Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin canggihnya ilmu pengetahuan, zaman semakin moderen dan
manusiapun hidup beragam dengan kemudahan-kemudahan yang di sajikan oleh
moderenisasi dunia. Peradaban di era globalisasi saat ini membuat kodrat manusia
sebagai hamba ALLAH SWT yang semata-mata hanya di wajibkan patuh dan hanya
menyembah satu kepadanya, kini menjadi sedikit terasingkan dan tersingkirkan dari
kehidan sehari-hari manusia itu sendiri. yang mana di karenakan merosotnya Iman-iman
manusia itu sndiri “subhanallah”. Kini Tindakan mereka semakin tidak terkontrol lagi,
kemerosotan ahlak dan moral yang seharusnya menjadi hal yang di prioritaska dalam
melakoni kehidupan sosial mereka di dunia yang hanya sementara ini kini hanya
menjadi kata-kata khiasan saja dalam kehidupan mereka tanpa mengetahui maknanya.
Oleh karena itu marilah kita bersama-sama berusaha sekeras dan semaksimal
mungkin demi tercapainya keimanan yang hakiki kepada ALLAH SWT. Kemerosotan
moral dan ahlak manusia itu semakin hari semakin bertambah parah, yang dalam artian
perilaku dan tindakan mereka semakin tidak terkontrol dengan ketidak tauanya dan
ketidak adanya pelakon yang menggambarkan bagaimana semestinya contoh manusia
yang beriman kepada Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Akhlak Islami?


2. Apa saja ruang lingkup dalam Akhlak Islami?
3. Bagaimana cara pembentukan Akhlak Islami?
4. Bagaimana metode pembinaan Akhlak?
5. Apa saja manfaat Akhlak Mulia?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk memahami pengertian Akhlak Islami


2. Untuk mengetahui ruang lingkup Akhlak Islami
3. Agar dapat mengetahui cara pembentukan Akhlak Islami
4. Agar dapat mengetahui metode pembinaan Akhlak
5. Untuk memahami manfaat Akhlak Mulia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak Islami


Secara etimologi (lughatan) akhlaq (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluq
yang berarti budi pekerti, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqayang berarti
menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan
khalaq ((penciptaan) secara termologi (ishthilahan) ada beberapa definisi tentang
akhlaq
1. Imam Ghazali
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan dan pertimbangan.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya manusia telah membicarakan tentang hakikat
budi pekerti yang baik dan budi yang baik itu. Mereka tidak menyinggung pada
buahnya . Kemudianmereka tidak melengkapi semua buah itu. Bahkan masing-
masing menyebut dari buahnya apa yang terlintas baginya. Dan apa yang muncul dari
hatinya. Mereka tidak mencurahkan kesungguhan hatinya untuk mencurahkan
kesungguhannya untuk menyebutkan batas dan hakikatnya yang melalui dari buah
tersebut.
2. Ibrahim Anis
Akhlaq adalah sifat yang tetanam dalam jiwa, yang dengannya lahir macam-macam
perbuatan , baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
3. Abdul Karim Zaidam
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan
sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau
buruk,untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkan.

Dari pengertian ketiga diatas dapat dinyatakan bahwa akhlak atau khulaq itu
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul seccul secara

3
spontan bilamana diperlukan.tanpa memerlukan atau pertimbangan terlebih dahulu,
serta tidak memerlukan dorongan dari luar.1

A. Dasar Akhlak
Dasar akhlak berinduk pada tiga perbuatan yang utama, yaitu: hikah (bijaksana)
syaja”ah ( perwira atau kesatria). Dan iffah (menjaga diri dari perbuatan dosa dan
maksiat). Ketiga macam induk akhlak ini mucul dari ikap adil yaitu sikap pertengahan
atau seimbangan dalam mempergunakan ketiga potensi rohaniah yang terdapat data diri
manusia yaitu aql (pemikiran) yang tepusat di kepala ghadab (amarah) yang berpusat di
dada dan Nafsu syahwat (dorongsn seksual) yang berpusat di perut.

