Anda di halaman 1dari 51

1

SOSIOLOGI HUKUM
Dr. Bambang Tri Bawono, S.H, M.H.
Pengertian Sosiologi
2

 Sosiologi berasal dari kata latin: Socius dan logos.

 Socius ( latin ) berarti kawan, Logos ( yunani )


berarti ilmu pengetahuan kata atau yang
berbicara. Ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang gejala sosial di masyarakat.
Lanjutan…
3

 Auguste Comte

Ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena sosial


dengan hukum-hukum tetap ( ajeg ) yang menjadi objek
investigasinya.

 Karl Marx “ the Communist Manifesto”


Susunan masyarakat ( ploletar ) harus dibebaskan dari
penyakit sistem kapitalis yang akan menghancurkannya.
Sosiologi sebagai alat untuk mengangkat kaum
tertindas melawan penindas mewujudkan cita – cita
masyarakat tanpa kelas
Lanjutan…
4

 Emile durkheim
Ilmu yang mempelajari fakta dan institusi sosial.

 Max Weber
Ilmu yang mempelajari tindakan sosial untuk
menjelaskan sebab akibat fenomena sosial yang
diteliti
Lanjutan…
5

 Pitirim Sorokim :
Ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh
timbal balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial (gejala ekonomi dengan agama, keluarga
dengan moral, hukum dengan ekonomi) dengan
gejala-gejala lainnya (nonsosial).
 Soerjono Soekanto
Ilmu yang mempelajari kemasyarakatan secara
umum dan berupaya mendapatkan pola2 sosial
yang tampak dimasyarakat.
Pengertian hukum
6

 KBBI
Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap
mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah. Hukum dapat diartikan UU, peraturan,
dsb untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat
contoh Pacta sun Servada.
Pengertian hukum menurut para ahli
7

 Plato
Seperangkat peraturan2 yang tersusun secara baik
serta teratur yang sifatnya mengikat hakim dan
masyarakat.
 Aristoteles
Hukum tidak hanya berarti kumpulan aturan yang
dapat mengikat dan berlaku bagi masyarakat
saja, tetapi juga berlaku pada hakim itu sendiri.
hukum tidak diperuntukan dan ditaati oleh
masyarakat saja tetapi juga oleh pejabat negara.
Lanjutan…
8

 E. M. Meyers
Aturan-Aturan yang didalamnya mengandung
pertimbangan kesusilaan yang ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam sebuah masyarakat dan
menjadi acuan dan pedoman bagi para penguasa
negara dalam melakukan tugasnya.
 Imanuel Kant
Keseluruhan aturan yang dapat menjaga kehendak
bebas dari orang lain. Setiap orang harus menghargai
hak dan kebebasan orang lainnya selama hal tersebut
tidak merugikan.
Lanjutan…
9

 Mochtar Kusumaatmadja
Hukum merupakan keseluruhan kaidah dan seluruh
azaz yang mengatur pergaulan hidup
bermasyarakat dan mempunyai tujuan untuk
memelihara ketertiban dan meliputi berbagai
lembaga dan proses untuk dapat mewujudkan
berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam
masyarakat.
Pengertian sosiologi hukum
10

 ( RECHTSOCIOLOGIE/ RECHTSOZIOLOGIE)
Cabang ilmu pengetahuan yang memahami,
mempelajari, menjelaskan secara analisis, empiris
tentang persoalan hukum dihadapkan dengan
fenomena lain dimasyarakat.
Atau
Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara hukum dengan gejala2 sosial lainnya secara
empiris analitik.
Pengertian Sosiologi Hukum Menurut
11
Para Ahli
 Satjipto Rahardjo : Pengetahuan hukum terhadap pola
perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya.
 R. Otje Salman : ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial
lainnya secara empiris analitis.
 Daviid N. Schift : Studi sosiologi terhadap fenomena-
fenomena hukum spesifik yang berhubungan dengan
masalah legal relation, termasuk proses interaksional
dan sosialisasi organisasional, typikasi, abolisasi dan
konstruksi sosial.
Lanjutan…
12

 Soerjono soekanto : cabang ilmu pengetahuan yang


secara analitis dan empiris menganalisis dan
mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
dan gejala-gejala sosial lainnya.
 Munir Fuady : studi yang mempelajari fenomena
masyarakat yang berkenaan dengan hukum,
realitas hukum, dan penelaahan empiris dari hukum,
interaksi antara masyarakat dan hukum,
pengontrolan masyarakat ataupun pengontrolan
hukum pada kehidupan.
Objek Kajian Sosioloi Hukum
13

