Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Konsep Islam Tentang Akhlak

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Study Islam.

DOSEN PENGAMPU:

Farid Hidayat, S.H., M.S.I.

DISUSUN OLEH:

Novita Dwi Rachmawati (20108020001)

Lutfi Alfariz (20108020002)

Inda Prawansyah (20108020003)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayatNya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaian makalah singkat
ini dengan judul “Konsep Islam Tentang Akhlak”.

Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi


Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Dengan rendah hati penulis menyadari sepenuhnya akan kemampuan dan kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis makalah ini tidak lepas dari
bantuan,bimbingan,saran serta motivasi semua pihak.

ii
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
A. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1
B. TUJUAN PEMBELAJARAN................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
1. Pengertian Akhlak.....................................................................................................................2
2. Urgensi (Kepentingan) Akhlak..................................................................................................3
3. Akhlak baik dan buruk dalam islam...........................................................................................3
4. Akhlak Mahmudah dan Mazmumah..........................................................................................6
BAB III................................................................................................................................................11
KESIMPULAN...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat.[1] Cara membedakan akhlak, moral, dan etika,
yaitu dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk
menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila
menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlak menggunakan ukuran
Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya.
Pentingnya akhlak adalah untuk membentuk manusia menjadi budi pekerti
yang baik dan sopan, santun, ramah dan sebagainya. Sebenarnya apa hal-hal yang
penting dalam akhlak? Jika kita lihat dari sudut pandangnya maka ada beberapa hal-
hal yang penting dalam akhlak, diantaranya; bagaimana akhlak manusia terhadap sang
pencipta (Allah), akhlak terhadap sesama manusia (hidup bersosial) dan akhlak
manusia terhadap alam atau lingkungan sekitar kita.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian akhlak?
2. Apa itu urgensi akhlak?
3. Apa saja akhlak baik dan buruk dalam Islam?
4. Apa itu akhlak mahmudah dan mazmumah?

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak.
2. Untuk mengetahui urgensi akhlak.
3. Untuk mengetahui macam-macam akhlak baik dan buruk dalam islam.
4. Untuk mengetahui apa itu akhlak mahmudah dan mazmumah.

1
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak
Kata “akhlaq” berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata “khuluqun”
yang secara ligustik diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat,
tata karma, sopan santun, adab dan tindakan. Secara terminology kata akhlak dapat
diartikan sebagai prilaku manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam pengertian
umum, akhlak dapat dipadankan dengan etika atau nilai moral. Untuk mengetahui
definisi Akhlak menurut istilah, dibawah ini terdapat beberapa definisi yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
a) Ibnu Maskawaih mendefinisikan, Akhlak adalah sikap jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan (terlebih dahulu).
b) Prof. DR. Ahmad Amin menjelaskan, sementara orang membuat definisi
Akhlak, bahwa yang disebut Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya
bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan
Akhlak.
c) Al-Qurthuby mendefinisikan, Akhlak adalah suatu perbuatan manusia yang
bersumber dari adab kesopanannya yang disebut Akhlak, karena perbuatan itu
termasuk bagian darinya.
d) Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy mendefinisikan, Akhlak adalah suatu
pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik,
dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain).Abu Bakar Jabir Al-
Jazairy mendefinisikan, Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam
diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela
dengan cara yang disengaja.
e) Imam Al-Ghazali mendefinisikan Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang
dilakukan, tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika
sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal

2
dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tetapi manakala ia
melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.

2. Urgensi (Kepentingan) Akhlak


Sebelum mengetahiu lebih dalam lagi tentang apa itu akhlak, maka kita harus
mengenal terlebih dahulu apa itu urgensi. Urgensi merupakan hal terpenting atau
kepentingan. Sedangkan akhlak merupakan tabiat, perangai, tingkah laku dan
kebiasaan. Jadi, urgensi akhlak adalah hal-hal yang penting atau kepentingan akhlak.
Pentingnya akhlak adalah untuk membentuk manusia menjadi budi pekerti
yang baik dan sopan, santun, ramah dan sebagainya. Sebenarnya apa hal-hal yang
penting dalam akhlak? Jika kita lihat dari sudut pandangnya maka ada beberapa hal-
hal yang penting dalam akhlak, diantaranya; bagaimana akhlak manusia terhadap sang
pencipta (Allah), akhlak terhadap sesama manusia (hidup bersosial) dan akhlak
manusia terhadap alam atau lingkungan sekitar kita.

