang secara layak dapat dilakukan benar atau salah, baik atau buruk
sidi Gazalba mengartikan moral sebagai kesesuaian dengan ide-ide yang umum
diterima tentang tindakan manusia , mana yang baik dan mana yang wajar. Jika
moral adalah tindakan yang umum sesuai dengan dan diterima oleh lingkungan
tertentu atau kesatuan social tertentu. Sementara itu The Advanced Leaner
Dictinary of Current English dikemukakan pengertian moral sebagai
1) prinsip-prinsip yang berkenan dengan benar dan salah baik dan buruk
2) kemampuan untuk memahami perbedaan anatar benar dan salah
3) ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik
dengan demikian moral dapat diartikan dengan “ menyangkut baik burukya
manusia sebagai manusia”
moralitas dapat diartikan “ seluruhan norma-norma dan nilai-nilai dan sikap moral
seseorang atau masyarakat”
denifisi moral adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai
nilai baik atau buruk salah atau benar layak atau tidak layak
berkaitan dengan masalah oral adalah kesadaran yang disebut dengan kesadaran
moral
kesadaran moral adalah pengetahuan bahwa ada yang baik dan ada yang buruk
dengan pengetahuannya ia memilih untuk melakukan sesuatu perbuatan tanpa ada
paksaan dari siapapun. Hanya orang yang mempunyai kesadaran akan mengikuti
hal-hal yang memang secara moral baik. Kesadaran moral itu timbul karena:
1) Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang baik Persaan
ini telah ada dalam setiap diri manusia , siapa pun dan dimana pun ia .
Manusia terlahir fitrah yakni suci. Dalam arti kecenderungan terhadap
kebaikan . Karena fitrahnya ini manusia senantiasa mempunyai suara batin
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan hati nuraninya.
Ketika suara batin ini tidak ditaati maka ia akan merasa tidak tenang dan tidak
tentram
2) Objektif dan rasional . Kesadaran moral ini muncul berdasarkan akal. Dengan
akal ini manusia bias menegtahui baik dan buruk suatu perbuatan dan itu
berlaku secara universal artinya sama disetiap tempat dan sama dalam
pandangan setiap orang
 Pengertian susila dan budi pekerti
Secara estimologis kata susila berasal dari bahasa sankerta yaitu su dan sila
Su berarti baik,bagus, dan sila berarti dasar,prinsip,peraturan hidup, atau norma
Secara terminology susila adalah aturan-aturan hidup baik. Orang yang bersusila
adalah orang yang berkelakuan baik dengankan orang yang a susila adalah orang yang
berkelakuan buruk. Susila biasa bersumber pada adat yang berkembang dimasyarakat
setempat tentang suatu perbuatan itu tabu atau tidak tabu layak atau tidak layak.
Dengan demikian susila menunjuk pada arti perilaku baik yang dilakukan seseorang.
Sementara budi pekerti merupakan kata majemuk dari kata budi pekerti . Kata budi
berasal dari bahasa sanskertayang berarti sadar yang menyadarkan ,alat kesadaran .
Budi secara istilah adalah yang adapada manusia yang berhubungan dengan
kesadaran yang didorong oleh akal. Sementara pekerti apa yang terlihat pada manusia
karena didorong oleh akal perasaan . Budi pekertiadalah perparuan dari hasil akal dan
rasa yang terwujudpada karsa dan tingkah laku manusia.
Selanjutnya kata susila sering disempitkan artinya menjadi sopan , beradab, baik budi
bahasanya. Tidak salah memang karena susila menyangkut pula kesopanan dan
beberadaban hanya saja hang termasuk ke dalam susila iti hukan hanya sopan beradab
serta halus tutur kaanya. Itu hanya sebagian saja.
 Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab . ‫ خالق‬Yang merupakan bentuk jamak (plural) dari
khuluq ‫خلق‬. Secara bahasa aklhak memountai arti tabiat perangai ,kebiasaan ,atau
karakter. Menurut kamus Al-Munjid, kata akhlak mempunyai akar yang sama dengan
khalqun (kejadian) khaliqun (pencipta) dan makhluqun ( yang diciptakan). Dalamarti
bahasa akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika.
Berdasarkan art akhlak secara bahasa arti istilah akhlak yang dikemukakn oleh oara
ulama juga mengacu pada masalah tabiat atau kondisi batin yang mempengaruhi
perilaku manusia. Berikut ini adalah pengertian akhlak secara istilah dari sebagian
ulama:
Ahmad Amin dalam buku Al-Akhlak mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang
biasa dilakukan. Artinya segala sesuatu berkehendak yang terbiasa dilakukan disebut
Akhlak
Ibn Maskawih dalam kitabnya Tahzib al-Akhlaq wa Tathirul A'raq, mendefinisikan
akhlak sebagai " keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan(sebelumnya) "
Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mendefisinikan akhlak sebagai
"Segala sifatyang tertanam dalam hati memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan"
Dari definisi-definisi tersebut bahwa akhlak adalah sesuatu keadaan yang tertanam
dalam jiwa berupakeinginan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan secara
langsung dan berturut-turut tanoa memikirkan pemikiran selanjutnya . Keadaan jiwa
tersebut adakalanya merupakan sifat alami yang didorong oleh fitrah manusia untuk
melakukan suatu perbuatan atau tidak melakukannya sperti rasa takut dan sebagainya.
Selain itu suasana jiwa adakalanya disebabkan oleh pengaruh adat istiadat yang
berlaku seperti orang yang membiasakan berkata benar secara terus menerus maka
jadilah suatu bentuk akhlak yang tertanam dalam jiwa atau batin.
Dari definisi dan uraian singkat di atas kita dapat mengambik 2 hal penting tentang
akhlak yaitu
I. Akhlak betpangkal pada hati jiwa atau kehendak
II. Akhlak merupakan perwujudan perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan
yang dibuat-buat tetapi sewajarnya)

