Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUBUNGAN AKHLAQ DAN TASAWUF

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Pendidikan agama

Dosen Pengampu : H. Azhar, M.Pdi

DISUSUN OLEH :

Putri Naura

21.04.01.0026

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS ILMU EKONOMI & SOSIAL HUMANIORA
UNIVERSITAS BINA INSAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan untuk kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan
“Hubungan Akhlaq dan Tasawuf”
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah pendidikan
agama. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya,
namun akhirnya saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita.
Seperti kata pepatah yang mengatakan tiada gading yang tak retak, maka
bagaimanapun makalah ini tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini sangat dinantikan
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Lubuklinggau, 11 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Pengertian Akhlaq dan Tasawuf Secara Etimologi Dan
Terminologi..........................................................................................3
2.2 Fungsi Dari Akhlaq Dan Tasawuf.......................................................6
2.3 Hubungan Akhlaq Dan Tasawuf ........................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup
manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tidaklah berlebihan bila misi
utama kerasulan Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak  manusia.
Sejarah pun mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu
antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan
oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Akhlak Tasawuf merupakan salah satu khazanah intelektual muslim
yang kehadirannya hingga saat ini masih dirasakan. Secara historis dan
teologis akhlak tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup
umat manusia agar selamat dunia dan akhirat.
Pemikiran dan pandangan di bidang Akhlak dan Tasawuf itu kemudian
menemukan momentum pengembangannya dalam sejarah, yang antara lain
ditandai dengan munculnya sejumlah besar ulama’ tasawuf dan ulama’di
bidang akhlak. Mereka pada mulanya tampil untuk memberi koreksi pada
perjalanan umat yang pada saat itu sudah mulai miring ke arah yang salah.
Untuk melestarikan pemikiran dan pendapatnya itu mereka menulis sejumlah
buku yang secara khusus membahas masalah akhlak tasawuf. Kitab Tahdhîb
al-akhlâq, ‘Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, Khuluqul muslim dan lain sebagainya.
Diantara buku-buku tersebut kemudian akhirnya mendorong para
orientalis untuk meneliti dan menganalisis berbagai pemikiran Akhlak
Tasawuf tersebut, kemudian pada perkembangan selanjutnya membuka ke
arah munculnya studi Akhlak Tasawuf. Sebelum itu hasil penelitian para
ulama terhadap alquran dan al-hadis menunjukkan bahwa hakikat agama islam
adalah akhlak. Pernyataan yang antara lain dikemukakan Al-Mawardi dalam
kitabnya Adab Al-Dunyâ wa Al-Dîn ini dibuktikan dengan mengatakan bahwa
agama tanpa Tasawuf Akhlak tidak akan hidup, bahkan akan kering dan layu.

1
Bisa di katakan akhlak merupakan salah satu cabang ilmu terpenting
yang harus di miliki oleh setiap individu yang mengaku dirinya muslim,
dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam islam.
Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan
seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak.
Begitu pula dengan tasawuf, meskipun aliran ini boleh di bilang asing
di masyarakat indonesia kebanyakan, tetapi tidak bisa di pungkiri bahwa aliran
ini punya tujuan yang sama, yaitu sama – sama mendekatkan diri kepada
Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan
menghiasi diri dengan perbuatan yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah),
karena itu untuk menuju wilayah tasawwuf, seseorang harus mempunyai
akhlak yang mulia berdasarkan kesadarannya sendiri. Atas dasar latar
belakang tersebutlah penulis ingin mengangkat tema hubungan ilmu akhlak
dengan tasawwuf.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian akhlaq dan tasawuf secara etimologi dan terminologi ?
2. Bagaimana fungsi dari akhlaq tasawuf ?
3. Bagaimana hubungan antara akhlaq dan tasawuf ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian akhlaq dan tasawuf secara etimologi dan
terminologi
2. Untuk mengetahui Fungsi dari akhlaq dan tasawuf
3. Untuk mengetahui hubungan antara ilmu akhlaq dengan tasawuf

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlaq dan Tasawuf Secara Etimologi dan Terminologi

