Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT HUKUM &

ETIKA PROFESI
Dr. M. S. ANABERTHA SEMBIRING, SH, MH

SESI 4

BEBERAPA ALIRAN DALAM


FILSAFAT HUKUM

www.esaunggul.ac.id
Darji Darmodihardjo dan Shidarta, (1996:101),
mengemukakan, bahwa pembahasan tentang aliran-
aliran filsafat hukum merupakan inti dari MK Filsafat
Hukum, karena menyadarkan kita betapa
kompleksnya hukum dengan berbagai sudut
pandang.
Setiap aliran berangkat dari argumentasinya sendiri,
yang akhirnya pemahaman terhadap aliran itu
membuat wawasan kita semakin kaya dan terbuka
dalam memandang hukum dan masalah-masalahnya.

www.esaunggul.ac.id
Keberadaan berbagai aliran dalam filsafat hukum
menunjukkan pergulatan pemikiran yang tidak
henti-hentinya dalam lapangan ilmu hukum;
Bahwa suatu pemikiran pada saat tertentu terasa
tidak sesuai lagi dengan zamannya, dan segera
disangkal oleh pemikiran berikutnya, sekalipun
demikian pemikiran yang lama menjadi karya
yang berharga untuk dikaji ulang secara terus
menerus;

www.esaunggul.ac.id
 Aliran-aliran Filsafat Hukum meliputi
(Ibid, 102):
1. Aliran hukum alam,
2. Positivisme hukum,
3. Utilitarianisme,
4. Mazhab sejarah,
5. Sociological jurisprudence,
6. Realisme hukum

www.esaunggul.ac.id
1. Aliran Hukum Alam
 Aliran hukum alam irrasional berpendapat, bahwa
hukum yang berlaku universal dan abadi bersumber
secara langsung dari Tuhan. Penganutnya, al. Thomas
Aquinas, John Salisbury, Dante, Piere Dubois;
Aliran hukum alam rasional, berpendapat bahwa
hukum muncul dari pikiran manusia sendiri tentang
apa yang baik dan buruk, yang penilaiannya diserahkan
kepada kesusilaan (moral) alam. Penganutnya, al.
Grotius, Christian Thomasius, Immanuel Kant.

www.esaunggul.ac.id
2. Aliran Positivisme Hukum

Menurut aliran ini, perlu memisahkan


hukum dengan moral, tiada hukum kecuali
perintah penguasa, dan hukum itu identik
dengan undang-undang (legisme).
Penganutnya, John Austin dan Hans
Kelsen.

www.esaunggul.ac.id
2.1. Hukum adalah komando (John
Austin , 1790-1859):
 Sebagai komando maka hukum seharusnya tidak memberi
ruang untuk dipatuhi atau tidak dipatuhi.
 Oleh karenanya, hukum memiliki dua elemen dasar:
• Pertama, hukum merupakan keinginan dari penguasa
agar orang lain harus melakukan atau menahan diri
untuk tidak melakukan sesuatu, dengan ancaman.
• Kedua, hukum memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang tidak menyenangkan atau bahkan
membahayakan subjek yang melanggarnya.

www.esaunggul.ac.id
2. 2. Hukum adalah norma, (Hans
Kelsen 1881-1973);
• Menurutnya, Hukum merupakan kehendak dari manusia
berdasarkan ratio menciptakan norma (rasional) yang
harus diperhatikan manusia demi menata hidupnya sebagai
manusia, karenanya hukum tidak dibuat untuk memenuhi
keinginan penguasa melainkan untuk mengatur perilaku
masyarakat demi kebaikan masyarakat secara keseluruhan.
• Teori Kelsen disebut teori hukum murni karena hukum harus
dilepaskan dari moral dan campur tangan politik;

www.esaunggul.ac.id
3. Aliran Utilitarianisme
 Berpendapat bahwa tujuan hukum yang utama
adalah kemanfaatan, yaitu kebahagiaan. Baik, buruk
atau adil tidaknya hukum bergantung kepada apakah
hukum itu memberikan kebahagiaan kepada
manusia atau tidak. Kebahagiaan selayaknya harus
diperoleh setiap individu, namun hal itu tidak
mungkin sehingga diupayakan kebahagiaan itu
diperoleh sebanyak mungkin individu dalam
masyarakat. Penganutnya, Jeremy Bentham, John
Stuart Mill, Rudolf von Jhering.

www.esaunggul.ac.id
4. Mazhab Sejarah
Berpendapat, hukum tiada yang universal,
hukum timbul bukan karena perintah penguasa
atau karena kebiasaan, tetapi karena perasaan
keadilan yang terletak di dalam jiwa bangsa.
Jiwa bangsa (volkgeist) menjadi sumber
hukum. Hukum tidak dibuat tetapi ia tumbuh
dan berkembang bersama masyarakat.
Penganutnya, Friedrich Karl von Savigny.

www.esaunggul.ac.id
5. Aliran Socioligical Jurisprudence

Berpendapat, hukum yang baik haruslah


hukum yang sesuai dengan hukum yang
hidup dalam masyarakat, aliran ini
memisahkan secara tegas antara the
positive law dengan the living law.
Penganutnya, al. Eugen Ehrlich.

www.esaunggul.ac.id
6. Aliran Realisme Hukum
Berpendapat, hukum adalah hasil dari kekuatan-kekuatan sosial dan alat
kontrol sosial. Kepribadian manusia, lingkungan sosial, keadaan
ekonomi, kepentingan bisnis, gagasan yang sedang berlaku, emosi-emosi
yang umum, semuanya itu pembentuk hukum, dan menghasilkan hukum
dalam kehidupan. Bahwa tidak ada hukum yang mengatur suatu perkara
sampai ada putusan hakim terhadap perkara itu, apa yang dianggap
sebagai hukum dalam buku-buku baru merupakan taksiran tentang
bagaimana hakim akan memutuskan. Penganutnya al. Oliver Wendell
Holmes Jr, Benyamin Natan Cardozo, Alf Ross.

www.esaunggul.ac.id
Terima Kasih

www.esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai