Anda di halaman 1dari 18

KRISTALISASI PEMIKIRAN

SOSIOLOGI HUKUM
ABDUL MAJID AL – ISLAMI (180102010271)
MOHAMMAD AKMAL HANIFA (180102010285)
MUHAMMAD RIDHA RIFQI (180102010268)
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

 Hukum tidak akan dipahami tanpa mempertimbangkan realistis kehidupan sosial


 Awal abad ke-20, terdapat pengaruh kuat ilmu sosial terhadap analisa perkembangan
hokum.
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

 Albert van Dicey


1. Para legislator harus mencerminkan pendapat umum/public opinion serta bersifat
sesuai      dengan pendapat umum.
2. Hakim dalam batas-batas tertentu dibimbing oleh pendapat umum, namun  mereka juga
berpegang para pendapat professional dan pola pikirnya.
3. Pengakuan  akan pentingnya pendapat umum bagi perkembangan hukum.
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

Oliver Wendell Holmes


Lahir tahun 1841 dan meninggal tahun 1935. Bukunya yang berjudul common law dan The part of the law.
1. Seorang sarjana hkum menelaah suatu masalah yang haruslah objektif atau dengan kata lain menekan
rasa subjektivitas dan dianjurkan juga bahwa dalam menelaah harus empiric sesuai dengan fakta sosial.
2. Sosiologi hokum memberikan perhatian kepada penelaahaan yang bersifat objektif dan emperisis dari
kenyataan-kenyataan yang sosial yang actual.
3. Syarat hokum yang logis yakni bersesuaian dengan perasaan dan permintaan yang nyata dari
masyarakat dengan maksud pertimbangan-pertimbangan apa yang berguna bagi masyarakat.
4. Konsep Holmes tentang proses keadilan bahwa hakim-hakim tidak hanya menemukan hukum akan
tetapi dapat membentuk hokum.
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

Rosce  Pound
Lahir tahun 1887 dan meninggal tahun 1964. Karya Scope and Ppurpose of Sociological Jurisprudence, 1912.
1. Hukum yang dilihat atau dipandang sebagai suatu lembaga kemasyarakatan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sosial agar
dapat terpenuhi.
2. Mempelajari hukum sebagai suatu proses, law in action yang dibedakan dengan hukum tertulis, law in books. Pembedaan ini dapat
diterapkan pada suatu bidang hukum, baik hokum substansif maupun hukum ajektif.
3. Kenyataan sosial dari hukum tergabung kegunaan sosial dan unsure yang diidamkan, kebutuhan-kebutuhan, kepentingan-
kepentingan dan penertiban-penertiban sosial, serta nilai kerohanian.
4. Kepentingan merupakan keinginan yang ingin dipenuhu manusia baik secara pribadi atau kelompok. Kepentingan-kepentingan
sosial tidak hanya didasarkan pada relavitas nilai-nilai, tetapi juga atas kebutuhan untuk terus mencocokannya seuai dengan
perkembangan sosial.
5. Keadilan dapat dilaksanakan dengan maupun tanpa hukum
6. Keadilan tanpa hukum diambil melalui  keputusan dengan diskresi yang luas dan tidak terikat dengan aturan umum.
7. Sosiologi hukum baginya tidak mungkin, kecuali sebagian satu bagian dari yang dinamakan sosiologi jiwa atau akal budi intelektual
(sukma manusia) atau sociology of the noetic mind. Menurutnya dalam kenyataan sosial dari hukum ada tergabung kegunaan sosial
dan unsure idaman, kebutuhan, kepentingan sampai kepada suatu konsepsi hukum yang bersifat adeal realistis. Suatu sintesis antara
idealisme dan pragmatisme telah menolong dan membimbingnya melihat nilai hukum dalam pengkhususannya yang konkret dan
hubungan fungsionalnya dengan struktur dan situasi sosial.
8. Mengutamakan tujuan-tujuan praktis dalam ilmu siologis yurisprudensi.
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

