Anda di halaman 1dari 67

Sosiologi Hukum

Dr. Nunung Rodliyah, MA


Pemikiran tentang Hukum dlm Masy.

• Manusia Manusia Lain

Ortu Manusia lain


Kerabat

Aturan/kaedah

Agama
Hukum
Moral kesusilaan Kesopanan
Wujud kaedah hukum
Relevansi Kajian
Achmad Ali:

• “….sosiologi hukum menekankan


kajian pada law in action, hukum dalam
kenyataannya, hukum sebagai tingkah
laku manusia, yang berarti berada di
dunia sein. Sosiologi hukum
menggunakan pendekatan empiris yang
bersifat deskriptif…”.
• Simbolisasi atas hukum
– Hukum ibarat jaring laba-laba, pada satu
ketika menjerat dan memangsa yang
lemah, pada saat yang lain ia hancur
tercerai-berai karena tak mampu
membendung.
Satjipto Rahardjo:

• Sosiologi hukum adalah ilmu yang


mempelajari fenomena hukum yang
bertujuan untuk memberikan penjelasan
terhadap praktik-praktik hukum.
Sosiologi hukum menjelaskan mengapa
dan bagaimana praktik-praktik hukum
itu terjadi, sebab-sebabnya, faktor-
faktor yang berpengaruh, latar belakang
dan sebagainya.
Satjipto Rahardjo:

• Sosiologi hukum senantiasa menguji


kesahihan empiris (empirical validity)
dari suatu peraturan atau pernyataan
hukum. Bagaimana kenyataannya
peraturan itu, apakah sesuai dengan
bunyi atau teks dari peraturan itu.
Satjipto Rahardjo:

• Sosiologi hukum tidak melakukan penilaian


terhadap hukum. Tingkah laku yang menaati
hukum dan yang menyimpang dari hukum
sama-sama merupakan objek pengamatan
yang setaraf. Sosiologi hukum tidak menilai
antara satu dengan yang lain, perhatian yang
utama dari sosiologi hukum hanyalah pada
memberikan penjelasan atau gambaran
terhadap objek yang dipelajarinya.
• Untuk memperbandingkan
lingkup kajian dan tematik dari
sosiologi hukum silahkan anda
baca pada beberapa buku
sumber dan bahan bacaan
tambahan mata kuliah ini
Beberapa masalah yang disoroti soskum
Beberapa masalah yang disoroti soskum
Beberapa masalah yang disoroti soskum
Beberapa masalah yang disoroti soskum
Beberapa masalah yang disoroti soskum
Peranan hukum sbg alat mengubah masyarakat?
Peranan hukum sbg alat mengubah masyarakat?
Peranan hukum sbg alat mengubah masyarakat?
Peranan hukum sbg alat mengubah masyarakat?
Peranan hukum sbg alat mengubah masyarakat?
Peranan hukum sbg alat mengubah masyarakat?
Kegunaan soskum
Kegunaan soskum
Kegunaan soskum
Kegunaan soskum
Kegunaan soskum
 Hukum alam sesungguhnya merupakan suatu
konsep yang mencakup banyak teori
didalamnya.
 Berbagai anggapan dan pendapat  yang
dikelompokkan ke dalam hukum alam
bermunculan dari masa ke masa.
 Mempelajari sejarah hukum alam, maka kita
akan mengkaji sejarah manusia yang
berjuang untuk menemukan keadilan yang
mutlak di dunia ini serta kegagalan-
kegagalannya.
 Pada suatu saat hukum alam muncul dengan
kuatnya, pada saat yang lain ia diabaikan,
tetapi yang pasti hukum alam tidak pernah
mati.
 Hukum Alam adalah hukum yang normanya
berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, dari alam
semesta dan dari akal budi manusia,
karenanya ia di gambarkan sebagai hukum
yang berlaku abadi.