A. Akhlaq
1. Pengertian Secara etimologi
kata “akhlak” berasal dari kata “khuluk”, jamaknya “Akhlak”.
Seakar kata dengan kata “khalq” berarti “kejadian”, Khalik berarti
“pencipta” dan makhluk berarti “yang diciptakan”. Sehingga makna
tersebut tetap saling berhubungan diantaranya adalah kata al-khlaq
artinya ciptaan. Artinya menciptakan sesuatu tanpa diddahului oleh
sebab contoh, atau dengan kata lain menciptakan sesuatu dari tiada.
Pengertian diatas menggambarkan bahwa tingkah laku
merupakan bentuk kepribadian yang muncul dari dalam diri seseorang
yang bersifat spontan tanpa dibuat-buat.
2. Pengertian Secara terminologi
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari
kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah
laku, atau tabiat. Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi
dapat dilihat dari beberapa pendapat para ahli  :
1) Ibnu Maskawaih
Menyebutkan bahwa akhlak yaitu keadaan jiwa yang mendorong
atau mengajak melakukan sesuatu perbuatan tanpa melalui proses
berpikir, dan pertimbangan terlebih dahulu.
2) Prof. Dr. Ahmad Amin
Akhlak menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu suatu ilmu yang
menjelaskan baik dan buruk, menerangkan yang harus dilakukan,
menyatakan tujuan yang harus dituju dan menunjukkan apa yang
harus di perbuat.

3
3) Didalam buku akhlak dalam berbagai dimensi, akhlak yaitu sifat-
sifat yang berurat berakar dalam diri manusia, serta berdasarkan
dorongan dan pertimbangan sifat tersebut,  dapat dikatakan bahwa
perbuatan tersebut baik atau buruknya dalam pandangan manusia.
4) Menurut Al-Ghozali: “fakhluqu „ibaratu „an haiatin fin nafsi
raasikhatun, anha tashdurul af‟alu bisuhuulatin wa yusrin min
ghairi hajaatin ila fikrin wa ru‟yatin”. (Akhlak adalah sifat
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan mudah dilakukan tanpa perlu kepada pemikiran dan
pertimbangan )
5) Menurut Rosihan Anwar, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang
yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui
pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu.

Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan


bahwa akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu
perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir
terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan.

B. Tasawuf
1. Pengertian Secara etimologi
Tasawuf secara etimologis berasal dari kata bahasa arab, yaitu
tashawwafa, Yatashawwafu, selain dari kata tersebut ada yang
menjelaskan bahwa tasawuf berasal dari kata Shuf yang artinya bulu
domba, maksudnya adalah bahwa penganuttasawuf ini hidupnya
sederhana, tetapi berhati mulia serta menjauhi pakaian sutra dan
memaki kain dari buku domba yang berbulu kasar atau yang disebut
dengan kain wol kasar. Yang mana pada waktu itu memaki kain wol
kasar adalah simbol kesederhanaan. Kata shuf tesebut tersebut juga
diartikan dengan selembar bulu yang maksudnya para Sufi dihadapan
Allah merasa dirinya hanya bagaikan selembar bulu yang terpisah
dari kesatuannya yang tidak memiliki arti apa-apa.

4
Jadi secara etimologi Tasawuf adalah proses pendekatan diri
kepada allah dengan cara mensucikan hati (tasfiat al-qolbi). Allah
yang maha suci tidak dapat didekati kecuali oleh manusia yang suci.
Manusia yang suci bukan hanya bias dekat dengan tuhan, malah
dapat melihat tuhan (al-ma’rifat)
2. Pengertian Secara terminologi
Para ahli juga memiliki pendapat masing-masing diantaranya:
1) Menurut Al-Juraini, ketika ditanya tentang tasawuf, Al-juraini
menjawa: “masuk kedalam segala budi (akhlak) yang mulia dan
keluar dari budi pekerti yang rendah”.
2) Menurut Al-Junaidi : “(tasawuf) ialah kesadaran bahwa yang hak
(Allah) adalah yang mematikanmu dan yang menghidupkanmu”.
3) Menurut Muhammad Ali Al-Qassab : “tasawuf adalah akhlak
mulia yang timbul pada waktu mulia dari seorang yang mulia di
tengah-tengah kaumnya yang mulia pula”.
4) Ibnu khaldun “ tasawuf semacam ilmu syari’at yang timbul
kemudian di dalam agama. Asalnya adalah tekun beribadah,
Memutuskan pertalian terhadap sesuatu kecuali Allah dan
menolak perhiasan dunia. Selain itu membenci perkara yang
selalu memperdaya banyak orang, sekaligus menjauhi kelezatan
harta, dan kemegahannya. Tambahan pula, tasawuf berarti juga
menyendiri menuju jalan tuhan dalam khalwat dan ibadah”.
5) Syekh Abul Hasan Asy Syadzili (w.1258), syekh sufi besar dari
Afrika Utara, mendefinisikan tasawuf sebagai praktik dan latihan
diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan
diri kepada jalan Tuhan.
6) Harun Nasution dalam bukunya falsafat dan Mistisme dalam
Islam menjelaskan bahwa, tasawuf merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang
Islam bisa sedekat mungkin dengan Tuhan.