Benjamin Nathan Cordozo


Bukunya berjudul The nature of judicial process (1921), the growth of the law (1927)
1. Bertolak dari perlunya memperbaharui teknik hukum yang aktualdengan menutup jurangantara tekhnik hukum itu dan kenyataan hukum yang
hidup  dewasa ini.
2. Ketidaktepatan yang semakin bertambah oleh keputusan pengadilan adalah suatu manifestasi yang tidak dapat dari kenyataan.
3. Sosiologi mencari hukum yang hidup sebagai sumber kehidupan di dalam masyarakat.
4. Hukum dan ketaatan pada hukum merupakan fakta-fakta kehidupan sehari-hari bagi kita yang ditemukan di dalam pengalaman hidup sebagai suatu
tuntutan mencari konsep hukum yang dapat dibenarkan oleh kenyataan.
5. Tugas hukum adalah dituntut dinamis dan kreatif, mendamaikan segala yang tidak dapat didamaikan , mempersatukan hal-hal yang berlawan, inilah
permasalahan besar dalam hukum.
6. Adat kebiasaan menjadi hukum jika mendapat sanksi-sanksi atau mampu mengadakan sanksi-sanksi atau mampu mengadakan sanksi demi pengadilan.
7. Ketidaktepatan yang semakin bertambah dari keputusan pengadilan adalah suatu manifestasi yang tidak dapat dicegah dari kenyataan bahwa proses
pengadilan bukanlah penemuan, melainkan penciptaan
8. Adat kebiasaan pada suatu hari akan dapat berwujud sebagai pertimbangan untuk hukum.
9. Kepekaan yudisial terhadap putusan hukum.
10. Hakim dan legislator harus senantiasa mempertimbangkan kondisi-kondisi sosial dalam pembentukan hukum
11. Sosiologi hukum harus dibimbing oleh kesadaran.
12. Kenyataan hukum sosial tidak ada yang mantap, stabil tidak ada yang mutlak, semuanya mengalir, berubah dan tanpa henti
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

Karl N. Llewellyn
Lahir tahun 1893 dan meninggal tahun 1962
1. Pengikut hukum realis, yang membicarakan hukum yang abstrak dan melibatkan hukum pada pekerjaan-pekerjaan praktis
untuk menyelesaikan problem-problem dalam masyarakat.
2. Hukum bagian kebudayaan yang mencakup kebiasaan, sikap, cita-cita yang ditransmisikan dari suatu generasi kegenerasi
lainnya.
3. Pokok-pokok pendekatan pada kaum realis adalah :
a. Hendaknya konsepsi hukum itu menyinggung hukum yang berubah-ubahdan kaum yang diciptakan oleh pengadilan.
b. Hukum adalah alat untuk mencapai tujuan-tujuan sosial.
c. Masyarakat berubah lebih cepat dari hukum dan oleh karenanya selalu ada kebutuhan untuk menyelidiki bagaimana hukum
itu menghadapi problem sosial yang ada
d. Guna keperluan studi untuk sementara ada pemisah antara is and ought.
e. Tidak mempercai anggapan bahwa peraturan-peraturan dan konsep-konsep hukum itu sudah mencukupi untuk menunjukan
apa yang harus dilakukan oleh pengadilan.
f. Sehubungan dengan diatas, mereka menolak teori tradisional.
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

Sosiologi hukum berdasarkan pada penilaian-penilaian kenyataan tanpa mengindahkan pertimbangan


tentang  tujuan-tujuan dan nilai-nilai
5. Mengemukakan garis pendekan kaum realis adalah :
a. Rasionalisasi yang tidak menerima alasan-alasan para ahli hukum karena rupa mereka tetapi lebih
sebagai kemampuan orang-orang ahli yang terlatih untuk membuat keputusan yang masuk akal
setelah ia mengambil keputusan itu.
b. Mengadakan perbedaan antara peraturan-peraturan, dengan merujuk pada arti penting yang relatif.
c. Menempatkan lagi ketegori-kategori umum dari hukum dari hukum dengan hubungan-hubungan
yang khusus antara keadaan-keadaan yang nyata.
d. Pendekatan ini meliputi studi tentang faktor-faktor pribadi dan faktor-faktor kuantitatif dalam
hukum
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

Adamson Hoebel
1. Tidak ada garis lurus mengenai perkembangan dan pertumbuhan hukum
2. Terdapat fungsi-fungsi esensial dari hukum untuk mempertahankan masyarakat. Terdapat 4 fungsi yaitu :
a. Menempatkan hubungan antara para warga masyarakat dengan menempatkan prilaku mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak
diperbolehkan.
b. Membuat alokasi wewenang dan menentukan dengan seksama pihak-pihak yang secara sah dapat melakukan paksaan dengan sekaligus
memilih sanksi-sanksi yang tepat dan efektif.
c. Disposisi masalah-masalah sengketa
d. Menyesuaikan pola-pola hubungan dengan perubahan kondisi kehidupan.
e. Hukum hendaknya diartikan lebih dari sekedar peraturan dan lembaga-lembaga pelaksanaannya yang formal seperti perumusan fungsi yang
dijalankan hukum.
f. Penelitian hukum bukanlah penelitian ilmiah, oleh karena hukum merupakan gejala normatif. Hukum merupakan kaidah-kaidah yang
mengatur tingkah laku manusia di dalam pergaulan hidup, sehingga sebelumnya telah ada hipotesa bahwa hukum itu telah benar. Sedangkan
tujuan dari penelitian itu untuk menggali kebenaran, sedangkan hukum sudah merupakan kaidah-kaidah tentang tingkah laku yang benar. Law
as a process is an aspect of total system of social control maintened by a society
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