B. Sumber Akhlak
Sebagaimana kese;uruhan ajaran islam sumber akhlak adalah Al-Quran dan sunah
bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan
moral. Dalam konsep akhlak segala sesuatu dinilai baik atau buruk terpuji atau tercela
semata-mata karena Syara’)Al-Quran dan Sunah)menilainya demikan.
C. Macam-Macam akhlak
1. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari bahasa arab akhlaq mahmudah
mahmudah merupakan bentuk maf ‘ul dari kata hamidah yang berarti”terpuji”.
Akhlak terpuji disebut pula dengan akhlaq akarimah ( akhlak mulia) atau makarim
al-akhlaq (akhlak mulia) atau akhlaq munjiyat (akhlakyang menyelamatkan
pelakunya)
Menurut Al-Ghazali, akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan
kepada ALLAH AWT sehingga mempeajari dan mengamalkannya merupakan
kewajiban individu setiap muslim.
a. Menurut Al-Mawardi, akhlak terpuji adalah perangai yang baik dan
ucapan yang baik.
b. Menurut Ibnu Hazm, pangkal akhlak terpuji ada empat yaitu adil paham
keberanian dan kedermawanan.

1
Yunahar Yas, Kuliah Akhlak. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2004). h.1

4
c. Menurut Abu Dawud As-Sijistini, akhlak terpuji adalah perbuatan-
perbatan yang disenangi.2

Macam-Macam Akhlak Terpuji


1. Akhlak Terhadap ALLAH SWT
a. Menauhidkan Allah SWT, artinya adalah pengakuan bahwa Allah SWT adalah
satu-satunya yang memiliki sifat rububiyah dan uluhiyah , serta kesempurnaan
nama dan sifat.
b. Berbaik Sangka
Berbaik sangka terhadapat keputusan Allah SWT merupakan salah satu akhlak
terpuji kepadanya
c. Zikrullah
Mengingat Allah SWT adalah asas dari setiap ibadah kepada Allah SWT, karena
merupakan pertanda hubungan antara hamba dan pencipta pada setiap saat dan
tempat.
d. Tawakal
Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah.
Membersihkannya dari ikhtiar yang keliru dan tetap menepati dari sikap
kawasan-kawasanhukum dan ketentuan.

3 Ruang Lingkup Akhlak


Akhlak dalam agama tidak dapat disamakan denga etika. Etika dibatasi oleh
sopan santun pada lingkungan social tertentu dan hal ini belum tentu terjadi pada
lingkungan masyarakat yang lain. Etika juga hanya menyangkut perilaku hubungan
lahiriah. Misalnya, etika berbicara antara orang pesisir, orang pegunungan dan orang
keraton akan berbeda,dan sebagainya.
Akhlak mempunyai makna yang lebih luas, karena akhlak tidak hanya
bersangkutan dengan lahiriah akan tetapi juga berkaitan dengan sikap batin maupun
pikiran. Akhlak menyangkut berbagai aspek diantaranya adalah hubungan manusia

2
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV. PUSTAKA SETIA, 2010). hlm. 87

5
terhadap Allah dan hubungan manusia dengan sesame makhluk (manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, benda-benda bernyawa dan tidak bernyawa).

Berikut upaya pemaparan sekilas tentang ruang lingkup akhlak adalah:

1. Akhlak terhadap Allah


Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah. Adapun perilaku yang dikerjakan adalah:
a. Bersyukur kepada Allah
Manusia diperintahkan untuk memuji dan bersyukur kepada Allah
karena orang yang bersyukur akan mendapat tambahan nikmat
sedangkan orang yang ingkar akan mendapat siksa.
b. Meyakini kesempurnaan Allah
Meyakini bahwa Allah mempunyai sifat kesempurnaan. Setiap yang
dilakukan adalah suatu yang baik dan terpuji.
c. Taat terhadap perintah-Nya
Tugas manusia ditugaskan di dunia ini adalah untuk beribadah karena itu
taat terhadap aturanya merupakan bagian dari perbuatan baik.

4 Akhlak Terhadap Sesama Manusia


Banyak sekali rincian tentang perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk
mengenai hal itu tidak hanya berbentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti
membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar,
melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama. Di sisi lain,
manusia juga didudukkan secara wajar.Karena nabi dinyatakan sebagai manusia seperti
manusia lain, namun dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang memperoleh wahyu
Illahi. Atas dasar itu beliau memperoleh penghormatan melebihi manusia lainnya

5 Pengertian Pembentukan Akhlak


Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan
pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa

6
tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak. Misalkan pendapat Muhammad Athiyah
al-Abrasyi yang dikutip oleh Abuddin Nata,
mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan
pendidikan Islam.17. Demikian pula Ahmad Marimba berpendapat bahwa tujuan utama
pendidikan Islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap Muslim, yaitu untuk
menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya
dengan memeluk agama Islam.18. Menurut sebagian ahli akhlak tidak perlu dibentuk,
karena akhlak adalah instinct (garizah) yang dibawa manusia sejak lahir.
Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak adalah pembawaan dari manusia sendiri,
yaitu kecenderungan kepada kebaikan atau fitrah yang ada dalam diri manusia, dan
dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu cenderung kepada kebenaran.
Dengan pandangan seperti ini, maka akhlak akan tumbuh dengan sendirinya, walaupun
tanpa dibentuk atau diusahakan. Kelompok ini lebih lanjut menduga bahwa akhlak
adalah gambaran batin sebagaimana terpantul dalam perbuatan lahir. Perbuatan lahir ini
tidak akan sanggup mengubah perbuatan batin. Orang yang bakatny pendek misalnya
tidak dapat dengan sendirinya meninggikan dirinya. Demikian juga sebaliknya.19.
Kemudian ada pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan,
latihan, pembinaan dan perjuangan

6 Aklak Tercela
Adalah segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji disebut
akhlak tercela. Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak
keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia.
1. Macam-macam akhlak tercela
a. Syirik
Secara bahasa adalah menyaakan dua hal sedangkan merupakan pengertian
istilah terdiri dari definisi umum dan definisi khusus. Definisi umum adalah
menyamakan sesuatu dari Allah dari hal-hal yang secara khusus dimiliki Allah.
b. Kufur
Secara bahasa berarti menutupi kufur merupakan kata sifat dari kafir . kafir
adalah orangnya sedangkan kufur adalah sifatnya. Menurut syara: kufur adalah
tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya baik dengan mendustakan tau tidak.

7
7 Tujuan Pembentukan Akhlak
Telah dikatakan di atas bahwa pembentukan akhlak adalah sama dengan
pendidikan akhlak, jadi tujuannya pun sama. Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam
adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus,
jalan yang telah digariskan oleh Allah swt.21 Inilah yang akan mengantarkan manusia
kepada kebahagiaan di dunia dan diakhirat.Proses pendidikan atau pembentukan akhlak
bertujuan
untuk melahirkan manusia yang berakhlak mulia. Akhlak yang mulia akan
terwujud secara kukuh dalam diri seseorang apabila setiap empat unsur utama kebatinan
diri yaitu daya akal, daya marah, daya syahwat dan daya keadilan, Berjaya dibawa ke
tahap yang seimbang dan adil sehingga tiap satunya boleh dengan mudah mentaati
kehendak syarak dan akal. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok pembentukan akhlak
Islam ini. Akhlak
seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai – nilai
yang terkandung dalam al-Qur‟an.

Secara umum Ali Abdul Halim Mahmud menjabarkan halhal yang termasuk akhlak
terpuji yaitu :

1. Mencintai semua orang. Ini tercermin dalam perkataan dan perbuatan.


2. Toleran dan memberi kemudahan kepada sesama dalam semua urusan dan transaksi.
Seperti jual beli dan sebagainya.
3. Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat, dan tetangga tanpa harus diminta terlebih
dahulu.
4. Menghindarkan diri dari sifat tamak, pelit, pemurah dan semua sifat tercela.
5. Tidak memutuskan hubungan silaturahmi dengan sesama
6. Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan orang lain.
7. Berusaha menghias diri dengan sifat-sifat terpuji.

Menurut Ali Abdul Halim Mahmud tujuan pembentukan akhlak setidaknya memiliki
tujuan yaitu:

8
a. Mempersiapkan manusia-manusia yang beriman yang selaluberamal sholeh. Tidak ada
sesuatu pun yang menyamai amalsaleh dalam mencerminkan akhlak mulia ini. Tidak
ada pula yang menyamai akhlak mulia dalam mencerminkan keimanan seseorang
kepada Allah dan konsistensinya kepada manhaj Islam
b. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang menjalanikehidupannya sesuai dengan
ajaran Islam; melaksanakan apa yang diperintahkan agama dengan meninggalkan apa
yang diharamkan; menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan serta menjauhi segala
sesuatu yang dilarang, keji, hina, buruk, tercela, dan munkar
c. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang bisa berinteraksi secara baik dengan
sesamanya, baik dengan orang muslim maupun nonmuslim. Mampu bergaul dengan
orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan mencari ridha Allah, yaitu dengan
mengikuti ajaran-ajaran-Nya dan petunjuk-petunjuk Nabi-Nya, dengan semua ini
dapat tercipta kestabilan masyarakat dan kesinambungan hidup umat manusia.
d. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang mampu dan mau mengajak orang lain ke
jalan Allah, melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar24 dan berjuang fii sabilillah
demi tegaknya agama Islam
e. Mempersiapkan insan beriman dan saleh, yang mau merasa bangga dengan
persaudaraannya sesama muslim dan selalu memberikan hak-hak persaudaraan
tersebut, mencintai dan membenci hanya karena Allah, dan sedikitpun tidak kecut oleh
celaan orang hasad selama dia berada di jalan yang benar.
f. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bahwa dia adalah bagian dari
seluruh umat Islam yang berasal dari daerah, suku, dan bahasa. Atau insan yang siap
melaksanakan kewajiban yang harus ia penuhi demi seluruh umat Islam selama dia
mampu3