Dengan demikian akhlak adalah ajaran islam merupakan perbuatan manusia sebagai
ekpresi atau ungkapan dari kondisi jiwa
Untuk meraih kesempurnaan akhlak seseorang harus melatih diri dan
membiasalannya dalam hidup sehari-hari. Seseorang harus berlayih dan membiasakan
diri berfikir dan berkehendak baik, serta membiasakan pemikiran dan kehendak
baiknya iti dioraktikan dalam wujud perbuatan dalam kehidupan sehari-hari
 pengertian etika
Etika secaa etimologis ( berdasarkan unsur-unsur kata) berasal dati bahasa yunani
ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Secara itilah etika adalah ilmu yang
membicarakan tentang tingkah laku manusia, sebagai ahli yang lain mengemukakan
definisi etika sebagai teori tentang laku perbuatan manusia dipandang dari segi nilai
baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan akal.
Ahmad Amin misalnya mengartikan etika adalah ilmu yang mejelaskan arti baik dan
buruk menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang
harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menujukan jalam untuk
melakukan apa yang seharusnya di perbuat.
Soegarda poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang
baik buruk , serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan juga merupaka pengetahuan
tentang nilai-nilai itu sendiri
Dalam van Dale's Grootwoordebooek dikemukakan etika sebagai filsafat praktis
yakni akidah-akidah rasa moral , ajaran tentang filsafat rohani umumnya
Ensiklopedi Winkler mendefinisikan etika sebagai bagian dari filsafat yang
memperkembangkan teori tentang tindakan , dalil-dalilnya dan tujuan yang diarahkan
kepada makna tindakan.
A Handbook of Cristian Ethics menyebutkan etika sebagai ilmu normatif yang
memandang manusia sebagai tenaga moral , mempertimbangkan tindakan
kebiasaannya dan karakter dengan tinjauan tentang benar dan salahnya
kecenderungan kepadanya yang baik dan buruk
Berikut dalam Encylopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral yaitu
studi yang sistematik mengenai sifat dasar daru konsep-konsep nilai buruk ,
harus ,benar ,salah, dan sebagainya
Selanjutnya Frankena sebagaimana juga dikutip Ahmad Charris Zubair mengatakan
bahwa etika adalah sebagaimana cabang filsafat yaitu filsafat moral atau pemikiran
filsafat tentang moralitas , problem moral , dan pertimbangan moral
1) Etika dari sudut objek pembahasannya etika berupa membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia. Perbuatan manusia itu sendiri yang menjadi objek etika ada 2
yaitu
1. Perbuatan-perbuatan yang timbul dari seorang yang melakukannya dengan sengaja
dan dia sadar saat melakukanya
2. Perbuatan-perbuatan yang timbul dari seseorang yang tiada kehendak dan tidak
sadar waktu dia melakukan tetapi dapat di ikhtiarkan perjuangannya untuk melakukan
atau tidak melakukannya di waktu dia sadar
2) Etika dari sudut sumbernya , etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.
Karena itu etika merupakan hasil dari pengumulan akal dalam upaya memahami
perbuatan manusia dari sudut nilai baik buruk benar salah layak tidak layak sesuai
dengan kemampuan penelitian akal manusia. Etika dalam menyusunan teori-teorinya
juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu
antropologi , psikologi , sosiologi , ilmu politik , ilmu ekonomi, dan sebagainya
karena berbagai ilmu yang disebutkan itu memiliki objrk pembahasan yang sama
dengan etika yaitu perbuatan manusia
3) Etika dari sudut fungsinya , etika berfungsi sebagai penilai penentu dan penetap
terhadap suatu perbuatan yag dilakukan oleh manusia yaitu perbuatan tersebut akan
dinilai baik buruk mulia terhormat, hina dan sebagainya . Dengan demikian etika
lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh
manusia. Peranan etika dalam hal ini tampak sebagai wasit atai hakim, dan bukan
sebagai pemain . Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada
4) Etika dari sudut sifatnya , etika bersifat relatif . Karena etika bersumber dari akal
sedangkan manusia tidak sama , maka etika yang dihasilkan oleh seseorang bukanlah
sebuah kebenaran mutlak yang wajib diikuti oleh lainnya. Disamping itu karena
pemikiran manusia atau apa yang dihasilka oleh akal dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi maka eyika bisa berubah-ubah sesuai dengan perubahan situasi dan tempat.

