Anda di halaman 1dari 3

ALIRAN-ALIRAN DAN MAZHAB DALAM FILSAFAT HUKUM (Minggu Ke 9)

D. Mazhab Sejarah
Savigny : konsep hukum adalah “semangat dari suatu bangsa” yang terdiri dari
beberapa prinsip, yaitu :
- custom (hukum lahir dari kebiasaan).
- hukum itu ditemukan, bukan dibuat.
- popular feeling (hukum itu berasal dari perasaan rakyat)
- hukum itu merupakan produk dari bangsa genius.
- volgeist (hukum itu sebagai ekspresi jiwa suatu bangsa.
- hukum itu tidak bisa berlaku umum dan tidak statis.
- ahli hukum sebagai medium perkembangan hukum baik dari pembuat undang-undang.

Sir Hendry Maine : perkembangan hukum dan pembuatan hukum akan melalui 5
tahap perkembangan, yaitu :
1. hukum dapat dibuat dalam budaya yang sedemikian patriarkhis dan mendasarkan
dirinya pada perintah personal penguasa. Legitimasinya adalah perintah yang suci,
inspirasi dari yang tertinggi.
2. masa dimana hukum dimonopoli oleh sekelompok aristokrat dan kelompok elit
masyarakat yang memiliki privilise tertentu (hak istimewa) atau costumary law (hukum
adat dan hukum kebiasaan)
3. ketentuan hukum adat yang ada coba dikodifikasikan karena konflik yang terjadi
diantara beberapa masyarakat pendukung hukum adat yang bersangkutan.
4. hukum adat mulai ingin dikontekstualisasikan dengan kondisi masyarakat dan kondisi
zaman yang mulai maju dan berkembang.
5. ilmu hukum atau jurisprudence memegang peranan yang besar untuk membentuk
hukum,

E. Aliran Sociological Jurisprudence


Inti pemikiran dari aliran ini terletak pada penekanan bahwa hukum yang baik
adalah yang sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat.

F. Aliran Pragmatic Legal Realism (Realisme hukum)


Dalam pandangan aliran realisme hukum (legal realism), hukum tidak statis dan
selalu bergerak secara terus menerus sesuai dengan perkembangan zamannya dan
dinamika masyarakat

Beberapa prinsip dasar yang digunakan oleh aliran realisme hukum dalam
menjabarkan bahwa bukan kata-kata yang diperlukan oleh hukum, tapi fakta, adalah
sebagai berikut :
1. melakukan pendekatan fungsional (functional approach), dimana hukum dipandang
sebagai suatu institusi sosial yang utama, yang juga merupakan suatu aktifitas yang
terorganisasi.
2. melakukan pendekatan instrumental (instrumental approach). Realisme adalah suatu
konsepsi mengenai hukum yang berubah-ubah dan sebagai alat untuk mencapai tujuan
sosial, maka setiap bagiannya harus diselidiki mengenai tujuan maupun hasilnya.
3. realisme mendasarkan ajaran atas pemisahan sementara antara sollen dan sein untuk
keperluan penyelidikan.
4. realisme bermaksud melukiskan apa yang dilakukan oleh pengadilan dan orang-
orangnya.
5. gerakan realisme menekankan bahwa pada perkembangan setiap bagian hukum haruslah
diperhatikan dengan seksama akibatnya.

G. Aliran Hukum Kritis


Aliran critical legal studies mencoba menjawab tantangan zaman dengan
mendasari pemikirannya pada beberapa karakteristik umum sebagai berikut :
1. mengkritik hukum yang sarat dan dominan dengan ideologi tertentu
2. mengkritik hukum yang berlaku yang nyatanya memihak ke politik dan hukum seperti
itu sama sekali tidak netral.
3. mempunyai komitmen yang besar terhadap kebebasan individual dengan batasan-
batasan tertentu (berhubuungan dengan emansipasi kemanusiaan)
4. kurang mempercayai bentuk-bentuk kebenaran yang abstrak dan pengetahuan yang
benar-benar objektif (menolak keras ajaran-ajaran dalam aliran positivisme hukum)
5. menolak perbuatan antara teori danpraktik, menolak perbedaan antara fakta dan nilai
yang merupakan karakteristik dari paham liberal.

Pada prinsipnya critical legal studies menolak anggapan ahli hukum tradisional
yang mengatakan bahwa :
1. hukum itu objektif
2. hukum itu sudah tertentu
3. hukum itu netral
4. hukum itu otonom

Adapun pandangan para penganut ajaran kritical legal studies sehubungan dengan
penolakan keempat anggapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. hukum mencari legitimasi yang salah
2. hukum dibelenggu oleh kontradiksi-kontradiksi
3. tidak ada yang namanya prinsip-prinsip dasar dalam hukum
4. hukum tidak netral

Selanjutnya aliran hukum kritis ini mengumandangkan juga beberapa konsep


dasar, sebagai berikut :
1. menolak liberalisme
2. mengetengahkan kontradiksi antara individu dan individu lain maupun dengan
komunitas masyarakat
3. melakuka delegitimasi
4. menolak model kehidupan masyarakat lliberal
5. berpendapat bahwa doktrin hukum merupakan sesuatuyang bersifat tidak pasti
(indeterminacy) dan penuh dengan kontradiktif, sehingga dapat ditafsirkan seenaknya
oleh yang menafsirkan.
6. menggunakan model analisis dan penafsiran hukum yang lebih bersifat historis, sosio-
ekonomis dan psikologis.
7. berpandangan bahwa analisis-analisis yuridis mengaburkan realitas yang sebenarnya.
8. penafsiran selalu bersifat subjektif dan politis.

Aliran critical legal studies memiliki juga beberapa pemikiran pokok sebagai berikut :
1. struktur hukum lebih merupakan pemihakan apakah kepentingan pribadi atau kepada
kepentingan orang lain.
2. aturan hukum lebih merupakan pemihakan pada kekuasaan dan kekayaan.
3. hukum bukan merupakan penyelesaian yang baik.
4. logika dan struktur hukum memihak pada kepentingan kelas yang berkuasa.
5. melegitimasi dan melanggengkan ketidakadilan dalam masyarakat.
6. hukum identik dengan politik
7. penalaran hukum dikembangkan atas dasar hukungan kekuasaan yang tidak simetris
dalam masyarakat.
8. para pengikut aliran critical legal studies menggunakan hukum sebagai alat untuk
menghilangkan dominasi hierarkis secara terstruktur dalam masyarakat yang sudah
maju.

Anda mungkin juga menyukai