 Satjipto Rahardjo :
Objek kajian sosiologi hukum teretak pada
pengorganisasian sosial hukum. Titik tekannya
terletak pada pengorganisasian hukum melalui
badan-badan yang terlibat dalam
penyelenggaran hukum.
Menurut Soerjono Soekanto, objek kajian
sosiologi hukum meliputi tujuh hal:
14

1. Hukum dan struktur sosial.


2. Kaidah hukum dan kaidah sosial.
3. Stratifikasi sosial dan hukum.
4. Hukum dan kekerasan.
5. Kepastian hukum dan keadilan hukum.
6. Hukum sebagai alat perubahan sosial.
7. Hukum dan nilai sosial budaya.
Ruang Lingkup Sosiologi Hukum
15

1. Dasar-dasar sosial dari suatu hukum (basis sosial


hukum).
2. Efek-Efek hukum terhadap gejala sosial lain.
Dasar-dasar sosial dari suatu hukum
16

 Dasar-dasar sosial dari suatu hukum (basis sosial


hukum) adalah konteks mengapa suatu hukum lahir
dan diberlakukan, meliputi nilai-nilai, kondisi sosial,
dan konflik sosial.
 lahirnya UU No. 5 Tahun 2008 tentang
Pemberantasan Pornografi disebabkan karena
banyak masyarakat yang semakin resah terhadap
dampak negatif pornografi yang menimbulkan seks
bebas di kalangan remaja, pemerkosaan, hamil
sebelum menikah dsb.
Efek-Efek hukum terhadap gejala
sosial lain
17

 Efek-Efek hukum terhadap gejala sosial lain adalah


keadaan yang terjadi di dalam masyarakat,
sebagai akibat dari pemberlakuan suatu hukum.
Sebagai contoh misalnya :
UU. No.1/1974 tentang perkawinan Jo. UU. No.
16/ 2019 tentang Revisi UU perkawinan. Terhadap
gejala kehidupan rumah tangga.
18

 Revisinya UU. No. 16/ 2019 : batas umur menikah


laki2 dan perempuan disamakan 19 tahun
sebelumnya UU. No.1/1974 tentang perkawinan
laki2 = 19 th dan perempuan = 16 th.
Karakteristik Sosiologi Hukum
19

1. Berusaha memberikan deskripsi terhadap praktik-


praktik hukum dalam masyarakat.
2. Menjelaskan tentang mengapa suatu hukum
dipraktikkan sesuai dengan nilai-nilai dalam
masyarakat.
3. Menguji kesahihan empiris suatu peraturan atau
pernyataan hukum.
4. Tidak melakukan penilaian terhadap hukum,
tetapi perhatiannya hanya untuk memberikan
penjelasan terhadap objek yang dipelajari
Manfaat Sosiologi Hukum
20

1. Menjelaskan fenomena sosial tentang hukum


secara apa adanya.
2. Melakukan analisis terhadap efektifitas hukum
dalam masyarakat.
3. Hasil analisis sosiologi hukum dapat menjadi
sumbangan bagi pihak-pohak terkait.
4. Pola yang dimiliki oleh sosiologi hukum mempunyai
nilai manfaat dalam menguatkan atau menambah
teori tertentu.
Pedekatan Sosiologi Hukum
21

 Pendekatan hukum sebagai nilai


Kehadiran hukum untuk melindungi nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat.

 Pendekatan hukum sebagai institusi


Suatu sistem hubungan sosial yang menciptakan
keteraturan dengan mendefinisikan dan membagikan
peran-peran yang saling berhubungan di dalam institusi
Aliran-Aliran yang Mempengaruhi
22
Terbentuknya Sosiologi Hukum
1. Aliran Mazhab Formalitas
2. Aliran Mazhab Sejarah dan Kebudayaan
3. Aliran Utilitarianisme
4. Aliran Sociological Jurisprudence
5. Aliran Realisme Hukum
Aliran Formalitas
23

 Tokoh-tokoh: Jhon Austin dan Hans Kelsen.


