Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKHLAK TASAWUF

DOSEN PEMBIMBING

SEPTI YULIA, M.PD

DISUSUN OLEH

TOMMY AMANDA (2522339)

MUTIARA SABRINA (2522327)

ZAHRA FERLY (2522333)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SMDD

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia serta
taufik dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dan kekuatan kepada
kami sehingga kami dapat menyusun makalah ini.

Segala sanjungan dan shalawat yang tidak pernah bosan-bosannya kami limpahkan kepada
Rasulullah saw. Yang telah membawa umat manusia dari alam jahiliah ke Alam Islamiyah
yang seperti kita rasakan sampai saat ini.

Para pembaca yang kami hormati dan dirahmati Allah swt. makalah ini kami susun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah “Akhlak Tasawuf” dan judul makalah
tentang “Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika”.

Kami berperan sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan berpatisipasi dalam penyusunan makalah. Atas perhatian dan segala saran dari
pembaca, pemakalah mengucapkan terima kasih semoga makalah ini bermanfaat dan berguna
bagi kita semua terutama pemakalah sendiri.

MINGGU, 05 JANUARI 2023

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................................................ ii

Bab I Pendahuluan ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakanng .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................... 2

Bab II Pembahasan ....................................................................................................... 3

A. Definisi Akhlak ................................................................................................... 3


B. Perbedaan antara Etika, Moral dan Akhlak........................................................... 4
C. Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam ............................................. 5
1. Keistimewaan Akhlak dalam Islam .................................................................. 5
2. Kedudukan Akhlak dalam Islam ...................................................................... 6

Bab III Penutupan........................................................................................................ 7

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................................... 7

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.
Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang
dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan
yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk
tercapainya kebahagiaan tersebut. Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia
terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau
moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.
Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran
akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan
adalah menentang kesadaran itu. Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang
dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan
dengan baik dan buruk.
Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh
dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam
dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya
manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek
menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah
pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa
dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu. Karena itu penulis merasa tertarik
untuk membahas secara jelas dan padat mengenai akhlak tasawuf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari akhlak?
2. Bagaimana perbedaan antara akhlak, moral, dan etika?
3. Apa kedudukan dan keistimewaan dari akhlak dalam islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami dari definisi Akhlak Tasawuf.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui perbedaan antara Akhlak, Moral, dan Etika.

1
3. Untuk mengetahui Kedudukan dan Keistimewaan dari Akhlak Tasawuf dalam
Islam.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis, diharapkan dengan adanya makalah ini dapat dijadikan


tambahan pengetahuan bagi pembaca utamanya bagi pemakalah.
2. Manfaat raktis, diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dan pemakalah
mampu menyadari definis Akhlak Tasawuf, Perbedaan, Kedudukan dan
Keistimewaan Akhlak Tasawuf dalam Islam sehingga dapat diterapkan atau
diaplikasikan dalam keilmuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Akhlak
Istilah akhlak sudah tidak jarang lagi terdengar di tengah kehidupan masyarakat.
Mungkin hampir semua orang sudah mengetahui arti kata akhlak tersebut, karena
perkataan akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Akan tetapi agar lebih
meyakinkan pembaca sehingga mudah untuk dipahami maka kata akhlak perlu diartikan
secara bahasa maupun istilah. Dengan demikian, pemahaman terhadap akhlak akan lebih
jelas substansinya. Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah di-
Indonesiakan. Ia merupakan akhlaaq jama‟ dari khuluqun yang berarti “perangai, tabiat,
adat, dan sebagainya. Kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan kata khaliq
yang bermakna pencipta dan kata makhluq yang artinya ciptaan, yang diciptakan, dari
kata khalaqa, menciptakan. Dengan demikian, kata khulq dan akhlak yang mengacu pada
makna “penciptaan” segala yang ada selain Tuhan yang termasuk di dalamnya kejadian
manusia. Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah adalah kehendak jiwa manusia
yang menimbulkan suatu perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Sedangkan Abu Ahmadi dan Noor salimi berasumsi
bahwa “secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik, jadi
orang yang berakhlak berarti orang yang berakhlak baik”.
Dalam kepustakaan, kata akhlak diartikan juga sebagai sikap yang melahirkan
perbuatan (perilaku, tingkah laku) mungkin baik mungkin buruk, seperti yang telah
dijelaskan di atas. Dengan demikian, kata akhlak berarti sikap yang timbul dari dalam diri
manusia, yang terjadi tanpa pemikiran terlebih dahulu sehingga terjadi secara spontan dan
tidak dibuatbuat. Berikut ini beberapa defenisi kata akhlak yang dikemukakan para ahli,
antara lain:
 Menurut pendapat Imam-al-Ghazali selaku pakar di bidang akhlak yang dikutip
oleh Yunahar Ilyas yaitu: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatanperbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika sifat itu melahirkan perbuatan
yang baik menurut akal dan syariat, maka disebut akhlak yang baik, dan bila lahir
darinya perbuatan yang buruk, maka disebut akhlak yang buruk.
 Sedangkan Aminuddin mengutip pendapat Ibnu Maskawah (w. 421 H/ 1030 M)
yang memaparkan defenisi kata akhlak ialah kondisi jiwa yang senantiasa

