Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT HUKUM MENEGAKAN ALIRAN DASAR ILMU HUKUM

ILA GUSMAWATI
No. BP. 1910003600475

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS EKASAKTI

A. PENDAHULUAN

Latar belakang

Filsafat hukum sebagai bagian dari disiplin ilmu hukum telah memiliki
tradisi yang lama dan telah di kembangkan oleh ahli-ahli dan para pemikir di
masa lalu. Filsafat hukum tersebut berusaha menghayati arti dan hakikat hukum
itu sendiri dan telah banyak menghasilkan pemikiran-pemikiran yang berguna di
masa sekarang. Akan tetapi, tidak dapat disangkal, bahwa hasil-hasil dari
pemikir tersebut tidak semuanya dapat dijadikan acuan atau pedoman. Filsafat
hukum menjadi induk dan pokok dari kajian-kajian maupun teori-teori disiplin
ilmu lainnya. Filsafat hukum juga menegakan aliran-aliran dasar ilmu hukum
yang bertujuan, demi terciptanya perspetif yang positif pada ilmu hukum.
Mengenai fungsi Filsafat Hukum, Roscoe Pound (1972: 3) menyatakan,
bahwa ahli filsafat berupaya untuk memecahkan persoalan tentang gagasan untuk
menciptakan suatu hukum yang sempurna yang harus berdiri teguh
selamalamanya, kemudian membuktikan kepada umat manusia bahwa hukum
yang telah selesai ditetapkan, kekuasaannya tidak dipersoalkan lagi. Suatu usaha
untuk melakukan pemecahan menggunakan sistem hukum yang berlaku pada
masa dan tempat tertentu, dengan menggunakan abstraksi terhadap bahan-bahan
hukum yang lebih tinggi.
Filsafat hukum memberikan uraian yang rasional mengenai hukum sebagai
upaya untuk memenuhi perkembangan hukum secara universal untuk menjamin
kelangsungan di masa depan. Filsafat hukum memegang peranan penting dalam
kegiatan penalaran dan penelaahan asas dan dasar etik dan pengawasan sosial.
Untuk mengembangkan hukum itu harus melalui pemikiran filsafat hukum itu
sendiri, karena dengan refleksi pemikiran filsafat hukum tersebut pengembangan
hukum dapat dilakukan dengan cara lebih sadar, dan dengan demikian dapat lebih
kritis, rasional serta lebih terarah, sehingga dapat mendukung pengembanan
hukum praktis (penciptaan, pelaksanaan, penerapan, dan penegakan kaidah
hukum).
B. PEMBAHASAN

Membicarakan aliran-aliran dalam ilmu hukum (teori hukum) berarti


membicarakan kembali pemikiran-pemikiran tentang hukum yang telah muncul
sejak jaman kerajaan Yunanidan Romawi beberapa abad yang lalu. Yunani
terkenal sebagai kancah pemikiran tentanghukum sampai ke akar filsafatnya.
Masalah-masalah teori hukum yang utama pada masasekarang bisa dikaitkan ke
belakang pada bangsa tersebut, karena teori-teori hukum telahmendapatkan
rumusannya pada masa itu. kondisi ini berbeda dengan yang terjadi pada bangsa
Romawi. Bangsa Romawi tidak banyak memberikan sumbangan pemikirannya
tentang teori-teori hukum. "Pemikiran yang timbul justru nampak menonjol
pada bidang penciptaan konsep-konsep dan teknik yang berhubungan dengan
hukum positif (kontrak, ajaran tentang kebendaan dan sebagainya)”.

Aliran-aliran dasar dalam ilmu hukum lahir tidak jauh dari peranan fisafat
hukum seabagai dasar tertinggi dari disiplin ilmu hukum, yakni:

1. Aliran hukum alam


Aliran hukum alam adalah aliran yang tertua dalam sejarah
pemikiran manusia tentang hukum. Menurut aliran ini, selain dari pada
hukum positif (hukum yang berlaku dimasyarakat) yang merupakan
buatan manusia, masih ada hukum yang lain yaitu hukum yang berasal
dari Tuhan yang disebut hukum alam.
Pengertian hukum alam dipandang sebagai hukum yang berlaku
universal dan abadi. Hukum alam dianggap lebih tinggi darihukum yang
sengaja dibuat oleh manusia.