5
2.2  Fungsi dari akhlak dan tasawuf

Inti sari ajaran tasawuf bertujuan memperoleh hubungan langsung


dengan Allah SWT, sehingga seseorang akan merasa berada di hadirat-Nya.
Upaya ini, antara lain dilakukan dengan kontemplasi atau melepaskan diri
dari jeratan dunia yang senantiasa berubah dan bersifat sementara. Sikap dan
pandangan kaum sufi ini sangat diperlukan oleh masyarakat modern yang
mengalami jiwa yang terpecah.
Kehadiran tasawuf dapat melatih manusia agar memiliki ketajaman
batin dan kehalusan budi pekerti. Sikap batin dan kehalusan budi yang tajam
yang tajam ini menyebabkan seseorang akan selalu mengutamakan
pertimbangan pada setiap masalah yang dihadapi. Dengan cara demikian, ia
akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tercela menurut agama.
Tasawuf akan membawa manusia memiliki jiwa istiqamah, yaitu jiwa yang
selalu diisi dengan nilai-nilai ilahiah. Ia selalu mempunyai pegangan dalam
hidupnya. Keadaan demikian meyebabkan ia tetap tabah dan tidak mudah
terhempas oleh cobaan yang akan membelokkannya ke jurang kehancuran.
Dengan demikian, stres dan putus asa akan dapat dihindari. Berikut adalah
fungsi akhlak taswuf :
1. Menyeimbangkan Antara Kehidupan Keduniawian (Kebutuhan Material)
Dengan Kehidupan Spiritual (Kebutuhan Rohani / Agama)
2. Penguat Psikis (Penghilang Stres) Akhlak tasawuf sebagai media untuk
menghilangkan stres yaitu dengan cara  Muhasabbah  (introspeksi diri)
menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan
akan kembali pada Allah.
3. Penguat Tali Persaudaraan ( Ukhuwah Islamiyah ) Dalam kehidupan
modern ini semua orang disibukkan dengan dunianya masing-masing
sehingga tidak jarang orang yang tidak sempat bertemu atau bersosialisasi
dengan masyarakat atau bahkan dengan tetangga sendiri, bahkan rata-rata
kehidupan perkotaan sekarang melekat dengan rasa egoisme yang tinggi
(Individualis), dalam hal seperti ini Akhlak tasawuf berfungsi sebagai
pengingat bahwa perlunya hidup bermasyarakat, saling tolong-menolong

6
dalam hal kebaikan, dan bahwasannya sesama muslim terutama adalah
bersaudara.
4. Mensucikan hati dalam berhubungan dengan Allah
5. Menerangi Jiwa Dari Kegelapan Manusia lepas dari perbuatan salah dan
dosa kadang-kadang atau tidak sadar melakukan perbuatan yang merusak
iman dan berdosa. Tasawuf berperan untuk menjelaskan jiwa dari
bayangan akibat penyakit hati tersebut dengan cara  Takholli (menghapus
sifat-sifat tercela) dan  Tahalli (mengisi dengan sifat-sifat terpuji).
6. Memperteguh Dan Menyuburkan Keyakinan Beragama
7. Mempertinggi Akhlak Manusia 

2.3 Hubungan Akhlaq dan Tasawuf

Akhlak dan tasawuf sangat berhubungan dan berkaitan. Akhlak adalah


dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga prakteknya tasawuf mementingkan
akhlak. Perilaku manusia dalam Islam diarahkan untuk membantu baik sesama
maupun Pencipta. Karena itu, manusia diarahkan untuk menjadi manusia yang
mencapai kebersihan lahir dan batin. Salah satu jalan menuju ke jiwa yang
suci adalah melalui pendekatan tasawuf.
Dapat dikatakan bahwa hubungan antara akhlak dengan tasawuf sangat
erat. Karena tasawuf adalah cara kita untuk mendekatkan diri kepada Allah
dengan cara mensucikan hati dan batiniah kita yang mana implementasinya
terlihat dari akhlak kita sehari-hari.
Dalam ajaran akhlak islam dan tasawuf tentu tidak ada yang
bertentangan secara substansi. Akhlak islam menginginkan umat islam
mendapatkan kemuliaan akhlak berdasarkan agama sedangkan tasawuf pun
menuju kepada hal tersebut. Titik tekan akhlak islam berlandaskan 3 hal yang
telah disebutkan di atas, sedangkan tasawuf pada kecintaan dan kebersihan
jiwa. Penerapannya mungkin tasawuf memiliki hal yang berbeda, namun
secara tujuan tidaklah bertentangan. Ajaran Tasawuf dan akhlak sama-sama
tidak menginginkan keburukan dan kerusakan yang terjadi.

7
Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak
dan Tasawuf :
1. Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah
SWT.
2. Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa
3. Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan
akhirat
Untuk memuliakan akhlak sejatinya kita juga bisa kembali
melaksanakan sunnah rasul. Tasawuf tentu tidak dilarang secara praktik jika
tidak ada hal yang bertentangan dengan Al-Quran, Sunnah, rukun
iman, rukun islam, dan fungsi agama. Hal ini dapat diperkuat misalnya
dengan cara melaksanakan Sunnah Sebelum Tidur , Adab Ziarah
Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan  Cara Mandi Dalam
Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat
Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.
Dengan demikian hubungan akhlak dengan tasawuf dalam Islam ialah
bahwa apabila akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf
adalah esensi dari akhlak itu sendiri. Imam Ghazali, dalam hal ini cenderung
tidak memisahkan antara akhlak dan tasawuf. Menurutnya, tasawuf itu adalah
budi pekerti dan barangsiapa yang menyiapkan bekal budi pekerti, maka
berarti akan menyiapkan bekal tasawuf.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akhlak adalah Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan
dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran
terlebih dahulu. jiwa seseorang sehingga mendarah daging yang tertuang
dalam perbuatan dan perilaku seseorang dalam sehari-hari. Ciri-ciri perbuatan
akhlak, yang tertanam kuat dalam jiwa, tanpa pikiran, tanpa paksaan dan
dorongan dari luar, dilakukan dengan nyata, dan ikhlas semata-mata karena
Allah. ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang manusia untuk dapat
dinilai baik dan buruk. Ruang lingkup ilmu akhlak adalah upaya mengenal
tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada
perbuatan tersebut, Ilmu akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau
penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk. Tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah
manusia dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat
atau sedekat mungkin dengan Allah dengan jalan menyucikan jiwanya,
dengan melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat dan perbuatan tercela.
Fungsi Akhlak Tasawuf sangat penting bagi setiap manusia, karena
dengan mempelajari dan menerapkan kehidupan sehari-hari akan membuat
kita semakin dekat dengan Allah SWT. Oleh Karena itu, tidak ada salahnya
kita harus berbuat baik terhadap sesama umat manusia, karena itu memang
sudah di anjurkan oleh Allah Swt. Apa yang kita lakukan menjadi cerminan
akhlak kita, sehingga apa yang kita tanamkan itu yang akan kita
peroleh. Sehingga kita sebaiknya semakin mendekatakan diri kita kepada
Allah SWT.
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya
mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawwuf
mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya.
Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawwuf, sehingga dalam prakteknya
tasawwuf mementingkan akhlak.

9
3.2 Saran
Tujuan hidup manusia diciptakan  adalah untuk beribadah kepada
Allah Swt. Tetapi walaupun demikian dalam memenuhi kehidupan ini tidak
semua manusia dapat memahami hakikat ini, walaupun inilah puncak tujuan
hidup, yang dalam melakukan sesuatu hanya dalam rangka pengabdian
manusia kepada pencipta-Nya (Allah Swt.).
Diharapkan pembaca dapat mengambil pelajaran tentang akhlak dan
tasawuf melalui makalah ini untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muh. Solihin, Rosihon Anwar, Ilmu tasawuf (Jakarta, CV. Pusaka Setia, 2008)

Athaullah ahmad, Diktat Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf (Fakultas Syari’ah, IAIN


Sunan Gunung Jati, Serang, 1985)

Hamka, Tasawuf Modern (Jakarta, Pustaka Panjimas, 1988), hlm 2.

Anwar, Rosihon. 2008. Ilmu Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia

Tasman, Humami. 2005. Akhlak dan Tasawuf. Yogyakarta. Pokja Akademik UIN

11

Anda mungkin juga menyukai