Anda di halaman 1dari 19

ALIRAN-ALIRAN HUKUM

WINDY SRI WAHYUNI, SH., MH


ALIRAN DALAM HUKUM
Para pakar yang mengklasifikasikan aliran-aliran hukum, diantaranya adalah sbb:
1. Soerjono Soekanto membagi aliran hukum menjadi mazhab formalitas,
mazhab sejarah dan kebudayaan, aliran utilitarianisme, aliran sosiological
yurisprudence, dan aliran realism hukum.
2. Satjipto Rahardjo, mengemukakan berbagai aliran hukum, yaitu teori Yunani
dan Romawi, hukum alam, positivisme dan utilitarianisme, teori hukum
murni, pendekatan sejarah dan antropologis, dan pendekatan sosiologis.
3. Lili Rasdji, mengemukakan aliran-aliran yang paling berpengaruh, yaitu
aliran hukum alam, aliran hukum positif, mazhab sejarah, sosiological
jurisprudence, dan pragmatic legal realism.
4. Aristoteles mengutarakan teori dualisme, sebagai kontribusi (manusia berasal
dari alam, manusia adalah majikan dari alam). Sementara Thomas Aquino
memperkenalkan Summa Theologica dan De Regimene Prinsipum.
ALIRAN DALAM HUKUM
1. Immanuel Kant mengutarakan pandangan tentang hukum kodrat metafisis,
yaitu tentang kodrat dan kebebasan. Kodrat merupakan lapangan dari akal
budi, yang tersusun atas kategori pikiran, yang terdiri atas empat komponen
dasar, yaitu kualitet, kuantitet, relasi, dan modalitet, tetapi dibatasi ruang dan
waktu. Adapun kebebasan adalah lapangan dari dan bagi akal budi praktis,
wilayah moralitas, yaitu kebebasan normatif etis dari manusia, yang
menampilkan ideal kepribadian manusia.
2. Friedmann menggambarkan pemikiran aquinas dengan menyatakan empat
maca, hukum yang diberikan Aquinas, yaitu:
a. Lex Aeterna (hukum rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh
panca indra manusia)
b. Lex Divina (hukum rasio Tuhan yang bisa ditangkap oleh panca indra
manusia)
c. Lex Naturalis (hukum alam, yaitu penjelmaan lex aeterna ke dalam
rasio manusia)
d. Lex Positivis (Penerapan Lex naturalis dalam kehidupan manusia di
dunia)
Aliran dan Teori Pemikiran dalam
Hukum
 Aliran Hukum Alam
 Teori Perjanjian Masyarakat
 Aliran Sejarah
 Teori Kedaulatan Negara
 Teori Kedaulatan Hukum
Aliran Hukum Alam
 Kaidah hukum merupakan hasil dari titah Tuhan
dan langsung dari Tuhan.
 Aliran ini mengakui adanya hukum yang benar
dan abadi, sesuai dengan ukuran kodrat, serta
selaras dengan alam.
 Ada dua unsur yang menjadi pusat perhatian, yaitu
unsur agam dan unsur akal.
 Pada dasarnya, hukum alam bersumber pada
Tuhan, yang mengingkari akal manusia.
 Sebaliknya, hukum alam bersumber pada akal atau
pikiran manusia.
Aliran Hukum Alam
 Aliran hukum alam berkembang semenjak 2500
tahun yang lalu.
 Aliran ini timbul akibat kegagalan umat manusia
dalam mencari keadilan yang absolut.
 Hukum alam dipandanng sebagai hukum yang
berlaku secara universal dan abadi serta
dipandang sebagai yang lebih tinggi dibanding
dengan hukum yang diciptakan oleh manusia.
Aliran Hukum Alam
 Berdasarkan sumbernya, aliran ini dibagi 2, yaitu:
1. Irasional, berpendapat bahwa hukum yang
berlaku universal dan abadi bersumber dari
Tuhan secara langsung. Pendukung aliran
hukum alam rasional: Thomas Aquinas, John
Salisbury, Dante, Piere Dubois, Marsilius
Padua, dan John Wycliffe.
2. Rasional, menyatakan bahwa sumber hukum
yang universal dan abadi adalah rasio manusia.
Pendukung hukum alam rasional adalah Hugo
de Groot (Grotius), Cristian Thomasius,
Imanuel Kant, dan Samuel von Pufendorf.
Aliran Hukum Alam
 Sepanjang sejarah, mulai dari zaman
Yunani atau Romawi hingga saat ini,
hukum dihadapkan pada berbagai teori.
 Dari hasil kajian antropologi, terbukti
bahwa hukum berkembang dalam
masyarakat, ibi ius ibi societas.
TEORI PERJANJIAN
MASYARAKAT
Teori ini berpendapat bahwa hukum
adalah perwujudan kemauan seseorang
dalam suatu masyarakat yang ditetapkan
oleh negara, yang dibentuk karena
perjanjian dan orang yang menaati hukum
karena perjanjian tersebut.
Aliran Sejarah
 Pokok pikiran aliran ini adalah manusia di dunia ini terbagi atas
beberapa bangsa dan setiap bangsa mempunyai sifat dan
semangat yang berbeda-beda.
 Hukum berlainan dan berubah sesuai dengan tempat dan zaman
karena hukum ditentukan oleh sejarah.
 Hukum yang dibuat manusia masih memiliki kebaikan yang
lebih tinggi, yaitu keadilan yang menjadi dasar setiap hukum
yang diperbuat oleh manusia.
 Golongan atau aliran yang bertentangan dengan aliran tersebut
berpendapat bahwa hukum tertulis buatan manusia itulah yang
tertinggi dan tidak dapat dibatasi oleh apapun.
 Aliran demikian disebut aliran positivisme atau legisme, yang
sangat menghargai secara berlebih-lebihan terhadap hukum
tertulis.
Teori Kedaulatan Negara

