LANDASAN TEORI
perbuatan.1
hai’at atau bentuk jiwa yang benarbenar telah meresap dan dari pada
padanya timbul berbagai perbuatan dengan cara spontan dan mudah, tanpa
dari bahasa arab َأْخ الِقakhlak kata ini merupakan bentuk jamak dari kata
merupakan bagian dari sisi batin manusia, yaiutu dimensi jiwa manusia
Posisi khuluq (sisi batin manusia) setara dengan fisik manusia dalam
1
M. Quraish Shihab, Yang Hilang Dari Kita : Akhlak, (Tanggerang selatan: Lentera Hati,
2016), hlm 3
2
H.M. Saefuddin dan Ahmad Basyuni, Akhlak Ijtima’iyyah, , (Jakarta: PT. Pramator,
1998), Cet 1 hlm,2.
bentuk lahiriahnya. Artinya, dimensi batin dan lahiriah manusia sama-
Kata sayyiah سيئةberasal dari kata ئHH سyang artinya jelek, jahat,
tanpa pemikiran. ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan sesuatu
ingatan, tidur, atau gila. Pada saat melakukan suatu perbuatan tetap
sehat akal pikirannya dan sadar. Oleh karena itu perbuatan yang
3
Said Ali Wahaf al-Qathani, Panduan Akhlak Mulia, (Yogyakarta: Pustaka Hati,2018)
hlm.1
4
Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Multi Karya
grafika: 2003). Hlm. 766-767
5
Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia , hlm 1101.
yang melakukan kan kan sudah tidak memerlukan pertimbangan atau
pemikiran lagi. Hal ini seperti seseorang yang sudah mendarah daging
dari luar, maka perbuatan tersebut tidak termasuk kedalam akhlak dari
perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk titik tetapi tidak
semua amal yang baik atau buruk itu dapat dikatakan perbuatan
dan tidak dapat dikatakan baik atau buruk. perbuatan manusia yang
sebagai berikut:
6
Nurhayati, “Akhlak dan Hubungannya Dengan Aqidah Dalam Islam”, (Stai PTIQ
Banda aceh) hlm. 295.
1. Keburukan akhlak yang timbul karena ketidak sanggupan
mengendelikan nafsunya.
hebat lagi.7
Hal ini menjukkan sifat sebagai hamba yang harus tunduk kepada
peraturan Allah.
7
Ahmad Zuhdi, Akhlak Yang Buruk Dalam Perspektif Islam Serta Upaya
Penanggulangannya, (Jurnal IAIN Kerinci) hlm.
Akhlak terhadap makhluk terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Pembiasaan
8
Badrudin ,Akhlak Tasawuf, (Pegantungan Serang; Iaib Pess, 2015) hlm,38.
9
Badrudin ,Akhlak Tasawuf, (Pegantungan Serang; Iaib Pess, 2015) hlm,39.
10
Badrudin ,Akhlak Tasawuf, (Pegantungan Serang; Iaib Pess, 2015) hlm,39.
11
Badrudin ,Akhlak Tasawuf, (Pegantungan Serang; Iaib Pess, 2015) hlm,39.
12
Badrudin ,Akhlak Tasawuf, (Pegantungan Serang; Iaib Pess, 2015) hlm,39.
Akhlak merupakan lahir dari kebiasaan. Kebiasaan lahir dari
ulang. 13
2. Meniru keteladanan
13
M. Quraish Shihab, Yang Hilang Dari Kita : Akhlak. Hlm.89
14
M. Quraish Shihab, Yang Hilang Dari Kita : Akhlak .Hlm. 92
1. Melakukan intropeksi
Allah.15
15
M. Quraish Shihab, Yang Hilang Dari Kita : Akhlak. Hlm.92
16
M. Quraish Shihab, Yang Hilang Dari Kita : Akhlak. Hlm. 24
17
Muhammad Al-Baqir, Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia, (Jakarta
selatan: Mizania, 2014). Hlm.42
H.Abd. Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan sebutan
“Buya Hamka” seorang Ulama besar awal abad ke 20 yang berasal dari
masyarakat pada waktu itu, sehingga hidupnya selalu berada di luar desa
rumah orang tuanya sendiri, yaitu pada Saat mereka sekeluarga hijrah
Dengan demikian, Buya Hamka belajar di sekolah desa pada waktu pagi
hari, di Sekolah Diniyah pada sore hari dan ia berada di surau bersama
18
Musyarif, Buya Hamka: Suatu Analisis Sosial terhadap KitabTafsir Al-Azhar, (IAIN
Parepare,Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, 2019) Vol 1, hlm, 22.
19
Malkan, Tafsir al-Azhar: Suatu Tinjauan Biografis dan Metodologis (Stain Datokarama,Palu)
hlm 360.
Sebagai seorang yang ahli dalam bidang agama, sejarah, budaya,
1. Tasawuf Modern
2. Lembaga Budi
7. Studi Islam
9. Si Sabariyah
berikut:
Qur’an
21
Malkan, Tafsir al-Azhar: Suatu Tinjauan Biografis dan Metodologis (Stain
Datokarama,Palu) hlm 366-367.
Dari sejak penulisan dalam majalah Gema Islam 1958
sampai 1964 baru tertulis sebanyak satu juz setengah yakni juz 18
Yang ditafsirkan pada saat itu ialah surat al-Baqarah ayat 255 (ayat
22
Musyarif, Buya Hamka: Suatu Analisis Sosial terhadap KitabTafsir Al-Azhar (IAIN
Parepare, 2015) hlm 26-27
menentang kebijakan Bung Karno untuk menerapkan Demokrasi
D. Metodologi Tafsir
23
Floriberta Aning S, 100 TOKOH YANG MENGUBAH INDONESIA, (NARASI,
Yogyakarta:2005), hlm 80.
24
Malkan, Tafsir al-Azhar: Suatu Tinjauan Biografis dan Metodologis (Stain Datokarama,Palu) hlm.
368
dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-
25
Hadi Yasin, Menegenal Metode Penafsiran Al-Quran,( Tadzhib Al-Akhlak UIA Jkt) hlm.42