 pandangan hukum alam dari Aristoteles,


Thomas Aquinas, dan Hugo Grotius;    
 Aristoteles merupakan pemikir tentang
hukum yang petama-tama membedakan
antara hukum alam dan hukum positip.
 Hukum alam adalah suatu hukum yang
berlaku selalu dan dimana-mana karena
hubungannya dengan aturan alam.
 Hukum itu tidak pernah berubah, tidak
pernah lenyap dan berlaku dengan
sendirinya.
 Hukum alam dibedakan dengan hukum
positif, yang seluruhnya tergantung dari
ketentuan manusia.
 Hukum harus ditaati demi keadilan. Keadilan
selain sebagai keutamaan umum (hukum
alam)  juga keadilan sebagai keutamaan
moral khusus.
 Keadilan menentukan bagaimana hubungan
yang baik antara sesama manusia, yang
meliputi keadilan dalam pembagian jabatan
dan harta benda publik, keadilan dalam
transaksi jual beli, keadilan dalam hukum
pidana, keadilan dalam hukum privat.
 Menurut Aquinas hukum alam itu agak umum,
dan tidak jelas bagi setiap orang, apa yang
sesuai dengan hukum alam itu.
 Oleh karenanya perlu disusun undang-undang
negara yang lebih kongkret mengatur hidup
bersama. Inilah hukum positif.
 Jika hukum positif bertentangan dengan
hukum alam maka hukum alam yang menang
dan hukum positif kehilangan kekuatannya.
Ini berarti bahwa hukum alam memiliki
kekuatan hukum yang sungguh-sungguh.
 Hukum positif hanya berlaku jika berasal dari
hukum alam. Hukum yang tidak adil dan
tidak dapat diterima akal, yang bertentangan
dengan norma alam, tidak dapat disebut
sebagai hukum, tetapi hukum yang
menyimpang
 Manusia dapat menyusun daftar hukum alam dengan
menggunakan prinsip-prinsip a priori yang dapat
diterima secara umum.
 Hukum alam oleh Grotius dipandang sebagai hukum
yang berlaku secara real sama seperti hukum positif.
 Hukum alam tetap berlaku, juga seandainya
Allah tidak ada.
 Mengapa? Sebabnya adalah bahwa hukum
alam itu termasuk akal budi manusia sebagai
bagian dari hakekatnya. Di lain pihak Grotius
tetap mengaku, bahwa Allah adalah pencipta
alam semesta.
 Ajaran Austin sama sekali tidak menyangkut
kebaikan-kebaikan atau keburukan-
keburukan hukum, oleh karena penilaian
tersebut dianggapnya sebagai persoalan yang
berbeda di luar hukum.
 Walaupun Austin mengakui hukum Alam atau
moral yang mempengaruhi warga
masyarakat, tetapi itu tidak penting bagi
hukum.
 Grundnorm ini semacam bensin yang
menggerakkan seluruh sistem hukum,
menjadi dasar mengapa hukum harus di
patuhi.
 Proses konkretisasi setapak demi setapak
mulai dari grundnorm hingga penerapannya
pada situasi tertentu.
 Proses ini melahirkan Stufenbau theori.
 Menurut Kelsen dalam ajaran hukum
murninya, hukum tidak boleh dicampuri oleh
masalah-masalah politik, kesusilaan, sejarah,
kemasyarakatan dan etika. Juga tak boleh di
campuri oleh masalah keadilan. Keadailan
menurut Kelsen adalah masalah ilmu politik.
 Mazhab hukum historis lahir pada awal aabad
XIX, yakni pada tahun 1814, dengan terbitnya
karangan dari F. Von Savigny: ‘Vom Beruf
unserer Zeit fur Gezetgebung und
Rechtwissenchaft’ (tentang seruan Zaman
kini akan undang-undang dan ilmu hukum).
 Tokoh mazhab ini ialah F. Von Savigny dan
Sir Henry Maine
 Menurut Savigny hukum merupakan salah
satu faktor dalam kehidupan bersama suatu
bangsa, seperti bahasa, adat, moral, dan
tatanegara.
 Oleh karena itu hukum merupakan sesuatu
yang bersifat supra-individual, suatu gejala
masyarakat. 
 Hakikat dari sistem hukum menurut Savigny
adalah sebagai pencerminan jiwa rakyat yang
mengembangkan hukum itu.
 Semua hukum berasal dari adat istiadat dan
kepercayaan dan bukan berasal dari
pembentuk undang-undang.
 Aliran sejarah telah membuka jalan bagi
perhatian yang lebih besar terhadap sejarah
dari suatu tata hukum dan dengan demikian
mengembangkan pengertian, bahwa hukum
itu merupakan suatu unikum.