Dengan demikian etika merupakan ilmu pengetahuan sebaginana ilmu-ilmu


pengetahuan lainnya seperti sosiologi antropologi psikologi
Etika sebagai sebuah ilmu sama dengan ilmu akhlak yakni kajian tentang laku
perbuatan manusia dari segi baik dan buruk harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan berdasatkan akal, hanya saja ilmu akhlak atau etika Islam tidak hanya
bersumber pada akal melainkan pula yang terpenting adalah Al quran dan hadits
2)  Jelaskan pengertian tasamuh, taawun, dan musawah diserta ayat al-Qur’an!

 Ta'awun ialah saling tolong menolong dalam hal kebajikan


Q.S Al-Maai'dah 5: 2

ِ ‫َوتَ َعا َونُوا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َعا َونُوا َعلَى اِإْل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۖ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya
 Sikap musawah dalam arti persamaan dalam hidup bermasyarakat maupun persamaan
dalam hukum . Berkenaan dengan persamaan dalam arti luas Allah berfirman:
Q.S Al-Hujaraat 49: 13
‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ِإنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوُأ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَاِئ َل لِتَ َعا َرفُوا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم‬
‫َخبِي ٌر‬
Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
Dalam hadist Rasululah bersabda " Tidak ada keuntungan bagi bangsa Arab dan
bukan Arab dan tidak juga orang kulit putih atas orang kulit hitam kecuali dengan
taqwanya"
Q.S Al-Israa 17: 70

