Nim : 1930202047
Lokal : Hes-4B
Resume :
A. Mazhab Formalistis
b. Hukum yang dibuat atau disusun oleh rakyat secara individual yang dipergunakan
untuk melaksanakan hak-hak yang diberikan kepadanya, misalnya: hak kurator
terhadap badan/orang dalam kuratele atau hak wali terhadap orang yang berada
dibawah perwalian.
2. Hukum yang tidak sebenarnya; adalah bukan hukum yang merupakan hukum yang
secara langsung berasal dari penguasa, tetapi peraturan-peraturan yang berasal dari
perkumpulan-perkumpulan atau badan-badan tertentu.
Tokoh yang kedua adalah Hans Kelsen (1881), dari unsur sosiologis berarti bahwa ajaran
Hans Kelsen tidak memberi tempat bagi hukum kebiasaan yang hidup dan berkembang
didalam masyarakat. ajaran Kelsen memandang hukum sebagai sollen yuridissemata-
mata yang sama sekali terlepas dari das sein/kenyataan sosial. Hukum
merupakan sollens kategori (seharusnya) dan bukan seins kategori(adanya): orang
menaati hukum karena ia merasa wajib untuk mentaatinya sebagai suatu kehendak
negara. hukum itu tidak lain merupakan suatu kaidah ketertiban yang menghendaki
orang menaatinya sebagaimana seharusnya.
Ajaran stufen theory berpendapat bahwa suatu sistem hukum adalah suatu hierarkhis
dari hukum dimana suatu ketentuan hukum tertentu bersumber pada ketentuan hukum
lainnya yang lebih tinggi adalahgrundnorm atau norma dasar.
Mazhab sejarah dan kebudayaan ini adalah senyatanya mempunyai pemikiran yang
bertentangan dengan mazhab formalisme. Dalam hal ini mazhab sejarah dan kebudayaan
menekankan bahwasanya hukum hanya dapat dimengerti dengan menelaah kerangka
sejarah dan kebudayaan dimana hukum tersebut timbul. Beberapa pemikir mazhab ini,
antara lainFriedrich Karl von Savigny(1779-1861) berasala dari jerman, tokoh ini juga ini
dianggap sebagai pemuka sejarah hukum (bahkan Georges Gurvitch menyatakan Savigny
dan Puhcha adalah peletak dasar mazhab sejarah ini). Ia berpendapat bahwa hukum
merupakan perwujudan dari kesadaran hukum masyarakat (valksgeist). Yang mana semua
hukum berasal dari adat istiadat dan kepercayaan serta bukan berasal dari pembentukan
undang-undang. Tokoh lain dalam mazhab ini adalah Sir Henry Maine (1822-1888), ia
mengatakan bahwa perkembangan hukum dari status kontrak yang sejalan dengan
perkembangan masyarakat yang mana masih sederhana kepada masyarakat yang
senyatanya sudah modern dan kompleks serta kaidah-kaidah hukum yang ada pada
masyarakat sederhana secara berangsur-angsur akan hilang dan berkembang kepada
kaidah-kaidah hukum sudah modern dan kompleks. Mazhab ini membangun kajian-kajian
adaptif atas masyarakat yang relatif bersifat statis homogen, dengan masyarakat yang
komplek (modern), dinamis dan relatif heterogen. Sehingga sangat membantu dalam
perkembangan bahkan memprediksi bangunan sosiologi hukum baik secara teoritis maupun
secara aplikatif. Sehingga apa yang dikatakan Satjipto Rahardjo bahwa benturan-benturan
antara hukum dan negara dengan masyarakat dengan segala budayanya yang lebih alami
memang tidaklah dapat dihindari, apalgi suatu negara dan bangsa yang sangat majemuk
(seperti Indonesia), makanya agar proses hukum itu tidak dibatasi sebagai proses hukum,
melainkan sebagaimana ditegaskan Satjipto Rahardjo adalah juga proses sosial.
C. Aliran Utilitarianisme
SUMBER :