 Menurut aliran ini, Hukum merupakan perintah dari
mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau
dari yang memegang kedaulatan.
 Aliran ini tidak memberi ruang bagi hukum yang
hidup dalam masyarakat.
 Austin menganggap hukum sebagai sistem yang
logis, tetap, dan bersifat tertutup.
Aliran Sejarah dan Kebudayaan
24

 Tokoh-tokoh: Friedrich Karl von Savigny dan Sir


Henry Maine
 Aliran ini berkebalikan dengan mazhab formalitas.
 Hukum hanya dapat dimengerti dengan menelaah
kerangka sejarah dan kebudayaan dimana hukum
tersebut timbul.
 Hukum merupakan perwujudan dari kesadaran
masyarakat, yang mana semua hukum berasal dari
adat istiadat dan kepercayaan serta bukan
berasal dari pembentukan undang-undang.
Latar Belakang Munculnya Aliran
25
Sejarah dan Kebudayaan
1. Rasionalisme abad XVIII yang didasarkan pada
hukum alam yang dipandang tidak memperhatian
sejarah.
2. Semangat revolusi perancis yang menentang
tradisi dan lebih mengutamakan rasio.
3. Adanya larangan penafsiran oleh hakim karena
undang-undang dipandang telah dapat
memecahkan semua masalah hukum.
Aliran Utilitarianisme
26

 Tokoh-tokoh: Jeremy Bentham, Rudolf Von Jhering,


Rudolph Von Ihering dan Jhon Stuart Mill.
 Menurut Bentham: manusia bertindak untuk
memperbanyak kebahagiaan dan mengurangu
penderitaan, maka tugas hukum adalah memelihara
kebahagiaan dan mencegah timbulnya kejahatan.
Setiap kejahatan harus disertai dengan hukuman-
hukuman yang sesuai dengan kejahatan tersebut.
 Yang menjadi kelemahan dari teori Bentham adalah
tentang ukuran keadilan, kebahagiaan, dan
penderitaan sendiri diinterpresentasikan berbeda
antara manusia satu dengan yang lain.
Aliran Sociological Jurisprudence
27

 Tokoh-tokoh: Roscoe Pound, G.W. Pathon, dan Eugen Ehlich.


 Hukum harus dilihat sebagai suatu lembaga
kemasyarakatan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosial dan tugas dari ilmu hukum adalah untuk
mengembangkan suatu kerangka yang bisa memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sosial secara maksimal.
 Lily Rasjidi mengatakan bahwa sosiologi hukum dan
sociologycal jurisprudence memiliki perbedaan di antara
keduanya. Sosiologi hukum memandang hukum sebagai
gejala sosial belaka dengan pendekatan dari masyarakat
ke hukum. sedangkan sosiological jurisprudence mendekati
hubungan hukum dengan masyarakat, yang dimulai dari
hukum ke masyarakat.
Aliran Realisme Hukum
28

 Tokoh-tokoh: Karl Liewllyn, Jereme Frank, dan


Justice Oliver Wendell Halmes.
 Esensi hukum ada pada penerapannya, yang
terdapat dalam putusan-putusan pengadilan.
 Keputusan-keputusan hakim sebagai esensi
diputuskan dan dilaksanakan sesuai kebutuhan
masyarakat.
 Hakim harus mendasarkan putusan-putusannya
pada akar hukum itu sendiri, yang berada dalam
kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Lahirnya Sosiologi Hukum
29

 Filsafat hukum Roscoe Pound berusaha


mengeluarkan hukum dari ruang isolirnya.

 Menurut Roscoe Pound : kajian hukum tidaklah


cukup hanya dengan mengkaji undang-undang
secara hitam putih atau benar salah. Akan tetapi
hukum juga seharusnya dikaji secara logis dan
rasional dengan melihat efektifitas yang terdapat
dalam masyarakat.
Lanjutan…
30

 Hukum harus dilihat sebagai suatu lembaga


kemasyarakatan yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan sosial, sehingga tugas dari ilmu hukum
adalah mengembangkan suatu kerangka agar
kebutuhan sosial dapat dipenuhi secara maksimal.
Asas Ubi Societas Ibi Ius
31

 Ubi Societas Ibi Ius (dimana ada masyarakat di situ ada


hukum).
 Ungkapan ini dinyatakan oleh filusuf, ahli hukum dan
ahli politik, Marcus Tulius Cicero pada tahun 435 M.
 Konsep filosofi ini mengungkapkan bahwa hukum tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat, sehingga
kedamaian dan keadilan dari masyarakat hanya bisa
dicapai apabila tatanan hukum telah terbukti
mendatangkan keadilan dan dapat berfungsi secara
efektif.
Hukum dalam Masyarakat
32