Menurut mazhab ini, isi kaidah-


kaidah hukum ditentukan dan
bersumber pada kehendak negara.
Menurut Hans Kelsen, isi kaidah-
kaidah hukum adalah willie des
staates.
Teori Kedaulatan Hukum
 Kedaulatan hukum tidak sependapat dengan
kedaulatan negara.
 Menurut Krabbe, negara adalah konstruksi yuridis,
karena tidak mempunyai kehendak sendiri.
 Kehendak tersebut pada hakikatnya adalah
kehendak dari pemerintah, sedangkan yang disebut
pemerintah itu dari orang-orang tertentu.
 Sebelum dikenal hukum tertulis, satu-satunya
sumber hukum adalah hukum kebiasaan.
 Karena sifatnya tidak tertulis, hukum kebiasaan
tidak memiliki kepastian atau keseragaman hukum.
Teori Kedaulatan Hukum
 Kemudian, lahir aliran-aliran penemuan hukum,
yang pada dasarnya bertitik tolak pada
pandangan sumber hukum.
 Aliran-aliran itu adalah sbb:

a. Aliran legisme
b. Mazhab historis
c. Begriffsjurisprudenz
d. Interessenjurisprudenz
e. Freirechtbewegung
Penemuan Hukum Modern
 Sesudah perang dunia ke-2, muncul kritik terhadap
pandangan hakim sebagai subsumtie automaat.
 Ini terjadi di bawah pengaruh pandangan eksistensialisme.
 Kritik mendasar terhadap positivisme undang-undang atau
legisme terletak pada pandangan bahwa model subsumptie
tidak dapat dipertahankan.
 Sebagai penemu hukum, hakim tidak dapat menetapkan
secara objektif apa peristiwanya, apa peraturannya, dan
kemudian menghubungkannya secara logis.
 Salah satu pokok pandangan modern ini bukan sistem
perundang-undangan yang merupakan titik tolak melainkan
masalah kemasyarakatan yang konkret yang harus
dipecahkan.
Aliran Hukum Positivisme
 Aliran positivisme menganggap bahwa hukum
dan moral merupakan dua hal yang dipisahkan.
 Dalam aliran ini terdapat dua sub aliran yang
terkenal, yaitu sbb:
a. Aliran hukum positif analitis John Austin
b. Aliran hukum positif murni
Aliran Hukum Positivisme Analitis
John Austin
 Menurut John Austin, ada beberapa unsur penting
dalam hukum:
a. Ajarannya tidak berkaitan dengan penelitian baik-
buruk, sebab penelitian ini berada di luar bidang
hukum
b. Kaidah moral secara yuridis tidak penting bagi
hukum walaupun diakui ada pengaruhnya pada
masyarakat.
c. Pandangannya bertentangan, baik dengan ajaran
hukum alam maupun dengan mazhab sejarah.
Masalah kedaulatan tidka perlu dipersoalkan.
Aliran Hukum Positivisme Analitis
John Austin
 Aliran hukum positif pada umumnya kurang atau tidak
memberikan tempat bagi hukum yang hidup dalam
masyarakat.
 Austin mengemukakan bahwa hukum adalah perintah
manusia (comment of human being)
 Tidak ada hubungan mutlak antara hukum moral dan lainnya.
 Analitis konsepsi hukum dinilai dari studi historis dan
sosiologis.
 Sistem hukum merupakan sistem yang logis, tetap, dan
bersifat tertutup yang di dalamnya terdapat putusan-putusan
yang tetap.
Aliran Hukum Positif Murni
 Aliran ini dipelopori oleh Hans Kelsen.
 Latar belakang ajaran hukum murni merupakan
pemberontakan terhadap ilmu ideologis, yaitu
mengembangkan hukum sebagai alat pemerintah dalam
negara totaliter.
 Dikatakan murni karena hukum harus bersih dari anasir-
anasir yang tidak yuridis, yaitu anasir etis, sosiologis,
politis, dan sejarah.
 Menurut Hans Kelsen, hukum itu berada dalam dunia
sollen dan bukan dunis sein.
 Sifatnya adalah hipotesis, lahir karena kemauan dan akal
manusia.
 Ajaran Hans Kelsen mengemukakan Stufenbau des Recht.
Aliran Utilitarianisme
 Aliran Utilitarianisme adalah aliran yang meletakkan kemanfaatan sebagai
tujuan utama hukum. Adapun ukuran kemanfaatan hukum yaitu
kebahagian yang sebesar-besarnya bagi orang-orang. Penilaian baik-buruk,
adil atau tidaknya hukum tergantung apakah hukum mampu memberikan
kebahagian kepada manusia atau tidak.
 Utilitarianisme meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan utama dari hukum,
kemanfaatan di sini diartikan sebagai kebahagiaan (happines), yang tidak
mempermasalahkan baik atau tidak adilnya suatu hukum, melainkan
bergantung kepada pembahasan mengenai apakah hukum dapat
memberikan kebahagian kepada manusia atau tidak.
 Penganut aliran Utilitarianisme mempunyai prinsip bahwa manusia akan
melakukan tindakan-tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan yang
sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan.
 Adapun tokoh-tokoh penganut aliran Utilitarianisme adalah Jeremy
Bentham (1748-1783), John Stuar Mill (1806-1873), dan Rudolf von
Jhering (1800-1889)

Anda mungkin juga menyukai