8 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak


Untuk menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ada
tiga aliran yang sudah amat populer.Pertama aliran nativisme. Kedua, aliran Empirisme.
Dan ketiga aliran konvergensi.25

3
Hamzah Yaqub, Etika Islam, (Bandung : Diponegoro, 1993), hlm. 57.

9
Menurut aliran nativisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat
berupa kecenderungan, bakat akal, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki
pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang
tersebut menjadi baik
Aliran ini tampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri
manusia, dan hal ini kelihatannya terkait erat dengan pendapat aliran intuisisme dalam
penentuan baik dan buruk sebagaimana telah diuraikan di atas. Aliran ini tampak kurang
menghargai atau kurang memperhitungkan peranan pembinaan atau pembentukan dan
pendidikan
Kemudian menurut aliran empirisme bahwa faktor yang sangat berpengaruh
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial,
termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pembinaan dan pendidikan
yang diberikan . jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik,
maka baiklah anak itu.
Demikian juga sebaliknya. Aliran ini tampak begitu percaya kepada peranan
yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi berbeda dengan
pandangan aliran konvergensi, aliran ini berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi
oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan atau
pembentukan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam
lingkungan sosial. Fitrah atau kecenderungan ke arah yang baik yang ada di dalam diri
manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode.
Aliran yang ketiga ini tampak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat
dipahami dari surat An-Nahl ayat, 78;

ُ ‫ون ِم ْن َج ُك ْم َأ ْخ َر َوهَّللا‬ ِ ُ‫لَ ُك ُم َو َج َع َل َش ْيًئا تَ ْعلَ ُمونَ اَل تِ ُك ْم ُأ َّمهَا بُط‬


‫ار َواَأْل ال َّس ْم َع‬
َ ‫ْص‬ َ ‫تَ ْش ُكرُونَ لَ َعلَّ ُك ْم ْفِئ َدةَ َواَأْل ب‬

Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberikan kamu pendengaran,penglihatan,
dan hati agar kamu bersyukur ( QS An-Nahl ayat 78

10
9.Ruang Lingkup Akhlak

Ruang lingkup Akhlak terdiri dari

a. Akhlak pribadi (Al-akhlak al-faridiyah). Terdiri dari yang diperintahkan, yang


dilarang, yang dibolehkan, dan akhlak dalam keadaan yang darurat
b. Akhlak berkeluarga (Al-Akhlaq Al-usariyah). Terdiri dari kewajiban timbal balik
orang tua dan anak, kewajiban suami istri, kewajiban terhadap karib dan terabit
c. Akhlak bermasyarakat. Yang terdiri dari yang dilarang, yang diperintahkan ,dan
kaidah-kaidah adab.
d. Akhlak beragama, yaitu kewajiban terhadapat Allah SWT.

a) Kedudukan dan keistimewahan akhlak

Dalam keseluruhan ajaran islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan
sangat penting antara lain

1) Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi


pokok risalah islam.
2) Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama islam, sehingga Rasulullah
SAW pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik.
3) Akhlak yang baik akan memberitahukan timbangan kebaikan seseorang nanti
pada hari kiamat. Rasulullah bersabda yang artinya :”tidak ada satupun yang
akan lebih memberatkan timbangan(kebaikan) seorang hamba mukmin nanti
pada hari kiamat selain dari akhlak yang baik. (HR. Tarmisdzi)
4) Rasulullah menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas
imannya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari Akhir, maka bendaklah ia memuliakan tetangganya.
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia
memuliakan tamunya”. ( HR, Bukharidan Muslim)
5) Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada
Allah SWT yang artinya “dan dirikanlah shalat, sesungguhnya Allah itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar (QS. Al-Ankabut 29:45)
6) Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah SWT membaikan akhlak beliau.