ٍ ِ‫ت َوفَض َّْلنَاهُ ْم َعلَ ٰى َكث‬


ِ ‫ير ِم َّم ْن خَ لَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ضياًل‬ ِ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَاهُ ْم فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َر َز ْقنَاهُ ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan
Q.S Ali-Imran 3: 195
ُ ‫ضي ُع َع َم َل عَا ِم ٍل ِم ْن ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َأوْ ُأ ْنثَ ٰى ۖ بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُك ْم ِم ْن بَع‬
‫ْض‬ ِ ‫َأنِّي اَل ُأ‬
Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara
kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari
sebagian yang lain
Dan masih banyak lagi ayat Al Quran yang berbicara menegaskan prinsip persamaan
tersebut.
Berkenaan persamaan dalam hukum misalnya Allah berfirman
Q.S Al-Maai'dah 5:8
ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَوَّا ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَا َء بِ ْالقِ ْس ِط ۖ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآنُ قَوْ ٍم َعلَ ٰى َأاَّل تَ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا ه َُو َأ ْق َرب‬
َ‫لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Rasululah bersabda “ Sesunguhnya Allah cukup membri kesempatan kepada oarng
yang zalim apabila dating masa siksanya tidak akan dilepaskan. Kemudian beliau
membacakan “Demikianlah cara Tuhan jika menyiksa sebuah negeri yang zalim
sunguhsiksanya sangat pedih dan keras” ( HR. Bukari Muslim)
 Tasamuh
Keyaninan yang berbeda dihormati . Oleh karena itu pemaksaan dan penindasan
manusia agar menerima islam bukanlah perbuatan baik.
Kebebasan beragama sangat dijamin oleh islam
Q.S Al-Baqarah 2:256
‫ك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْثقَ ٰى اَل‬ ِ ‫اَل ِإ ْك َراهَ فِي الدِّي ِن ۖ قَ ْد تَبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
َ ‫ت َويُْؤ ِم ْن بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس‬
‫صا َم لَهَا ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
َ ِ‫ا ْنف‬

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.

Q.S Yunus 10:99


َ َّ‫ض ُكلُّهُ ْم َج ِميعًا ۚ َأفََأ ْنتَ تُ ْك ِرهُ الن‬
¨َ ِ‫اس َحتَّ ٰى يَ ُكونُوا ُمْؤ ِمن‬
‫ين‬ ِ ْ‫ك آَل َمنَ َم ْن فِي اَأْلر‬
َ ُّ‫َولَوْ َشا َء َرب‬

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka
bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka
menjadi orang-orang yang beriman semuanya

Q.S Al-An’aam 6:108


َ ِ‫ُون هَّللا ِ فَيَ ُسبُّوا هَّللا َ َع ْد ًوا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم ۗ َك ٰ َذل‬
‫ك زَ يَّنَّا لِ ُكلِّ ُأ َّم ٍة َع َملَهُ ْم ثُ َّم ِإلَ ٰى َربِّ ِه ْم َمرْ ِج ُعهُ ْم‬ ِ ‫َواَل تَ ُسبُّوا الَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ ِم ْن د‬
َ‫فَيُنَبُِّئهُ ْم بِ َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬

Q.S Al-Ankabut 29:46


‫ب ِإاَّل بِالَّتِي ِه َي َأحْ َسنُ ِإاَّل الَّ ِذينَ ظَلَ ُموا ِم ْنهُ ْم ۖ َوقُولُوا آ َمنَّا بِالَّ ِذي ُأ ْن ِز َل ِإلَ ْينَا َوُأ ْن ِز َل ِإلَ ْي ُك ْم وَِإ ٰلَهُنَا‬
ِ ‫َواَل تُ َجا ِدلُوا َأ ْه َل ْال ِكتَا‬
َ‫اح ٌد َونَحْ نُ لَهُ ُم ْسلِ ُمون‬ ِ ‫وَِإ ٰلَهُ ُك ْم َو‬

Dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling
baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami
telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan
kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya
berserah diri"
ۡ‫﴾ َو اَل ۤ اَ ۡنـتُم‬4﴿ ۙۡ‫﴾ َواَل ۤ اَنَا عَابِ ٌد َّما َعبَ ۡدتُّم‬3﴿ ۚ ‫﴾ َواَل ۤ اَ ۡنـتُمۡ ٰعبِد ُۡونَ َم ۤا اَ ۡعبُ ُد‬2﴿ َ‫﴾ اَل ۤ اَ ۡعبُ ُد َما ت َۡعبُد ُۡو ۙن‬1﴿ َ‫قُ ۡل ٰۤياَيُّهَا ۡال ٰكفِر ُۡو ۙن‬
‫﴾ لَـ ُكمۡ ِد ۡينُ ُكمۡ َولِ َى ِد ۡي ِن‬5﴿ ؕ ‫ ٰعبِد ُۡونَ َم ۤا اَ ۡعبُ ُد‬

Aku (orang islam) tidak akan menyembah apa yang kau(kafir) sembah. Dan kamu
bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah.Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan
yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku

3) Bagaimana perwujudan akhlak terhadap alam?


