Semester I
Kelompok 6
Kelas B
Fakultas Hukum
Universitas 45 Mataram
2022/2023
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dahulu hukum menjadi pokok pemikiran bagi ahli-ahli dalam bidang filsafat
serta merupakan pokok refleksi bagi para ahli dalam bidang Negara dan hukum.
masyarakat.
hukum. Harus dipahami bahwa Sosiologi Hukum bukanlah suatu cabang dari
studi ilmu hukum, melainkan cabang dari studi Sosiologi. Sosiologi Hukum
ilmu hukum, sosiologi merupakan bagian dari ilmu tentang kenyataan hukum.
Terdapat dua cara untuk mempelajari hukum, yaitu, pertama, hukum dipelajari
3
dari sisi intern atau sisi dalam hukum itu sendiri, antara lain mencakup nilai
yang dianut hukum, asas, dan norma hukum, atau disebut juga sebagai
penelitian hukum normatif. Kedua, hukum dipelajari dari sisi ekstern atau sudut
masyarakat, dan kekuasaan, atau disebut juga penelitian hukum sosiologis atau
empiris. Hal-hal di luar hukum sering juga disebut gejala sosial. Sosiologi
hukum dengan kekuasaan ditinjau dari perspektif sosiologi hukum. Oleh karena
hal tersebut di atas, maka penulis mengangkat judul makalah yang berjudul
Sosiologi Hukum.
B. Rumusan Masalah
hukum.
4
C. Tujuan Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sosiologi Hukum
Pada tahun 1882, seorang ahli hukum dari itali yang bernama Anziloti yang
pertama kali memperkenalkan isitilah dari sosiologi hukum, yang lahir dari
hakekatnya lahir dari hasil –hasil pemikiran-pemikiran para ahli pemikir, baik
tersebut tidak saja berasal dari individu-individu, akan tetapi berasal Dari
yang pada garis besarnya mempunyai pendapat yang tidak banyak berbeda.
Masukan yang diberikan dari aliran dan madzhab sangat berpengaruh baik
B. Gejala Sosial
Ilmu hukum dalam kajian sosiologi merupakan bagian dari ilmu tentang
cara untuk mempelajari hukum, yaitu, pertama, hukum dipelajari dari sisi intern
atau sisi dalam hukum itu sendiri, antara lain mencakup nilai yang dianut
6
hukum, asas, dan norma hukum, atau disebut juga sebagai penelitian hukum
normatif. Kedua, hukum dipelajari dari sisi ekstern atau sudut luar, yaitu
kekuasaan, atau disebut juga penelitian hukum sosiologis atau empiris. Hal-hal
di luar hukum sering juga disebut gejala sosial. Sosiologi hukum termasuk
kajian yang kedua, yaitu mempelajari hukum dalam hubungannya dengan hal-
segala sesuatu yang muncul dikehidupan masyarakat yang dapat dialami atau
empiri, artinya gejala tersebut dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa, dibaui.
ada pula yang disebut Noumenon, ia tidak terasa dengan panca indera tetapi ia
ada, yaitu Tuhan. Maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup sosiologi
hukum adalah mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala
sosial. Hukum dipengaruhi oleh gejala sosial, gejala sosial juga dipengaruhi
oleh hukum.
Gejala sosial dapat dilihat dari dua aspek. Pertama, dilihat dari aspek
Kedua, dilihat dari aspek proses sosial atau aspek prosesual, yaitu melalui
C. Kekuasaan
kehidupan masyarakat, negara, dan umat manusia. Konsep hubungan sosial itu
institusional yang bersifat hierarkis, dan hubungan subjek dengan objek yang
dikuasainya.
yang diakui dengan acuan kepada pencapaian tujuan-tujuan kolektif mereka dan
BAB III
PEMBAHASAN
pandangan di antara para ahli hukum tentang hukum. Perbedaan pandangan itu
dapat dilihat dari pengertian hukum yang mereka kemukakan yang berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan pandangan di antara ahli
hukum bukan hanya mengenai pengertian hukum, tapi juga mengenai hakekat
netral, tidak dinilai baik atau buruk, melainkan dilihat dari kegunaannya untuk
mempengaruhi pihak lain agar pihak lain tersebut menuruti kehendak yang ada
Hukum dan kekuasaan merupakan dua hal yang berbeda namun saling
mempengaruhi satu sama lain. Hukum merupakan suatu sistem peraturan yang
mengatur kehidupan manusia dan apabila dilanggar, maka akan diberikan sanksi
lain, agar pihak tersebut bertindak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
10
alat utuk membuat mereka (masyarakat) takut yaitu kekuatan fisik, kekuatan
semua pihak;
c. Ada kepercayaan, yaitu suatu perasaan yang timbul akibat interaksi antara
melanggengkan kekuasaan;
upaya meyakinkan atau bahkan memaksa anggota masyarakat aagar patuh pada
peraturan yang dibuat oleh Badan yang berwenang dan sah. Melalui saluran
yang dikenal di dalam masyarakat dan biasanya saluran ini akan efektif untuk
hukum itu berfungsi didalam masyarakat maka yang harus diketahui adalah
menentukan batas-batasnya.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum dan kekuasaan merupakan dua hal yang berbeda namun saling
mempengaruhi satu sama lain. Hukum merupakan suatu sistem peraturan yang
mengatur kehidupan manusia dan apabila dilanggar, maka akan diberikan sanksi
lain, agar pihak tersebut bertindak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
sifat yang khas, yaitu bahwa ia cenderung untuk merangsang yang memilikinya
untuk lebih berkuasa lagi. Oleh sebab itu, maka kekuasaan dapat dimulai baik
menggunakannya,
sama lain, hukum ada karena dibuat penguasa yang sah, sebaliknya perbuatan
B. Saran
satu sama lain. Keduanya harus memiliki keseimbangan. Apabila hukum yang
masyarakat tidak akan patuh terhadap hukum tersebut dikarenakan tidak ada
merupakan objek dari kekuasaan tidak menjadi korban dari kekuasaan. Harus
ada hukum sebagai rambu atau batasan bagi pelaksanaan kekuasaan tersebut,
penegak hukum (aparat) nya agar hukum tersebut dapat ditaati oleh masyarakat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Liky Faizal, Sosiologi Hukum Dalam Paradigma Sosial, Jurnal TAPIs Vol. 5 No.
10 Juli-Desember 2009, Diunduh pada tanggal 03 November 2018 pukul
20.02 WIB.
Mastur, Peranan dan Manfaat Sosiologi Hukum Bagi Aparat Penegak Hukum,
Jurnal Hukum. Diunduh pada tanggal 3 November 2018 pukul 20.15 WIB.
Salman Luthan, Hubungan Hukum dan Kekuasaan, Jurnal Hukum, No. 2 Vol. 14,
April 2007, hlm.168. Diunduh pada tanggal 03 November 2018 pukul
21.34 WIB.