11
7) Didalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlak,
baik berupa perintah untuk berakhlak yang baik serta pujian dan pahala yang
diberikan kepada orang-orang yang mematuhi perintah itu, maupun larangan
berakhlak yang buruk serta celaan dan dosa bagi orang-orang yang melanggarnya.
4

Berikut upaya pemaparan sekilas tentang ruang lingkup akhlak adalah:

a). Akhlak terhadap Allah

Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada
Tuhan melainkan Allah. Adapun perilaku yang dikerjakan adalah:

1) Bersyukur kepada Allah

Manusia diperintahkan untuk memuji dan bersyukur kepada Allah karena orang
yang bersyukur akan mendapat tambahan nikmat sedangkan orang yang ingkar akan
mendapat siksa.5

2) Meyakini kesempurnaan Allah


Meyakini bahwa Allah mempunyai sifat kesempurnaan. Setiap yang dilakukan
adalah suatu yang baik dan terpuji.
3) Taat terhadap perintah-Nya
Tugas manusia ditugaskan di dunia ini adalah untuk beribadah karena itu taat
terhadap aturanNya merupakan bagian dari perbuatan baik.
b) Akhlak terhadap sesama manusia
Banyak sekali rincian tentang perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk
mengenai hal itu tidak hanya berbentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti
membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan
juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama. Di sisi lain, manusia juga
didudukkan secara wajar. Karena nabi dinyatakan sebagai manusia seperti manusia lain,
namun dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang memperoleh wahyu Illahi. Atas dasar
itu beliau memperoleh penghormatan melebihi manusia lainnya.

4
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta : PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, 2012), hlm. 166
5
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma‟arif, 1980), Cet
IV, hlm. 48-49

12
c) Akhlak terhadap lingkungan
Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa.Dasar
yang digunakan sebagai pedoman akhlak terhadap lingkungan adalah tugas
kekhalifahannya dibumi yang mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta
pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan pencitaannya.6

6
Aboebakar Aceh, Pendidikan Sufi Sebuah Karya Mendidik Akhlak Manusia Karya Filosof
Islam di Indonesia, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), Cet .3, hlm. 12

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ahlak merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang
yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu tindakan.
Berdasarkan apa yang telah menjadi pokok bahasan pada materi di atas, maka secara
sederhana dapat di tarik sebuah kesimpulan yaitu ahlak merupakan cerminan dari agama
islam itu sendiri, dimana bila ahlak seorang manusia mencerminkan sebuah kebaikan,
kesucian, kesopanan dan lain sebagainya yang bertujuan menggapai rido allah swt.
Yang menjadi ukuran baik dan burukna ahlak adalah syarak, iaitu apa yang
diperintahkan oleh syarak, itulah yang baik dan apa yang dilarang oleh syarak itulah
yang buruk. Perkembangan teknologi dapa mempengaruhi lingkungan serta kebudayaan
masyarakat. Apabila dalam dingkungan masyarakat tersebut tidak memiliki tembok
yang kuat, niscaya keruntuhan Ahlak dan morallah yang akan terjadi. Yaitu di mulai
dengan hilangnya norma-norma dalam masyarakat tersebut.

B. Saran
Kerusakan ahlak pada manusia di sebabkan oleh pengaruh lingkungan yang
semakin hari, semakin kebarat baratan yang selalu menurutu hawa nafsu yang
menggebu-gebu dalam menggapai ataupun meraih sebuah tujuan. Namun dengan
adanya pengaruh syaitan yang sangat kuat dalam diri manusia itu sendiri, yang
menjadikan tujuan yang baik, menjadi merosot kearah keburukan yang menyesatkan
kehidupan manusia baik di dunia maupun akherat. Untuk itu marilah kita secara sadar
dan bersama-sama menjalanka kaidah dan menguatkan nlai-nilai aqidah islam dalam
jiwa kita degan sebaik-baiknya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT. RAJA GRAFINDO PERSADA,


2012),
Aboebakar Aceh, Pendidikan Sufi Sebuah Karya Mendidik Akhlak Manusia
Karya Filosof Islam di Indonesia, (Solo: CV. Ramadhani, 1991).
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-
Ma‟arif, 1980),
Hamzah Yaqub, Etika Islam, (Bandung : Diponegoro, 1993)
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV. PUSTAKA SETIA, 2010).
Yunahar Yas, Kuliah Akhlak. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2004).

15
16

Anda mungkin juga menyukai