Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 13

Giovan Desama Averroes - 6051801161

Yocelyn miranda - 6051801074

Syaleekhadiva - 6051801202

Maura Shafa Annisa - 6051801178

Mohamad Fadhillah Dekha Putra - 6051801154

Rangkuman Bab 2

“Aliran-aliran Pemikiran Yang Mempengaruhi Terbentuknya Sosiologi Hukum”

Mazhab/aliran dalam Sosiologi Hukum

1. Mazhab Formalistis / teori analytical jurisprudence

Tokoh :

· John Austin, seorang ahli filsafat hukum dari Inggris yang terkenal dengan
pahamnya yang menyatakan bahwa hukum merupakan perintah dari mereka yang
memegang kekuasaan tertinggi atau dari yang memegang kedaulatan.

- Menurut Austin, hukum dibagi menjadi dua bagian :

(1) Hukum yang sebenarnya.

è Terdiri atas hukum yang dibuat oleh penguasa bagi


pengikut-pengikutnya dan hukum yang disusun oleh individu-individu
untuk melaksanakan hak-hak yang diberikan kepadanya.

è Mengandung unsur-unsur :

a. Perintah

b. Saksi

c. Kewajiban

d. Kedaulatan
(2) Hukum yang tidak sebenarnya

è Merupakan peraturan yang disusun oleh perkumpulan-perkumpulan atau


badan-badan tertentu.

- Kelemahan dari ajaran ini adalah sebagai berikut :

(1) Suatu sistem hukum tidak mungkin untuk sepenuhnya bersifat


tertutup karena akan menyulitkan penyesuaian kaidah-kaidah hukum
tertentu terhadap perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.

(2) Suatu sistem hukum tidak dapat tahan lama apabila tidak mendapat
dukungan sosial yang luas.

· Hans Kelsen yang terkenal dengan teori murni tentang hukum (pure theory of
law) yang menyatakan bahwa hukum berdiri sendiri terlepas dari aspek-aspek
kemasyarakatan yang lain.

- Hans beranggapan bahwa hukum berdiri sendiri terlepas dari


aspek-aspek kemasyarakatan yang lain.

- Kelemahan dari ajaran ini adalah sebagai berikut :

(1) Kelsen menganggap persoalan mengenai “kaidah dasar apakah yang


menjadi dasar sahnya kaidah dasar tsb” tidak penting karena
pertanyaan ini bersifat meta yuridis.

(2) Secara a priori ia menganggap bahwa kaidah dasar adalah sah.

2. Mazhab Sejarah dan Kebudayaan

Mazhab ini menekankan bahwa hukum hanya dapat dimengerti dengan menelaah kerangka
sejarah dan kebudayaan di mana hukum tersebut timbul.

Tokoh :

· Friedrich Karl Von Savigny seorang pemuka ilmu sejarah hukum yang
berpendapat bahwa hukum merupakan perwujudan dari kesadaran hukum
masyarakat (Volksgeist). Savigny menekankan bahwa keputusan-keputusan badan
legislative bukanlah asal dari hukum dan malah dapat membahayakan masyarakat
karena tidak selalui sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat.
- Savigny berpendapat bahwa sangat penting untuk meneliti hubungan
antara hukum dengan struktur masyarakat beserta sistem nilai-nilainya,
karena suatu sistem hukum sebenarnya merupakan bagian dari sistem
sosial yang lebih luas. Menurutnya, terdapat hubungan timbal balik yang
sangat berpengaruh antara sistem hukum dengan sistem-sistem sosial
lainnya.

- Kelemahan teori ini :

(1) Konsep mengenai kesadaran hukumnya sangat asbtrak

· Sir Henry Maine yaitu penulis buku Ancient Law. Sir Henry dikenal dengan
teorinya yang menyatakan bahwa perkembangan hukum dari status ke kontrak
yang sejalan dengan perkembangan masyarakat yang sederhana ke masyarakat
yang modern dan kompleks.

3. Aliran Utilitarianism

Tokoh :

· Jeremy Bentham seorang ahli filsafat hukum yang menekankan bahwa manusia
bertindak untuk memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. Baik
dan buruknya suatu perbuatan mansuai akan dinilai dari perbuatan tersebut,
apakah perbuatan itu menghasilkan kebahagiaan atau tidak.

- Bentham berpendapat bahwa setiap kejahatan harus disertai dengan


hukuman yang sesuai dengan kejahatan tersebut dan penderitaan yang
akan dijatuhkan tidak lebih dari yang diperlukan untuk mencegah
terjadinya kejahatan. Ajaran ini didasarkan pada hedonistic utilitarianism.