3. Akhlak baik dan buruk dalam islam.


a) Akhlak kepada sang pencipta (Allah)
Hubungan manusia denga Allah adalah hubugan manusia dengan
khlaiknya. Dalam masalah ketergantungan hidup manusia selalau
ketregantungsn kepada yang lain. Dan tumpuan serta ketergantungan adalah
kepada sang maha kuasa, yang perkasa, yang maha bijaksana, yang maha
sempurna ialah Allah Rabbul ‘alamiin, Allah tuhan maha esa. Secara moral
manusiawi, manusia mempunyai kewajiban kepada Allah sebagai khaliknya,
yang telah member kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya. Menurut hadits
Rasulullah kewajiban manusia kepada Allah pada dasarnya ada 2, yaitu:
 Mentauhidkan Allah yaitu tidak mensyirikkan-Nya kepada
sesuatupun.
 Beribadat kepadanya
Sedangkan dalam al-Qur’anul Karim kewajiban manusia itu
diformulasikan dengan:
 Iman
 Amal sholeh

3
Seperti halnya yang telah disebutkan diatas juga termasuk dalam
akhlak manusia kepada Allah. Dan jug dapat di implementasikan
akhlak kepada Allah yaitu:
 Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
 Berbaik sangka kepada Allah SWT.
 Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah
SWT.
 Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
 Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
 Senantiasa mengingat Allah SWT.
 Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
 Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
b) Akhlak terhadap sesama.
Terhadap sesama manusia kita juga harus meiliki ahlak yang baik.
Sehingga dalam kehidupan satu dengan yang lainnya kita akan dipandang oleh
orang-orang sekitar kita sebagai pribadi yang baik pula.
c) Akhlak terhadap orang tua
Ibu dan ayah adalah kedua orang tua yang sangat besar jasanya kepada
anaknya, dan mereka mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap
anaknya tersebut, jasa mereka tidak dapat dihitung dan dibandingkan dengan
harta, kecuali mengembalikan menjadi orang merdeka sebagai manusia
mempunyai hak kemanusiaan yang penuh. Setelah menjadi budak/hamba
sahaya sesuatu keadaan yang tidak diinginkan.
Seorang ayah dan ibu merupakan orang yang penting bagi sang anak.
Ayah bekerja mencari nafkah untuk menghidupkan istri dan anaknya,
sedangkan ibu melahirkan sampai bertaruh nyawanya dan kemudian menyusui
anaknya. Apakah perbuatan demikian perbuatan hang mudah? Tidak,
perbuatan demikian adalah hal yang sangat sulit. Jadi, kita sebagai anak sudah
semestinya untuk berbakti kepada kedunya dan menghormati keduanya. Dan
kita akan berdosa apabila melawan ayah dan ibu yang telah meberi kita makan
dan mebesarkan kita. Dapat di implemntasikan dalam akhlak kita kepada
orang tua kita yaitu dengan cara:
 Berbuat baik kepada ibu dan ayah, walaupun keduanya lalim.

4
 Berkata halus dan mulia kepada kedunya.
 Berkata lemah lembut kepada mamak dan bapak.
 Berbuat baik kepada ibu dan ayah yang sudah meninggal dunia
(mendoakannya).

d) Akhlak terhadap tetangga


Kita tidak bisa hidup sendirian, dan sudah semestinya hidup kita saling
bergantung satusama lain. Tetangga adalah karib kerabat terdekat kita. Jadi
kalau dalam suatu rumah ada musibah atau hajatan maka tetanggalah yang
turun langsung untuk membantu terlebih dahulu. Dan juga sudah semestinya
agar kita berakhlak yang baik kepada tetangga-tengga kita, yaitu dengan cara:
 Berbuat baik kepada tetangga kita.
 Saling bertolong menolong.
 Tidak meburukkan-burukkan teangga yang satu dengan
tetangga yang lain.
 Menjaga silahruhrahmi.
e) Akhlak dalam bermasyarakat.
Akhlak mulia merupakan akhlak yang berlaku dan berlangsung diatas
jalur al-Qur’an dan perbuatan NAbi Muhammad saw. Dan Allah swt
menetapkan akhlak mulia bagi Nabi Muhammad saw. Dengan demikian setiap
muslim diwajibkan untuk memelihara norma- norma (agama) diamsayarakat
terutama didalam pergaula sehari-hari baik keluarga, rumah tangga, kerabat
dan lingkungan kemasyarakatan. Dalam kehidupan bermasyarakat sudah
semestinya kita harus bertolong menolong atapun membantu. Kerena kita
hidup seluputnya tidak sendirian, kita hidup itu membutuhkan orang lain.
Dalam hidup besosial atau bermasyarakat juga kita harus berakhlak, dalam
artian disini sudah pasti akhlak yang baik pula. Dan dapat di implementasikan
dengan cara:
 Tolong-menolong.
 Adil.
 Menepati janji.
 Bermusyawarah.
 Menjaga ukhuwah

5
f) Akhlak pergaulan laki-laki dan perempuan.
Berbicaratentang masalah pergaulan laki-laki dan perempuan dalam
islam, kita tidak terlepas dari persoalan muhrim atau bukan karena soal
pergaulan adalah soal hubungan antaralaki-laki dan perempuan. Dalam islam
etika pegaulan laki-laki dan perempuan ada aturannya, dan ada batasan-
batasannya. Misalnya dalam perjalanan seorang perempuan dan seorang laki-
laki yang bukan muhrimnya tidak di bolehkan, dan hukumnya haram. Di sana
harus di akui muhrimnya, untuk menjaga agar terhindar dari hal-hal yang
tidak di inginkan. Dan agar seorang perempuan tidak di cap namanya jelek.
g) Akhlak terhadap lingkungan atau alam sekitar.
Manusia hidup memerlukan lingkungan karena memang manusia
hidup didalam lingkungan. Lingkungan perlu dijaga dan diperhatikan. Kahar
Mansyur mengemukakan pengertian lingkungan adalah: sekeliling sedangkan
pengertian hidupn adalah ia trus ada, bergerak dan bekerja. Jadi lingkungan
hidup ialah keadaan sekeliling dari kehidupan manusia dimuka bumi ini,
seperti udara yang dibutuhkan untukk pernafasan, sunbgai untuk keperluan air
minum. Dan ikan-ikan yang terdapat didalamnuya bisa dimakan, hutan untuk
perlindungan, serta kayu-kayunya bermanfaat bagi keperluan untuk mebangun
rumah. Oleh sebab itu orang-orang yang beriman dianjurkan mempunyai
akhlak terhadap lingkungan, berakhhlak terhadap lingkungan artinya
memperlakukan lingkungan hidup secara baik dan dengan sewajarnya.
Berakhlak dengan lingkungan dapat dilakukan dengan cara:
 Melestarikan lingkungan.
 Menjaga lingkungan dari pencemaran.
 Memanfaatkan sumberdaya untuk kesejahteraan bersama

4. Akhlak Mahmudah dan Mazmumah.


1) Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah (karimah) merupakan sifat ataupun kebiasaan
seseorang yang mencerminkan isi hati. Sehingga apa yang diucapkan dan apa
yang dia lakukan tidak membutuhkan perintah ataupun instruksi. Akhlakul
mahmudah ini mempunyai banyak cabang dan banyak macamnya. Seperti
selalu bersyukur akan nikmat, husnudhon, malu ataupun haya’, amanah,
tawadhu, zuhud, tawakal, ikhlas.

6
 Macam-macam akhlakul Mahmudah
a) Husnudhon.
Salah satu dari akhlak mahmudah/karimah
adalah husnudhon, husnudzon adalah mempunyai
prasangka yang baik kepada Allah SWT, atas apa yang
digariskan kepada kita berupa takdir yang baik ataupun
di takdir yang buruk. Selain itu husnudzan juga berlaku
untuk sesama manusia.
b) Syukur.
Akhlak mahmudah lainnya adalah syukur akan
nikmat hidup didunia ini. Merupakan suatu kenikmatan
yang luar biasa. Terlebih ketika seseorang hidup dalam
keadaan iman dan Islam, maka tidak ada bandingan
kenikmatan yang lain yang setara dengan nikmat iman
dan Islam. Bahkan jika ditukar dengan dunia dan
seisinya sekalipun iman yang di lafadz kan dengan
lafadz tauhid Lailahaillallah Muhammadur Rasulullah
dan diikrarkan kemudian dibuktikan dengan sikap-sikap
yang selaras dengan kalimat La Ilaha Illallah. Maka
Tiada nilai yang sebanding dengan dunia dan isinya.
c) Tawadhu’.
Tawadhu’ merupakan salah satu dari sifat akhlak
mahmudah/karimah yaitu sikap yang memposisikan
dirinya lebih rendah daripada orang lain dan tidak
merendahkan dirinya. Tawadhu ini merupakan sifat
yang sangat mulia yang dibutuhkan latihan untuk
menata hati supaya bisa memuliakan orang lain lebih
mulia daripada diri kita sendiri. Atau dengan kata lain
tawadhu adalah tidak sombong dan tidak rendah diri.
d) Haya’/Pemalu.
Seorang muslim hendaknya memiliki sifat malu
karena dengan sifat ini seseorang tidak akan mudah
untuk melakukan maksiat. Dengan sifat ini seorang

7
muslim tidak dengan mudah melakukan maksiat kepada
Allah seperti berbohong meninggalkan sholat
meninggalkan zakat dan kewajiban-kewajiban yang
lainnya.

e) Amanah.

Amanah merupakan bagian penting dalam


keimanan seseorang. Amanah juga merupakan salah
satu dari sifat wajib yang dimiliki oleh para Rasulullah.
Amanah merupakan tanggung jawab yang diberikan
oleh Allah kepada manusia yang wajib untuk
disampaikan ataupun diberikan oleh manusia kepada
manusia untuk disampaikan kepada yang berhak.

f) Zuhud.
Zuhud merupakan salah satu akhlakul karimah.
Sifat ini merupakan salah satu sifat yang disenangi oleh
Allah SWT. Banyak yang salah pengertian mengenai
definisi zuhud ataupun implementasi zuhud pada
kehidupan seseorang. Zuhud merupakan sifat yang tidak
bergantung kepada harta benda duniawi dengan
demikian seseorang tidak merasa bangga ketika
memiliki harta yang melimpah keanehan tersebut
berasal dari Karunia Allah subhanahu wa ta’ala. Begitu
pula Ketika Ia dalam keadaan Miskin Harta dia tidak
akan bersedih hati karena tidak memiliki harta.
g) Tawakal.
Tawakal secara bahasa berasal dari bahasa Arab
yang mempunyai arti menyerahkan. Seperti ucapan
seorang wali ketika menyerahkan anak perempuannya
kepada penghulu untuk dinikahkan, itu dinamakan
tawakal atau mewakilkan. Dalam agama Islam tawakal
biasanya disebut ketika seorang muslim menyerahkan

8
semua urusan ataupun permasalahannya kepada Allah
ketika dia ditimpa suatu ujian atau musibah.
h) Ikhlas.
Ikhlas merupakan kalimat yang mudah
diucapkan namun sulit untuk diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Karena ikhlas sendiri merupakan
pekerjaan hati dan tidak mudah untuk diketahui oleh
orang lain bahkan dirinya sendiri. Banyak ulama dan
cendekiawan muslim yang mendefinisikan tentang
ikhlas.
2) Akhlakul Mazmumah.
Akhlakul mazmumah merupakan lawan kata dari akhlakul
karimah/mahmudah yaitu mempunyai arti akhlak yang tidak terpuji ataupun
akhlak yang buruk. Sedangkan akhlakul Karimah yaitu sikap atau sifat yang
berlaku sebaliknya. Jadi ketika kita melakukan akhlakul karimah maka kita
melakukan hal-hal yang diridhoi Allah dan yang hal-hal yang di Rasulullah
SAW. Sebaliknya Akhlakul mazmumah adalah mempunyai sifat ataupun
sikap yang tidak disukai Allah tidak dilalui Rasulullah dan cenderung tidak
sesuai dengan syariat.
 Macam-Macam Akhlakul Mazmumah:
a) Suudzon.
Suudzon dua suku kata yang memiliki arti
berburuk sangka. Dua kata tersebut suu’ yang artinya
buruk dan dzon yang memiliki arti prasangka. Suudzon
merupakan buah dari pikiran pikiran negatif seperti
riya’, sombong, kufur nikmat, hasad dan sifat-sifat
tercela yang lainnya.
b) Sombong.
Sombong atau takabur merupakan salah satu
dari akhlakul mazmumah. Sifat sombong ini dapat
menjauhkan dari Allah SWT, karena sombong
berpikiran bahwa apa yang terjadi merupakan hasil dari
kerja kerasnya. Dalam hal lain orang yang sombong