3
mempengaruhi untuk bertingkahlaku tanpa pemikiran dan pertimbangan.
Pendapat lain dari Dzakiah Drazat mengartikan akhlak sedikit lebih luas yaitu
“Kelakukan yang timbul dari hasil perpaduan antara nurani, pikiran, dan
kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian”.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dimengerti bahwa akhlak adalah tabiat
atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut
benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah
dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angankan terlebih dahulu. Dapat dipahami juga
bahwa akhlak itu harus tertanam kuat/tetap dalam jiwa dan melahirkan perbuatan yang
selain benar secara akal, juga harus benar secara syariat Islam yaitu al-Quran dan al-
Hadits. Agar semakin dapat dipahami, disini penulis juga menambahkan beberapa
pendapat dari para tokoh yang menguraikan pemikiran maupun pendapatnya tentang
akhlak yaitu Anis berpendapat sebagaimana yang dikutif Aminuddin yaitu akhlak adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik
atau buruk, tanpa membutuhkan pikiran dan pertimbangan.

B. Perbedaan Antara Akhlak, Moral dan Etika

Akhlak merupakan pintu gerbang ilmu tasawuf, ilmu akhlak dapat membantu
seseorang untuk membersihkan diri dari kotoran hati, menyucikan diri dari perkara
dunia, serta mengabdikan diri untuk beribadah kepada Allah sebagai bekal akhirat.
Memiliki jiwa dan hati yang suci tentu erat hubungannya dengan akhlak yang
mulia.Pertama bahwasanya ketiganya mengacu pada gambaran tentang perbuatan,
tingkah laku, dan perangai yang baik. Kedua, merupakan prinsip atau aturan hidup
manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya. Ketiga, merupakan
potensi positif yang dimiliki oleh setiap orang. Sementara perbedaan diantara ketiga
istilah tersebut ialah; akhlak tolok ukurnya adalah Al- Qur’an dan As- Sunnah, etika
tolok ukurnya adalah pikiran atau akal, sedangkan moral tolok ukurnya adalah norma
yang hidup dalam masyarakat. maka secara formal perbedaan ketiga istilah tersebut
adalah antara lain sebagai berikut:

 Etika bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio.


 Moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat.
 Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada pada tataran konsep atau teoritis.

4
 Pada aras aplikatif, etika bersifat lokalitas dan temporer sesuai consensus, dengan
demikian dia disebut etiket (etiqqueta), etika praksis, atau dikenal juga dengan
adab/tatakrama/tatasusila.
 Moral berada pada dataran realitas praktis dan muncul dalam tingkah laku yang
berkembang dalam masyarakat.
 Etika di pakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
 Moral yang di ungkapkan dengan istilah moralitas di pakai untuk menilai suatu
perbuatan.
 Akhlak berada pada tataran aplikatif dari suatu tindakan manusia dan bersifat
umum, namun lebih mengacu pada barometer ajaran agama. Jadi, etika islam
(termasuk salah satu dari berbagai etika relegius yang ada) itu tidak lain adalah
akhlaq itu sendiri.
 Akhlak juga berada pada level spontanitas-spesifik, karena kebiasaan individual/
komunitas yang dapat disebut dengan “Adab” , seperti adab encari ilmu, adab
pergaulan keluarga dan lain-lain.

C. Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam


1. Keistimewaan Akhlak Dalam Islam
Pendefinisian agama islam dengan akhlak yang baik itu sebanding dengan
pendefinisian ibadah haji dengan wukuf di Arafah. Rasulullah SAW menyebutkan, “Haji
adalah wukuf di Arafah”. Artinya tidak sah haji seseorang tanpa wukuf di Arafah, begitu
pula dengan akhlak.
Oleh karena itu, dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang
istimewa dan sangat penting, di antara keistimewaannya adalah adalah:
a. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi
pokok risalah Islam.
b. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga Rasulullah SAW
pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik.
c. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti
pada hari kiamat.
d. Rasulullah SAW menjadikan baik dan buruknya akhlak seseorang itu sebagai
ukuran imannya ketika ia hidup di dunia.
e. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadahnya kepada
Allah SWT. Misalnya shalat, puasa, zakat, dan haji yang akhirnya ditandai dengan
akhlak yang baik. Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut :
Tentang shalat Allah berfirman :
)45 : ‫ع ِن ْالفا ْحشااء او ْال ُمنك ِار (العنكبوت‬
‫ص اَلة ا ت ا ْن اهى ا‬
َّ ‫ِإ َّن ال‬
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan fahsya dan
mungkar.” (Al-Ankabut : 45).

5
Dari beberapa Ayat dan hadits di atas jelaslah bahwa akhlak dalam Islam itu
merupakan ukuran ibadah bahkan merupakan inti sari dari ibadah itu sendiri,
maksudnya akhlak yang baik adalah buah dari ibadah yang baik, atau ibadah yang baik
dan diterima oleh Allah SWT tentu akan melahirkan akhlak yang baik dan terpuji.
Demikianlah antara lain beberapa hal yang menjelaskan keutamaan dan kedudukan
akhlak dalam Islam, walaupun banyak sekali keutamaan akhlak dalam Islam.
f. Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah SWT membaikan akhlak beliau.
g. Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlak

2. Kedudukan Akhlak Dalam Islam


a. Akhlak dalam islam menempati posisi utama dalam ajaran islam setelah keimanan dan
ibadah islam. Rasulullah bersabda ;
“aku diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia”
b. Akhlak sebagai barometer bagi keimanan seseorang musllim. Rasulullah bersabda:
“kesempurnaan iman itu baiknya akhlak seseorang”
c. Ssemua ibadah dalam islam selain sebagai pengabdian kepada Allah SWT yang
bertujan untuk kesempurnaan budi pekerti (akhlak).

6
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

o Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang
menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah
bagian dari filsafat.
o Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di
suatu masyarakat.
o Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut jugasikap
o hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu
tuhan.
o Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada
Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.
Indikator manusia berakhlak (husnal-khulug) adalah tertanamnya iman dalam hati
dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
o Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan
iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap
tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada tuhan, diri sendiri, keluarga, dan
sesama manusia

B. Saran

Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapkan etika, moral, dan akhlak kedalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat Islam.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://an-nur.ac.id/persamaan-dan-perbedaan-akhlak-etika-moral-dan-susila/

http://mardiunj.blogspot.com/2010/03/hadits-tentang-akhlak.html

http://windaaulia118.blogspot.com/2014/12/kedudukan-dan-keistimewaan-
akhlak.html?m=1

Darsono, T. Ibrahim. Membangun Akidah dan Akhlak, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2008

Ghoni Asykur, Abdul. Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Bukhori Muslim. Bandung:


Husaini Bandung, 1992

Anda mungkin juga menyukai