2. Aliran Positivis (Positivisme Hukum)


Aliran hukum positivis (Positvisme hukum) memisahkan antara
hukum dengan moral, memisahkan antara hukum yang berlaku (das sein)
dengan hukum yang seharusnya (das sollen). Menurut aliran positif, tidak
ada hukum lain kecuali perintah penguasa (law iscommand of the
souverign). Bahkan bagian dari aliran hukum positif (yaitu
legisme) berpendapat lebih tegas. Hukum ialah undang-undang, Aliran
hukum positif dapat dibedakan :
a. Aliran hukum positif (Analytical jurisprudence) yang
dipelopori oleh John Austin.
b. Aliran hukum Murni (Reine Rechtslere-The Pure of Law) yang
dipelopori Hans Kelsen.
3. Aliran Utilitarian (Utilitarianisme)
Aliran ini meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan dari hukum.
Yang dimaksud kemanfaatan disini adalah kebahagiaan
(happiness).Hukum dinilai baik atau tidak baik sangat bergantung apakah
ia membahagiakan atau tidak bagi umat manusia. tokohnya adalah Jeremy
Bentham, John Stuart, Mill, dan Rudolf Aon Jhering.

4. Aliran Sejarah
Munculnya aliran sejarah setidaknya dilatar belakangi oleh tiga hal :
1. Rasionalisme abad XVII yang didasarkan pada hukum alam yang
dipandang tidak memperhatikan fakta sejarah.
2. Semangat revolusi "Perancis yang menentang tradisi dan lebih
mengutamakan rasio.
3. Adanya larangan penafsiran oleh hakim karena undang-undang
dipandang telah dapat memecahkan semua masalah huku

5. Sosiologicay Jurisprudence
G.W.Paton lebih suka menggunakan istilah metode fungsional
untuk menggantikan istilah Sociologycal jurisprudence. Hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya kerancuan antara Sociologycal Jurisprudence
dengan Sosiologi Hukum (Sociology of law).

6. Realisme Hukum
Realisme hukum berasal dari pengaruh pemikiran modern yang
berkembang di Amerika dan di Skandinavia. Realisme hukum pada
dasarnya merupakan aliran yang meninggalkan pembicaraan mengenai
hukum yang abstrak. Realisme hukum lebih menitikberatkan padakajian
terhadap pekerjaan-pekerjaan hukum yang praktis dalam menyelesaikan
problem- problem dalam masyarakat. Pokok-pokok pendekatan kaum
realis menurut Liewelyn adalah sebagai berikut :

1. Hendaknya konsepsi hukum itu menyinggung hukum yang


berubah-ubah dan hukum yangdiciptakan pengadilan.
2. Hukum adalah alat untuk mencapai tujuan sosial tertentu.
3. Masyarakat berubah lebih cepat dari pada hukum, dan oleh
karena itu selalu ada kebutuhan untuk menyelidiki bagaimana
hukum itu menghadapi problem-problem sosial yang ada.
4. Untuk studi dipisahkan antara yang ada dan yang seharusnya.
5. Tidak mempercayai bahwa peraturan-peraturan dan konsep-
konsep hukum itu sudahmencukupi untuk menunjukkan apa
yang harus dilakukan pengadilan
6. Menolak peraturan hukum sebagai faktor utama dalam
pengambilan keputusan.
7. Mempelajari hukum hendaknya dalam lingkup yang lebih
sempit sehingga lebih nyata.
8. Hendaknya hukum itu dinilai dari efektifitasnya dan
kemanfaatannya.3alam aliran ini banyak sekali tokoh-tokohnya.

7. Aliran Freirectslere (Hukum Bebas)


Aliran ini merupakan penentang dari aliran positivisme. Airan
hukum bebas berpendapat bahwa hakim mempunyai tugas menciptakan
(menemukan) hukum. Menurut Sudikno Mertokusumo. penemuan hukum
bebas bukanlah peradilan yang tidak terikat oleh undang-undang. Hanya
saja undang-undang tidak memegang peran utama, ia hanyase bagai alat
bantu untuk memperoleh pemecahan yang tepat menurut hukum (yang
tidak harus sama dengan penyelesaian undang-undang). Yurisprudensi
merupakan hal yang primerdidalam mempelajari hukum, sedangkan
undang-undang merupakan hal yang sekunder. "ada aliran ini hakim
benar-benar sebagai pencipta hukum (judge made law) karena
keputusan berdasarkan keyakinannya merupakan hukum dan
keputusannya lebih bersifat dinamis dan up to date karena senantiasa
memperhatikan keadaan dan perkembangan masyarakat.
Ajaran hukum bebas itu merupakan suatu ajaran sosiologis radikal
yang dikemukakanoleh maHhab realisme hukum Amerika. Teori ini
membela suatu kebebasan yang besar bagisang hakim. Seorang hakim
dapat menentukan putusannya dengan tidak terikat pada undang-undang.
Realisme hukum ini merupakan bagian aliran pragmatisme yang
berkembang luas di Amerika.