Leon Duguit
Kelahiran perancis dan meningggal tahun 1938
1. Garis penerus pemikiran Comte dan Durkheim
2. Solidaritas sosial sebagai fakta dan kebutuhan dari kehidupan sosial.
3. Semua hukumberhubungan dengan kesetiakawanan de facto  yaknki ikatan sosial
4. Tujuan ahli hukum adalah menetapkan suatu peraturan hukum yang mutlak dan tidak dapat ditentang sekaligus objektif, bebas dari
kesewenangan manusia dan nafsu akan kekuasaan seebagai pelindung Negara.
5. Kesimpulan  Friedmann tentang teori hukum yuridis Duguit adalah :
a.            Duguit setuju untuk mengawasi dengan ketat penyalahgunaan kekuasaan Negara dapat diawasi dengan mengedepankan prinsip-
prinsip yang tegas mengenai tanggung jawab Negara.
b.            Duguit menolak secara radikal tiap pertimbangan hukum ke dalamhukum public dan hukum privat.
 c.            Memandang, semua individu apakah mereka melakukan fungsi public atau tidak, sebagai bagian dari organisme sosial.
6. Clean government pada desentralisasi.
7. Semua hukum positif berakar dalam suatu hukumfundamental masyarakat(apa yang menguasai seluruh hidup bersama).
8. Menentang campur tangan Negara sebagai faktor yang menentukan dalam merubah norma sosil menjadi norma hukum.
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

Maurice Hauriou
Ahli hukum kelahiran prancis dan meninggal pada tahun 1930.
1. Mengembangkan sosiologi institusi
2. Mencari sintesa antara Realisme dan Idealisme sebagai dasar sosiologi hukum.
3. Lembaga merupakan gagasan hukum tentang suatu pekerjaan atau usaha yang mewujudkan dari dan berlangsung dalam struktur
sosial.
4. Membedakan lembaga dalam dua jenis yaitu : lembaga kelompok badan-badan sosial dan lembaga perizinan/ Thing institutions,
yang digunakan untuk berhubungan dengan yang lainnya.
5. Mengutamakan analisis terhadap lapisan-lapisankeseimbangan yang merupakan lembaga, yakni kenyataan sosial hukum, pada
suatu pihak tertuju kepada masalah-masalah sistematis, pada pihak lain tertuju pada masalah-masalah yang berkenaan dengan
tipologi hukum.
6. Manusia hidup bersama dimulai dengan organisasi individu yang bebas : yang kuat yangmembuat kekuasaan, untuk damai
memelihara kepentingan bersama.
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

George Gurvitch
1. Apa artinya kehidupan sosial, kehidupan berkelompok ? menurutnya jumlah orang baru
menjadi kelompok yang riil bila mereka mengalami kelompok sebagai suatu kita, aku dan
engkau menjadi bersatu sebagai kita. Tetapi realita sosial itu dibangun menurut lapisan
masing-masing dalam menuruti hukum-hukumnya sendiri.
2. Kenyataan normatif yaitu hidup dalam masyarakat hanya dapat berjalan  dalam keamanan
damai dan stabilitas sosial berkat hubungannya dengan keadilan. Keadilan merupakan
nilai hidup bersama yang utama juga membentuk hukum positif sebagai sumber hukum
dan berlakunya hukum.
C. Teoritis III : Teori Sosio Yuridis

Theodore Geiger
Bukunya berjudul Vorstudien zu einer sozioogie des reachts,1947.
1. Sosiologi merpakan ilmu empiris, dimana tujuan sosiologi adalah menerangkan hubungan
gejala-gejala masyarakat yang beraneka ragam, yang ditentukan secara eksak, secara
kuantitatif suatu penyelidikan induktif tidak akan ada hasilnya tanpa pengunaan
pengertian-pengertian tertentu. Maka suatu analisis kritis tentang pengertian-pengertian
yang digunakan perlu diselenggarakan supaya sosiologi sungguh-sungguh bersifat ilmiah.
Kemudian hasil penyelidikan empiris perlu dikonfrontasikan lagi dengan kenyataan-
kenyataan yang empiris. Seorang sosiolog harus memandang masyarakat bukan sebagai
benda, melainkan sebagai suatu proses, gesellschaft ist kein ding sondern in proses.
D. Teoritis IV : Teori Kontemporer Tentang
Hukum dan Masyarakat

 Proposisi empiris mengenai hukum dalam masyarakat.


 Teori-teori yang tidak saja teori klasik tetapi juga teori yang
kontemporer.
 Meliputi legislasi : pembuatan UU, legitasi : proses
pengadilan/jalannya perkara.
D. Teoritis IV : Teori Kontemporer Tentang
Hukum dan Masyarakat

Pendapat Donald Black (Karyanya The Behavior Of Law, 1975).


1. Analisis hukum tidak saja meliputi substansial, prosedural tetapi juga sosiologis.
2. Pendekatan murni sosiolog hukum tidak boleh melibatkan suatu penilaian politik hukum
sebagai perilaku sehingga dapat menghasilkan suatu teori hukum yang dapat
mendugamenjelaskan perilaku hukum (behaviour of law).
3. Cara kerja sosiologi hukum berhubungan dengan fakta yang diamati (observable facts).
Sosiologi hukum tidak boleh memikirkan tujuan, maksud dan nilai hukum, sebab akan
memasuki faktor subjektivitas/sifat kejiwaan.
4. Hukum di lihat dalam dunia empiris. Hukum diamati dari perbuatan yang dapat diamati
bukan dari peraturan-peraturan.
D. Teoritis IV : Teori Kontemporer Tentang
Hukum dan Masyarakat

Pendapat Roberto Mangabeira unger (tertulis dalam Law in Modern society (1976) dan The
Critical legal study Movement (1982)).
1. Perkembangan “rule of law” yang merupakan hukum terikat pada norma-norma hukum umum dan
otonom dapat terjadi jika masyarakat saling besaing untuk mengendalikan sistem hukum.
2. Analisisnya berdasarkan perspektif historis dengan memperbandingkan masyarakat berkenaan
dengan ciri-cirinya.
3. Tipe hukum dibagi atas : hukum adat (interaksional); hukum imperatif (birokratis); tertib hukum
(otonom, publik, positif).
4. Perkembangan tipe hukum tersebut dipengauhi oleh : stratifikasi, diferensiasi, agama, dan
kebudayaan.
5. GSHK (Gerakan Studi Hukum Kritis) : menggugat teori, doktrin, atau asas-asas seperti netralitas
hukum (neutrality of law); otonomi hukum (autonomy of law); pemisahan hukum denag politik
(law politics distinction).
D. Teoritis IV : Teori Kontemporer Tentang
Hukum dan Masyarakat

Pendapat Adam Podgorecki


1. Hukum yang baru didukung oleh pola normatif informal dalam masyarakat cenderung
efektif sehingga disfungsionalisasinya dapat ditekan.
2. Fungsi hukum sebagai sarana untuk mengadakan perubahan atau menciptakan suatu yang
baru.
3. Sosiologi hukum empiris dapat dijadikan dasar teoritis bagi politik hukum ilmiah, dasar
profesional bagi rekayasa sosial.
4. Sosiologi hukum meninjau hukum dengan menganalisisnya dari segi aturan-aturan sosial,
peranan hukum dalam menentukan aturan sosial, kontrol sosial, organisasi sosial, dan
perubahan sosial.
D. Teoritis IV : Teori Kontemporer Tentang
Hukum dan Masyarakat

Pendapat Philippe Nonet dan Philip Selznick (Law and society in Transition Toward Responsive Law (1978)).
1. Mengusulkan agar ada perhatian khusus pada sosiologi hukum menjadi studi sebagai Fondasi sosial bagi cita-cita
legalitas.
2. Hukum itu bukan hanya fakta yang diamati, tetapi juga suatu institusi nilai. Hukum mengandung nilai-nilai dan
hukum sendiri bekerja mengekspresikan nilai tersebut dalam masyrakat. Sosiologi hukum hendaknya mempelajari
landasan sosial (social foundation) yang ada dalam ideal legalitas.
3. Mengajukan program Berkeley
4. Apabila sosiologi mengabaikan aspek normatif dari hukum, maka dapat disamakan filsafat hukum yang buta dari
analisis ide-ide normatif.Tiga keadaan pokok mengenai hukum dasar masyarakat, adalah :
a. Hukum represif.
b. Hukum otonom.
c. Hukum resfonsif.

Anda mungkin juga menyukai