 Akhlak kepada Allah
Alam adalah cipatan Allah dan diperutukkan bagi manusia untuk kebaikan dan
pengabdian kepadaNya. Karena itu, akhlak yang harus diwujudkan terhadap alam,
antar lain:
a. memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam
Q.S Ali Imran 3:190

ِ ‫ت ُأِلولِي اَأْل ْلبَا‬


‫ب‬ ِ َ‫ف اللَّي ِْل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ‫ِإ َّن فِي َخ ْل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
b. memanfaatkan alam
Q.S yunus 10:10
َ‫ات َوالنُّ ُذ ُر ع َْن قَوْ ٍم اَل يُْؤ ِمنُون‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
ُ َ‫ض ۚ َو َما تُ ْغنِي اآْل ي‬ ِ ‫قُ ِل ا ْنظُرُوا َما َذا فِي ال َّس َما َوا‬

Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang
yang tidak beriman"
4)Jelaskan klasifikasi agama dalam pelbagai kategori !
Para sarjana telah membuat pelbagai klafikasi tentang agama. Ahmad Abdullah al-
Masdoodi mengklarisikasi agama ke dalam 3 kategori
1) Wahyu dan non wahyu
Yang dimaksud dengan agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada
Tuhan , kepada rasul-rasulNya dan kepada kitab-kitabNya serta pesannya untuk
disebarkan kepada segenap umat manusia. Sebaliknya agama non wahyu tidak
memandang esensial peyerahan manusia kepada tata aturan ilahi di atas. Berikut
adalah perbedaan agama wahyu dan non wahyu
1. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan
wahyu tidak demikian
2. Agama beriman kepada Nabi , sedangkan agama non wahyu tidak
3. Sumber utama ketentuan baik dalam agama wahyu adalah kitab suci sedangkan
dalam agama non wahyu bukan sumber utama
4. Semua agama wahyu lahir di daerah timur tengah sedangkan non wahyu di luar
area tersebut
5. Agama wahyu timbul di daerah-daerah yang secara historis dibawah pengaruh ras
semitik, walaupun kemudian menyebar luas ke luar wilayah pengaruh ras semitik,
sedangkan agama non wahyu lahir diluar wilayah pengaruh ras semitik.
6. Sesuai dengan ajarannya agama wahyu bersifat misionaris sedangkan agama non
wahyu tidak bersifat misionaris.
7. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas sedangkan non wahyu kabur dan sangat
elastis
8. Agama wahyu memberikan arah dan jalan yang lengkap bagi pemeluk sedangkan
agama non wahyu hanya pada aspek tertentu saja
Yang tergolong agama wahyu adalah yahudi, Kristen dan Islam. Diluar yang 3 itu adalah
agama non wahyu , hindu budha , confusionisme.
2) Misionaris dan Non misinaris
Agama misinaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganut menyebarkan
kepada seluruh manusia. Sedangkan agama non misionaris tidak memuat tuntuan
tersebut. Menurut Al-Masdoosi agama yang tergolong misionaris hanya Islam .Akan
tetapi pada perkembangan berikut. Kristen budha menjadi agama misionaris.
3) Rasial dan Universal’
Ditinjau dari segi rasial dan geografis agama didunia terbagi ke dalam 3 golongan
1. Semitik , yang tergolong agama semitik adalah yahudi, Kristen, dan islam
2. Arya , yang tergolong agama arya adalah Hindu, jainisme, sikhiisme,
zoaterianisme
3. Mongolia yang termasuk agama Mongolia adalah confusionisme , taoisme dan
shintoisme

5)  Jelaskan fungsi profetik agama !


Fungsi profetik agama dalam hukum islam
1. Fungsi Profetik Agama dalam Hukum Fungsi Profetik Agama dalam Hukum fungsi
profetik agama adalah bahwa agama sebagai sarana menuju kebahagiaan juga memuat
peraturan-peraturan yang mengondisikan terbentuknya batin manusia yang baik, yang
berkualitas, yaitu manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral) kearifan yg menjiwi
langkah hukum dengan memberikan sanksi hukum secara bertahap sehingga membuat orang
bisa memperbaiki kesalahan (bertaubat kepada Tuhan)
A. Kesadaran Taat Hukum
1. Pengertian Taat Hukum
 Umum - Patuh terhadap aturan perundang-undangan, ketetapan dari pemerintah,
pemimpin yang dianggap berlaku oleh untuk orang banyak. - Mematuhi aturan
perundang-undangan untuk menciptakan kehidupan berbangsa bernegara dan
bermasyarakat yang berkeadilan.
 Islam Melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan yang telah ditetapkan
oleh Al- Quran dan hadits serta Ijma’ Ulama dengan sabar dan ikhlas.
2. Asas Hukum
a. Pengertian Asas Hukum
 Kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berfikir dan berpendapat.
 Kebenaran itu bertujuan dalam penegakan dan pelaksanaan hukum.
b. Asas Hukum Secara Umum
 Asa kepastian hukum
Tidak ada satu perbuatan dapat dihukum kecuali atas kekuatan hukum dan perundang-
undangan yang berlaku untuk perbuatan itu.
 Asas keadilan Berlaku adil terhadap semua orang tanpa memandang status sosial,
status ekonomi, ras, keyakinan, agama dan sebagainya.
 Asas kemanfaatan Mempertimbangkan asas kemanfaatan bagi pelaku dan bagi
kepentingan negara dan kelangsungan umat manusia.
c. Asas Hukum Secara Islam
 Asa kepastian hukum Tidak ada satu perbuatan dapat dihukum kecuali atas
kekuatan hukum dan perundang-undangan yang berlaku untuk perbuatan itu. Qs. Al-
Maidah : 95 Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang
buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya
dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang
dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara
kamu sebagai had-ya yang dibawa sampai ke Kabah, atau (dendanya) membayar
kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin, atau berpuasa seimbang dengan
makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat yang buruk dari
perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang
kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi
mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.QS. al- Mai'dah (5) : 95
 Asas keadilan Berlaku adil terhadap semua orang tanpa memandang status sosial,
status ekonomi, ras, keyakinan, agama dan sebagainya. Qs. Shad : 26 “Allah
memerintahkan para penguasa, penegak hukum sebagai khalifah di bumi ini
menegakan dan menjalankan hukum sabaik-baiknya tanpa memandang status sosial,
status ekonomi dan atribut lainnya”. Qs. An-Nisa’ : 135 dan Qs. Al-Maidah : 8
Intinya : “Keadilan adalah asas titik tolak, proses dan sasaran hukum dalam Islam”
“Siapa yang tidak menetapkan sesuatu dengan hukum yang telah ditetapkan Allah
itulah orang-orang yang aniaya”
 Asa kemanfaatan Mempertimbangkan asas kemanfaatan bagi pelaku dan bagi
kepentingan negara dan kelangsungan umat manusia. Qs. Al-Baqarah : 178 Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-
orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba
dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari
saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang diberi maaf) mambayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan
cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabb kamu
dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu maka baginya siksa
yang sangat pedih. (QS. 2:178)
 Asa kejujuran dan kesukarelaan QS. Al-Mudatsir : 38 “Setip individu terikat
dengan apa yang ia kerjakan dan setiap individu tidak akan memikul dosa orang
(individu) lain”

B. Profetik Agama Dalam Taat Hukum


a) Pengertian Profetik Agama Dalam Taat Hukum
1. Hal-hal yang digambarkan, dan dinyatakan oleh Agama memalui yang dicontohkan
Nabi Muhammad saw
2. Agama yang diajarkan atau dicontohkan oleh para Nabi/ Rasulullah
3. Contoh atau tauladan yang telah digariskan / dicontohkan Rasulullah saw
b.Fungsi Profetik Agama
1. Dalam Mengatasi Krisis Kebudayaan dan Kemanusiaan
a. Menjelaskan dan mengubah fenomena-fenomena sosial masyarakat yang salah atau
kurang baik seperti :  Dalam Deideologisasi yang tidak sehat dan merugikan tatanan
masyarakat (Politik atau paham yang tidak sehat)  Dalam keamanan dan kebebasan
yang nyaris menabrak rambu- rambu hukum dan norma serta nilai yang ada Dalam
Reduksionisme (penurunan kwalitas ilmu pengetahuan) Ijazah ilegal dan aspal
Dalam Materialisme (kebendaan), pamer, glamour, poya-poya dsb  Dalam Ekologi
(lingkungan) ketidakseimbangan kehidupan dalam masyarakat (Imbalance), baik
materi dan non materi, baik lahir maupun bathin  Dalam Kultural (kebudayaan,
peradaban) seperti Globalisasi (Ends of Pluralisme) Intinya :
1)Dalam berpolitik, seperti : Enthnocenterisme = Pemerintahan ditangan satu orang
2)Dalam Materialisme, seperti : Ekonomi kapitalisme
3)Dalam Ekologi, seperti : Materialisme, Sekularisme (pemisahan antara pendidikan
umum dan pendidikan moral, memisahkan pemerintahan negara dengan Agama).
Agama terasing dari persoalan kehidupan manusia
4)Dalam Reduksionisme, seperti : Penurunan nilai, akhlak, kebenaran, kwalitas ilmu
pengetahuan 5)Dalam Kultural atau Budaya, seperti : Hedonisme (hanya memburu
dan mengejar kesenangan dunia)

2. Dalam Mengatasi / Merevitalisasi Keberagaman Dalam Menjalankan Agama Dengan Back


to Qur’an and Sunnah
a.Menjadikan Al-Quran dan Sunnah  Sebagai sumber dan payung hukum dalam
memahami dan mengamalkan ajaran Islam  Sebagai sumber rujukan dalam
menyelesaikan dan memutuskan suatu hukum -> QS.Al-Maidah : 48 – 49 QS. An-
Nisa’ ; 59 dsb
b. Permasalahan yang ada bila tidak didapatkan dalam QS boleh melakukan Istimbat
hukum dengan tetap merujuk kepada QS. QS.Isra’ : 15 dan Taqrir yang dikeluarkan
Rasulullah saw.
c. Tidak menjadikan paham, mazhab, aliran sebagai keputusan final yang
Undervartable. Paham, aliran, mazhab tidak termasuk Tasyri’ hanya bayan liat-tasyri’
d.Memperbolehkan Ikhtilaf, namun hanya pada masalah Ijtihadiyah
e. Tidak memandang hal-hal yang bersifat keduniaan yang tidak ditentukan oleh QS,
namun tetap mengacu pada sifat Basyariah Rasulullah sebagai syari’at -> “antum
a’lamubi umuri dunyakum”
f. Suatu hukum dari Ijtihad bersifat debatable (yang dapat dibantah, debat) bukan
merupakan keputusan final

C.Tujuan Profetik Agama Dalam Taat Hukum


1. Mendorong seseorang (manusia) berperilaku dan berbuat sesuai dengan aturan
hukum dan perundang-undangan yang sah serta sesuai QS, sehingga tercipta suatu
kondisi masyarakat yang sadar dan taat hukum
2. Mendorong seseorang berperilaku yang baik dengan mentauladani pribadi
Rasulullah, agar manusia selamat dan bahagia dunia dan akhirat (antara manusia
dengan manusia, antara manusia dengan Allah serta dengan alam lingkungan).
3. Mengeluarkan manusia dari miopik (cara pandang yang sempit) dan Primordial dan
Formalisme sempit yang akan melahirkan berbagai konflik sosial, politik bahkan
menjurus kepada perpecahan dan perperang

Sumber :
1) Buku materi pokok MKDU4221/ 3 sks/ modul 1-9 / Pendidikan Agama Islam / edisi 1
2) https://www.slideshare.net/mushif/fungsi-profetik-agama-dalam-hukum-islam

Anda mungkin juga menyukai