Makalah
Disusun oleh :
Alhamdullilah segala puji syukur Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Pengertian Akhlak, Moral, Dan
Tasawuf”. Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menegakkan kalimat tauhid serta bimbingan umatnya kejalan yang penuh cahaya dan semoga
kita termasuk kaum yang mendapatkan safaatnya di hari akhir, Aamiin.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fidian Abron,M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Akhlak Dan Tasawuf.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan yang pembaca temukan
dalam karya tulis ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini
berguna bagi para prmbaca dan pihak – pihak lain yang berkepentingan.
Bandar Lampung
Penulis
ii
DAFTAR ISI
2.2 Persamaan Dan Perbedaan Antara Akhlak, Etika Dan Moral ............................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi
pentingnya akhlak, etika, dan moral. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan
manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan
sesama makhluk.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
1
Zulfikli dan Jamaluddin, Akhlak Tasawuf, 2018
2
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter, 2014
2
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya." (HR,
Tirmidzi).3
"Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih
dahulu)"
Prof. Dr. Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak "adatul
iradah", atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang
berbunyi:
"Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang
dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu
dinamakan akhlak"
Akhlak menurut Anis Matta adalah nilai dan pemikiran yang telah menjadi sikap
mental yang mengakar dalam jiwa, kemudian tampak dalambentuk tindakan dan perilaku
yang bersifat tetap, natural atau alamiah tanpa dibuat-buat, serta refleks. Dengan demikian,
pengertian akhlak mengacu kepada sifat manusia secara umum tanpa mengenal perbedaan
antara laki-laki dan perempuan; sifat manusia yang baik dan yang buruk.
3
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, 2000
3
Definisi-defini akhlak tersebut secara substansial tampak saling melengkapi, dan
darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang,
sehingga telah menjadi kepribadiannya.
Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan sesuatu perbuatan, yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila.
Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan.
Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,
bukan main-main atau karena bersandiwara. Jika kita menyaksikan orang berbuat kejam,
sadis, jahat dan seterusnya.
Kelima, sejalan dengan cirri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik)
adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin
dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian. Seseorang yang melakukan
perbuatan bukan atas dasar karena Allah tidak dapat dikatakan perbuatan akhlak.4
Akhlak terbagi menjadi beberapa macam, akhlak kepada sesama manusia adalah salah
satunya berikut adalah akhlak kepada sesama manusia:
a) Akhlak terpuji ( Mahmudah )
Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti
prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka
buruk terhadap seseorang. Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada
Allah dan Rasul-Nya antara lain:
4
Siti rohmah, Akhlak Tasawuf, 2021
4
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk
kebaikan manusia
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada
sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.
Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang
lain.
Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan
diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Allah berfirman , Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu
kecil.” (Q.S. Al Isra/17:24)
Ayat di atas menjelaskan perintah tawaduk kepada kedua orang tua.
Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S.Alkafirun/109: 6)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama
yang diyakini.
Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengansesama
manusia. Allah berfirman, ”…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S. Al
Maidah/5:2)
5
Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas
kejahatan. Allah berfirman, ”Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang
sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah
itulah yang terbaik bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya.
Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah.
Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu
disebut fitnah. Allah berfirman, ”…dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing
sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Tentu kamu merasa jijik…” (Q.S. Al Hujurat/49:12).
Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang
belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya.
Allah berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang
kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujurat/49:6).
B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani, “ ethos ” yang berarti watak kesusilaan atau adat.
Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang
as-asas akhlak (moral). Ini adalah cara terbaik untuk melakukan hal ini, tetapi orang yang
melakukannya harus melakukan apa yang mereka inginkan dan apa yang harus mereka
lakukan dengannya. Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh
yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
6
Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari
a) Etika Berbeda Pendapat
Ikhlas dan mencari yang hak serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda
pendapat.
Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan nafsu.
Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur’an dan Sun
Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu denga cara
menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya
dengan tafsiran yang baik.
Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali
sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.
Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah
Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah
membantah dan kasar menghadapi lawan
b) Etika Bergaul dengan orang lain
Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat.
Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu
pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.
Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing dari mereka
diberi hak dan dihargai.
Perhatikanlah mereka, kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan tanyakanlah
keadaan mereka.
Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah kepada
mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.
Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.
Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahankesalahannya
dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.
Dengarkanlah pembicaraan mereka dan hindarilah perdebatan dan bantah
membantah dengan mereka.
7
c) Etika Buang Hajat
Segera membuang hajat.
Apabila seseorang merasa akan buang air maka hendaknya bersegera melakukannya,
karena hal tersebut berguna bagi agamanya dan bagi kesehatan jasmani.