 Sosiologi hukum melihat hukum tidak bekerja dalam


ruang hampa, melainkan hukum bekerja secara
berdampingan dengan struktur sosial dan
kelembagaan masyarakat.
 Hukum merupakan bagian dari proses sosial, sehingga
sangat berhubungan dalam masyarakat.
 Untuk mengetahui bekerjanya hukum dalam
masyarakat, maka harus difahami terlebih dahulu
tentang :
1. Struktur sosial.
2. Fungsi Hukum dalam Masyarakat.
Lanjutan…
33

 Pembahasan tentang masyarakat bisa ditinjau dari


dua segi:
1. Segi Struktural : segi ini menunjukkan pada jalinan
keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial, yakni
kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial,
kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan
(stratifikasi) sosial.
2. Dinamika sosial segi ini menunjukkan pada proses
sosial, yakni pengaruh timbal balik antara
masyarakat dan perubahan sosial.
Kaidah-Kaidah Sosial
34

 Purnadi Purbacaraka:
Kaidah sosial adalah pedoman hidup yang berlaku dalam
masyarakat, sebagai salah satu fungsi
mengontrol penyimpangan sosial masyarakat yang tindak
dalam menjalani aturan ini akan diberikan saksi, baik
secara tertulis ataupun saksi sosial.
 Soerjono Soekanto:
Kaidah sosial adalah salah satu faktor pengontrolan
perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang
memiliki pokok-pokok (intisari) aturan-aturan umum
sehingga berjalannya dapat mengindari dinamika
kelompok sosial.
Jenis-Jenis Kaidah Sosial
35

1. Kaidah Agama adalah peraturan hidup, perintah-perintah,


larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan
yang merupakan tuntunan hidup ke arah atau jalan yang benar.
2. Kaidah Kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai
suara hati. Peraturan ini berisi suara batin yang diakui oleh
sebagian orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya.
3. Kaidah Kesopanan adalah peraturan hidup yang muncul dari
hubungan sosial antar individu. Tiap golongan masyarakat tertentu
dapat menetapkan peraturan tertentu mengenai kesopanan.
4. Kaidah hukum adalah peraturan hidup yang menentukan
bagaimana manusia seyoginya berperilaku, bersikap di dalam
masyrakat agar kepentingannya dan kepentingan orang lain
terlindungi.
Lembaga-Lembaga Sosial
36

 Lembaga-lembaga sosial adalah himpunan dari


kaidah-kaidah segala tingkatan yang berkisar pada
suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.
 Fungsi Lembaga Sosial:
1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat.
bagaimana mereka harus bertingkah laku atau
bersikap dalam menghadapi masalah yang
berkembang atau muncul di lingkungan masyarakat.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk
mengadakan sistem pengendalian sosial
Lanjutan…
37

 Gilin-Gilin menyebutkan bahwa ciri-ciri umum lembaga


sosial adalah :
1. Suatu organisasi yang mewujudkan pola-pola
pemikiran dan pola perilaku.
2. Melalui aktifitas-aktifitas sosial dan hasil-hasilnya.
3. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu.
4. Mempunyai tujuan tertentu.
5. Mempunyai alat-alat kelengkapan untuk mencapai
tujuan tertentu.
6. Lembaga yang bersangkutan.
7. Mempunyai lambang tertentu.
8. Mempunyai tradisi tertulis dan tidak tertulis.
Stratifikasi Sosial
38

 Soetandyo mengatakan bahwa stratifikasi sosial


adalah suatu proses terjadinya pelapisan-
pelapisan dalam kehidupan bermasyrakat yang
menjadikan struktur kehidupan menjadi berlapis-
lapis (memiliki strata).
 Yang dimaksud berlapis-lapis adalah tersusun
secara vertikal, sehingga ada masyarakat kelas
bawah, menengah, dan atas.
Lanjutan…
39

 Latar belakang munculnya stratifikasi sosial adalah


tidak berimbangnya pembagian hak dan
kewajiban serta tanggung jawab nilai-nilai sosial
dan pengaruhnya antar sesama.
 Munculnya stratifikasi sosial juga disebabkan
karena di suatu masyarakat selalu ada yang
dihargai, sehingga sesuatu yang dihargai tersebut
melahirkan strata sosial.
Dasar-Dasar Pembentukan Stratifikasi
40
Sosial
1. Ukuran Kekayaan.
2. Ukuran Kekuasaan.
3. Ukuran Kehormatan.
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan.
Hubungan antara Stratifikasi Sosial
41
dan Hukum
 Secara teoritis, setiap negara demokrasi menjamin
tentang persamaan kedudukan setiap warga
negara di hadapan hukum dan kenyataan.
 Faktanya, masyarakat yang kebetulan memiliki
strata sosial di bawah, akan mengalami tingkat
kesulitan yang lebih berat dibanding dengan
masyarakat yang memiliki strata sosial menengah
dan atas.
Kelompok-Kelompok Sosial
42