C. PENUTUP
Kesimpulan

Dari uraian tersebut diatas kami sebagai penulis dapat menarik kesimpulan
yakni bahwa di dalam tiap-tipa aliran itu terdapat sesuatu yang dapat dibenarkan
serta dapat diambil manfaatnya serta aliran sistem hukum terbukalah yang
meletakkan persoalan undang-undang, hakim, dan hukum ini secara lebih tepat
sebagaiman yang telah dijelakan oleh Prof. Achmad sanusi diatas.

Berdasarkan pandangan ini, maka hukum perdata merupakan bagian dari


subsistem dari hukum nasional oleh karena itu asas hukum perdata harus sesuai
dan seirama denagn asas hukum nasional. ilsafat hukum adalah cabang filsafat,
yaitu filsafat tingkah laku atau etika,yang mempelajari hakikat hukum. Dengan
perkataan lain, filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum secara
filosofis. Jadi objek filsafat hukum adalah hukum, dan objek tersebut dikaji secara
mendalam sampai kepada inti atau dasarnya, yang disebut hakikat.

Dalam pemikiran filsafat hukum yang terus berkembang sepanjang zaman,


menyebabkan keragaman pola dan ukuran nilai dan idelitas dalam hubungannya
dengan normativitas dan faktisitas dari dalam dunia hukum, dan terutama apabila
dihubungkan dengan naluri manusia untuk mencari jalan keluar dari kesulitan dan
permasalahan dalam kehidupannya, akan melahirkan berbagai aliran dalam
filsafat hukum. Secara urut aliran-aliran hukum tersebut menunjukan sebuah
dealegtika. Dialegtika tersebut muncul disamping karena unsur kedinamikaan
manusia juga karena hukum sendiri secara teoritis dapat ditinjau beberapa
konsep/perspektif hukum, sehingga memunculka beragam pemikiran,karena
memang berbeda sudut pandangnya.

Saran

Dalam makalah yang dibuat oleh penulis ini membahas tentang aliran-
aliran dalam filsafat hukum merupakan inti dari mata kuliah filsafat hukum yang
penulis pelajari. Dengan mengetahui pokok-pokok aliran-aliran tersebut, sekaligus
juga dapat diamati berbagai corak pemikiran tentang hukum.Dengan
demikian, sadarlah kita betapa kompleksnya hukum itu dengan berbagai
sudut pandangnya

DAFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In
Protecting Child Rights In The Area Of Social Conflict, Ushuluddin
International Conference (USICON) 1, 2017.

Laurensius Arliman S, Antropologi Hukum, Deepublish, Yogyakarta, 2023.

Laurensius Arliman S, Filsafat Hukum, Deepublish, Yogyakarta, 2023.

Laurensius Arliman S, Kajian Naratif Antropologi Dan Pendidikan, Ensiklopedia


Education Review, Nomor 2, Nomor 1, 2020.

Laurensius Arliman S, Pendidikan Karakter Dalam Tinjauan Psikologi,


Ensiklopedia of Journal, Volume 3, Nomor 3, 2021.

Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan : Tantangan Warga Negara

Laurensius Arliman S, Pengaturan Kelembagaan Hak Asasi Manusia Terhadap


Anak Di Indonesia, Disertasi Fakultas Hukum, Universitas Andalas,
Padang, 2022.

Laurensius Arliman S, Penyelesaian Konflik Antar Umat Beragama (Studi Pada


Komnas HAM Perwakilan Sumatera Barat), Padjadjaran Jurnal Ilmu
Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2015.

Laurensius Arliman, Ernita Arif, Pendidikan Karakter Untuk Mengatasi Degradasi


Moral Komunikasi Keluarga, Ensiklopedia of Journal, Volume 4, Nomor 2,
2022.

Milenial Menghadapi Revolusi Industri 4.0, , Deepublish, Yogyakarta, 2019.

Anda mungkin juga menyukai