- Selain itu, ia berpendapat bahwa pembentuk hukum harus membentuk


hukum yang adil bagi segenap warga masyarakat secara individual.

- Kelemahan teori ini :

(1) Kenyataan bahwa tidak setiap manusia mempunyai ukuran yang sama
mengenai keadilan, kebahagiaan, dan penderitaan.

· Rudolph von Ihering menganggap bahwa hukum merupakan suatu alat bagi
masyarakat untuk mencapai tujuannya. Hukum adalah sarana untuk
mengendalikan indiividu-individu. Ajaran ini disebut sebagai social
utilitarianism.

4. Aliran Sociological Jurisprudence

Tokoh :

· Eugen Ehrlich seorang ahli hukum dari Austria yang menyatakan bahwa
hukum positif hanya akan efektif apabila selaras dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat, atau dengan apa yang disebut oleh para antropolog sebagai pola-pola
kebudayaan (culture patterns).

- Kebaikan dari teori ini :

Ia berusaha untuk mengarahkan perhatian para ahli hukum pada ruang lingkup
sistem sosial, di mana dapat ditemukan kekuatan-kekuatan yang
mengendalikan hukum. Namun kendalanya adalah sulit untuk menentukan
ukuran-ukuran apakah yang dapat dipakai untuk menentukan suatu kaidah
hukum yang benar-benar merupakan hukum yang hidup dan dianggap adil.

· Roscoe Pound yang berpendapat bahwa hukum harus dilihat sebagai suatu
lembaga kemasyarakatan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
sosial. Pound menganjurkan untuk mempelajari hukum sebagai suatu proses (law
in action) yang dibedakan dengan hukum tertulis (law in the books).

5. Aliran Realisme Hukum

Tokoh :

· Karl Llewellyn mengembangkan teori tentang hubungan antara


peraturan-peraturan hukum dengan perubahan-perubahan sosial yang terjadi
dalam masyarakat. Menurutnya tugas pokok dari pengadilan adalah menetapkan
fakta dan rekonstruksi dari kejadian-kejadian yang telah lampau yang
menyebabkan terjadinya perselisihan.

· Jerome Frank

· Justice Oliver

· Wendell Holmes
Konsep yang terkenal dari aliran ini adalah konsep yang radikal tentang proses peradilan dengan
menyatakan bahwa hakim-hakim tidak hanya menemukan hukum, akan tetapi membentuk
hukum. Ahli-ahli dari aliran ini menekankan kepada keadilan.

Analisa Kasus / Putusan Pengadilan :

Kasus Pencurian

PUTUSAN Nomor 32/Pid.B/2018/PN yyk

Di dalam putusaya, terdakwa Aditya PRAMONO Alias PLETO Alias KUCIL Bin SUTRIS
YULIANTO, pada hari kamis tanggal 23 November 2017 telah mengambil sesuatu barang
yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum. Hakim telah menganggap bahwa unsur-unsur yang ada dalam pasal 362 KUHP
telah di langgar, yakni :

1. Barangsiapa
2. Mengambil sesuatu barang
3. Yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaa orang lain
4. Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum

Dalam putusannya, hakim memutus bahwa terdakwa dipidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan
sera membebankan untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah).
Dalam pertimbangannya, hakim menolak segala pembelaan yang diajukan oleh penasehat
hukum terdakwa karena hal tersebut bukanlah alasan yang dapat membebaskan
pertanggungjawaban pidana atas perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa.

Kemudian, dalam pertimbangannya hakim juga melihat terlebih dahulu keadaan yang
memberatkan dan yang meringankan terdakwa :

Keadaan yang memberatkan :

1. Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat


2. Terdakwa sudah pernah dihukum
Keadaan yang meringankan :

1. Terdakwa terus terang dan mengakui perbuatannya


2. Terdakwa belum menikmati hasil kejahatannya
3. Terdakwa sebagai tulang punggung keluarga

Maka, berdasarkan hal tersebut, mazhab / aliran yang digunakan hakim dalam memutus perkara
ini adalah aliran sociological jurisprudence. Hal ini dikarenakan hakim dalam memutus perkara
melihat terlebih dahulu keadaan yang dialami oleh terdakwa yaitu jika dikaitkan dengan kasus
yang kelompok kami pilih terdapat pada keadaan meringankan maupun memberatkan terdakwa
dan dampak dari perbuatan terdakwa terhadap masyarakat itu sendiri. Selaras dengan aliran ini
yang mengajarkan bahwa hukum positif hanya akan efektif apabila selaras dengan hukum yang
hidup dalam masyarakat, atau dengan apa yang disebut oleh para antropolog sebagai pola-pola
kebudayaan (culture patterns).

Anda mungkin juga menyukai