 Kelompok-kelompok sosial adalah kesatuan


manusia yang hidup bersama karena adanya
hubungan antar manusia.
 Hubungan tersebut meyangkut hubungan timbal
balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu
kesadaran untuk saling tolong menolong.
Syarat-syarat terwujudnya kelompok-
kelompok sosial :
43

1. setiap anggota harus sadar bahwa ia merupakan


bagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara satu warga
dengan warga yang lain.
3. Terdapat satu atau lebih faktor yang dimiliki
bersama, sehingga hubungan antara mereka semakin
erat, misalnya : kesamaann nasib, kesamaan
kepentingan, tujuan, ideologi politik, dsb.
4. Ada struktur.
5. Ada kaidah.
6. Menghasilkan sistem tertentu.
Hubungan Kelompok Sosial dan Hukum
44

 Terwujudnya kelompok sosial menimbulkan interaksi


sosial yang dinamis.
 Interaksi sosial tersebut menghasilkan nilai-nilai
sosial yang menjadi konsepsi-konsepsi abstrak yang
diyakini sebagai sesuatu yang baik atau tidak baik
dalam pergaulan hidup.
 Adanya nilai-nilai sosial tersebut kemudian tumbuh
dan menjadi bagian dari terciptanya kaidah
hukum.
Fungsi hukum dalam Masyarakat
45

 Secara umum, fungsi hukum dalam masyarakat


adalah untuk menertibkan dan mengatur
pergaualan masyarakat serta menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul.
Fungsi hukum secara rinci
46

 Secara lebih rinci, fungsi hukum adalah :


1. Fungsi memfasilitasi : memfasilitasi terciptanya
ketertiban masyarakat.
2. Fungsi represif : menjadi alat bagi penguasa untuk
mencapai tujuan-tujuannnya.
3. Fungsi ideologis : menjamin pencapaian legitimasi,
hegemoni, kebebasan, kemerdekaan, keadilan, dll.
4. Fungsi reflektif : mereleksifkan keinginan bersama
dalam masyarakat, sehingga hukum bersifat netral.
Tugas Hukum dalam Masyarakat
47

 Menurut Roscoe Pound, fungsi hukum dalam


masyarakat adalah :
1. Sebagai alat kontrol sosial.
2. Sebagai alat perekayasa sosial.
3. Sebagai alat perubahan sosial.
Hukum Sebagai Alat Kontrol Sosial
48

 Hukum sebagai alat kontrol sosial adalah hukum


bertugas untuk mempertahankan suatu tertib hukum
atau pola perilaku yang telah ada.
 Kontrol sosial adalah proses yang dilakukan untuk
mempengaruhi orang-orang agar berperilaku
sesuai nilai-nilai yang telah disepakati.
 Kontrol sosial dijalankan dengan menggerakkan
berbagai aktivitas negara untuk mempertahankan
pola hubungan dan kaidah-kaidah tertentu.
Hukum Sebagai Alat Rekayasa Sosial
49

 Hukum Sebagai Alat Rekayasa Sosial adalah hukum


yang dipakai untuk mempengaruhi masyarakat
dengan sistem yang teratur dan direncanakan
terlebih dahulu.
 Tugas hukum untuk merekayasa sosial bersifat
dinamis, sehingga hukum tidak hanya sekedar
meneguhkan pola-pola yang telah ada dalam
masyarakat, melainkan ia berusaha menciptakan
hal-hal yang baru.
Hukum Sebagai Alat Perubahan Sosial
50

 Soerjono Soekanto mendefinisikan perubahan sosial


sebagai segala perubahan pada lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok masyarakat.
 Hukum sebagai alat perubahan sosial adalah hukum
yang digunakan untuk melakukan perubahan pada
sistem sosial, termasuk pada nilai-nilai, sikap-sikap, dan
pola perilaku diantara kelompok masyarakat.
51

SEKIAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai