Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS SEHATI INDONESIA

2023

Nama : Abdul Gofar Ar Rasyid


Kelas : Hukum Umum
Nim :
Mata Kuliah : Sosiologi Hukum
Tugas : Aliran-aliran Sosiologi Hukum
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Filsafat hukum sebagai bagian dari disiplin hukum,telah memiliki tradisi yang lama dan telah
di kembangkan oleh ahli-ahli pemikir yang tersohor. Filsafat hukum tersebut terutama berusaha
menghayati arti dan hakikat hukum, telah banyak mengahasilkan pemikiran-pemikiran yang berguna.
Akan tetapi tidak dapat disangkal, bahwa hasil-hasil dari pemikir tadi tidak semuanya dapat dijadikan
pegangan. Hal ini disebabkan karena timbulnya usaha-usaha untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti, apakah hukum itu, apakah keadilan, apakah hukum yang tidak baik dapat
dinamakan hukum.
Dalam usaha untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan tentangg arti hukum seringkali
dikemukakan bagaimana hukum itu seharusnya. Bagi mereka yang menelaah masyarakat secara
empiris, hal itu sangat sulit untuk diterima karena fakta harus dipisahkan dengan keadaan yang
seharusnya terjadi. Namun demikian hal ini bukan berarti hasil-hasil pemikiran tersebut sama sekali
tidak berpengaruh terhadap perkembangan sosiologi hukum. Sosiologi hukum pada hakikatnya lahir
dari hasil-hasil pemikiran para ahli pemikir, baik di bidang filsafat (hukum), ilmu sosiologi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat dimbil dari latar belakang masalah diatas adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat Sosiologi Hukum ?
2. Apa saja Aliran-Aliran yang ada dalam Sosiologi Hukum ?

C. Tujuan Penulisan

Para penulis menyusun makalah yang berjudul Aliran-Aliran dalam Sosiologi Hukum ini
bertujuan untuk mengetahui dan lebih memahami tentang aliran-aliran , pencetus Aliran serta point-
point yang terkandung dalam Aliran-Aliran Sosiologi Hukum.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Sosiologi Hukum

Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan
gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis
Menurut Brade Meyer
· Sociology of the law – Menjadikan hukum sebagai alat pusat penelitian secara sosiologis yakni sama
halnya bagaimana sosiologi meneliti suatu kelompok kecil lainnya. Tujuan penelitian adalah selain
untuk menggambarkan betapa penting arti hukum bagi masyarakat luas juga untuk menggambarkan
proses internalnya hukum.
· Sociology in the law – Untuk memudahkan fungsi hukumnya, pelaksanaan fungsi hukum dengan
dibantu oleh pengetahuan atau ilmu sosial pada alat-alat hukumnya.
· Gejala social lainnya – Sosiologi bukan hanya saja mempersoalkan penelitian secara normatif
(dassollen) saja tetapi juga mempersoalkan analisa-analisa normatif didalam rangka efektifitas hukum
agar tujan kepastian hukum dapat tercapai.

B. Aliran-Aliran dalam Sosiologi Hukum

Sosiologi hukum untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh seseorang berkebangsaan Italia
yang bernama Anzilotti pada tahun 1882. Sosiologi hukum pada hakikatnya lahir dari hasil-hasil
pemikiran para ahli pemikir baik di bidang filsafat (hukum), ilmu maupun sosiologi.
1. Mazhab Formalistis
a. Kaum Positivis
berpendapat bahwa hukum dan moral merupakan dua bidang yang terpisah serta harus
dipisahkan. Beberapa pendapat para ahli : John Austin (1790 – 1859). Bahwa hukum merupakan
perintah dari mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau dari yg memegang kedaulatan.
Bahwa hukum adalah merupakan perintah yang dibebankan untukmengatur makhluk berpikir,
dimana perintah dilakukan oleh makhluk berpikir yang memegang dan mempunyai kekuasaan.
Bahwa hukum sebagai suatu sistem yang logis, tetap dan bersifat tertutup, dan oleh karena itu
ajarannya dinamakan analytical jurisprudence. Analytical Jurisprudence dibagi dua yaitu hukum
yang dibuat oleh Tuhan dan hukum yang disusun oleh Manusia. Hukum yang disusun oleh
manusia
dibedakan menjadi dua, yaitu hukum yang sebenarnya dan hukum yang tidak sebenarnya.
Hukum yang sebenarnya :
hukum yang dibuat oleh penguasa bagi pengikut- pengikutnya dan hukum yg disusun oleh
individu-
individu guna melaksanakan hak-hak yg diberikan kepadanya. Mengandung 4 unsur, yaitu
perintah, sanksi, kewajiban dan kedaulatan.
Hukum yang tidak sebenarnya :
Bukanlah merupakan hukum yang secara langsung berasal dari penguasa, akan tetapi
merupakan
peraturan- peraturan yang disusun oleh perkumpulan- perkumpulan atau badan- badan tertentu.
b. Hans Kelsen (Teori Murni tentang Hukum)
Suatu sistem hukum sebagai suatu sistem pertanggapan dari kaidah-kaidah, dimana suatu
kaidah hukum tertentu akan dapat dicari sumbernya pada kaidah hukum yg lebih tinggi
derajatnya. Kaidah yg merupakan puncak dari sistem pertanggapan dinamakan kaidah dasar
atau Grundnorm. Setiap sistem hukum merupakan Stunfenbau daripada kaidah-kaidah.
Penamaan teori murni tentang hukum murni mempunyai makna tersendiri untuk menyatakan
bahwa hukum berdiri sendiri terlepas dari aspek- aspek kemasyarakatan yang lain. Yang
bermaksud menunjukkan bagaimana hukum itu sebenarnya tanpa memberikan penilaian apakah
hukum itu cukup adil atau kurang adil.
2. Mazhab Sejarah dan Kebudayaan
Hukum hanya dapat dimengerti dengan menelaah kerangka sejarah dan kebudayaan dimana
hukum itu timbul. Beberapa pendapat para ahli :
a. Friedrich Karl Von Savigny (ahli ilmu sejarah hukum)
Teorinya :
Hukum merupakan perwujudan dari Kesadaran hukum masyarakat.(volksgeit) Semua hukum
berasal dari adat istiadat dan kepercayaan bukan dari pembentuk UU.
b. Sir Henry Maine (Bukunya Ancient Law)
Teorinya :
Perkembangan hukum dari status ke kontrak yang sejalan dengan perkembangan
masyarakat sederhana ke masyarakat yang modern dan kompleks. Hubungan-hubungan
hukum yang didasarkan pada status warga-warga masyarakat yang masih sederhana,
berangsur-angsur akan hilang apabila masyarakat tadi berkembang menjadi masyarakat
yang modern dan kompleks.
3. Aliran Utilitarianism
Tokohnya adalah Jeremy Bentham (1748-1832).
Teorinya :
Bahwa manusia bertindak untuk memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
setiap kejahatan harus disertai dengan hukuman yang sesuai dengan kejahatan tersebut, dan derita
yang dijatuhkan tidak lebih dari pada apa yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kejahatan.
Pembentuk hukum harus membentuk hukum yang adil bagi segenap warga masyarakat secara
individiual.
Kelemahannya :
Setiap manusia tidak mempunyai ukuran yang Sama mengenai keadilan, kebahagiaan dan
penderitaan.
4. Aliran Sociological Jurisprudence
Beberapa tokohnya yaitu :
a. Eugen Ehrlich (pelopor aliran ini), Teorinya :
Pembedaan antara hukum positif dengan hukum yang hidup (living law) atau pembedaan
antara kaidah- kaidah hukum dengan kaidah-kaidah sosial lainnya.
