Anda di halaman 1dari 14

FILSAFAT HUKUM &

ETIKA PROFESI
Dr. M. S. ANABERTHA SEMBIRING, SH, MH

SESI 3

SEJARAH PERKEMBANGAN ETIKA

www.esaunggul.ac.id
 Etika diawali pada abad 5 BC/SM, ditandai
dengan beberapa mazhab di Yunani;

1) Socrates (469-399 BC) mengatakan bahwa


kebajikan (virtue; arete) adalah pengetahuan,
dan keduanya berada seiring jalan. Seseorang
yang memahami kebenaran akan mampu
mengambil kebajikan dari pengetahuannya
tentang hal yang benar, untuk berbuat juga
yang benar.

www.esaunggul.ac.id
2) Plato (427-347 BC) berpendapat bahwa yang baik
itu apabila ia dikuasai oleh akal budi, sedangkan
yang buruk apabila ia dikuasai oleh keinginan
hawa nafsu;

3) Aristoteles (382 – 322 BC), untuk mencapai


kebahagiaan bukan dengan mengejar nikmat dan
menghindari perasaan sakit atau mengharapkan
pemenuhan segala keinginan, melainkan melalui
tindakan pengaktualisasian atau perealisasian
potensi-potensi yang ada dalam diri manusia

www.esaunggul.ac.id
Abu Bakar Muhammad Zakariya Ar-Razi
dan Abu Ali Ahmad ibn Muhammad ibn
Miskawaih, filsuf muslim yang khusus
berbicara dalam bidang akhlak (etika).
Menggunakan Al-Quran dan Hadis
Muhammad SAW yang bertujuan
menanamkan dalam diri manusia kualitas-
kualitas moral serta melaksanakannya
dalam tindakan.
www.esaunggul.ac.id
Jimly Asshiddiqie, mantan Ketua MKRI, (2014:98-99),
menguraikan perkembangan etika dalam bentuk tulisan
berupa buku dan code:
 Ishaq ibn Ali al-Ruhawi, pemikir Muslim sekitar tahun
1200 M., menulis tentang medical ethics dalam buku
Adab al-Tabib membahas tentang ide-ide tentang adab
dan standar-standar perilaku dokter;
 Thomas Percival, Inggris tahun 1794 menulis kode etik
perawat-code of medical ethics;
 American Medical Association, tahun 1846 menyusun
suatu kode etik organisasi yang berisi kewajiban-
kewajiban dah hak-hak physician.

www.esaunggul.ac.id
 Di bidang hukum, Hakim George Sharswood tahun
1854 menulis Legal Ethics, dari buku ini muncul ide
untuk menyusun kode etik hukum di pelbagai negara
bagian. Negara bagian pertama US yang pertama
menyusun kode etik adalah Alabama. American Bar
Association (ABA) tahun 1908 mengesahkan kode
etik profesioanal yang disebut pertama kali sebagai
Canons of Professional Ethics. Kode etik ini merujuk
kepada tulisan George Sharswood tentang Legal
Ethic.

www.esaunggul.ac.id
Dalam Tap MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan Bangsa, pada sub bab, etika penegakan
hukum yang berkeadilan, menguraikan:
• “... Keseluruhan aturan hukum yang menjamin
tegaknya supremasi hukum dan kepastian
hukum sejalan dengan upaya pemenuhan rasa
keadilan yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat...”.

www.esaunggul.ac.id
 Perkembangan
Penegakan Etika, dewasa ini:

• Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu


(DKPP) selaku peradilan etika terhadap
pelanggaran etika oleh KPU dan Pengawas
Pemilu/Badan Pengawas Pemilu;
• Dalam menyelenggarakan penegakan hukum
berlangsung “pemeriksaan” seperti di peradilan;

www.esaunggul.ac.id
Jimly Asshiddiqie:
• Komisi Yudisial Republik Indonesia (KYRI) sebagai
Pengadilan Etik, karena pada dasarnya fungsinya
sangat erat dengan pelaksanaan kekuasaan
kehakiman “peradilan”. MARI dan peradilan
dibawahnya, dan MARI mengadili perkara hukum
(court of law), maka KY sebagai pengadilan etika
(court of ethics);
• Terhadap hakim yang terancam pelanggaran berat
(mis, pemecatan) dilakukan pemeriksaan seperti di
peradilan, bersama antara KY dan MA membentuk
Majelis Kehormatan Hakim (MKH);
www.esaunggul.ac.id
Perkembangan etika dalam dunia pendidikan
hukum:

1) Gejala akhir-akhir ini memperlihatkan adanya


penurunan etika dikalangan aparat penegak hukum;
2) Mendasarkan TAP MPR No. II/MPR/1993, sasaran
bidang pembangunan hukum dapat dicapai dengan
membutuhkan tenaga aparatur hukum yang beretika
dan profesional. Merupakan tugas pendidikan tinggi
hukum untuk melahirkan para lulusan sarjana hukum
yang memiliki etika sehingga dapat berperan positif
mendorong pembangunan nasional.

www.esaunggul.ac.id
3)Tujuan pendidikan tinggi, dalam Pasal 1
Keputusan Mendikbud No. 17/0/1993 tentang
Kurikulum yang Berlaku Secara Nasional
Pendidikan Tinggi Program Sarjana Ilmu Hukum
pada Fakultas Hukum, antara lain adalah:
– mengenal dan peka akan masalah-masalah keadilan
dan masalah-masalah kemasyarakatan;
– Mampu menggunakan hukum sebagai sarana untuk
memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan
dengan bijaksana dan tetap berdasar pada prinsip-
prinsip hukum.

www.esaunggul.ac.id
 Mochtar Kusumaatmadja (1975:18)
dalam dunia pendidikan,
berpendapat :

 Pendidikan profesional tanpa


pendidikan mengenai tanggung jawab
dan etika profesional tidak lengkap.

www.esaunggul.ac.id
 Ia mencontohkan di bidang hukum. Terampil secara
teknis di bidang hukum yang mengabaikan segi yang
menyangkut tanggung jawab seseorang terhadap
orang yang dipercayakan kepadanya dan profesinya
pada umumnya, serta nilai-nilai dan ukuran etika
yang harus menjadi pedoman dalam menjalankan
profesinya hanya akan menghasilkan tukang-tukang
yang terampil belaka di bidang hukum dan profesinya

www.esaunggul.ac.id
Terima Kasih

www.esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai