Anda di halaman 1dari 5

NAMA: SITI NADZIRA NUR Z.

D
NIM: 1221030194
KELAS: 2F IAT
1. Apa yang anda pahami tentang akhlak, etika, dan moral? Serta bagaimanakah
hubungannya dengan Tasawuf?
Jawab:
A. Akhlak
Menurut buku dan sumber yang saya baca, ada dua pendekatan yang dapat digunakan
untuk mendefisinikan akhlak, yaitu
a.) secara bahasa:
akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar dari kata akhlaqa, yukhliqu,
ikhlaqan, sesuai dengan wazan tsulasi majid (af 'ala, yufilu if 'alan) yang berarti
al-sajiyah (perangai), ath-thabi'ah (kelakuan, tabi'at, watak dasar), al-'adat.
(kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).
Namun, akar kata akhlak dari akhlaqa sebagaimana tersebut di atas tampaknya
kurang pas, sebab isim mashdar dari kata akhlaqa bukan akhlaq tetapi ikhlaq.
Berkenaan dengan ini maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara
bahasa kata akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang
tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian
adanya. Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya
sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan di atas.
b.) secara istilah:
merujuk pada beberapa pakar/tokoh dalam bidang ini, yaitu:
1. Menurut Al-Ghazali :
"Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan."
Maka apabila sifat itu memunculkan perbuatan baik menurut akal dan syariat
maka itu disebut akhlak baik, sebaliknya jika yang muncul dari sifat itu adalah
perbuatan buruk maka disebut akhlak yang buruk. Jadi sifat yang sudah
meresap dan tertanam dalam jiwa yang bisa menimbulkan perbuatan atau
perlakuan dengan mudah dan tanpa perlu pertimbangan lagi, itulah yang
disebut akhlak.
2. Ibrahim Anis:
NAMA: SITI NADZIRA NUR Z.D
NIM: 1221030194
KELAS: 2F IAT
"Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya muncul
macam- macam perbuatan, baik atau buruknya, tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan”
Pengertian diatas memberikan pemahaman bawha akhlaq disebut sebagai
kondisi atau sifat yang terpatri dan meresap di dalam jiwa, sehingga si pelaku
perbuatan melakukan sesuatu itu secara spontan dan mudah tanpa di buat-buat.
Jadi seandainya ada orang yang membagikan hartanya dalam keadaan jarang
sekali dilakukan ( terpkasa dan mencari muka) itu tidak bisa dianggap
dermawan sebagai cerminan dari kepribadiannya. Yang dimaksud sifat yang
telah meresap dan terpatri dalam jiwa itu juga disyaratkan dapat menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah atau secara spontan tanpa nemerlukan
pemikiran dan pertimbangan lagi.
3. Ibnu Miskawih
" khuluq ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah melakukan
perbuatan dengan tidak menghajatkan pemikiran."
Dijelaskan pula oleh ibn miskawih bahwa keadaan gerak jiwa tersebut
meliputi dua hal. Pertama, alamiah dan bertolak watak seperti ada orang yang
mudah marah karena hal sepele, mudah tertawa karna hal yang biasa, mudah
sedih berlebihan padahal hanya mendengar berita yang tidak terlalu
menyedihkan. Kedua, tercipta melalui kebiasaan atau latihan. Pada awalnya
hal itu dipertimbangkan dan dipikirkan namun kemudian menjadi karakter
yang melekat tanpa di pertimbangkan dan di pikirkan matang². Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan manifestasi iman, islam
dan ihsan yang merupakan refleksi sifat dan jiwa secara spontan yang terpola
pada diri seseorang sehingga dapat melahirkan perilaku secara konsisten dan
tidak tergantung pada pertimbangan berdasar ketertarikan tertentu.
4. Ahmad Amin
"Khuluq ialah membiasakan kehendak" (‫)الخلق عادة االءرادة‬
Yang dimaksud ( ‫ادة‬CCC‫ )ع‬ialah perbuatan yang dilakukan berdasarkan
kecenderungan hati yang selalu diulang-ulang tanpa pemikiran dan
pertimbangan yang rumit'; Sedangkan (‫ )األرادة‬ialah menangnya keinginan
untuk melakukan sesuatu setelah mengalami kebimbangan untuk menetapkan
pilihan terbaik diantara beberapa alternatif. Apabila iradah sering terjadi pada
NAMA: SITI NADZIRA NUR Z.D
NIM: 1221030194
KELAS: 2F IAT
diri seseorang, maka akan terbentuk pula pola yang baku, sehingga selanjutnya
tidak perlu membuat pertimbangan-pertimbangan lagi, melainkan secara
langsung melakukan tindakan yang sering dilaksanakan tersebut.
Dari berbagai definisi diatas disepakati bahwa akhlak itu adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara spontan apabila
dibutuhkan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu,
serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
B. Etika
Pengertian etika, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu, ethos
yang berarti 'watak kesusilaan atau adat. Kata ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat, akhlak, watak perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk
jamak toetha artinya adalah adat kebiasaan. Dan arti inilah yang menjadi latar
belakang terbentuknya istilah etika yang oleh filosof besar Yunani, Aristoteles
(384-322 SM) sudah dipakai sebagai filsafat moral. Dari pengertian bahasa ini,
terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku
manusia.

Adapun pengertian etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli dengan
ungkapan yang berbeda-beda. Ahmad Amin mengartikan etika, adalah suatu ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya oleh
manusia, menyatakan apa yang seharusnya dituju oleh manusia dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat
Untuk memperkuat istilah etika ini, Ki Hajar Dewantoro memberikan batasan
tentang etika, yaitu suatu ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan
dalam hidup manusia semuanya, yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang
merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya dari perbuatan
tersebut."
C. Moral
Pengertian Moral secara etimologi (bahasa) ini berasal dari bahasa Latin, yaitu
jamak dari mose yang berarti adat kebiasaan Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia dikatakan bahwa moral adalah ketentuan balk-buruk terhadap perbuatan
dan tingkah laku seseorang.
NAMA: SITI NADZIRA NUR Z.D
NIM: 1221030194
KELAS: 2F IAT
Sedangkan moral secara istilah adalah suatu aturan yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan
yang secara layak dapat dikatakan benar atau salah, baik atau buruk. Dalam
pengertian lain arti moral adalah;
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk

2. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah


3 Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah
istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia
dengan nilai ketentuan baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan
sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, berarti yang dimaksud
adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.

bagaimanakah hubungannya dengan Tasawuf?

Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur


hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan
komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari
pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
Hubungan akhlak dan tasawuf tidak bisa terpisashkan karena kesucian
hati akan membentuk akhlakjyang baik pula .Pada intinya seseorang yang
masuk kedalamn dunia tasawuf hgarus munundukan jasmani dan rohani dengan
cara mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga akhlak yang baik.

Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan


Akhlak dan

Tasawuf :

1. Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT

2. Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa

3. Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan akhirat


NAMA: SITI NADZIRA NUR Z.D
NIM: 1221030194
KELAS: 2F IAT
dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf, seseorang harus terlebih
dahulu berakhlak mulai. Pada dasarnya bertasawuf adalah melakukan serangkaian
ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Jadi hubungan antara
ilmu akhlaq dan ilmu tasawuf dalam Islam ialah, bahwa akhlak merupakan
pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri

2. Tasawuf merupakan bagian dari syariah, merupakan ajaran yang sepadan dengan
syariah, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, Bukan merupakan ajaran yang
bertentangan.
3. belajar mengenai tasawuf juga akhlak akan menggiring perlahan seseorang untuk
berakhlak mulia, karena dalam kajian tasawuf diajarkan tentang maqam-maqam
tasawuf seperti tauabat, zuhun, tazkiyatun nufs, sabar, khauf, Syukur, mahabah, ridha,
dan lain-lain.
Biasa nya dalam upaya mencapai akhlak mulia dalam tasawuf adalah membersikan
diri atau tazkiyatun nufus, mujahada, dan riyadhah, atau dengan memahami
sepenuhnya atas posisi seorang hamba dihadapan Tuhan supaya hidup bahagia di
dunia dan di akhirat atau menuju kebahagiaan yang abadi.
4. Tanggapan saya terhadapan anak muda yang moral nya jauh sudah terperosot,
mungkin ini disebabkan sudah jauhnya kita dari ajaran tasawuf atau bahkan sudah
abai dengan nilai-nilai akhlak, moral, dan etika. Bisa jadi mereka tidak mendapatkan
pengetahuan sepenuhnya tentang apa itu moral yang baik, akhlak yang baik dan etika
yang baik.
Menurut buku yang saya baca (akhlak tasawuf dan karakter mulia karya:abuddin
Nata) bahwa kemanjuan teknologi atau revolusi teknologi juga bisa menjadi sebab
merosot nya moral pada anak bangsa saat ini, karna kemajuan dan kecanggihan
teknologi tersebut menyebabkan semakin terbukanya peluang untuk berbuat kejahatan
dalam betuk yang lebih canggih. Jaringan-jaringan peredaran obat terlarang dan
penyaluran data film yang berunsur fornografi akan semakin intensif pelaksanaannya.
Jadi harus dikuatkan juga penanaman moral oleh lingkungan terdekat.

Anda mungkin juga menyukai