Menjauh dari pandangan manusia di saat buang air (hajat).
Menghindari tiga tempat terlarang, yaitu aliran air, jalan-jalan manusia dan tempat
berteduh mereka.
Tidak mengangkat pakaian sehingga sudah dekat ke tanah, yang demikian itu supaya
aurat tidak kelihatan.
Tidak membawa sesuatu yang mengandung penyebutan Allah kecuali karena
terpaksa.
Dilarang menghadap atau membelakangi kiblat. Adapun jika di dalam ruang (WC)
atau adanya pelindung/ penghalang yang membatasi antara si pembuang hajat dengan
kiblat, maka boleh menghadap ke arah kiblat.
Dilarang kencing di air yang tergenang (tidak mengalir).
Makruh mencuci kotoran dengan tangan kanan,
Dianjurkan kencing dalam keadaan duduk, tetapi boleh jika sambil berdiri.
Sekalipun demikian seseorang dibolehkan kencing sambil berdiri dengan syarat badan
dan pakaiannya aman dari percikan air kencingnya dan aman dari pandangan orang
lain kepadanya.
Makruh berbicara di saat buang hajat kecuali darurat.
Makruh bersuci (istijmar) dengan mengunakan tulang dan kotoran hewan.
Disunnatkan masuk ke WC dengan mendahulukan kaki kiri dan keluar dengan kaki
kanan berbarengan dengan dzikirnya masing-masing.
Mencuci kedua tangan sesudah menunaikan hajat.
d) Etika Di Jalan
Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan
atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain
karena
Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
8
Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran, sisa makanan di jalan-jalan
manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di situ atau di tempat yang dijadikan
tempat mereka bernaung.
Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
Beramar ma`ruf dan nahi munkar. Ini juga wajib dilakukan oleh setiap muslim,
masing-masing sesuai kemampuannya.
Menunjukkan orang yang tersesat (salah jalan), memberikan bantuan kepada orang
yang membutuhkan dan menegur orang yang berbuat keliru serta membela orang
yang teraniaya.
Perempuan hendaknya berjalan di pinggir jalan.
e) Etika Jenazah dan Ta’ziah
Segera merawat janazah dan mengebumikannya untuk meringankan beban
keluarganya dan sebagai rasa belas kasih terhadap mereka.
Tidak menangis dengan suara keras, tidak meratapinya dan tidak merobekrobek baju.
Disunatkan mengantar janazah hingga dikubur.
Memohonkan ampun untuk janazah setelah dikuburkan.
Disunatkan menghibur keluarga yang berduka dan memberikan makanan untuk
mereka.
Disunnatkan berta`ziah kepada keluarga korban dan menyarankan mereka untuk tetap
sabar, dan mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya milik Allahlah apa yang telah
Dia ambil dan milik-Nya jualah apa yang Dia berikan; dan segala sesuatu disisi-Nya
sudah ditetapkan ajalnya.
f) Etika Makan dan Minum
Berupaya untuk mencari makanan yang halal.
Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah
kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.
Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga
setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.
Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan
sekali-kali mencelanya.
Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak.
9
Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri
dengan Alhamdulillah.
Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu.
Disunnatkan makan dengan tiga jari dan menjilati jari-jari itu sesudahnya.
Disunnatkan mengambil makanan yang terjatuh dan membuang bagian yang kotor
darinya lalu memakannya.
Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum.
Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
Hendaknya pemilik makanan (tuan rumah) tidak melihat ke muka orang-orang yang
sedang makan, namun seharusnya ia menundukkan pandangan matanya, karena hal
tersebut dapat menyakiti perasaan mereka dan membuat mereka menjadi malu.
Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis ada
orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai
kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.
Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yang orang lain bisa merasa jijik,
seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu mendekatkan kepalamu kepada
tempat makanan di saat makan, atau berbicara dengan nada-nada yang mengandung
makna kotor dan menjijik-kan.
Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas beliau
berkata, “Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir bejana
wadah air.” (HR. Al Bukhari)
Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits Anas
disebutkan “Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang
minum sambil berdiri”. (HR. Muslim).
g) Etika Pergaulan Menurut Islam
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan
bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di dunia ini.5
5
Ps2unic, Penerapan Etika, Moral Dan Akhlak dalam kehidupan, 2012
10
C. Pengertian Moral
Istilah "moral" berasal dari bahasa Latin mos (jamak: mores) yang berarti: kebiasaan,
adat. Dalam bahasa Inggris dan banyak bahasa lain, termasuk dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1988), kata mores dipakai dalam arti yang sama. Jadi, etimologi kata "etika" sama
dengan etimologi kata "moral", karena keduanya berasal dari kata yang berarti adat
kebiasaan.