Bahwa hukum positif hanya akan efektif apabila selaras dengan hukum yang ada dalam
masyarakat. Pusat perkembangan dari hukum bukanlah terletak pada badan-badan legislatif,
keputusan-keputusan badan yudikatif ataupun Ilmu hukum, akan tetapi terletak justru terletak dalam
masyarakat itu sendiri.
b. Roscoe Pound
Teorinya :
Hukum harus dilihat/dipandang sebagai suatu lembaga Kemasyarakatan yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan Sosial, sedangkan tugas dari ilmu hukum yaitu untuk
memperkembangkan suatu kerangka dimana kebutuhan-kebutuhan Sosial terpenuhi secara
maksimal.
Konsepnya yg terkenal adalah law as a tool of Social engineering artinya hukum sebagai alat
untuk mewujudkan perubahan- perubahan di bidang sosial.
Maknanya saat itu bahwa fungsi hukum adalah untuk Merubah perilaku (sikap mental) warga
masyarakat Amerika serikat yg rasial dan diskriminasi.
5. Aliran Realisme Hukum
Para tokohnya yaitu, Karl Llewellyn, Jerome Franks, Justice Oliver Mendell.
Teorinya:
Konsep yang radikal tentang proses peradilan dengan menyatakan bahwa hakim- hakim tidak
hanya menemukan hukum akan tetapi membentuk hukum.
Seorang hakim harus selalu memilih, dia yang menentukan prinsip-prinsip mana yg dipakai dan
pihak- pihak mana yang akan menang. Keputusan- keputusan hakim seringkali mendahului
penggunaan prinsip- prinsip hukum yg formal. Keputusan- keputusan pengadilan dan doktrin hukum
Selalu dapat diperkembangkan untak menunjang perkembangan atau hasil- hasil proses hukum. Karl
Llewellyn mengembangkan teori tentang hubungan antara peraturan- peraturan hukum dengan
perubahan- perubahan sosial yg terjadi dalam masyarakat.
Pendapatnya bahwa tugas pokok dari pengadilan adalah menetapkan fakta dan rekonstruksi dari
kejadian-kejadian yang telah lampau yang menyebabkan terjadinya perselisihan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hukum secara sosiologi merupakan suatu lembaga kemasyarakatan yang diartikan sebagai
suatu himpunan nilai-nilai, kaidah-kaidah dari pola perikelakuan yang berkisar pada kebutuhan
kebutuhan pokok manusia dan saling mempengaruhi. Sosiologi hukum merupakan refleksi dari inti
pemikiran pemikiran tersebut.
1. Aliran hukum alam (Aristoteles, Aquinas, Grotius)
a. Hukum dan moral
b. Kepastian hukum dan keadilan sebagai tujuan dari sistem hukum
2. Madzhab formalisme (austin, kelsen)
a. Logika hukum
b. Fungsi keajegan dari pada hukum
c. Peranan formal dari petugas hukum
3. Mazhab kebudayaan dan sejarah (Carl von savigny, Maine)
a. Kerangka budaya dari hukum, termasuk hubungan antara hukum dan sistem nilai-nilai
b. Hukum dan perubahan perubahan social
4. Aliran utilitarianisme dan sociological jurisprudence (J. Bentham, Jhering, Eurlich, Pound)
a. Konsekuensi konsekuensi sosial dari hukum ( w. Friedman )
b. Penggunaan yang tidak wajar dari pembentuk undang-undang
c. Klasifikasi tujuan tujuan mahluk hidup dan tujuan tujuan sosial
5. Aliran sociological jurisprudence (Eurlich, Pound) dan legal realism (holmes, llewellyn, frank)
a. Hukum sebagai mekanisme pengendalian sosial
b. Faktor faktor politis dan kepentingan dalam hukum, termasuk hukum dan stratifikasi social
c. Hubungan antara kenyataan hukum dengan hukum yang tertulis
d. Hukum dan kebijaksanaan kebijaksanaan hukum
e. Segi perikemanusiaan dari hukum
f. Studi tentang keputusan keputusan pengadilan dan pola-pola perikelakuannya
g. Mempelajari proses hukum atau beraksinya hukum

DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Alvin S. Sosiologi Hukum. Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Soekanto, Soerjono. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.
https://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/sosiologi-hukum/

[1][1] https://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/sosiologi-hukum/
[2][2] Alvin S. Johnson, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994),43.
[3][3] Ibid.,44.
[4][4] Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997),
76.
[5][5] Ibid., 77.

Anda mungkin juga menyukai