 Keadaan yang demikian ini menyuburkan
dilakukannya penelitian-penelitian serta
karya-karya yang bersifat anthropologis.
 Maine dianggap sebagai yang pertama-tama
melahirkan karya yang demikan.
 Maine mengatakan masyarakat ada yang
“statis” dan ada yang “progresif”.
 Masyarakat progresif adalah yang mampu
mengembangkan hukum melalui tiga cara,
yaitu: fiksi, equity dan perundang-undangan.
 Perubahan masyarakat tidak selalu menuju
kepada yang lebih baik.
 Perjalanan masyarakat menjadi progresif,
disitu terlihat adanya perkembangan dari
suatu situasi yang ditentukan oleh status
kepada penggunaan kontrak
 Jeremy Bentham;
 Bentham adalah pejuang yang gigih untuk hukum
yang dikodifikasikan dan untuk merombak hukum
Inggris yang baginya merupakan suatu yang kacau.
 Sumbangan terbesarnya terletak dalam bidang
kejahatan dan pemidanaan. Dalilnya adalah, bahwa
manusia itu akan berbuat dengan cara sedemikian
rupa  sehingga ia mendapatkan kenikmatan yang
sebesar-besarnya dan menekan serendah-rendahnya
penderitaan. Standar penilaian yang di pakai adalah
“apakah suatu tindakan menghasilkan kebahagiaan”.
 pembentuk hukum harus membentuk hukum yang adil
bagi segenap warga masyarakat secara individual.
 Rudolph von Jhering;
 ajarannya: social utilitarianism.
 Hukum merupakan suatu alat bagi
masyarakat untuk mencapai tujuannya.
 Hukum adalah sarana untuk mengendalikan
individu-individu, agar tujuannya sesuai
dengan tujuan masyarakat dimana mereka
menjadi warganya.
 Hukum merupakan suatu alat yang dapat
dipergunakan untuk melaksanakan
perubahan-perubahan sosial.
 Eugen Ehrlich;
 Penulis pertama yang menyandang judul sosiologi
hukum (Grundlegung der Soziologie des Recht,
1912).
 Menurut Ehrlich pusat gaya tarik perkembangan
hukum tidak terletak pada perundang-undangan,
tidak pada ilmu hukum, tetapi di dalam
masyarakat sendiri.
 Ajarannya berpokok pada pembedaan antara
hukum positif dengan hukum yang hidup, atau
dengan kata lain pembedaan antara kaidah-
kaidah hukum dgn kaidah-kaidah sosial lainnya.
 Hukum positif hanya akan efektif  apabila selaras
dengan hukum yang hidup dalam masyarakat.
 Roscoe Pound;
 Hukum harus dipandang sebagai suatu lembaga
kemasyarakatan yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sosial, dan adalah tugas ilmu
hukum untuk mengembangkan suatu kerangka dengan
mana kebutuhan-kebutuhan sosial dapat terpenuhi
secara maksimal.
 Pound juga menganjurkan untuk mempelajari hukum
sebagai suatu proses (law in action), yang dibedakan
dengan hukum yang tertulis(law in the books).
Pembedaan ini dapat diterapkan pada seluruh bidang
hukum, baik hukum substantif, maupun hukum
ajektif.
 Ajaran tersebut menonjolkan masalah apakah hukum
yang ditetapkan sesuai dengan pola-pola
perikelakuan.
 Tokohnya: hakim agung Oliver Wendell Holmes,
Jerome Frank dan Karl Llewellyn.
 Kaum realis mendasarkan pemikirannya pada
suatu konsepsi  radikal mengenai proses peradilan.
Menurut mereka hakim itu lebih layak disebut
sebagai pembuat hukum daripada menemukannya.
Hakim harus selalu melakukan pilian, asas mana
yang akan diutamakan dan pihak mana yang akan
dimenangkan.
 Aliran realis selalu menekankan pada hakikat
manusiawi dari tindakan tersebut.
 Holmes mengatakan bahwa kewajiban hukum
hanyalah merupakan suat dugaan bahwa
apabila seseorang berbuat atau tidak
berbuat, maka dia akan menderita sesuai
dengan keputusan suatu pengadilan. Lebih
jauh Karl Llewellyn menekankan pada fungsi
lembaga-lembaga hukum.
 Pokok-pokok pendekatan kaum realis antara
lain; hukum adalah alat untuk mencapai
tujuan-tujuan sosial dan hendaknya konsepsi
hukum itu menyinggung hukum yang
berubah-ubah dan hukum yang diciptakan
oleh pengadilan.
Cogito Ergo Sum
Aku berpikir maka aku ada

Anda mungkin juga menyukai