Moral juga diartikan sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak,
kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1956 : 957). Dalam moral diatur segala
perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik
dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara
perbuatan yang baik dan perbuatan yang salah. Dengan demikian moral merupakan kendali
dalam bertingkah laku.
Moral dapat diukur secara subyektif dan obyektif. Kata hati atau hati nurani
memberikanukuran yang subyektif, adapun norma memberikan ukuran yang obyektif.
(Hardiwardoyo,1990). Apabila hati nurani ingin membisikan sesuatu yang benar, maka
norma akan membantu mencari kebaikan moral.
Kemoralan merupakan sesuatu yang berkait dengan peraturan-peraturan masyarakat
yang diwujudkan di luar kawalan individu. Dorothy Emmet(1979) mengatakan bahawa
manusia bergantung kepada tatasusila, adat, kebiasaan masyarakat dan agama untuk
membantu menilai tingkah laku seseorang.
11
Peran Moral dalam Masyarakat:
1. Moral memberikan pedoman tentang perilaku yang dianggap sesuai atau tidak sesuai
dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari. Ini membantu menjaga keteraturan dan
harmoni dalam masyarakat.
2. Moral mempromosikan nilai-nilai seperti keadilan, kasih sayang, dan solidaritas, yang
penting untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Mereka mendorong
individu untuk bertindak secara baik kepada sesama dan berkontribusi dalam
membangun komunitas yang berkelanjutan.
3. Moral juga berperan dalam membentuk identitas dan budaya suatu masyarakat atau
kelompok. Nilai-nilai moral yang dianut oleh suatu kelompok mencerminkan
karakteristik khas dari kelompok tersebut dan menjadi bagian integral dari identitas
mereka.
Dengan demikian, moral memiliki peran penting dalam membentuk perilaku individu dan
dinamika sosial dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan pengamalan
moral yang baik sangatlah penting untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan
membangun masyarakat yang berkelanjutan.
14
Moral dan Contoh Perbuatannya
1. Membuang sampah pada tempatnya, perilaku ini mudah dilakukan, malah dengan
tidak melakukannya akan mendatangkan hal negatif seperti banjir.
2. Menjalankan perintah agama sesuai yang dianut, agar menjadi orang yang bermoral
seharusnya mengindahkan peraturannya karena baik untuk dilaksanakan dan berguna
bagi diri sendiri.
3. Menaati peraturan yang ada, peraturan dibuat untuk ditaati bukan untuk dilanggar
karena peraturan dibuat untuk menghindari terjadi hal yang tidak diinginkan.
4. Menghormati dan menerapkan sikap sopan santun karena sifat ini merupakan
cerminan karakter baik yang sebenarnya pada seseorang.
5. Tidak membuat kerusuhan, kerusuhan adalah keadaan dimana terjadi kekacauan
dalam masyarakat. Kerusuhan juga diartikan kondisi dimana nilai dan norma yang ada
tidak berfungsi, karena itu menjaga lingkungan tetap tentram adalah kewajiban dari
setiap individu dalam masyarakat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi Berdasarkan tulisan di atas diketahui bahwa antara
akhlak dengan etika, dan moral memiliki kesamaan arti, cakupan dan tujuan. Namunpun
demikian, juga memiliki perbedaan satu sama lainnya. Dalam perspektif Islam akhlak dan
tasawuf sangat berkaitan erat karena sama- sama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Serta dapat pula disimpulkan 4 hal yaitu bahwa Akhlak, etika dan moral adalah
suatu disiplin ilmu yang membicarakan tentang persoalan baik dan buruk, Antara akhlak,
etika dan moral, memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama
mengkaji masalah baik dan buruk, sedangkan perbedaanya adalah terletak pada landasan
yang dipakai, Dalam konteks sejarah, antara akhlak dan tasawuf memiliki tujuan dan esensi
yang sama, yaitu sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta Indikator
orang berakhlak adalah beriman atau tidaknya seseorang. Salah satu karakter seseorang
dikatakan beriman adalah ketika ia mampu melahirkan kedamaian dan ketenteraman bagi
alam lingkungannya.
3.2 Saran
Demikianlah yang dapat penulis sampainkan makalah tentang akhlak, etika dan moral
ketiganya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari penulis berharap pembaca dapat
menerapkan nilai-nilai yang baik. Saya mohon maaf jika dalam penulisan masih banyak yang
salah
16
DAFTAR PUSTAKA
17