9
memandang bahwa selain dirinya tidak lebih baik dan
dirinya lebih baik dari orang lain. Seperti perkataan iblis
kepada manusia dia mengatakan bahwa dirinya lebih
mulia dari manusia karena dia diciptakan dari api
sedangkan manusia diciptakan dari tanah.
c) Hasad.
Salah satu sifat dari akhlakul madzmumah yang
banyak dimiliki di hati seseorang adalah sifat hasad.
Yaitu keadaan hati yang tidak ridho jika orang lain
mendapat nikmat Allah dan berusaha untuk
melenyapkan dan berharap nikmat tersebut dimilikinya.
d) Riya’.
Riya’ adalah sifat ingin dilihat manusia akan
amal baiknya sehingga mereka akan memujinya dan
agar ia dipandang tinggi derajatnya diantara mereka.
Sifat ini sangat rentan menyerang hati manusia yang
gila hormat dan jabatan.
e) Kufur Nikmat.
Kafir salah satu artinya adalah tertutup dari
cahaya. Ada pula kafir yang artinya petani, petani itu
menimbun menutupi biji dengan tanah.

10
BAB III

KESIMPULAN
Berdasarkan materi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa urgensi akhlak
merupan suatu kepentingan akhlak. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak itu sanagatlah
makapenting diterapakan, terutama akhlak kepada Allah, sesama manusia dan lingkungan
sekitar. Akhlak terhadap Allah merupakan suatu kewajiban bagi manusia, seperti halnya kita
menegrjakan suatu kewajiban manusia kepada Allah yaitu dengan mentauhidkan-Nya,
mengesakannya, beribadah kepadannya dan lain sebagainya.

Selain itu kita juga harus menerapkan akhlak kita terhadap sesama manusia dan juga
kepada lingkungan sekitar kita. Seperti halnya akhlak terhadap orang tua, kepada tetangga
dekat kita, terhadap masyarakat, dan akhlak dalam pergaualan kita. Dan juga yang tidak kalah
penting akhlak terhadap lingkungan sekitar, misalnya kita melestarikannya, menjaganya dan
merawat atau tidak merusaknya. Sehingga apabila kita menerapkan hal-hal tersebut, maka
insallah dalam kehidupan kita dimanaapun akan menjadi tentram, aman dan damai, karena
kita menjadi manusia yang berbudi perkerti dan berakhlak mulia.

Dalam hal pendiddikan islam akhlak juga amat penting, karena pendidikan islam
merupakan peembinaan rohani maupun jasamani untuk membentuk budi pekerti yang baik.
Sehingga jika kita memiliki budi pekerti yag baik, maka kita termasuk manusia yang
berakhlak baik. Itulah mengapa pendidikan itu penting bagi manusia. Karena sesungguhnya
dari pendiddikan inilah kita dapat mencari ilmu dan menjadi orang yang baik atau berakhlak
baik dan menerapakan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat
berguna bagi masayarakat, bangsa maupun negara.

11
DAFTAR PUSTAKA
Al-Sulami, Abu Abdurrahman. (2007). Tasawuf. Jakarta:Erlangga.

Darajat, Zakiah dkk. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksara.

Haidari, Amin. (2010). Pemikir Pendidikan Islam. Jakarta:Putlisbang Pendidikan


Agama dan Keagamaan.

Hawwa,Said dan Tazkiyatun Nafs. (2005). Intisari Ibya’ Ulummuddin. Jakarta:


Darussalam.

Mustofa, A. (1997). Akhlak Tasawuf. Bandung:Pustaka Setia.

Ritogga, A. Rahman. (2005). Akhlak , Surabaya:Amelia Surabaya.

Saebani, Beni Ahmad Dan Abdul Hamid. (2007). Ilmu Akhlak. Bandung:Pustaka
Setia.

Solihin, M. dan Rosyid Anwar. (2005). Akhlak Tasawuf. Bandung:Nuansa.

Susanti, Reni. (Tt). Akhlak Tasauf. Curup:LP2 STAIN.

https://diobariskiananda2b.wordpress.com/2013/06/02/urgensi-akhlak-dan-
pendidikan-islam

https://sdalifinayah.wordpress.com/2015/12/05/pengertian-akhlak-terpujimahmudah-
dan-akhlak-tercelamazmumah.

12

Anda mungkin juga menyukai